oleh: Edy Budi Santosa 2 Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Dwi Rahmawati, Haryadi, dan Deby Luriawati N. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Semarang

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI METODE KOOPERATIF (STAD) SISWA KELAS VIII. Oleh. Silfia Edi Suyanto

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

LINGUA. Universitas Negeri Semarang. Dwi Rahmawati dan Haryadi. Info Artikel

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Journal of Elementary Education

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

Rahman et al., Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Sugestif...

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

SILVIA HANDAYANI. MEGA PUTRI, M.Pd. REDO ANDI MARTA, M.Pd. ABSTRACK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Evrialiani Rosba* Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR Jalan Gunung Pangilun, Padang (Diterima Agustus 2015, disetujui November 2015) ABSTRACT

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

Skripsi. Oleh: Puput Dwi Maret Tanti K

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Joyful Learning Journal

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MEMELIHARA KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

OLEH HP TRIKORANINGRUM

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

(Using Cooperative Learning STAD Model To Improve Writing Skill Of The First Year Students At SMPN 25 Pekanbaru) DARUSMAN AR *)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPASISWA KELAS VII

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

Ilhamuddin Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MODELCIRC DENGAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 RA AS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMPN 239 JAKARTA. Supriyono SMPN 239 Jakarta

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE STAD DENGAN MEDIA ARTIKEL BERITA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN 2012/2013 1 oleh: Edy Budi Santosa 2 edybudisant@yahoo.co.id Abstract Based on the test results and exercises for the students of class VIII E, find the main idea skills through intensive reading students held low. Students do not understand the process and how to read that well, to be able to find the main idea through intensive reading. The research was conducted in class VIII E the number of 38 students. Locations in SMP Negeri 1 Kebonagung Demak 2012/2013 school year between March to May 2013. The study was conducted in two cycles aimed to improve reading skills through intensive STAD method. Each cycle consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. Results from prasiklus, the average value reached 63.8 % grade with moderate category. In the first cycle class average value increased to 68.6 % with moderate category, meaning there was an increase of 4.8 prasiklus to cycle I. In the second cycle the average value reached 77.8 % grade with good category, meaning there an increase of 9.2 from the first cycle to the second cycle. Student achievement in reading intensive with STAD method followed by changes in student behavior to a more positive direction. This is evident from the results nontes which includes observation, journals, and interviews with students. The students were on prasiklus seemed less enthusiastic and lazing while following the classroom, in the first cycle and the second seemed to become more active, serious, and enthusiastic about learning the teacher. Keywords: STAD method, news articles, intensive reading Abstrak Berdasarkan hasil ulangan dan latihan bagi para siswa kelas VIII E, keterampilan menemukan gagasan utama melalui membaca intensif yang dimiliki para siswa masih rendah. Siswa kurang memahami proses dan cara membaca yang baik, agar mampu menemukan gagasan utama melalui membaca intensif. 1 Hasil Penelitian 2013 2 Guru SMPN 1 Kebonagung 1

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII E dengan jumlah siswa 38 orang. Lokasi di SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013 antara bulan Maret sampai dengan Mei 2013. Penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif melalui metode STAD. Setiap siklus yang dilakukan terdiri atas empat tahapan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil dari prasiklus, nilai rata-rata kelas mencapai 63,8 % dengan katagori sedang. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 68,6 % dengan katagori sedang, artinya terjadi peningkatan 4,8 dari prasiklus ke siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 77,8% dengan katagori baik, artinya ada peningkatan sebesar 9,2 dari siklus I ke siklus II. Prestasi siswa dalam membaca intensif dengan metode STAD diikuti oleh perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih positif. Hal itu terlihat dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal, dan wawancara dengan para siswa. Para siswa yang pada prasiklus tampak kurang antusias dan bermalas-malasan ketika mengikuti pembelajaran di kelas, pada siklus I maupun II tampak berubah menjadi lebih aktif, serius, dan antusias dengan pembelajaran yang diberikan guru. Kata kunci: metode STAD, artikel berita, membaca intensif A. PENDAHULUAN Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan keterampilan pokok yang terus menerus diperlukan. Keterampilan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbahasa, keempat keterampilan tersebut digunakan secara terpadu. Di dalam dunia pendidikan, minat baca siswa masih sangat rendah. Mereka beranggapan keterampilan membaca merupakan kegiatan yang tidak penting. Untuk meningkatkan keterampilan membaca dan meningkatkan hasil belajar siswa, disarankan agar guru menggunakan metode dan model pembelajaran yang beragam. Haryadi (2006: 61) mengemukakan, metode yang tepat dipakai untuk para siswa SMP adalah metode STAD. Berdasarkan hasil ulangan dan latihan bagi para siswa kelas VIII E, keterampilan menemukan gagasan utama melalui membaca intensif yang dimiliki para siswa masih rendah. Siswa kurang memahami proses dan cara membaca yang baik. Di samping itu, siswa VIII E termasuk siswa yang kurang responsif bila mendengarkan ceramah dari guru. 2

Agar siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran membaca intensif, diperlukan strategi yang tepat dalam kegiatan pembel;ajaran. Pembelajaran dengan metode Students Teams- Achiement Divisions (STAD) merupakan jalan keluar yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode pembelajaran Students Teams- Achiement Divisions (STAD) menjadikan proses pembelajaran lebih alami dengan cara siswa mencari dan mengalami sendiri seperangkat fakta yang mendukung materi yang diajarkan bukan sekadar transfer belajar dari guru ke siswa, sehingga siswa menjadi subjek pembelajar (Sardiman, 2007:111). Pembelajaran dengan menggunakan media artikel berita, juga menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dari pada guru menyuruh siswa membaca teks bacaan, atau pun menggunakan teknik ceramah. Dengan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, maka hal ini juga menjadi faktor penting untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Apakah metode STAD dengan media artikel berita mampu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dalam menemukan gagasan utama?, (2) Seberapa jauh penggunaan metode STAD dan media artikel berita mampu meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa dalam menemukan gagasan utama? (3) Bagaimana perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran setelah membaca intensif dengan metode STAD dan media artikel berita? B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan bentuk reflektif yang dilakukan guru untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas siswa. PTK sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktikpraktik pembelajaran tersebut dilakukan (Subyantoro, 2009:8). 3

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut ini gambar siklus penelitian. P RP R T R T Siklus I Siklus II O O O O Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan : P : Perencanaan R : Refleksi RP : Refleksi Perencanaan O : Observasi T : Tindakan 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik tes akan dilakukan dengan tes unjuk kerja atau uji performansi untuk menilai kemampuan membaca para peserta didik. Teknik ini akan diimplementasikan melalui penilaian oleh guru. Adapun teknik nontes akan dilakukan melalui observasi dan wawancara selama dilaksanakan tindakan. 2. Analisis Data Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan mencari rerata nilai yang diperoleh peserta didik, persentase ketuntasan pada setiap unsur penampilan yang dinilai, dan ketercapaian batas ketuntasan belajar aspek membaca yang ditetapkan. Data kualitatif yang berupa informasi rekaman aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis ini akan dilakukan dengan pengelompokan data kemudian diinterpretasikan serta dideskripsikan sebagai suatu simpulan hasil pengamatan. 4

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Kondisi Awal Hasil yang diperoleh dari observasi prasiklus menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan ketika harus membaca bacaan yang terlalu banyak. Di samping itu juga, mereka merasa bosan apabila membaca paragraf dari buku paket yang terlalu banyak bacaannya. Dari penelitian, diperoleh data 83% peserta didik merasa bosan/jenuh membaca bacaan, hanya 12% peserta didik menjawab tidak bosan, sedangkan 5% peserta didik tidak tahu. Selain merasa jenuh, 78% peserta didik merasa kesulitan, 14% peserta didik menjawab tidak kesulitan, sedangkan 7% peserta didik menjawab tidak tahu. Dari wawancara langsung secara informal, penulis memperoleh gambaran bahwa peserta didik ingin pembelajaran membaca intensif perlu dilakukan dengan bentuk yang tidak seperti biasanya. Untuk itulah penulis merasa perlu mengelaborasi berbagai kendala psikologis siswa berupa rasa jenuh/bosan, menginginkan metode yang baru dan mengatasi kesulitan tersebut dengan metode STAD dan mengkombinasikan dengan media artikel berita. 2. Hasil Penelitian Siklus 1 Kelas VIII E yang memiliki jumlah peserta didik sebanyak 38 siswa diklompokkan ke dalam 9 kelompok dengan anggota masing-masing kelompok 4 peserta didik yang dikomposisikan secara acak. Siklus 1 terdiri atas 1 kali pertemuan memiliki alokasi waktu 80 menit atau 2 jam pelajaran. Pertemuan ini dilakukan untuk pemberian teori dalam membaca intensif dengan metode STAD. Pada pembelajaran siklus satu, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Dari catatan guru mitra sebagai kolaborator yang melakukan observasi, diperoleh data 29 peserta didik aktif mendengarkan penjelasan guru secara klasikal. Sebanyak 9 peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru. Adapun sisanya, sebayak 4 peserta didik masih ramai tanpa tujuan yang jelas. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Aktivitas Peserta Didik Sikap Positif pada Siklus I No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1 Aktif mendengarkan ketika guru 29 76,3% 5

menjelaskan materi 2 Kesungguhan/keseriusan siswa ketika berdiskusi 28 73,7% 3 Antusias siswa dalam membaca teks 30 78,8% Tabel 2. Aktivitas Peserta Didik Sikap Negatif Siklus I No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1 Tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 9 23,7% 2 Kurang serius dalam diskusi 10 26,3% 3 Siswa tidak peduli dalam mengikuti presentasi 8 21,2% Tabel 3. Perolehan Skor dan Nilai Membaca pada Siklus 1 No Kategori Rentang Nilai Frek Persen Rerata 1 Sangat baik 90 100 6 15,8 2 Baik 70 89 14 36,8 3 Sedang 50 69 13 34,2 68,6 % 4 Kurang 30 49 5 13,15 5 Sangat Kurang 0 29 0 0 Kegiatan pembelajaran siklus 1 diakhiri dengan pemberian jurnal tanggapan siswa. Dari jurnal yang ditulis siswa, tercatat 70 % siswa merasa tertarik dengan metode STAD. Hal ini mereka ungkapkan karena dengan metode STAD, pembelajaran lebih menarik, tidak membosankan. Dengan media artikel berita, proses membaca dapat lebih menyenangkan dari pada membaca teks buku paket. Beberapa siswa yang peneliti wawancarai yakni R- 2, R-5, R-13, R-17, dan R- 28 menyatakan senang bisa presentasi di depan teman-temannya. Ada juga beberapa siswa 6

yang menyatakan kurang tertarik dengan model seperti itu, yakni R-4, R-8, dan R- 26. Sementara itu hanya ada beberapa siswa nomor R-18, R-20 dan R-34 yang masih merasa kesulitan dalam menentukan gagasan utama dengan model ini. Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Jurnal Tanggapan Peserta Didik Siklus 1 No. Indikator Jurnal Siswa Jumlah Persentase 1 mengungkapkan ketertarikan siswa 15 39,47 2 Kesan siswa dalam pembelajaran 7 18,41 3 Perasaan siswa 12 31,56 4 Bersama kelompok tetapi pasif 2 5,3 5 Sibuk atau ramai tanpa tujuan yang jelas 2 5,3 Jumlah 38 100 3. Hasil Penelitian Siklus 2 Berdasarkan hasil pengamatan dan angket tanggapan peserta didik pada akhir siklus 1, maka dilakukan refleksi untuk membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2. Dalam siklus ini ada beberapa hal yang direvisi untuk memperbaiki siklus 1. Pada pertemuan pertama siklus 2 ini peneliti mengajak peserta didik untuk mendiskusikan temuan-temuan pada pembelajaran ketika siklus 1. Kendala-kendala itu kemudian diberikan solusi oleh guru agar tidak terulang kembali pada siklus 2. Hasil penelitian menunjkkan peningkatan sikap positif siswa. Tabel 5. Aktivitas Peserta Didik Sikap Positif No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1 Aktif mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 35 92,1% 2 Kesungguhan /keseriusan siswa membaca pembelajaran 32 84,4% 3 Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran 34 89,5% 7

Tabel 6. Aktivitas Peserta Didik Sikap Negatif No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1. Tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 3 7,9% 2. Kurang serius dalam diskusi 6 15,8% 3. Siswa tidak peduli dalam presentasi 4 10,5% Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan kedua dilakukan dalam bentuk uji kompetensi keterampilan membaca intensif dengan metode STAD dengan media teks berita yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar mengetahui kemampuan siswa dalam memahami teks bacaan yang baru. Bukan itu saja, teks berita yang diberikan juga lebih kompleks dan lebih sulit dari pada teks berita pada siklus I. Di samping itu juga peneliti membagi kelompok menjadi lebih kecil yakni 3 orang, untuk. mengetahui apakah dengan kelompok yang semakin kecil, hasil yang didapatkan akan tetap baik seperti ketika berkelompok dengan jumlah yang besar. Tabel 7. Perolehan Skor dan Nilai Membaca pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frek Persen Rerata 1 Sangat baik 90 100 10 26,4 2 Baik 70 89 23 60,5 3 Sedang 50 69 4 10,65 77,8 % 4 Kurang 30 49 1 2,63 5 Sangat Kurang 0 29 0 0 Dari data tersebut dapat diketahui nilai rata-rata klasikal terjadi peningkatan, yakni dari 68,6% (siklus I) menjadi 77,8% pada siklus II. Dari hasil tes secara individu siklus II menunjukkan peningkatan hasil. Dari hasil tes terjadi peningkatan sebesar 9,2 8

%. Dari lembar observasi juga tercatat ada peningkatan tingkah laku siswa ke arah yang positif. Tabel 8. Aktivitas Peserta Didik Sikap Positif No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1 Aktif mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 37 97,3% 2 Kesungguhan /keseriusan siswa membaca /diskusi 36 94,7% 3 Antusias siswa dalam mengikuti presentasi 38 100% Proses pembelajaran membaca intensif dengan metode STAD ternyata dapat mengurangi sikap negatif siswa ketika menerima pembelajaran. Pembelajaran dapat lebih hidup, lebih santai dan menarik perhatian siswa. Sikap siswa secara negatif tercatat oleh guru kolaborator sebagai berikut ini. Tabel 9. Aktivitas Peserta Didik Sikap Negatif No. Aktivitas peserta didik yang diamati Frekuensi Persentase 1. Tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan materi 1 2,63% 2. Kurang serius dalam membaca bacaan 2 5,26% 3. Siswa tidak peduli 1 2,63% Dalam catatan kolaborator, anggota kelompok yang aktif pada siklus 1 baru sejumlah 29 atau 82,6%, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 35 atau mencapai sebesar 86,9%. Berdasarkan hasil jurnal siswa ada peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa yang tidak suka dengan metode yang digunakan oleh peneliti. Pada siklus II sebagian besar siswa menyukai metode yang peneliti pergunakan. Dari data siswa yang senang terhadap pembelajaran pada siklus I mencapai 67,39 2%, pada siklus II menjadi 89,1 %. Hal ini berarti menunjukkan peningkatan sebesar 22,1 %. Tanggapan siswa mengenai kesulitan siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan. Hal ini tercatat pada siklus I ada 39,4 % siswa menyatakan sulit, sementara 9

pada siklus II ada 15,7% siswa yang menyatakan kesulitan. Mengenai tanggapan siswa yang menyatakan hal-hal yang disukai tercatat pada siklus I sebesar 76%, sedangkan pada siklus II tercatat 89,4 %. Data tanggapan siswa dapat diketahui dari tabel dibawah ini. Tabel 10. Jurnal Siswa pada Siklus I dan II No. Indikator Jurnal Siklus I Siklus II 1 Tanggapan (+) siswa terhadap model pembelajaran 28 36 2 Tanggapan (+) siswa terhadap metode pembelajaran 27 37 3 Tanggapan (+) mengenai cara mengajar guru 32 38 4 Kesulitan siswa ketika membaca intensif 15 6 5 Hal-hal yang disukai dalam pembelajaran 29 34 Dari hasil wawancara dengan para siswa juga tercatat unsur positif dengan metode STAD. Siswa R-23 menyatakan senang dan tertarik dengan metode STAD. Ia merasakan hal baru menerima model ini. Siswa yang mendapatkan nilai sedang R-28 menyatakan tertarik, dan merasa dibantu dengan metode ini. Siswa bernomor R-18 yang mendapatkan nilai rendah merasa lebih bisa menemukan gagasan utama dengan model ini dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya. Ia juga merasa senang bisa berkelompok dengan teman lainnya ketika mengalami kesulitan. Dengan demikian metode ini mampu mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih positif dalam pembelajaran di kelas. D. PENUTUP 1. Simpulan Dari pembahsan yang dilakukan dapat disimpulkan hal-hal berikut. 10

1) Adanya peningkatan keterampilan membaca intensif bagi siswa dengan metode STAD. Peningkatan ini dapat dilihat berdasarkan tes yang dilakukan pada prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. Hasil dari prasiklus, nilai rata-rata kelas mencapai 63,8 %. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 68,6 %.. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 77,8 %. 2). Hasil tes dari prasiklus sebesar 63,8 % meningkat menjadi 68,6 % pada siklus I atau terjadi kenaikan 40,8 %. Nilai pada siklus II sebesar 77,8 % atau ada peningkatan prestasi sebesar 90,2 %. Hasil ini jelas menunjukkan siswa sudah mengalami ketuntasan belajar secara klasikal. 3). Prestasi siswa dalam membaca intensif juga diikuti oleh perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih positif. Hal itu terlihat dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal, dan wawancara dengan para siswa. Para siswa yang pada prasiklus tampak kurang antusias dan bermalas-malasan ketika mengikuti pembelajaran di kelas, pada siklus I maupun II tampak berubah menjadi lebih aktif, serius, dan antusias dengan pembelajaran yang diberikan guru. 2. Saran Saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut. 1) Guru dapat menggunakan metode STAD dan media teks berita dalam mengajarkan materi membaca intensif untuk menemukan gagasan utama. Para siswa menjadi lebih tertarik, antusias dan tidak membosankan apabila membaca teks bacaan. 2) Guru hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai pembelajaran bahasa agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan siswa, dan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam bidang membaca intensif. 3) Para siswa ketika membaca intensif untuk menentukan gagasan utama hendaknya membaca secara sungguh-sungguh. Sebab membaca intensif sangat diperlukan bagi siswa untuk semua mata pelajaran. E. DAFTAR PUSTAKA Badudu, J.S. 1993. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia Cetakan ke-32. Bandung: Pustaka Prima. 11

Haryadi. 2006. Retorika membaca: Model, membaca, dan Teknik. Semarang: Rumah Indonesia. Robert, Slavin E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Subyantoro, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Widya Karya. Supinah dan Suhendar. 1992. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 12