Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

dokumen-dokumen yang mirip
Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji daktilitas aspal

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kelarutan aspal

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Cara uji penyulingan aspal cair

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji berat jenis tanah

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji geser langsung batu

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Metode uji CBR laboratorium

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji kelarutan aspal

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Metode uji CBR laboratorium

PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Semen portland komposit

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Biji kakao AMANDEMEN 1

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Kulit masohi SNI 7941:2013

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara pemulihan aspal dari larutan dengan penguap putar

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Revisi SNI Daftar isi

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Semen portland campur

Cara uji kadar air dalam produk minyak dan bahan mengandung aspal dengan cara penyulingan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 93.080.20 SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

SNI 3643:2012 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Arti dan kegunaan... 1 4 Persiapan contoh... 1 5 Alat dan bahan... 2 6 Prosedur... 2 7 Perhitungan... 3 8 Laporan... 3 9 Ketelitian dan penyimpangan... 3 10 Kata kunci... 3 Lampiran A (informatif) Daftar penyimpangan dan penjelasannya... 4 Lampiran B (normatif) Contoh formulir pengujian saringan aspal emulsi... 5 Lampiran C (informatif) Contoh pengisian formulir pengujian saringan aspal emulsi... 6 BSN 2012 i

SNI 3643:2012 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron (tes saringan) merupakan revisi dari SNI 03-3643-1994, Metoda pengujian aspal emulsi tertahan saringan No. 20. Standar ini merupakan adopsi modifikasi ASTM D 6933-04 Standard test method for oversize particles in emulsified asphalt (sieve test). Revisi ini semula acuannya adalah ASTM D 244-86 salah satunya menjadi ASTM D 6933-04. Modifikasi standar ini menyangkut cara uji perhitungan persentase partikel yang lebih besar dari 850 mikron dengan menggunakan silinder berlengan di sisi silinder. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1: 2007 dan dibahas dalam rapat Konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 14 Mei 2009 di Bandung, oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. BSN 2012 ii

Pendahuluan SNI 3643:2012 Pengujian ini perlu dilakukan karena partikel yang berukuran lebih besar dari 850 mikron dapat mempengaruhi kelekatan/penyelimutan aspal emulsi terhadap agregat. Standar ini dimaksudkan sebagai pegangan pelaksana, teknisi laboratorium atau produsen dalam menentukan persentase partikel aspal emulsi yang lebih besar dari 850 mikron agar diperoleh keseragaman dalam penetuan partikel aspal emulsi yang tertahan dari 850 mikron. Apabila partikel aspal emulsi yang berukuran besar (lebih besar dari 850 mikron) melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam persyaratan mutu aspal emulsi, hal ini akan menyebabkan aspal emulsi kurang dapat menyelimuti agregat dengan sempurna. Hal ini akan berakibat campuran beraspal tidak dapat bertahan lama. Prinsip pengujian ini adalah menyaring sejumlah aspal emulsi (yang telah diaduk hingga homogen) diatas saringan 850 mikron yang telah dibasahi dengan surfaktan. Bilas dengan air suling sampai air yang keluar dari saringan jernih. Selanjutnya pasang tutup saringan (pan) dan di masukkan ke dalam oven pada temperatur dan waktu sesuai yang ditentukan Keluarkan saringan dan pan dari dalam oven, dinginkan selanjutnya timbang sampai massanya konstan. Kemudian bandingkan massa partikel aspal emulsi yang tertahan pada saringan 850 mikron dengan massa aspal emulsi semula yang dinyatakan dalam persen. BSN 2012 iii

SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron 1 Ruang lingkup 1.1 Metode uji ini mencakup penentuan persentase partikel aspal atau bahan padat lainnya yang tertahan saringan 850 mikron (No. 20). 1.2 Standar ini tidak mencakup semua permasalahan keselamatan yang berkaitan dengan penggunaannya. Penerapan langkah-langkah dan batasan-batasan yang menyangkut kesehatan kerja dan keselamatan kerja menjadi tanggung jawab pengguna standar ini. 2 Acuan normatif ASTM D 88, Test method for saybolt viscosity (SNI 03-6721-2002, Metode pengujian kekentalan aspal cair dengan alat saybolt). ASTM E1, Specification for ASTM Thermometer (SNI 16-6421-2000, Spesifikasi standar termometer). ASTM E 11, Specification for cloth and sieves for testing purposes (SNI 03-6822-2002, Metode pengujian analisis saringan agregat hasil ekstraksi). 3 Arti dan kegunaan 3.1 Tertahannya partikel aspal di atas saringan 850 mikron dalam jumlah banyak kemungkinan akan menimbulkan persoalan pada penanganan dan penggunaan bahan. Adanya partikel aspal yang tertahan di atas saringan 850 mikron, biasanya disebabkan penggumpalan fasa dispersi. Penyimpanan, pemompaan, penanganan dan temperatur dapat menyumbang terhadap terbentuknya partikel. Kontaminasi oleh tangki, alat pengiriman atau pipa karet merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya partikel. 4 Persiapan contoh 4.1 Sebelum pengujian dilakukan, seluruh aspal emulsi dalam wadah contoh harus diaduk dengan seksama sampai homogen. 4.2 Bila diperlukan aspal emulsi yang mempunyai persyaratan uji kekentalan pada temperatur 50 ºC harus dipanaskan sampai (50 ± 3) ºC dalam wadah asli di atas penangas air atau oven. Wadah contoh harus dibuka atau dilubangi untuk melepaskan tekanan. Setelah contoh mencapai temperatur (50 ± 3) ºC, aduk contoh hingga homogen. 4.3 Aspal emulsi yang mempunyai persyaratan uji kekentalan pada temperatur 25 ºC harus diaduk pada temperatur ( 25 ± 3 ) ºC dalam wadah contoh (asli) sampai homogen. CATATAN 1 - Aspal emulsi yang mempunyai persyaratan uji kekentalan pada temperatur 25 ºC boleh dipanaskan dan diaduk seperti pada 4.2, Bila perlu, jika menggunakan cara 4.2, contoh harus didinginkan sampai temperatur ( 25 ± 3) ºC sebelum pengujian. BSN 2012 1 dari 6

5 Alat dan bahan SNI 3643:2012 5.1 Saringan dengan bingkai dengan diameter 76,2 mm, sesuai persyaratan ASTM E11 dan mempunyai ukuran lubang saringan 850 mikron. 5.2 Pan yang mempunyai ukuran yang tepat untuk menutup bagian bawah saringan. 5.3 Termometer - ASTM 17 C untuk pengujian pada temperatur 25 ºC dan termometer ASTM 19C untuk pengujian pada temperatur 50 ºC yang memenuhi persyaratan ASTM E1 atau termometer lain yang mempunyai ketelitian yang sama. 5.4 Larutan nonionik surfaktan (1 %) yang dibuat dari 1 g ethoxylated nonylphenol, dilarutkan dalam air suling sampai volumenya 100 ml. 5.5 Aquades (air suling). 5.6 Timbangan kapasitas 2 000 g ± 1 g dan 500 g ± 0,1 g. 5.7 Oven yang mampu mempertahankan temperatur (105 ± 5) ºC. 5.8 Desikator. 6 Prosedur 6.1 Sesuaikan temperatur pengujian menurut kekentalan bahan yang diuji. Untuk bahan yang mempunyai kekentalan 100 detik Saybolt Furol atau lebih kecil pada 25 C (bila diuji menurut ASTM D 88), pengujian dilakukan pada temperatur ruang (± 25 C). Untuk bahan yang mempunyai kekentalan lebih dari 100 detik Saybolt Furol pada 25 C dan untuk bahan yang kekentalannya ditetapkan pada 50 C, pengujian dilakukan pada (50 ± 3) C. 6.2 Timbang saringan dan pan dengan ketelilitian sampai 0,1 g, catat massanya (A). 6.3 Basahi anyaman saringan dengan larutan nonionik surfaktan. 6.4 Timbang (1 000 ± 5 ) g aspal emulsi dalam wadah yang sesuai dan tuangkan ke dalam saringan. Catat berat benda uji (B g). 6.5 Cuci wadah dan residu dalam saringan dengan air suling sampai air yang keluar jernih. 6.6 Pasangkan pan di bawah saringan dan masukkan saringan pan ke dalam oven bertemperatur (105 ± 5) ºC selama 2 jam. 6.7 Dinginkan saringan dan pan dalam desikator. 6.8 Timbang saringan, pan dan residu dengan ketelitian 0,1 g (C). BSN 2012 2 dari 6

SNI 3643:2012 7 Perhitungan 7.1 Hitung persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan sesuai rumus: C A Partikel aspal emulsi yang tertahan, % = X 100 %................ (1) B Keterangan: A adalah massa saringan dan pan, dinyatakan dalam gram (g); B adalah massa benda uji, dinyatakan dalam gram (g); C adalah massa saringan, pan dan residu, dinyatakan dalam gram (g). 7.2 Laporkan persentase massa partikel aspal emulsi yang tertahan di atas saringan 850 mikron. 8 Laporan 8.1 Laporkan persentase massa yang tertahan pada saringan (sisa residu). 9 Ketelitian dan penyimpangan 9.1 Kriteria berikut digunakan untuk hasil yang dapat diterima (95 % probabilitas). 9.1.1 Hasil pengujian duplo oleh teknisi yang sama harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini: Hasil pengujian, % massa Perbedaan hasil pengujian, % massa 0 sampai dengan 0,1 0,03 9.1.2 Hasil pengujian yang dilakukan oleh dua laboratorium untuk contoh yang sama harus memenuhi ketentuan sebagai berikut ini: Hasil pengujian, % massa Perbedaan hasil pengujian, % massa 0 sampai dengan 0,1 0.08 9.2 Penyimpangan cara uji ini tidak dapat ditentukan karena belum tersedia referensi yang dapat diterima. 10 Kata kunci Aspal, aspal emulsi, aspal emulsi kationik, tes saringan BSN 2012 3 dari 6

Uraian / Pasal/Sub Pasal Lampiran A (informatif) Daftar penyimpangan dan penjelasannya ASTM D 6933-04 Rumus % benda uji yang tertahan= (B-A) / 10 Dengan A adalah massa saringan dan pan,g B adalah massa saringan, pan, residu, g RSNI 3643:20xx % benda uji yang tertahan = C A X 100 % B SNI 3643:2012 Keterangan: A adalah massa saringan dan pan, g B adalah massa saringan, pan, residu, g C adalah massa benda uji, g Gambar Tidak ada gambar silinder berlengan Dicantumkan Gambar silinder berlengan Formulir Tidak ada formulir Dicantumkan formulir pengujian dan contoh isian formulir BSN 2012 4 dari 6

SNI 3643:2012 1 No. order/contoh : 2 Jenis contoh uji : 3 Jenis pekerjaan : 4 Diterima tanggal : 5 Di uji tanggal : 6 Metode uji : 7 Kondisi lingkungan - Temperatur : - Kelembaban : 8 Hasil pengujian : Lampiran B (normatif) Contoh formulir pengujian saringan aspal emulsi Instansi penguji Persiapan peralatan Mulai : Pukul................. Selesai : Pukul................. Pemeriksaan Mulai : Pukul................. Selesai : Pukul................. Benda uji I Benda uji II Massa aspal emulsi (A) 1000 ± 5 gram 1000 gram Massa saringan + pan + residu...... gram...... gram Massa saringan + pan...... gram...... gram Massa residu (B)...... gram Temp.... C...... gram Temp.... C Persen contoh tertahan saringan No. 20 C X 100% =...% A Dikerjakan oleh Teknisi: Diperiksa oleh Penyelia Tanggal : Tanggal : Tanda tangan : Tanda tangan : Nama : Nama : BSN 2012 5 dari 6

Lampiran C (informatif) Contoh pengisian formulir pengujian saringan aspal emulsi SNI 3643:2012 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN Jl. A. H. Nasution No. 264, Kotak Pos 2 Ujungberung Bandung 40294 Tlp. (022) 7802251, Fax. (022) 7802726 e-mail : pusjal@melsa.net.id 1 No. order/contoh : 132/AS-XI-08/BBPJ 2 Jenis contoh uji : EMULSI CRS-1 3 Jenis pekerjaan : 4 Diterima tanggal : 26 Nopember 2008 5 Di uji tanggal : 26 Nopember 2008 6 Metode uji : SNI 03-3643-1994 7 Kondisi lingkungan - Temperatur : - Kelembaban : 8 Hasil pengujian : Persiapan peralatan Mulai : Pukul 08.30 Selesai : Pukul 09.00 Pemeriksaan Mulai : Pukul 09.00 Selesai : Pukul 12.00 Benda uji I Benda uji II Massa aspal emulsi (A) 1000 ± 5 gram 1000 gram Massa saringan + pan + residu 1012,8 gram 1121,9 gram Massa saringan + pan 1012,2 gram 1121,3 gram Massa residu (B) 0,6 gram Temp. 105 C 0,6 gram Temp. 105 C Persen contoh tertahan saringan No. 20 C 0,06 % 0,06 % X 100% =...% A Dikerjakan oleh Teknisi: Diperiksa oleh Penyelia Tanggal : 26 Nopember 2008 Tanggal : 27 Nopember 2008 Tanda tangan : Tanda tangan : Nama : Tuti Racmatiah Nama : Winne Herwina BSN 2012 6 dari 6

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id