BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ketidak tahuan, ketidak mampuan,ketidak berdayaan, ketidak benaran, ketidak

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kelembagaan maupun tujuan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai proses. perubahan tingkah laku dari individu dari lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti. pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. sejak dalam kandungan dan kemudian hendaklah dilanjutkan pembinaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja professional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan juga merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu. Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. 1 Dalam Dictionary Of Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah: (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 10-11 1

2 menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya. 2 Menurut UU nomor 2 tahun 1989 tersebut, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan budi pekerti luhur, memilik pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 3 Dalam kemajuan bangsa, guru mempunyai peranan penting di dalamnya, dimana yang nantinya mampu melahirkan sosok generasi muda yang mampu membangun negara menjadi lebih baik, yang mampu bersaing dengan dunia pendidikan negara lain, yang menciptakan manusia-manusia berkualitas, kreatif, arif serta mempunyai kebijaksanaan dalam bertindak. Dengan pendidikan yang diberikan oleh guru, diharapkan bisa membangun jiwa-jiwa pendidik dalam jiwa para siswanya. Jadi, maju tidaknya suatu bangsa dikemudian hari tergantung juga oleh berhasil tidaknya guru dalam berperan di dunia pendidikan. Pada hakikatnya, tujuan pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara 2 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 4-5. 3 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 83

3 optimal sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya yang sesuai dengan kebutuhan pribadinya serta kebutuhan masyarakatnya. 4 Dalam hal ini guru jelas memiliki peranan penting bagi para siswa, guru diharapkan memiliki keterampilan dan kreatifitas yang tinggi dalam membangun suasana kelas, mempunyai persiapan yang matang dalam penyampaian materi, dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami peserta didik. Guru diharapkan mampu dan pandai dalam penguasaan kelas, salah satunya dengan banyak menguasai model pembelajaran, juga lebih kreatif lagi dalam menyediakan media pembelajaran yang menarik bagi siswa, sehingga mampu membangkitkan semangat belajar siswa saat berlangsungnya pembelajaran. Hal tersebut diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi para siswa terutama dalam pencapaian hasil belajarnya. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 5 Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama 4 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, Petunjuk Para Guru dan Orang Tua (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985), 23 5 Muhaimin dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 75

4 Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertawakkal kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI, 1994). 6 Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruan lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuan unsur pokok, yaitu Al-Qur an- Hadis, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur an, keimanan, akhlak, fiqh, dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. 7 Pada penelitian yang dilakukan, peneliti mengambil salah satu mata pelajaran agama yaitu Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Menurut bahasa, sejarah berarti riwayat atau kisah. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut dengan tarikh, yang mengandung arti ketentuan masa atau waktu. Sebagian orang berpendapat bahwa sejarah sepadan dengan kata syajarah yang berarti pohon (kehidupan). Sedangkan menurut istilah, sejarah ialah proses perjuangan manusia untuk mencapai penghidupan kemanusiaan yang lebih sempurna dan sebagai ilmu yang berusaha mewariskan pengetahuan tentang masa lalu suatu masyarakat tertentu. Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budhi atau akal). Budi mempunyai 6 Muhaimin dan Nur Ali, Paradigma, 78. 7 Muhaimin dan Nur Ali, Paradigma, 79.

5 arti akal, kelakuan dan norma. Sedangkan daya berarti hasil karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Kemudian Islam berasal dari bahasa Arab yaitu Aslama-Yuslimu- Islaman yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah Agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam. Jadi, Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber-sumber nilai-nilai Islam. 8 Berdasarkan uraian diatas, dengan didukung data dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan guru mata pelajaran SKI di kelas V MI Raden Ramat Karangrejo Surabaya, penulis menilai bahwa pelajaran SKI kurang diminati oleh peserta didik, dikarenakan pelajaran SKI dominan dengan kisah sejarah yang berisi tentang cerita-cerita kisah para nabi beserta para sahabatsahabatnya pada masa terdahulu. Pada mata pelajaran SKI siswa cenderung pasif, hal tersebut disebabkan karena penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik saat proses pembelajaran, sehingga berpengaruh pada keaktifan siswa sekaligus hasil belajarnya. Salah satu jenis strategi pembelajaran yang dianggap guru menarik untuk membangkitkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran SKI adalah 8 http://komed45.blogspot.com/2012/04/pengantar-sejarah-kebudayaan-islam.html?m=1

6 menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW. Pada penerapan strategi ini, siswa diajarkan untuk bersikap kerjasama dan saling berinteraksi satu sama lain, serta saling bertukan informasi beserta ide-ide yang diperoleh dari teks bacaan baik berupan tulisan maupun audio visual melalui diskusi kelompok, kemudian dari diskusi kelompok nantinya siswa diharapkan bisa membuat catatan kecil dalam bentuk sederhana yang telah diperoleh dari hasil diskusi dengan teman sekelompoknya. Setelah itu, siswa diberikan kesempatan untuk saling menceritakan hasil diskusinya di depan kelas dengan bahasa yang mereka pahami. Dengan penggunaan model Cooperative Learning tipe TTW diharapkan siswa menjadi lebih antusias dan tidak mudah bosan dalam menerima materi SKI, karena dalam penerapannya pada pembelajaran model tersebut tidak hanya berpusat kepada guru, namun mengajak siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak hanya guru yang aktif, namun siswa juga turut berperan aktif. Dari beberapa hasil wawancara di sekolah MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya pada mata pelajaran SKI di kelas V, ditemukan bahwasannya masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah dan belum dianggap tuntas. Karena dari jumlah 12 siswa yang terdiri dari 10 putra dan 2 putri, hanya 4 siswa saja yang mencapai nilai KKM 70 dengan perolehan rata-rata kelas 67.58 dan jika diprosentasekan hanya mencapai

7 33.33%. pencapaian nilai tersebut dianggap belum maksimal jika mengacu pada KKM yang ditentukan, dan dianggap belum tuntas. Dari uraian diatas, penulis tertarik dan merasa perlu untuk mengangkat masalah dalam sebuah skripsi dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar SKI dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe TTW (Think Talk Write) Pada Siswa Kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan model Cooperative Learning tipe TTW pada pembelajaran SKI siswa kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar SKI siswa kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya setelah menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW? C. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI yaitu dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW. Penulis menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW karena pada pembelajaran SKI dominan dengan cerita sejarah mengenai kisah-kisah para nabi dan para sahabat pada masa terdahulu. Dengan penerapan model pembelajaran

8 tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan penerapan model Cooperative Learning tipe TTW pada pembelajaran SKI siswa kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya? 2. Menjelaskan peningkatan hasil belajar SKI siswa kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya setelah menggunakan model Cooperative Learning tipe TTW? E. Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis berdasarkan pada masalah pembelajaran yang ada pada lembaga tersebut. Saat melakukan penelitian, penulis menemukan banyak sekali masalah dalam pembelajaran yang ada, namun dalam hal ini penulis membatasi masalah pada pokok bahasan tertentu, yakni sebagai berikut : 1. Penulis mengambil mata pelajaran agama sebagai objek penelitian, namun hanya 1 mata pelajaran saja yang menjadi fokus penelitian, yakni pada mata pelajaran SKI di kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya, dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

9 2. Penulis menerapkan model Cooperative Learning tipe TTW untuk memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI di kelas V MI Raden Rahmat Karangrejo Surabaya, dengan jumlah siswa 12 orang. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan bisa memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi guru Untuk menambah pengalaman guru dalam menerapkan beberapa model pembelajaran, diantaranya adalah model Cooperative Learning tipe TTW dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa a. Agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran b. Siwa lebih termotivasi lagi dalam menerima mata pelajaran SKI c. Hasil belajar SKI siswa lebih meningkat dan mencapai nilai maksimal 3. Bagi sekolah Untuk dijadikan motivasi dalam peningkatan hasil belajar bagi siswanya melalui penerapan model Cooperative Learning tipe TTW pada mata pelajaran yang lain, sekaligus sebagai pandangan untuk mengembangkan model pembelajaran lain yang sekiranya mampu mengajak siswa untuk lebih aktif lagi dalam proses belajar mengajar.