BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, sedikit perusahaan yang mengalami hambatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Leverage mencerminkan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya digunakan untuk menilai kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dalam menggunakan aset perusahan untuk tujuan mendaptkan pendapatan bagi perusahaan. Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Fahmi, 2006:63). Istilah kinerja keuangan sering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu, tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja adalah penting karena informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan 8

arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. 2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangan Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah: 1. Mengetahui Tingkat Likuiditas Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih. 2. Mengetahui Tingkat Solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Mengetahui Tingkat Rentabilitas Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu 4. Mengetahui Tingkat Stabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang - hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang -hutangnya tepat pada waktunya. 9

2.1.3 Pengukuran Kinerja Keuangan Menurut Hanafi (2010:76) ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja yaitu: 1. Ukuran Kriteria Tunggal Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya kriteria lain diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan. 2. Ukuran Kriteria Beragam Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Kriteria ini mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga manajer dapat diukur kinerjanya dari beragam kriteria. Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Ukuran Kriteria Gabungan Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot masingmasing ukuran dan menghitung rata -ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh 10

kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari bahwa beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan tujuan yang lain, sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu pada beragam kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer. 2.2 merupakan sebuah hal yang begitu penting seiring dengan perkembangan perusahaan. Karena profitabilitas mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang dimilikinya. Menurut Munawir (2002:33) profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi (EBIT) dan laba bersih (EAT). Untuk memperoleh laba diatas rata-rata, maka pendapatan (revenue) harus lebih besar dari semua beban (expenses). suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba 11

yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Semakin besar tingkat profitabilitas menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadipelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Menurut Syahyunan (2004:83) rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Menurut Brigham (2007:112-115) jenis-jenis rasio profitabilitas adalah: 1. Profit Margin on Sales Rasio yang menggambarkan pendapatan bersih dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dengan penjualan. 12

2. Return on Assets (ROA) Rasio yang diperoleh dari pendapatan bersih dibagi dengan jumlah aktiva. 3. Return on Equity (ROE) Rasio dari pendapatan bersih dibagi dengan modal 2.3 Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar atas seluruh equitas. Debt to equity ratio merupakan salah satu ukuran paling mendasar dalam keuangan perusahaan (Welsh, 2003:125). Rasio ini akan berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi seorang kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Tetapi, bagi perusahaan apabila semakin besar rasio ini semakin akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam juga terjadi kerugian atas penyusutan nilai aktiva. 13

2.4 Ukuran Menurut Purwanto (2005) dalam Abiprayu (2011:25) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda: 1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. 2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. 3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. 14

2.5 Leverage Operasi Operating leverage atau leverage operasi adalah kepekaan laba operasi (EBIT) penjualan perusahaan. Leverage operasi timbul karena perusahaan menggunakan biaya operasi tetap. Leverage operasi sangat dipengaruhi oleh pertimbangan efisiensi serta dasar-dasar ekonomis dan karakteristik bisnis dari barang dan jasa yang dijual suatu perusahaan (Syahyunan, 2004:111). Leverage operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biaya-biaya operasi tetap (misal penyusutan gedung, peralatan kantor, dan sebagainya). Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya perubahan dalam volume penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan atau kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Leverage operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang diperoleh (Martono dan Harjito, 2008:295). 2.6 Penelitian Terdahulu a. Listyawati dan Sirine (2007) Penelitian Sediawati dan Sirine berjudul Analisis Pengaruh Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang, Rasio Intensitas Modal Tertimbang Dan Pangsa Pasar Terhadap Roa Dan Roe Manufaktur yang Go-Public di Indonesia, dengan sampel akhir sebanyak 54 perusahan selama tahun 1994 sampai 2004. Variabel independen meliputi intensitas Modal, Pangsa pasar, dan Leverage (DER) 15

b. Sediawati dan Purbawangsa (2009) Penelitian Sediawati dan Purbawangsa berjudul Pengaruh Ukuran dan Leverage dan Nilai meneliti perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencakup data 2008-2009, dengan sampel akhir sebanyak 10 perusahaan. Variabel independen meliputi leverage keuangan dan ukuran perusahaan dan variabel dependennya adalah profitabilitas sedangkan variabel moderatenya adalah nilai perusahaan. Hasil penelitiannya bahwa Ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh secara tidak signifikan profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh secara tidak signifikan leverage, ukuran perusahaan berpengaruh secara tidak signifikan nilai perusahaan, leverage dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan secara positif signifikan. sebagai variabel moderator utama tidak mampu memediasi ukuran perusahaan dan leverage nilai perusahaan. Leverage sebagai variabel moderator kedua tidak mampu memediasi ukuran perusahaan profitabilitas dan tidak mampu memediasi ukuran perusahaan nilai perusahaan. c. Sunarto dan Budi (2014) Penelitian Sunarto dan Budi Berjudul Pengaruh Leverage, Ukuran dan Pertumbuhan meneliti perusahaan air minum provinsi Jawa Tengah, sebanyak 21 perusahaan, tahun penelitian 2004-2007. Variabel independen meliputi leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan 16

perusahaan. Sedangkan variabel dependennya yaitu profitabilitas. Hasil penelitiannya variabel leverage berpengaruh negatif signifikan, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan dan variabel pertumbuhan tidak berpengaruh signifikan profitabilitas. d. Aryanti (2014) Penelitian ini berjudul Pengaruh Leverage, Likuiditas dan Pertumbuhan Penjualan yang Terdaftar di Indeks Kompas 100 Periode Tahun 2010-2013. Variabel independen yang digunakan yaitu Leverage, Likuiditas dan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa variabel Leverage dan likuiditas berpengaruh signifikan profitabilitas perusahan. e. Merti Sri Devi (2012) Penelitian yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pada Kimia & Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Variabel independennya yaitu Quick Ratio, Net Profit Margin dan Firm size. Hasil akhir penelitian quick ratio tidak berpengaruh signifikan profitabilitas, sedangkan 2 variabel lain berpengaruh signifikan profitabilitas. f. Sustia dan Tohir (2013) Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Ukuran Pada 17

Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independennya yaitu working capital management, Liquidity, Leverage dan firm size sedangkan variabel profitabilitas adalah variabel dependennya. Hasil penelitian menunjukkan variabel receivable collection period berpengaruh negatif, Variabel payable deferral period (PDP) tidak berpengaruh, Variabel cash conversion cycle (CCC) tidak diikutkan dalam hasil penelitian dikarenakan terjadi kolinieritas antara variabel CCC dengan ICP, sehingga keputusan CCC yang dikeluarkan itu dilihat dari nilai beta terkecil antara kedua variabel tersebut. Variabel current ratio (CR), Variabel debt ratio (DR) dan Variabel ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif return on asset (ROA) pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. g. Khushbakht Tayyaba (2013) Dalam penelitian Khushbaht Tayyaba yang berjudul Leverage An Analysis and Its Impact On Profitability With Reference To Selected Oil And Gas Companies, yang subjek penelitiannya adalah perusahaan sektor kertas, minyak dan gas. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu leverage operasi dan leverage financial, sedangkan variabel dependennya yaitu profitabilitas yang di proxykan dengan ROA, ROE dan EPS. Hasil penelitiannya semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan variabel dependennya. 18

h. Handoko Handoko dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, Rasio Modal Kerja, dan Rasio Hutang Terhadap Return On Assets Pada Automotive Di Bursa Efek Indonesia. yang diteliti yaitu perusahaan automotive yang terdaftar di bursa efek Indonesia perode 2005-2010, dengan sampel sebanyak 16 perusahaan. Variabelnya yaitu leverage operasi, leverage keuangan, rasio modal kerja dan rasio hutang. Hasil akhir penelitiannya adalah variabel leverage keuangan dan rasio hutang mempunyai pengaruh yang signifikan profitabilitas. sedangkan variabel leverage operasi dan rasio hutang, tidak berpengaruh signifikan profitabilitas. No Peneliti 1 Lisniawati dan Sirine Judul Penelitian Analisis Pengaruh Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang, Rasio Intensitas Modal Tertimbang Dan Pangsa Terhadap Roa dan Roe Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Variabel Dependen: ROA dan ROE Variabel Independen: Industri, Leverage Keuangan, Rasio Intensitas Modal, dan Pangsa Pasar Teknik Analisis Data Regresi Linier Berganda dan rasio leverage keuangan berpengaru negatif dan signifikan ROA perusahaan Hasil Penelitian Variabel ROA Industri berpengaruh positif dan signifikan sedangkan rasio intensitas modal 19

No Peneliti 2 Kadek Ayu Yogamurti Setiadewi dan Ida Bgs.Anom Purbawangsa Judul Penelitian Pengaruh Ukuran dan Leverage dan Nilai Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Variabel Dependen: Variabel Independen: Ukuran, Leverage Keuangan Variabel Dependen: Teknik Analisis Data Teknik Analisis Jalur Hasil Penelitian Tidak ada yang berpengaruh signifikan profitabilitas 3 Sunarto dan Agus Prasetyo Budi Pengaruh Leverage, Ukuran dan Pertumbuhan 4 RikaAryanti Pengaruh Leverage, Likuiditas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap yang Terdaftar di Indeks Kompas 100 Periode Tahun 2010-2013 5 Merti Sri Devi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pada Kimia & Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Moderatenya: Profotabilitas Variabel Dependen: Variabel Indepdenden: Leverage, Ukuran, dan Pertumbuhan Variabel Dependen: Variabel Independen: Leverage (DER), Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan Variabel Dependen: Variabel Independen: Quick Ratio, Net Profit Margin, Firm Size Teknik analisis regresi berganda Analisis Regresi Berganda teknik Analisis Regresi Berganda Variabel Leverage dan Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan profitabilitas Variabel Leverage (DER) dan Likuiditas berpengaruh signifikan profitabilitas variabel net profit dan firm size berpengaruh signifikan profitabilitas 20

No Peneliti 6 Rika Sustia dan Thohir 7 Rahmat Wiro Handoko Judul Penelitian Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Ukuran Terhadap Pada Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Leverage Operasi, Leverage Keuangan, Rasio Modal Kerja, Dan Rasio Hutang Terhadap Return On Assets Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Variabel Dependen: Variabel Independen: Manajemen modal kerja, Liquiditas, Leverage, dan Ukuran Variabel Dependen: ROA(Rasio ) Dependen: Leverage Operasi, Leverage Keuangan, Rasio Modal, Rasio Hutang Teknik Analisis Data Teknik Analisis Jalur Teknik analisis regresi berganda Hasil Penelitian liquiditas, leverage dan ukuran perusahaan secara keseluruhan berpengaruh signifikan profitabilitas Variabel Leverage keuangan dan rasio hutang berpengaruh signifikan profitabilitas 2.7 Kerangka Konseptual Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independennya yaitu Debt to Equity ratio, Ukuran perusahaan dan Leverage operasi. 21

a. Pengaruh Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. dapat mengembangkan usahanya dengan memenuhi kebutuhan modalnya demi meningkatkan laba dan nilai perusahaannya. Kebutuhan modal tersebut dapat dipenuhi melalui berbagai sumber pendanaan dari pihak dalam perusahaan maupun dari pihak luar perusahaan. Sumber dana pihak dalam perusahaan dapat diperoleh melalui modal sendiri dan laba ditahan, sedangkan sumber dana dari luarnya diperoleh dari pemilik yang termasuk komponen modal sendiri maupun dari pihak kreditur yang merupakan pinjaman atau hutang. b. Pengaruh Ukuran Terhadap Ukuran perusahaan merupakan ukuran atas besarnya aset yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan besar umumnya mempunyai total aktiva yang besar pula. besar dapat lebih mudah untuk mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar (Sunarto dan Budi, 2009). Dengan ini dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi profitabilitas. c. Pengaruh Leverage operasi Leverage operasi terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan biaya-biaya operasi tetap, misalnya biaya penyusutan gedung dan peralatan kantor, biaya asuransi dan biaya lain yang muncul dari 22

penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Penggunaan leverage operasi diharapkan dapat meningkatkan penjualan sehingga laba operasi (EBIT) yang diperoleh juga meningkat (Handoko 2009:04) Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini: Debt to equity Ratio Ukuran Leverage Operasi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, ukuran perusahaan, dan leverage operasi berpengaruh profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. 23