VIABILITAS BAKTERI PROBIOTIK IN VITRO DAN PENGARUH PEMBERIAN AIR BEROKSIGEN TERHADAP VIABILITAS BAKTERI PROBIOTIK SECARA IN VIVO ENOK SOBARIAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Viabilitas Bakteri Probiotik in vitro dan Pengaruh Pemberian Air Beroksigen terhadap Viabilitas Bakteri Probiotik secara in vivo, adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juli 2007 Enok Sobariah NRP: A551050041
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm dan sebagainya
ABSTRAK ENOK SOBARIAH. Viability of Probiotic bacteria in vitro and the effect of oksigennated water on viability of probiotik bacteria in vivo. Under direction of ALI KHOMSAN and INGRID SURONO. The aim of this study were to identify the in vitro tolerance of pro-biotic bacteria to acid and bile salt condition; and to prove a hypothesis that the supplementation of oxygenated water has a positive effecte on the body weight of rat and on viability of probiotic bacteria. The first study was carried out in PAU Laboratory of IPB, while the second study was conducted in FEMA Animal Laboratory of IPB and Micro-biology Laboratory of Indonesia Institute of Technology. Fourty five rats aged 6 weeks were devided into three groups, i.e., control group without probiotic (a0), Lactobacillus casei Shirota (a1), and Lactobacillus IS- 7257 (a2). Each group (consisting of 5 rats each) has three different treatments, namely, control without oxygenated water (b0), 50 ppm oxygenated water (b2), and 80 ppm oxygenated water (b2). Oxygenated water was administered to the rats twice a day in the morning (3.25 ml) and afternoon (3.00 ml). Observation was carried out on the body weight of the rats,, fecal lactic acid bacteria, coliform, and anaerob bacteria by plate counting, for 4 periods, i.e, prior to the treatment (c0), after three-day treatment (c1), seven-day treatment (c2), and on the 10 th day treatment or three days after washed out period. The results indicated that probiotic bacteria are resistant to acid and bile acid condition and. Oxygen concentration in water has a significant positive influence on the body weight of rats towards viability of probiotic bacteria (p-level < 0.05). The supplementation of oxygenated water 50 ppm significantly increase the population of viable fecal lactic acid bacteria in Lactobacillus. casei Shirota and Lactobacillus IS-7257 groups after 3 and 7 days of treatment. Lactobacillus IS 7257 gave better response than Lactobacillus casei Shirota. The supplementation of oxygenated water 80 ppm significantly reduce the fecal coliform and anaerob bacteria in-vivo in both Lactobacillus. casei Shirota and Lactobacillus IS-7257 groups (p-level < 0.05). Keywords: Oxygenated water, probiotic bacteria, viability
RINGKASAN ENOK SOBARIAH. Viabilitas Bakteri Probiotik in vitro dan Pengaruh Pemberian Air Beroksigen terhadap Viabilitas Bakteri Probiotik secara in vivo. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN dan INGRID S. SURONO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toleransi bakteri probiotik terhadap kondisi asam dan garam empedu dan untuk membuktikan hipotesis bahwa air beroksigen berpengaruh positif terhadap pertumbuhan berat badan tikus dan pertumbuhan bakteri probiotik. Penelitian ini menggunakan tikus putih Spraque Douley sebanyak 45 ekor yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol tanpa probiotik (A0), kelompok Lactobacillus casei Shirota (A1), dan Lactobacillus IS-7257 (A2) serta tiap kelompok mendapat 3 variabel perlakuan yaitu tanpa air beroksigen (B0), air beroksigen konsentrasi 50 ppm (B1), dan air beroksigen konsentrasi 80 ppm (B2). Pemberian air beroksigen dengan pencekokan dua kali sehari yaitu pagi dan sore masing-masing 3,25 dan 3,0 ml. Pengamatan terhadap berat badan tikus, fekal bakteri asam laktat, coliform dan bakteri anaerob dilakukan dalam 4 periode pengamatan yaitu sebelum perlakuan (C0), 3 hari perlakuan (C1), 7 hari perlakuan (C2) dan setelah pemberian diet normal selama 3 hari (C3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik tahan terhadap asam dan garam empedu. Kombinasi air beroksigen dengan Lactobacillus casei Shirota dan Lactobacillus IS-7257 menghasilkan perubahan berat badan tikus (p< 0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi air beroksigen 50 ppm dengan Lactobacillus IS-7257 (A2B1) meningkatkan secara nyata populasi bakteri asam laktat pada berbagai periode pengamatan. Jumlah bakteri asam laktat pada pengamatan 3 hari lebih tinggi bibandingkan dengan 0 hari dan 7 hari. Bakteri coliform dapat ditekan pada perlakuan air beroksigen 80 ppm dengan Lactobacillus casei Shirota (A1B2). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi air beroksigen 50 ppm dan 80 ppm masing-masing mempunyai manfaat meningkatkan bakteri probiotik dan menurunkan bakteri coliform secara in vivo, sehingga diharapkan akan membantu meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan penyerapan gizi menjadi lebih baik. Kata kunci : Air beroksigen, bakteri probiotik dan viabilitas.
VIABILITAS BAKTERI PROBIOTIK IN VITRO DAN PENGARUH PEMBERIAN AIR BEROKSIGEN TERHADAP VIABILITAS BAKTERI PROBIOTIK SECARA IN VIVO ENOK SOBARIAH Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
Judul Tesis Nama NRP : Viabilitas Bakteri Probiotik in vitro dan Pengaruh Pemberian Air Beroksigen terhadap Viabilitas Bakteri Probiotik secara in vivo. : Enok Sobariah : A551050041 Disetujui, Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS Ketua Dr. Ir. Ingrid S Surono, MSc Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal ujian : 1 Agustus 2007 Tanggal lulus :
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulisan tesis berjudul Viabilitas Bakteri Probiotik in vitro dan Pengaruh Pemberian Air beroksigen terhadap Viabilitas Bakteri Probiotik secara in vivo dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku ketua komisi pembimbing juga sebagai Ketua Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga dan Dr. Ir. Ingrid S. Surono, MSc. selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 2. Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan untuk perbaikan tesis ini. 3. Staf pengajar Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. 4. Direktur RSU Cibabat Cimahi dr.h.hanny Rono S, MSc beserta staf. 5. Kepala Dinas Kesehatan kota Cimahi dr. Hj. Endang, MSc beserta staf. 6. PT. Tirta Alam Semesta terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 7. Dr. Ir. Aswi Rudito, MSi (Didit), Dr. Drs. Muhamad Royani MSc, Unggul S.Kom, MSi, dan rekan mahasiswa Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Eli Walimah, Anita, Wiwik Widayati. 8. Suamiku tercinta Asmara Hadi, ananda Febby Habibie Hadi Wijaya, dan Vitha Fitriyani Hadi Wijaya, terima kasih atas doa restunya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian tesis ini, meskipun demikian, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat. Bogor, Juli 2007 Enok Sobariah
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 4 Mei 1966 dari ayah H. Tjetje Tjentasa dan ibu Hj Epong Warnaga. Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pada tahun 1984 penulis lulus dari SMA Negeri Situraja Sumedang, Jawa barat dan pada tahun 1987 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Diploma dari Akademi Gizi Jakarta. Penulis diterima sebagai karyawan Rumah Sakit Swasta Muhammad Husni Thamrin Jalan Salemba Jakarta pada tahun 1988, kemudian beralih dinas ke PT Nestle Indonesia sebagai Medical Representatif pada tahun 1989. Penulis diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun 1991 bertempat di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Cibabat Cimahi. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 bidang studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga pada Sekolah Tinggi Pertanian Jawa Barat di Bandung tahun 1997.