BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Jessica Giea Utomo

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembayaran pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sektor pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dalam artikel website tanggal 31 Desember

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dapat mengurangi beban pajak perusahaan. Pajak. terutang berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. purposive sampling yaitu sampel yang diambil apabila memenuhi kriteria kriteria

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

HANA MARDIAH, 2016 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. ( Sedangkan pemasukan pajak dari sektor property,

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak. dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1, pajak merupakan kontribusi wajib kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Pajak

ABSTRAK. Kata Kunci : Agresivitas Pajak, CSR, Kualitas Audit, Kepemilikan Institusional

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendanaan penting bagi perekonomian Indonesia. Dari

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan suatu Negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak (www.pajak.go.id, 2012). Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat (Damayanti, 2015). Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang di berlakukan oleh hampir seluruh Negara di dunia. Di berbagai Negara pendapatan pajak sangat penting digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia besar penerimaan dari sektor pajak pada realisasi penerimaan Negara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan informasi Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi penerimaan pajak Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp. 980,518 triliun dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2016 yang mencapai Rp. 1.539,166 triliun atau meningkat sebesar 56,97% dalam lima tahun terakhir (Waluyo, 2015). Pajak merupakan sumber penerimaan paling besar di banding sektor penerimaan lain. Sumber penerimaan pajak berasal dari wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Di Indonesia telah banyak perusahaan yang 1

2 tergolong sebagai wajib pajak badan dari berbagai sektor industri, salah satunya adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan sebagai wajib pajak badan mempunyai kewajiban untuk membayar pajak yang besarnya di hitung dari laba bersih yang di peroleh perusahaan. Semakin besar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, maka pendapatan Negara semakin tinggi. Tetapi bagi perusahaan pajak dianggap sebagai beban yang dapat mengurangi laba bersih perusahaan. Perbedaan kepentingan ini yang menyebabkan banyak perusahaan mencari cara untuk meminimalkan pembayaran pajak baik secara legal (tax avoindance) maupun ilegal (tax evasion) yang merupakan bagian dari perencanaan pajak (tax planning) (Waluyo, 2015). Tax avoindance merupakan suatu usaha untuk menghindari pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan. Disini perusahaan memanfaatkan kelemahan kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak melanggar peraturan perpajakan. Fenomena penghindaran pajak di Indonesia dapat dilihat dari rasio pajak (tax ratio) negara Indonesia. Rasio pajak menunjukan kemampuan pemerintah dalam mengumpulkan pendapatan dari masyarakat dalam bentuk pajak. Semakin tinggi rasio pajak suatu Negara, maka semakin baik kinerja pemungutan pajak di Negara tersebut (Darmawan dan Sukartha, 2014). Fenomena penghindaran pajak di Indonesia terjadi pada kasus PT RNI yang begerak di bidang jasa kesehatan terafiliasi perusahaan di Singapura. PT RNI secara badan usaha sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas. Tetapi, dari segi permodalan, perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari utang afiliasi, yang berarti pemilik

3 di Singapura memberikan pinjaman kepada RNI di Indonesia. Lantaran modalnya dimasukkan sebagai utang dan menjadi beban perusahaan secara otomatis mengurangi pajak yang harus di bayar oleh perusahaan. Perusahaan ini praktis bisa terhindar dari kewajiban. Dalam laporan keuangan PT RNI 2014, tercatat utang sebesar Rp 20,4 miliar. Sementara, omzet perusahaan hanya Rp 2,178 miliar. Belum lagi ada kerugian ditahan pada laporan tahun yang sama senilai Rp 26,12 miliar. Kondisi tersebut membuat PT RNI, kini tengah menjalani proses pemeriksaan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Khusus. Menurut Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro memastikan perusahaan-perusahaan yang nakal dan tidak tertib kewajiban pajak, seperti PT RNI ini, akan dikenakan sanksi hukum. 2016 ini adalah tahun penegakan hukum, artinya kita tidak akan segansegan melakukan law enforcement terhadap wajib pajak yang dianggap belum patuh atau melakukan kesalahan, (www.kompas.com). Penghindaran pajak jika didefinisikan lebih luas selain untuk meningkatkan laba juga diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Informasi laba bersih yang tinggi akibat dari aktivitas penghindaran pajak diharapkan mampu menjadi sinyal positif bagi investor sehingga berdampak positif pada nilai perusahaan yang tercermin dari kenaikan nilai sahamnya dipasar modal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak (tax avoidance) antara lain, Corporate Social Responsibility (CSR), profitabilitas, leverage, komisaris independen dan ukuran perusahaan.

4 Selain melakukan kewajiban berkaitan pembayaran pajak untuk pembangunan dan kesejahteraan umum, perusahaan sendiri mempunyai tanggung jawab atas lingkungan sosialnya. Tanggung jawab sosial dan lingkungannya yang di maksud adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Tanggung jawab sosial perusahaan disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Tujuan utama perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang tinggi tanpa menghilangkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka, semakin besar pula penghasilan kena pajaknya. Sehingga besar kemungkinan perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak. Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah return on asset (ROA). ROA memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). Menurut Surbakti (2012), profitabilitas perusahaan dengan penghindaran pajak akan memiliki hubungan yang positif dan apabila perusahaan ingin melakukan penghindaran pajak maka harus efisien dari segi beban sehingga tidak perlu membayar pajak dalam jumlah besar. Leverage merupakan rasio yang menunjukan besarnya komposisi utang suatu perusahaan ( Pradita, 2015 ). Leverage menggambarkan hubungan antara total assets dengan penggunaan utang untuk meningkatkan laba dan menunjukan penggunaan

5 utang untuk membiayai ivestasi (Kurniasih dan Sari, 2013). Pada umunya perusahaan menggunakan utang kepada pihak ketiga dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Penambahan sejumlah utang suatu perusahaan akan menimbulkan beban bunga yang akan menjadi pengurang beban pajak perusahaan. Komisaris independen merupakan anggota komisaris yang berasal dari luar perusahaan tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada perusahaan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama perusahan; dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan (BAPEPAM, 2004). Komisaris independen merepresentasikan kepentingan pemegang saham minoritas, atau pemegang saham publik. Pemegang saham publik cenderung mentaati peraturan perpajakan, karena mengharapkan perusahaan berperan serta dalam pembangunan bagi masyarakat. Dengan adanya tanggungjawab terhadap kepentingan pemegang saham publik, maka komisaris independen akan memperjuangkan ketaatan pajak perusahaan, sehingga mencegah praktik penghindaran pajak (Ngadiman, 2014). Ukuran perusahaan menunjukan kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas ekonominya. Menurut Suwito dan Herawati dalam Kuniarsih dan Sari (2013) ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan untuk menjadi large firm, medium firm, dan small firm. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengklasifikannya antara lain, total asset, penjualan bersih dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset yang dimilki perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan. Besar kecilnya aset juga mempengaruhi jumlah

6 produktifitas perusahaan, sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga akan terpengaruh. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang memilki aset yang besar akan mempengaruhi tingkat pembayaran pajak perusahaan dan cenderung melakukan penghindaran pajak. Penelitian lain yang terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR), profitabilitas, leverage, komisaris independen dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak (tax avoindance) sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, dengan hasil penelitian yang berbeda beda antara peneliti yang satu dengan yang lainya. Penelitian tentang hubungan antara CSR dengan penghindaran pajak dengan hasil yang berbeda-beda. Diantaranya Pradipta (2015) berpendapat bahwa variabel CSR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak atau semakin tinggi tingkat tanggung jawab sosial perusahaan maka semakin rendah tingkat penghindaran pajak nya. Sementara penelitian Wahyudi (2015) dengan hasil bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Dalam Penelitian Maharani (2014), Prakoso (2014) dan Pradipta (2015) dengan hasil ROA yang merupakan proksi dari profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Kurniasih dan Sari (2013), Waluyo (2015), dan Darmawan dan Sukartha ( 2014 ) dengan hasil penelitian profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Sedangkan penelitian Jessica (2014) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

7 Hasil penelitian Waluyo (2015) dan Jessica (2014) menyatakan bahwa Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, tetapi menurut Swingly (2015) dan Dharma (2016) leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak, namun bertentangan dengan hasil penelitian Pradipta (2015) dan Prakosa (2015) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian Prakosa (2014) menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, hal ini berarti jika komisaris independen mengalami peningkatan maka penghindaran pajak akan mengalami penurunan. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pradipta (2015) dan Wahyudi (2015) yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak Darmawan dan Sukartha (2013), dan Waluyo (2015) di dalam penelitianya menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, Kurniasih dan Sari (2013) bependapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Saifudin dan Yuananda (2016) berpendapat bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik penghindaran pajak. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Pradipta (2015) tentang penghindaran pajak dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di

8 Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2015) menggunakan empat variabel independen antara lain, CSR, Profitabilitas, Leverage, Komisaris Independen, dengan variabel dependenya Penghindaran Pajak. Sedangkan, Peneliti mengembangkan penelitian dengan menambah variabel ukuran perusahaan, sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Waluyo (2015) dengan hasil yang signifikan. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian Pradipta (2015) adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Busra Efek Indonesia periode 2011-2013. Sedangkan, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. 3. Pengungkapan CSR dalam Penelitian Pradipta (2015) menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) 3 dengan total pengungkapan 79 item. Sedangkan, dalam penelitian ini item pengungkapan CSR disesuaikan oleh Global Reporting Initiative (GRI) 4 yang merupakan alat pengukuran terbaru dengan total pengungkapan 91 item. 4. Proksi yang digunakan Pradipta (2015) untuk mengukur nilai Penghindaran Pajak adalah Effective Tax Rate (ETR) dengan analisis uji regresi linear berganda. Sedangkan, dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan proksi penghindaran pajak tetap ETR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa corporate social responsibility, profitabilitas, leverage, komisaris independen, dan ukuran perusahaan mempengaruhi penghindaran pajak perusahaan manufaktur di BEI periode 2012-

9 2016. Berdasarkan kondisi diatas peneliti ingin mencoba meneliti dengan judul penelitian PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 2016 ) 1.2 Rumusan Masalah Masalah perpajakan merupakan fenomena yang selalu berkembang dalam kehidupan masyarakat. Arti pajak sendiri dideskripsikan berbeda antara negara dan perusahaan. Bagi Negara pajak merupakan sumber pendapatan, sedangkan bagi perusahaan pajak merupakan beban yang mengurangi laba bersih. Sehingga menimbulkan niat perusahaan untuk meminimalkan beban pajak. berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah yang diambil sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur? 2. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur? 3. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur? 4. Bagaimana pengaruh Komisaris Independen terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur? 5. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur?

10 1.3 Tujuan dan Kegunaan penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. 2. Untuk menganalisis secara empiris Profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh Leverage terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. 4. Untuk menganalisis secara empiris Komisaris Independen terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. 5. Untuk menganalisis secara empiris Ukuran Perusahaan terhadap penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat meberi manfaat, antara lain : 1. Bagi perusahaan dan manajemen Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam menyusun laporan perpajakan perusahaan, dan dapat memberikan informasi berkenaan dengan gambaran mengenai sikap perusahaan di Indonesia mengenai kewajiban dan kepatuhan membayar pajak.

11 2. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkan dananya dengan melihat laporan pajak dan mekanisme tata kelola perusahaannya. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menjadi sebuah tambahan literatur yang memberikan bukti empiris terkait dengan CSR, Profitabilitas, Leverage, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan dengan penghindaran pajak yang bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisis tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisii mengenai landasan teori yang digunakan sebagia dasar acuan penelitian yang berasal dari bebrbagiai literatur. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi objek penelitian, metode pengumpulan data, sumber data, dan metode analisis yang digunakan dalam penelitan ini

12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran dari penelitian ini.