BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. apa adanya. Data yang digunakan dalam jenis penelitian ini merupakan data-data

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan

BAB III. METODE PENELITIAN. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, maka penelitian ini menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2011:4), metodologi

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe deskriptif adalah tipe

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis reformasi pelayanan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Project Monitoring Evaluation research

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan analisis penerapan kebijakan pajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menerapkan suatu kebenaran yang ada dalam pengetahuan dan yang ada dalam teori

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor dalam Moleong (2007) berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

III. METODE PENELITIAN. yang akan di capai penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor penghambat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari program Posyandu Plus yang

BAB III METODE PENELITIAN. apa adanya. Menurut Moleong (2006 :11), dalam jenis penelitian ini data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012:9)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Konveksi Lida Jaya Padurenan Kudus.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan atau melukiskan

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode yang digunakan sebagai alat yang digunakan untuk meneliti. Menurut

Jamsostek. Ketidakberhasilan Program. a) Lemahnya peran pemerintah Kota Metro dalam penegakan hukum

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2013 : 6), adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. dikarenakan penelitian ini ingin mengkaji secara detail dan mendeskripsikan kondisi organisasi paska penggabungan dan evaluasi terhadap pelaksanaan restrukturisasi yang telah terjadi pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terhadap ketahanan pangan di Kota Bandar Lampung. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian berguna untuk membatasi studi dan membatasi dalam pengumpulan data. Tanpa adanya fokus penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya data yang diperoleh di lapangan. Oleh karena itu fokus peneliti akan

39 berperan sangat penting dalam memandang dan mengarahkan peneliti. Menurut Moleong (2013 : 94), dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang. Fokus pada penelitian akan dilakukan analisis dengan menggunakan tipe evaluasi yang dikemukakan oleh Dunn dalam Nugroho (2008 : 473) yakni tipe evaluasi Formal. Fokus pada penelitian adalah : 1. Evaluasi restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluhan terhadap ketahanan pangan di kota Bandar Lampung. Evaluasi akan difokuskan pada unsur-unsur organisasi menurut Hasibuan (2011 : 122). Unsur-unsur organisasi tersebut sebagai berikut: a. Manusia yaitu berkaitan dengan kinerja para pegawai dalam meningkatkan ketahanan pangan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh para pegawai dalam memberikan pelayanan publik, ketersediaan pegawai untuk menunjang agar seluruh program ketahanan pangan dapat terlaksana, serta bentuk komunikasi yang terjadi antar pegawai dan bentuk motivasi yang diberikan oleh pemimpin kepada para pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan agar dapat mampu untuk mewujudkan ketahanan pangan. b. Sasaran yaitu berkaitan dengan ketercapian tujuan, kesesuaian antara visi dan misi organisasi dengan bentuk-bentuk program dan kebijakan yang dicanangkan untuk menjaga ketahanan pangan, keberhasilah pelaksanaan program dan kebijakan ketahanan pangan serta ukuran keberhasilan

40 program dan kebijakan yang dicanangkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Program untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Bandar Lampung. c. Tempat kedudukan yaitu berkaitan dengan apakah Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan telah menjalankan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dalam memberikan pelayanan serta peningkatan ketahanan pangan di Kota Bandar Lampung d. Pekerjaan yaitu berkaitan dengan pembagian tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh masing-masing pegawai dalam menjaga ketahanan pangan serta bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan untuk dapat menarik minat masyarakat. e. Teknologi yaitu berkaitan dengan penyedian sarana dan prasarana penunjang kinerja organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dalam menjaga ketahana pangan di Kota Bandar Lampung. f. Struktur yaitu berkaitan dengan garis koordinasi pembagian kerja, laporan pertanggungjawaban kinerja pegawai dan pendelegasian kekuasaan dari pemimpin kepada para pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. g. Lingkungan yaitu berkaitan dengan sikap masyarakat terhadap penerimaan pelayanan serta program dan kebijakan dan apakah ada pihak-pihak yang membantu Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan restrukturisasi dalam hal ini adalah

41 faktor internal ataupun faktor eksternal yang dihadapi oleh organisasi dalam mencapai tujuan, pelaksanaan program dan juga dalam menjaga ketahanan pangan di Kota Bandar Lampung. C. Lokasi Penelitian Menurut Moleong (2013 : 128), lokasi penelitian merupakan tempat di mana peneliti melakukan penelitian terutama dalam rangka mendapatkan data-data penelitan yang akurat. Dalam penentuan lokasi penelitian, cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lokasi penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan fokus serta rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Kota Bandar Lampung dengan unit penelitian yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Bandar Lampung yang beralamat di Jalan Pramuka No. 18 Kemiling, Bandar Lampung, Lampung. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan adalah Badan yang berdiri setelah dilakukan penggabungan antara bidang ketahanan pangan dan bidang penyuluhan yang didasarkan pada Perwali No 92 Tahun 2011. Pemilihan Kota Bandar Lampung sendiri dikarenakan sebagai pusat pemerintahan dari Provinsi Lampung. Selain itu pemilihan Kota Bandar Lampung sebagai lokasi penelitian juga dikarenakan Kota Bandar Lampung sebagai daerah percontohan yang mampu memiliki ketahanan pangan yang cukup bagi masyarakat dengan kondisi alam yang tidak memadai dalam bidang pertanian.

42 D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder: 1. Data Primer Menurut Tresiana (2013 : 86) Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari informan atau obyek penelitian. Penentuan informan kunci tidak hanya didasarkan atas keterwakilan sampel tetapi ditentukan oleh dua hal pokok yakni good informant dan keterlibatan. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari informan dengan menggunakan teknik : a. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber data atau seorang informan. Wawancara yang akan penulis lakukan dengan teknik wawancara berstruktur dan tidak struktur. Wawancara berstruktur dengan cara menggunakan panduan wawancara sehingga informasi yang diperoleh tidak menyimpang dan mampu menjawab permasalahan penilitian. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah mewawancarai informan mengenai apa saja yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tanpa panduan pertanyaan yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam. Adapun yang menjadi Informan dalam penelitian ini yaitu:

43 Tabel 3.1. Data Informan Penelitian No. Nama Jabatan 1. Ir. Gatot Azhari Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 2. Henny Sunlinawati S.Sos., M.M Kasubbag Umum dan Kepegawaian 3. Lorensiana Reny, SH Kabid Konsumsi, Mutu dan Keamanan Pangan 4. Heru Suharyono SP Penyuluh Pertanian Muda 5. Rosmawati Penyuluh Pertanian Penyelia 6. Bandung Sutopo SP Penyuluh Pertanian Madya 7. Deny Setiawan Staf Ketersedian dan Distribusi Pangan 8. Iriani sp Penyuluh Pertanian Madya 9. Ir. H. Yaumil Khair Kabid Ketahanan Pangan dan Hortikultural Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan 10. Zaini Masyarakat 11. Sahadi Masyarakat 12. Mulyono Masyarakat 13. Maryono Masyarakat 14. Sutrisman Masyarakat 15. Mumun Masyarakat Sumber: Data diolah oleh Peneliti Tahun 2015 b. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang hendak di teliti. Sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan dikontrol reliabilitasnya dan validitasnya. Dalam penelitian ini peneliti mengamati bagaimana pelaksanaan restrukturisasi pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Bandar Lampung apakah telah mampu untuk mencapai tujuan diadakannya restrukturisasi yakni menjadikan organisasi untuk lebih efektif, efisien dan mampu menjaga ketahanan pangan serta peneliti juga mengamati faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan restrukturisasi di Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Bandar Lampung.

44 2. Data Sekunder Selain menggunakan data primer, peneliti juga memanfaatkan data sekunder. Menurut Sugiyono (2013 : 225) bahwa data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Adapun data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen. Teknik pengumpula data yang digunakan adalah: a. Dokumentasi Selain dengan menggunakan wawancara, penelitian ini juga melakukan dokumentasi sebagai sumber data penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan mencari data penunjang dari pengumpulan data yang menghasilkan catatat penting melalui dokumen sebagai berikut: Tabel 3.2. Data Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian No. Dokumen Tentang 1. Peraturan Walikota Bandar Tugas fungsi dan tata kerja Badan Lampung Nomor 92 Tahun Ketahanan Pangan dan Pelaksana 2011 Penyuluhan 2. Undang-Undang No 18 Tahun Tentang Pangan 2012 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 Tetang Pangan 4. Undang-undang No 16 Tahun sistem penyuluhan pertanian, 2006 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2006 perikanan, dan kehutanan, Dewan Ketahanan Pangan 6. Daftar Urut Kepangkatan Jumlah pegawai, Jabatan serta pedidika terakhir pegawai 7. Rencana Strategis Badan Visi dan misi organisasi serta sasaran Ketahanan Pangan dan yang akan dicapai Pelaksana Penyuluhan Sumber: Data di olah oleh peneliti dari Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Bandar Lampung, Juni 2015

45 E. Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013 : 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari tiga komponen berupa: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan pengertian yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugusan-gugusan dan menulis memo. Dalam tahapan ini peneliti memilah-milah mana data yang dibutuhkan dalam penelitian evaluasi pelaksanaan restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terhadap Ketahanan Pangan di Kota Bandar Lampung dan mana yang bukan. Selanjutnya peneliti akan memisahkan data yang tidak perlu dan memfokuskan data yang benar-benar berhubungan dengan evaluasi pelaksanaan restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terhadap Ketahanan Pangan di Kota Bandar Lampung. 2. Penyajian Data (Data display) Penyajian data akan mempermudah apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya yang didasarkan dengan apa yang telah dipahami. Penyajian data

46 dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan flowchart. Penyajian data dilakukan dengan cara memaparkan hasil temuan dalam wawancara terhadap informan yang memahami terkait Pelaksanaan restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terhadap Ketahanan Pangan di Kota Bandar Lampung. 3. Penarikan Kesimpulan (conclusion Drawing/Verification) Penarikan kesimpulan yaitu teknik analisis data yang melakukan verification secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Penulis berusaha untuk menganalisis data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan persamaan hal-hal yang sering muncul dan dituangkan dalam kesimpulan yang bersifat tentative, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus menerus dan setiap kesimpulan senantiasa dilakukan verifikasi selama berlangsungnya penelitian. Kesimpulan akhir penelitian ini berupa teks naratif yang mendeskripsikan hasil evaluasi pelaksanaan restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terhadap Ketahanan Pangan di Kota Bandar Lampung. F. Teknik Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Terdapat empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

47 Menurut Moeloeng (2011 : 324) 4 (empat) kriteria tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Derajat Kepercayaan (credibility) Penerapan kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriteria derajat kepercayaan ini berfungsi untuk (a) Melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; (b) Mempertunjukan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data ini antara lain: a. Perpanjangan Keikutsertaan Peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan yang dimaksud yaitu peneliti melakukan penelitian dilapangan sampai pada kejenuhan pengumpulan data yang diperoleh dengan membutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam mencapai tujuan dari hasil penelitian yang akan diperoleh. b. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam penelitian ini, agar dapat meningkatkan derajat kepercayaan,

48 pengamatan yang dilakukan adalah menguraikan secara rinci evaluasi restrukturisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan restrukturisasi. c. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzim dalam Moeloeng (2011 : 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam upaya memeriksa keabsahan data, peneliti melakukan pengecekan dari berbagai sumber, yaitu dengan mewawancarai beberapa informan yang berasal dari kalangan yang berbeda. Wawancara ini dilakukan dengan pihak Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan Kota Bandar Lampung serta masyarakat sebagai kelomok sasaran. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi juga dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat. 2. Keteralihan (transferability) Teknik ini berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Konsep validitas menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representative mewakili populasi itu. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dan dapat atau tidaknya

49 mengaplikasikan hasil penelitian tersebut ke tempat lain. Untuk melakukan keteralihan peneliti berusaha mecari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama dalam mengukur pelaksanaan restrukturisasi yang terjadi pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kota Bandar Lampung. 3. Kebergantungan (dependability) Kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif, realibilitas ditunjukan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Peneliti dalam melakukan pengulangan dalam suatu studi dua atau beberapa kali dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai. Persoalan yang amat sulit dicapai disini ialah bagaimana mencari kondisi yang benar-benar sama dengan hasil penelitian dan fenomena yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu hasil penelitian ini benar atau tidak, maka penulis selalu mendiskusikannya dengan pembimbing. 4. Kepastian (comfirmability) Menguji kepastian (comfirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati hasil penelitian oleh banyak orang maka hasil tidak lagi subjektif tetapi sudah objektif. Hal ini dapat terlihat dari apa yang

50 telah dilakukan peneliti dalam menguji kepastian ini adalah dengan seminar tertutup dan terbuka dengan mengundang teman sejawat dan pembimbing.