BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

TUJUAN 4. Menurunkan Angka Kematian Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

KERANGKA ACUAN PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI & AKB PROVINSI NTT

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi Angka Kematian Ibu di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, maka langkah awal yang akan dilaksanakan yakni pemberdayaan posyandu sebagai sarana pendukung kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita. Perkembangan kesehatan ibu di dunia selama 20 tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat bervariasi dan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dilihat dari besaran maupun pemerataannya apabila merujuk pada pencapaian indikator outcome yang disepakati. Indonesia sendiri menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber baik dari Dinkes Propinsi maupun BPS menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) nasional selama kurun waktu 10 tahun terakhir sudah sesuai dengan target RPJMN pada tahun 2010, tetapi masih jauh dari harapan MDGs 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data SDKI 2007 menunjukkan angka 228/100.000 kelahiran hidup. Dalam kurun waktu yang sama, hasil ekstrapolasi BPS berdasarkan trend penurunan AKI didapat angka 262/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005; 255/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. AKI pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan deretan angka tersebut secara nasional sudah on the track dalam skenario penurunan AKI secara nasional. Target RPJMN tahun 2009 yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup. Seiring makin kompleksnya permasalahan kesehatan, terutama kesehatan ibu di Indonesia, serta makin tingginya harapan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka Departemen Kesehatan khususnya Direktorat Bina Kesehatan Ibu menyusun

beberapa program kesehatan yang dibutuhkan dengan berlandaskan pada Strategi Making Pregnancy Safer yaitu : 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat dasar dan rujukan; 2. Membangun kemitraan yang efektif; 3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat; 4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan program. Keempat strategi di atas diperlukan untuk mewujudkan tiga pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu : 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil; 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat; 3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran. Program kesehatan ibu disusun menganut prinsip continum of care, yang berarti pendekatan yang dilakukan adalah secara menyeluruh dari masa kehamilan sampai nifas dan pelayanan yang diberikan adalah berkualitas, mulai dari sarana pelayanan kesehatan dasar hingga pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Millenium Development Goals merupakan kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun 2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan ke 4 dari Millenium Development Goals tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 nya dari keadaan tahun 1990 yaitu menjadi 23/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dan 32/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Balita. Kesepakatan global ini telah

diterjemahkan ke dalam RPJMN 2004 2009 seperti tertuang dalam Peraturan Presiden no 7 tahun 2005. Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya telah dilakukan dan telah menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam dekade terakhir. Namun dalam 5 tahun terakhir cenderung stagnan. Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena dengan tren penurunan yang stagnan maka dikhawatirkan target MDG 2015 tidak akan tercapai. Kecenderungan kematian bayi dan balita terutama terjadi pada periode persalinan dan kelahiran serta beberapa saat setelah persalinan dan kelahiran. Sebanyak 43% kematian bayi terjadi pada masa neonatal (SDKI 2007) dan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi pada usia yang sangat dini yaitu dalam satu minggu pertama kehidupannya (Riskesdas 2007). Intervensi yang tepat pada periode usia neonatal diharapkan akan banyak berkontribusi dalam pencapaian MDG 4. Dengan demikian, upaya penurunan AKB perlu mendapat perhatian yang besar pada upaya penyelamatan bayi baru lahir. Bila dilihat dari data penyebab kematian neonatal berdasarkan SKRT tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian terbesar masih tetap sama yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah) dan asfiksia. Masih tingginya persalinan yang terjadi di rumah, status gizi pada ibu hamil, rendahnya keterampilan tenaga penolong persalinan serta sarana dan prasarana yang terbatas sangat berpengaruh pada kematian neonatus. Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia merupakan pembunuh utama balita Indonesia. Cakupan imunisasi lengkap yang rendah menunjukkan bahwa universal access belum mampu kita berikan kepada mereka. Disamping itu terdapat kesenjangan dalam determinan angka kematian bayi dan balita yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan perdesaan. Kematian bayi pada penduduk yang tidak berpendidikan 3 kali lipat lebih besar dibandingkan

dengan yang berpendidikan tinggi dan kematian pada tingkat sosial ekonomi rendah lebih besar dari tingkat ekonomi tinggi. Demikian juga dengan kematian di pedesaan lebih banyak dari perkotaan. Hal ini menunjukkan adanya kendala aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Keterbukaan suatu daerah terhadap pembangunan ekonomi dan keterbukaan secara geografi juga sangat menentukan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Terkait dengan kendala geografis, daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan perlu mendapat perhatian besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyediaan sarana dan SDM kesehatan maupun peningkatan kompetensi 1mereka dalam melakukan penganganan kasus emergensi harus ditingkatkan. Selain itu, perbaikan untuk sistem informasi dalam bentuk instrumen Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak serta pencatatan/pelaporan juga perlu dilakukan karena merupakan faktor pendukung yang penting dalam upaya melakukan pemantauan, evaluasi dan perencanaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan/program kesehatan. Data yang akurat diharapkan akan menghasilkan perencanaan yang tepat sehingga intervensi yang dilakukan juga akan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Pada kelurahan Bunulrejo kecamatan Blimbing kota Malang sendiri tercatat hampir 155 kasus gizi buruk balita sehingga tim penggerak Posyandu terus memperbaiki program penyuluhan gizi ibu hamil dan balita dengan kerjasama dengan tim Posyandu yang ada di lingkungan Kel. Bunulrejo Kec. Blimbing Kota Malang.

Permasalahan gizi ibu hamil dan balita menjadi cukup penting mengingat kesehatan masyarakat juga merupakan salah satu point utama dalam pemberantasan kemiskinan, posyandu sebagai sarana kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik diantaranya melalui bagaimana komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader posyandu itu sendiri dalam memberikan penyuluhan kepada para ibu-ibu yang datang ke posyandu di setiap wilayahnya. Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pembangunan kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah bersama dengan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing telah menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti. Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing yang telah dicapai antara lain dapat dilihat dari status kesehatan masyarakat yang baik dan pola hidup sehat, misalnya pembuatan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, penerangan jalan dan kegiatan posyandu (wawancara bulan Juni 2010), keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing tidak lepas dari peran aktif serta dukungan yang dilakukan oleh para kader Posyandu tersebut. Salah satu peran mereka adalah sebagai kader posyandu tenaga penyuluh nutrisi bagi ibu hamil dan balita. Komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader poyandu khususnya yang bertugas sebagai penyuluh nutrisi memiliki peranan dalam menginformasikan gizi yang baik, sehingga dapat menekan terjadinya kasus gizi buruk pada balita dan ibu hamil. Setidaknya dengan proses

komunikasi penyuluhan yang baik maka diharapkan semua informasi yang disampaikan oleh kader posyandu penyuluh nutrisi tersebut dapat berjalan efektif. Dalam hal ini, para kader posyandu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam peningkatan serta perbaikan gizi ibu hamil dan balita mengingat banyak kasus tentang gizi buruk di Kota Malang (Dinkes Pemkot Malang,2009). Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul; Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita (Studi pada Posyandu Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang). 1.2 Fokus Penelitian 1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita? 2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. 2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat, agar masyarakat dalam hal ini pelaksana dari program pemerintah diharapkan semakin cerdas dalam melaksanakan program-program khususnya program

kesehatan. Masyarakat harus dapat mengevaluasi implementasi komunikasi penyuluhan tersebut. 2. Bagi kader posyandu, sebagai rekomendasi penggunaan komunikasi sebagai variable penting dalam program peningkatan gizi ibu hamil dan balita. 1.5 Definisi Konseptual Komunikasi Penyuluhan Komunikasi penyuluhan yaitu suatu proses komunikasi antara komunikator kepada komunikan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan khalayaknya. Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian terlihat bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Komunikasi penyuluhan adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan semua bidang kehidupan baik secara perorangan maupun kelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu dalam usaha meningkatkan nilai tambah dan pendapatan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam penyuluhan bukan saja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan akan tetapi lebih dari itu. Penjelasan tentang konsep komunikasi penyuluhan nutrisi adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang komunikator dalam hal ini adalah penyuluh (kader posyandu) memberikan pengarahan tentang nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Sedangkan yang dimaksud dengan kader posyandu yaitu kader teknis merupakan tenaga penggerak pembangunan yang dibina oleh instansi atau lembaga pembangunan bidang tertentu atau bidang pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak. (Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pembangunan Desa, 1998:10).