BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan fenomena umum sebagai sumber penerimaan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. nasional berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penerimaan Negara, pajak memberi kontibusi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali

BAB I PENDAHULUAN. yang terbesar.pengeluaran Pemerintah yang semakin besar dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan pemerintah, pembangunan maupun

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk belanja rutin maupun pembangunan (Suryadi: 2006). Dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pemerintahan karena jumlahnya relatif stabil. Dari sektor pajak diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat. potensial yang digunakan oleh pemerintah sebagai sumber pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku di berbagai negara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapapun terutama Wajib Pajak pasti akan berurusan dengan pajak, namun tidak

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak berperan penting dalam

2015 PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BABl PENDAHULUAN. Negara membutuhkan ketersediaan dana untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Undang-Undang Negara. kewajiban perpajakannya (John Hutagaol, 2007:275).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu instrument yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan suatu Negara sangatlah bergantung kepada besarnya

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai perkembangan yang sangat pesat.keunggulan dari internet tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat kecil baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri. Pajak merupakan salah satu yang menjadi sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memiliki peranan penting dalam penerimaan negara bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pajak didefinisikan sebagai kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara sebesar-besarnya (Zain & Hermana, 2010). Dalam upaya membiayai pembangunan negara, pemerintah Indonesia telah berusaha secara perlahan untuk melepaskan ketergantungannya terhadap bantuan atau pun pinjaman luar negeri dan beralih kepada kemampuan bangsa sendiri melalui peningkatan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar. Seperti yang tertuang dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan utamanya berasal dari pajak. Jika dilihat dari perkembangannya, penerimaan dari sektor perpajakan selalu melebihi jumlah penerimaan negara bukan pajak. Jumlah penerimaan negara yang berasal dari pajak dan bukan pajak pada APBN 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1. 1

2 Uraian Penerimaan Perpajakan Tabel 1.1 Perkembangan APBN Tahun 2010-2014 (dalam triliun rupiah) 2010 2011 2012 2013 2014 LKPP LKPP APBN-P APBN APBN 723,31 873,87 1.016,24 1.192,99 1.235,1 Penerimaan Negara 268,94 331,47 341,14 332,19 227,1 Bukan Pajak Sumber: www.anggaran.depkeu.go.id (diakses 10 Juni 2015, 21:58) Pajak itu sendiri memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai fungsi penerimaan (budgeter), yaitu sebagai alat (sumber) untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran negara yaitu pengeluaran rutih dan pembangunan; fungsi mengatur (reguler), yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan misalnya mengadakan perubahan tarif, memberikan pengecualian, keringanan atau sebaliknya pemberatan yang khusus ditujukan kepada masalah tertentu; fungsi stabilitas, yaitu dengan adanya pajak pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga dapat mengendalikan inflasi; fungsi redistribusi pendapatan, maksudnya dalah pajak yang sudah dipungut oleh negara akan dipergunakan untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat mulai dari pembangunan, pendidikan, hingga membuka kesempatan kerja; fungsi demokrasi, fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak. (Diana, 2013:20) Berdasarkan data-data yang didapat dari Direktorat Jenderal Pajak pada Kwartal I tahun 2012 ditemukan bahwa populasi orang pribadi di Indonesia

3 berjumlah sekitar 240 juta jiwa dengan angkatan kerja sekitar 110 juta jiwa. Jumlah WPOP yang menyampaikan SPT Tahun 2011 sebanyak 8,7 juta sedangkan pada tahun 2010 hanya 466 ribu. Dari jumlah penyampaian SPT pada tahun 2010 dan 2011 tersebut jelas terlihat adanya kenaikan yang signifikan. Sedangkan rasio penyampaian SPT terhadap populasi untuk orang pribadi adalah 3,5%, dan rasio penyampaian SPT terhadap WPOP terdaftar adalah 7,73%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hanya sekitar 672 ribu WPOP dari yang terdaftar yang menyampaikan SPT pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah pajak yang terkumpul mencapai Rp 976 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 19% dari tahun 2011 yang terkumpul sebanyak Rp 820 triliun. (Wiyoso dalam www.tempo.co.id, 17 September 2015) Adapun jumlah wajib pajak terdaftar dan wajib pajak lapor yang ada di KPP Pratama Soreang dari tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Data Kepatuhan WP OP Tahun 2010-2014 No Tahun Pajak WP Terdaftar WP Wajib SPT WP Lapor Kepatuhan E-filling 1 2010 94.450 90.136 34.745 38,55% 2 2011 106.533 62.931 43.106 68,50% - 3 2012 121.589 92.303 42.252 45,78% - 4 2013 136.682 59.536 42.501 71,39% 70 5 2014 149.495 86.825 49.280 56,76% 2.768 Sumber : Data KPP Pratama Soreang Tahun 2015 Tabel 1.2 menunjukan bahwa meningkatnya jumlah wajib pajak orang pribadi belum tentu menunjukan peningkatan kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melaporkan SPT tahunan. Hal ini dikarenakan masih banyak wajib pajak orang pribadi yang penghasilannya telah dipotong oleh pemberi kerja tidak

4 melaporkan SPT tahunannya. Tingkat kepatuhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang pada tahun 2010 sebesar 38,55%, pada tahun 2011 meningkat menjadi 68,50%, tetapi pada tahun 2012 menurun menjadi 45,78%, pada tahun 2013 meningkat menjadi 71,39, dan pada tahun 2014 tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi kembali menurun menjadi 56,76%. Agar hal tersebut idak terjadi secara terus menerus, maka perlu dilakukan kajian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Peran serta Wajib Pajak dalam sistem pemungutan pajak sangat menentukan tercapainya target penerimaan pajak. Penerimaan pajak yang optimal dapat dilihat dari berimbangnya penerimaan pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial. Oleh karena itu, Kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor penting yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak. Luigi (1999) menyebutkan kepatuhan atas pajak adalah melaporkan penghasilan sesuai dengan peraturan pajak, melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan tepat waktu dan membayar pajaknya dengan tepat waktu. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain besaran penghasilan, tingkat pendidikan, banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi, pembangunan infrastruktur yang tidak merata, ketidakpuasan wajib pajak atas pelayanan dan mekanisme pajak, ketidakpercayaan terhadap instansi perpajakan, dan masih banyak yang lainnya. Pada kenyataannya masyarakat kurang merasakan manfaat dari pajak yang telah dibayar, misalnya

5 masih banyaknya jalanan yang rusak. (Surya dalam www.tempo.co.id, 20 Juli 2015). Melalui modernisasi administrasi perpajakan, diharapkan terbangun pilarpilar pengelolaan pajak yang kokoh sebagai fundamental penerimaan negara yang baik dan berkesinambungan. Modernisasi sistem perpajakan di lingkungan DJP bertujuan untuk menerapkan Good Governance dan pelayanan prima kepada masyarakat. Good Governance, merupakan penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. (Siti Kurnia 2010:109) Pengelolaan pajak mengalami perubahan besar yang terus dikembangkan kearah modernisasi. Dengan demikian optimalisasi penerimaan pajak dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien. Sejak tahun 2001 Direktorat Jenderal Pajak telah memulai beberapa langkah reformasi administrasi perpajakan jangka menengah (3-5 tahun) sebagai prioritas reformasi perpajakan yang menjadi landasan bagi terciptanya administrasi perpajakan yang modern, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan tujuan agar tercapainya: tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi; tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi; dan produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi (Rapina dan Jerry, 2011). Saat ini, sudah ada 4 program elektronik yang menunjang administrasi perpajakan diantaranya e-spt, e-filing, e-registration, dan e-faktur. e-spt adalah SPT Tahunan Elektronik yang memuat data SPT wajib pajak dalam bentuk

6 elektronik yang dibuat oleh wajib pajak dengan menggunakan aplikasi e-spt yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara online yang real time melalui website DJP. e-registration yang merupakan sistem pendaftaran wajib pajak secara online adalah sistem aplikasi sebagai bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan kantor DJP dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran wajib pajak. Sistem ini terbagi dua bagian yaitu sistem yang dipergunakan oleh wajib pajak yang berfungsi sebagai sarana pendaftaran wajib pajak secara online dan sistem yang dipergunakan oleh petugas pajak yang berfungsi untuk memproses pendaftaran wajib pajak. Sedangkan e-faktur merupakan sistem terbaru yang diluncurkan oleh DJP. Bagi wajib pajak, e-faktur pajak ini memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan karena akan semakin yakin bahwa faktur pajak telah sesuai dengan transaksi sebenarnya sehingga dapat dikreditkan. Wajib pajak juga terhindar dari faktur pajak fiktif (www.pajak.go.id). Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang).

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang ada di KPP Pratama Soreang. 2. Bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang ada di KPP Pratama Soreang. 3. Apakah penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Soreang. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang ada di KPP Pratama Soreang. 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang ada di KPP Pratama Soreang. 3. Untuk mengetahui apakah penerapan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Soreang.

8 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan, dan juga untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh penerapan sistem administrasi perpajakan modern terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Bagi KPP Pratama Soreang Diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap penerapan sistem administrasi perpajakan modern dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang ada di KPP Pratama Soreang. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam penelitian di bidang yang sama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Soreang yang berlokasi di Jalan Raya Cimareme No. 205 Kabupaten Bandung Barat. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2015 sampai dengan selesai.