BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) class action research sebagai cara untuk menjawab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsismi ( 2005 ) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau classroom action research sebagai cara untuk

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penting, sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dikenal juga dengan istilah classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan :

Gambar 3.1 Denah Sekolah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. taktis yang relevan dengan pemecahan permasalahan pembelajaran sepak bola di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. profesi penulis dimana diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi


BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Denah SDN Cikaramas 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di SDNegeri Cimanggu yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. Adapun alasan peneliti memilih

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN A.

PTK DAN STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSALNYA *) Oleh: Ali Muhson **)

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Denah SDN Cikondang III

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya perbaikan proses pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modifikasi permainan dalam pembelajaran bola tangan mini. Secara operasional

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dibahas yaitu Meningkatkan

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Sukarasa 3 dan 4 Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. SD Negeri 2 Guwa Lor siswanya mengalami kesulitan dalam pembelajaran

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kolaboratif realistis terhadap permasalahan-permasalahan dari penerapan suatu

Transkripsi:

36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Kelas IV Kelas V Kelas I-II Kelas III Perpus Kantor Kelas VI Gambar 3. 1 Denah Lokasi Penelitian SDN Manglayang II

37 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah upaya meningkatkan keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua aspek yang terkait dengan proses pembelajaran mengoper bola dari dada (chest pass), meski didominasi oleh perubahan yang dialami siswa tetapi perilaku guru tidak lupa menjadi bahan perhatian sebagian dari data yang diperlukan untuk pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil berjumlah 20 orang siswa kelas V SDN Manglayang II. Peneliti bertindak sebagai observer. 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan selama empat bulan, yaitu bulan Januari, Februari, Maret dan April. Dimana terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan penyusunan laporan yang terinci pada tabel 3.1 dibawah ini : Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian WAKTU PELAKSANAAN No Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan 2 Perencanaan 3 Pelaksanaan Siklus I 4 Pelaksanaan Siklus II 5 Pelaksanaan Siklus III 6 Pengolahan Data 7 Penyusunan Laporan

38 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian penelitian tindakan kelas dengan rancangan model spiral Kemmis dan Taggart. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan anak dalam belajar shooting bola basket dengan modifikasi bola basket melalui media sasaran ring bambu, sehingga dengan modifikasi bola dan melalui media sasaran ring bambu ini hasil belajar shooting siswa dapat meningkat. Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada pembelajaran shooting bola basket, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut penelitian tindakan kelas atau PTK. Kegiatan penelitian tindakan tidak akan mengganggu proses pembelajaran. PTK dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Subyek dalam PTK termasuk murid-murid. Cara untuk menjaga

39 kualitas PTK yaitu bekerjasama dengan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator. Situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Pengajar dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Diperlukan kerangka kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata. Berdasarkan Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005: 12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut. Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenani situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Jadi secara ringkas pernyataan-pernyataan diatas adalah penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

40 dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional (Suyanto, 1997: 4). Dari pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif yang dilakukan guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya, dan melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut guru terlibat didalamnya dan membutuhkan orang lain, maka dari itu penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif. 2. Desain Penelitian Adapun desain penelitian ini mengacu kepada desain penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:88) yaitu model spiral yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan peencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang. Semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancangancang pemecahan permasalahan sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.

41 Untuk dapat membantu menyusun rencana tindakan ini, penulis tetapkan dalam beberapa siklus sebagai berikut: Gambar 3. 2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Toggart Berdasarkan gambar 3.2 bahwa PTK merupakan sebuah siklus yang meliputu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan refleksi (reflection). Sebelum peneliti melakukan tindakan, peneliti membuat

42 rencana tindakan yang akan dilakukan. setelah rencana tersusun dengan matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketika pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti diobsevasi oleh guru penjas SDN Manglayang II berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian dan seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal C. Prosedur Penelitian Dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian Arikunto (2002: 83) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Perencanaan atau planning b. Tindakan atau acting c. Pengamatan atau observing dan d. Refleksi atau refelcting. Sedangkan menurut Joni (1999: 22) terdapat lima tahap penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut: a) Pengembangan fokus masalah penelitian b) Perencanaan tindakan perbaikan c) Pelaksanaan tindakan perbaikan, Observasi dan interpretasi d) Analisis dan refleksi e) Perencanaan tindak lanjut Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya sesuai

43 dengan pendapat yang dikemukan Sa ud (2006: 8) maka setiap satu siklus tindakan memuat langkah-langkah yaitu: 1. Membuat Rencana Tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan. 3. Observasi. dan 4. Refleksi. Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan digambarkan pada peranan dan intensitas kegiatan, sehinggga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut. Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatkanlah skema prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Wiriaatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan memuat langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam melakukan gerakan melempar dan menangkap bola dalam permainan bola basket. 2. Rencana Tindakan a. Tahap perencanaan Tindakan. 1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran passing. 2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus. 3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk belajar.

44 4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar passing. 5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat: a) Apakah kemampuan gerak dasar passing dapat meningkat? b) Apakah melalui permainan bola pantul pembelajaran passing akan mampu menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan? b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan penugasan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal 1) Menyiapkan alat-alat pelajaran. 2) Guru dan siswa berdoa bersama. 3) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru. 4) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau berlatih yang berorientasi pada keberhasilan. b) Kegiatan Inti. 1) Peneliti yang berperan sebagai observer melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif. c) Kegiatan Akhir. 1) Siswa melakukan pelemasan sesuai dengan petunjuk guru.

45 2) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan. 3) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut. c. Observasi. Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah: 1. Observasi Peer (pengamatan sejawat). Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain. 2. Observasi Terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab. d. Refleksi. Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan

46 dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan. Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah refleksi adalah: 1) Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. 2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 3) Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat seperti siklus 1. e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I, Siklus II Sampai Siklus III Siklus I 1. Perencanaan Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui pemberian umpan balik dalam bentuk penghargaan secara verbal. 2. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I.

47 3. Observasi Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I. 4. Refleksi Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru ada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak dan untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan tugas gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa hasil belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh. 2. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II. 3. Observasi Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.

48 4. Refleksi Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III. Siklus III 1. Perencanaan Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa (kunci motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas lebih menekankan pada pemahaman siswa bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Guru penjas memprioritaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena siswa seperti itu lebih banyak membutuhkan dorongan berupa pujian dan motivasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III. 3. Observasi Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III.

49 4. Refleksi Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian memasuki tahapan pengolahan data. D. Instrumen Penelitian Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan melakukan keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan : 1. Pedoman observasi pada bentuk format yang telah dibuat untuk guru dan siswa pada pengumpulan data berbagai informasi dalam upaya meningkatkan keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Di dalam lembar observasi terdapat beberapa aspek yang dinilai pada saat proses belajar mengajar, diantaranya : a. Siswa 1) Memperhatikan penjelasan guru. 2) Respon siswa terhadap pertanyaan guru. 3) Minat siswa terhadap pembelajaran penjas dalam permainan bola basket. 4) Cara siswa menerima instruksi guru yang berkaitan dengan konteks permainan bola basket.

50 5) Tingkat pemahaman siswa terhadap pemahaman bola basket. 6) Kemampuan siswa dalam menggunakan teknik dasar passing bola basket melalui permainan bola pantul. 7) Cara siswa berinteraksi dengan guru atau dengan temannya sendiri. 8) Cara siswa menyimpulkan materi pembelajaran. (Format terlampir) Observasi yang dilakukan kepada guru ada tiga aspek yang dinilai diantaranya: b. Guru 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Evaluasi (Format terlampir) 2. Wawancara yaitu peneliti yang dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa dan guru yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang dilakukan. (Format terlampir) 3. IPKP 1 dan IPKP 2 sebagai format penilaian terhadap data perencanaan. Aspek yang dinilai dalam IPKP 1, diantaranya : a. Perumusan tujuan pembelajaran. b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran. c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran. d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.

51 Aspek yang dinilai dalam IPKP 2, diantaranya : a. Pra pembelajaran b. Membuka pembelajaran c. Mengelola inti pembelajaran d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. f. Kesan umum kinerja guru.(format terlampir) 4. Format aktivitas siswa sebagai data aktivitas siswa saat melakukan penerapan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Dalam format ini yang dinilai adalah antusiasme dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. (Format terlampir). 5. Data tes mengoper bola (chest pass) dan lembar penilaian tes. Dalam format ini yang dinilai adalah sikap awal, koordinasi tangan dan kaki, gerakan melempar dan sikap akhir. (Format terlampir). E. Teknik Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Peneliti yang terjun melakukan observasi, proses pengumpulan data dibantu pula oleh praktikan (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran dilaksanakan.

52 Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaaan tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan. Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua sumber data yang berasal dari: a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas. b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap observasi dan refleksi dari setiap kegiatan. F. Prosedur Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data Nasution (1996: 114). mengemukakan pendapatnya tentang prosedur pengolahan data, yaitu: Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan. b. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap

53 kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan. c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan. d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal tindakan sampai akhir tindakan. Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut : 2. Analisis Data Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan intruksi, dan aktivitas lain. G. Validasi Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari: 1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran. (Nasution, 1996: 115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah. a. Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran penjas.

54 b. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas). c. Guru penjas sebagai mitra peneliti yang memberikan masukan intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan. 2. Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus penelitian. 3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member check. 4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian ini. Yaitu suatu kegiatan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing untuk mengadakan pengecekan terakhir dalam temuan penelitian agar didapat kesahihan. H. Interpretasi Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.