BAB 1 PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemik yang berhubungan dengan

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1` Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu dari beberapa penyakit

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

studi populasi diabetes melitus diberbagai negara, Indonesia menempati urutan ke-4 pada tahun 2000 dengan jumlah penderita DM 8,4 juta jiwa setelah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

UJI EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) PADA KELINCI JANTAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRACT UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. piperaceae. Sirih memiliki jenis yang beragam, seperti sirih hijau, sirih hitam,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber asupan nutrisi dan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik kronik yang terjadi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian. 1.6. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab kematian yang penting. Prevalensi diabetes di berbagai tempat di dunia sangat bervariasi dan termasuk sepuluh besar dari penyakit-penyakit yang diderita di negara-negara yang sedang berkembang. (Kresnamurti, 2003). Diabetes Melitus adalah suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Ebadi, 2007). Penyakit diabetes mellitus ditandai dengan poliuria, polidipsia, penurunan berat badan tubuh walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis, asidosis, dan koma (Ganong, 2001). Diabetes melitus dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus) dan diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) (Katzung, 2002). Diabetes tipe 1 biasanya timbul pada usia remaja (11-13 tahun) disebabkan karena adanya penyakit autoimun. Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) biasanya timbul pada usia 30-40 tahun dan biasanya terjadi obesitas. Penyakit ini terjadi karena defiensi insulin relative atau resisten insulin (Katzung 2002). Obat-obat yang digunakan untuk terapi diabetes melitus dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu : sekretagog insulin memiliki mekanisme kerja meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas, menurunkan kadar glukosa serum, dan meningkatkan potensi kerja insulin pada jaringan sasaran, contohnya sulfonilurea yang terdiri dari 2 generasi dan meglitinide 1

2 yang terdiri dari repaglinide. Kelompok kedua memiliki mekanisme kerja meningkatkan penggunaan glukosa pada jaringan, dan menurunkan kadar glukosa plasma contohnya biguanide yang terdiri dari metformin, phenformin, dan buformin.. Kelompok ketiga memiliki mekanisme kerja menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan ambilan glukosa contohnya tiazolidindione yang terdiri dari troglitasone, rosiglitasone, dan pioglitasone. Kelompok ke empat memiliki mekanisme kerja menghambat kompetitif glucosidase-α pada usus dan pencernaan pascaprandial contohnya glucosidase-alfa yang terdiri dari acarbose dan miglitol (Katzung, 2002). Pengobatan diabetes melitus dapat menggunakan tanaman-tanaman obat yang terdapat di Indonesia seperti Eugenia jambolana (Brunetti et al., 2004), Lagerstraemia Speciosa (Kanti et al., 2007), Vinca rosea (Sridharan et al., 2001) menggunakan tikus yang diinduksi dengan streptozotocin, dan Momordica charantia (Fernandes et al., 2007), Morinda citrifolia (Suwendar et al., 2004) menggunkan tikus putih diabetes yang diinduksi aloksan. Tanaman kelor mulai dari akar, batang, daun, dan juga biji memiliki khasiat dan kegunaan sebagai pengobatan secara empiris (Suriawiria, 2005). Akar tanaman kelor digunakan dalam pengobatan kepala pusing, terkilir, ketidakteraturan haid (Dzulkarnain, 1995), malaria, penurun tekanan darah tinggi, dan mengurangi rasa sakit (Suriawiria, 2005). Daun kelor dapat digunakan untuk pengobatan penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus, dan penyakit jantung, sedangkan biji kelor digunakan sebagai bahan koagulator/pengendap untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman (Suriawiria, 2005). Batangnya dapat digunakan untuk diuretik, stimulansia, asma, gout, dan rheumatik (Quisumbing, 1978). Kelor

3 (Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman yang dapat dikembangkan sebagai obat antidiabetes (Jaiswal et al, 2009). Pada penelitian (Jaiswal et al., 2009) ekstrak air daun kelor pada dosis 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah (KGD) pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin sebesar 69,2%. Selain itu pada dosis 200 mg/kg BB dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 26,7% pada tikus normal melalui uji toleransi glukosa. Berdasarkan penelitian tersebut maka akan diteliti efektivitas penurunan kadar gula darah ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) pada ekstrak etanol beberapa dosis pada tikus diabetes aloksan. Obat yang digunakan sebagai pembanding pada penelitian ini adalah glibenklamid dosis 1,35 mg /kgbb. 1.7. Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dapat menurunkan kadar gula darah tikus diabetes dengan diinduksi aloksan? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) yang diberikan per oral dengan penurunan kadar gula darah tikus diabetes dengan diinduksi aloksan? 3. Bagaimana potensi ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dibandingkan glibenklamid sebagai pembanding?

4 1.8. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap penurunan kadar gula darah tikus diabetes dengan diinduksi aloksan. 2. Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan dosis ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dengan penurunan kadar gula darah tikus diabetes dengan diinduksi aloksan. 3. Untuk mengetahui potensi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.) dibandingkan dengan glibenklamid terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes dengan diinduksi aloksan. 1.9. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mempunyai efek menurunankan kadar gula darah pada tikus diabetes dengan diinduksi aloksan. 2. Terdapat hubungan antara peningkatan dosis ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus diabetes dengan diinduksi aloksan..

5 1.10. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan tanaman kelor dapat dikembangkan sebagai obat alternatif dengan harga yang terjangkau untuk pengobatan diabetes melitus setelah dilakukan uji lebih lanjut melalui uji-uji praklinis dan klinis.