BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit, tumbuh sebagai batang-batang tanduk, dan tersebar hampir di seluruh kulit tubuh, wajah, dan kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel tanduk yang berada di atas permukaan kulit dan terdapat di masing-masing bagian tubuh yang berbeda dalam panjang, tebal, dan warnanya. Batang rambut ini tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit bila dipangkas. Wujud rambut di berbagai tempat berbeda, namun mempunyai kesamaan dalam hal susunannya. Perbedaan-perbedaan itu hanya terletak pada cara tumbuh, tebal, dan kedalaman akar rambut (Bariqina dan Ideawati, 2001). Rambut dikenal sejak zaman dahulu dengan julukan mahkota bagi wanita. Tetapi di zaman yang sudah maju seperti sekarang, julukan tersebut tidak lagi tertuju hanya kepada kaum wanita, namun juga untuk pria. Peranan rambut sangat penting untuk diperhatikan, karena rambut bukan hanya sebagai pelindung kepala dari berbagai hal seperti bahaya terhadap benturan/pukulan benda keras, sengatan sinar matahari, dan sebagainya, tetapi juga merupakan perhiasan yang berharga. Rambut yang tebal, panjang, hitam/berwarna, berkilau, sehat dan mudah diatur memberikan daya pesona tersendiri bagi pemiliknya (Rostamailis, dkk., 2008).
Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin yang ada pada korteks rambut, baik jumlah maupun besarnya melanosit. Pigmen yang mempengaruhi warna rambut adalah eumelanin yang menyebabkan warna hitam atau coklat dan pyomelanin yang menyebabkan warna merah atau pirang. Di samping itu, jumlah dan ukuran granula pigmen dan ada-tidaknya gelembung udara dalam korteks juga menentukan warna rambut seseorang (Putro, 1998). Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih yang sering kurang disukai keberadaannya (Wasitaatmadja, 1997). Warna rambut dapat diubah-ubah secara buatan dengan menggunakan cat rambut, di Indonesia disebut juga dengan semir rambut (Tranggono dan Latifah, 2007). Sediaan pewarna rambut adalah kosmetika yang digunakan dalam tata rias rambut untuk mewarnai rambut, baik untuk mengembalikan warna rambut asli atau mengubah warna rambut asli menjadi warna baru. Keinginan untuk mewarnai rambut memang sudah berkembang sejak dahulu. Bahkan ramuan yang dijadikan zat warna pada waktu itu diperoleh dari sumber alam, pada umumnya berasal dari tumbuhan dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan (Ditjen POM, 1985). Banyak kandungan yang terdapat pada tumbuhan dimanfaatkan sebagai bahan pewarna seperti klorofil, flavonoid dan tanin (Wijaya, dkk., 2011). Tanin digunakan sebagai zat pewarna, bahan pengawet minuman, bahan baku pembuatan obat-obatan seperti obat kumur dan obat cacing (Majundar et.al, 1979), ramuan pembuatan sabun, pasta gigi, dan kosmetik (Lutony, 1993). Prabhu dan Teli (2011) mengekstraksi tannin dari asam jawa (Tamarindus
indica L.) sebagai pewarna yang dicampur dengan tembaga sulfat sebagai bahan pewarna alami pada bahan katun, wol dan kain sutra. Tanaman jambu biji merupakan salah satu spesies dari famili Myrtaceae yang mengandung zat yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna yaitu tanin. Jambu biji (Psidium guajava L.) dimanfaatkan selain sebagai makanan buah segar maupun olahan yang memiliki zat gizi seperti vitamin A dan vitamin C. Jambu biji juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk batuk dan diare serta membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. Seiring perkembangan teknologi, jambu biji (Psidium guajava L.) telah ditingkatkan pemanfaatannya sehingga memberikan nilai yang lebih tinggi. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai pewarna tekstil. Pada daun, kulit batang dan daging buah jambu biji dapat ditemukan zat tanin (Lestari, 2010). Daunnya mengandung antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside. Daun jambu biji juga mengandung flavan-3,4-diols yang tergolong senyawa tanin berupa pigmen kuning sampai coklat.zat tanin dan antosianin inilah yang berperan sebagai pewarna. Di Malaysia, daun jambu biji digunakan sebagai bahan pewarna sutera (Dewi, dkk., 2013). Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk meningkatkan nilai guna tanaman jambu biji dengan mengolah dan memanfaatkan daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai pewarna rambut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas perumusan masalahnya adalah:
a. Apakah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat mengubah warna rambut uban? b. Apakah ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat diformulasikan ke dalam sediaan pewarna rambut? c. Berapakah konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang menghasilkan warna terbaik? 1.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah: a. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) diduga dapat mengubah warna rambut uban. b. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) diduga dapat diformulasikan ke dalam sediaan pewarna rambut. c. Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat memberikan warna terbaik pada konsentrasi tertentu. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahuiekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat dibuat sebagai sediaan pewarna rambut dengan penambahan bahan pembangkit warna pirogalol dan tembaga (II) sulfat. b. Untuk mengetahui konsentrasiekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)yang menghasilkan warna terbaik dalam formulasi pewarna rambut.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah dapat meningkatkan daya dan hasil guna dari tumbuhan jambu biji. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi bahwa daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan sebagai pewarna rambut alami yangaman dengan penambahan zat pembangkit warna.