Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pembinaan Oleh Kepala Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa di Desa Payung Agung Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Lana Maulana ABSTRAK

FUAD ABDUL HAMID ABSTRAK

Pengaruh Komunikasi Kepala Desa Tehadap Kinerja Aparat Desa di Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Patimah. Abstrak

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

ARTIKEL. Oleh : YUHANIS H0A PROGRAM STUDI D IV MANAJEMEN PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JAMBI KAMPUS SAROLANGUN

PENGARUH PENGAWASAN PEMIMPIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. wewenang, sampai dengan kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

Penilaian Kinerja Oleh Kepala di Kantor Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah VI Tasikmalaya. Dejan Saputra ABSTRAK

PENGARUH REKRUITMEN PERANGKAT DESA TERHADAP KINERJA PERANGKAT DESA DI DESA ANDAPRAJA KECAMATAN RAJADESA KABUPATEN CIAMIS ROSE SITI BADRIAH ABSTRAK

PENGARUH KOORDINASI TERHADAP KINERJA PETUGAS PEMUNGUT PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

BAB II METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian deskriptif dengan analisis data kuantitatif.

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. guru dalam pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan iklim lembaga

PENGARUH SISTEM PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUTAI TIMUR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

KONTRIBUSI PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SAWAHLUNTO

SKRIPSI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Oleh : YULI ANDARI NPM :

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PIMPINAN IV TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL OLEH LURAH TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KELURAHAN CIAMIS KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS EMPIF FITRIANINGSIH

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. Novika Andriana 1

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai

BAB II METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

BAB III METODE PENELITIAN. research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis datang

BAB II METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

Riska Nurnafajrin 1 ; Ikeu Kania 2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Garut

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

KINERJA PEGAWAI DINAS PASAR KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. dan menggunakan rumus statistik dengan membantu menganalisa data dan fakta

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA. Oleh: Fitria Damayanti FE Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi Publik, Universitas Garut

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS I, II DAN III KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INDRAGIRI HULU RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang gaya kepemimpinan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA... 10

PENGARUH KINERJA PERANGKAT DESA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBANGUNAN INSFRASTRUKTUR PEDESAAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN CIMERAK KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori dan konseptualisme. Penelitian ini

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriftif

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di SMA Muhammadiyah Bangkinang Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis Abstrak Penelitian yang penulis lakukan berawal dari adanya masalah bahwa produktivitas kerja pegawai masih rendah, diantaranya yaitu : 1) Tidak ada kemauan pegawai untuk meningkatkan hasil pekerjaan secara maksimal; 2) Lemahnya kemampuan pegawai dalam meningkatkan hasil mutu pekerjaan; 3) Adanya penurunan semangat dan kreatifitas kerja pegawai. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis merumuskan permasalahan: 1) Bagaimana pelaksanaan pengambilan Keputusan oleh Kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis? 2) Bagaimana produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis? 3) Bagaimana pengaruh pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis? Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah Guru, Pegawai dan Staf di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis sebanyak 578 orang dengan sampel sebanyak 85 orang dan teknik sampling menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari observasi, wawancara dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, sedangkan untuk menentukan hubungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan mencari pengaruh dengan menggunakan koefisien determinasi. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut : 1) Pengambilan keputusan oleh Kepala di diperoleh rata-rata skor sebesar 243, yang termasuk pada kategori cukup baik, apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 57,23 %. 2) Produktivitas kerja pegawai diperoleh rata-rata skor sebesar 217, yang termasuk pada kategori rendah, apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 51,08 %. 3) Terdapat hubungan antara pengambilan keputusan oleh Kepala dengan produktivitas kerja pegawai dengan koefisien korelasi yang ditemukan adalah sebesar 0,703 yang termasuk dalam kategori kuat dan nilai koefisien determinasi sebesar 49,42 %, artinya 49,42 % produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh pelaksanaan pengambilan keputusan oleh Kepala sedangkan sisanya sebesar 50,58 % merupakan faktor lain yang tidak terdeteksi seperti kepemimpinan dan budaya organisasi, yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui koefisien korelasi 0,703 itu positif. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi terdapat pengaruh positif antara pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis, terbukti. Kata Kunci : Produktivitas Kerja Pegawai, Pengambilan Keputusan I. PENDAHULUAN Pengambilan keputusan menjadi suatu proses yang harus dijalankan pemerintah untuk mendapatkan keputusan yang dapat menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Selama ini Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala di lingkungan organisasi dipandang sebagai penentu pencapaian tujuan organisasi. Kedudukan fungsi dan peran seorang pemimpin selama ini mempunyai posisi yang sangat strategis, terutama sebagai pengambil keputusan. Pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh pimpinan merupakan suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur atau 638

komponen-komponen dari pengambilan keputusan tersebut. Akan tetapi meskipun pengambilan keputusan dipandang sebagai faktor penentu jalannya suatu organisasi, namun seringkali pengambilan keputusan menjadi penghambat dalam pencapaian tujuan organisasi, sehingga tidak jarang menyebabkan kinerja organisasi secara keseluruhan menjadi tidak maksimal, khususnya terkait dengan sikap dan perilaku pegawai dalam menunjukkan kualitas hasil pekerjaan sebagai bentuk totalitas pencapaian kinerja. Dikaitkan dengan produktivitas kerja, kepatuhan tersebut bukanlah kepatuhan yang bersifat robotic akan tetapi yang situasional dan penuh dengan dinamika. Berarti diperlukan keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi melalui produktivitas kerja pegawai yang lebih baik. Pada dasarnya produktivitas kerja belum semata-mata ditunjukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas kerja juga penting diperhatikan. Sehingga dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja pegawai maka diperlukan adanya kesediaan pimpinan untuk mampu membuat pengambilan keputusan yang tepat dengan memberdayakan para bawahannya antara lain melalui partisipasi para bawahan tersebut untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaannya, mutu hasil kerjanya, kariernya dan cara-cara yang dianggapnya paling efektif dalam menyelesaikan permasalahan kinerja yang dihadapinya di tempat kerja. Namun kendati demikian, ternyata ditemukan adanya penurunan tingkat produktivitas kerja pegawai karena perilaku atau sikap atau kreativitas kerja pegawai belum mampu meningkatkan performance kerja secara keseluruhan. II. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin. Pengambilan keputusan harus berdasarkan perhitungan yang matang, sehingga keputusan yang dikeluarkan dapat memecahkan suatu permasalahan dan dapat diterima oleh semua pihak yang bersangkutan. Dalam mengambil keputusan, seorang pemimpin harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat sebelumnya dan harus didukung dengan teknik-teknik pengambilan keputusan. Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan sebuah cara untuk memilih dengan memperhatikan hasil penilaian sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmosudirjo (1999:108) sebagai berikut : Decision-Making pada hakekatnya adalah Choosing (memilih), yang didahului oleh Evaluating (menilai), Judgement (menyatakan) dan Selection (menyaring). Pengambilan keputusan menurut Siagian (1996:47) yaitu : Pada hakekatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi yang menyangkut pengetahuan tentang hakekat daripada masalah yang dihadapi itu. Pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi analisa dan mempergunakan fakta dan data untuk mencari alternatif pemecahannya sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional dan penilaian dari pada hasil yang dicapai sebagai akibat daripada keputusan yang diambil. Adapun menurut Weiss (1990:64) pemilihan terhadap alternatif dari beberapa alternatif adalah proses pengambilan keputusan, sebagai berikut : Sebenarnya hanya sedikit perbedaan antara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pemecahan masalah berarti memilih tindakan alternatif yang tepat untuk memecahkan semacam kesulitan : misalnya bagaimana memberikan beban kerja yang tepat kepada orang-orang dengan keterampilan dan kemampuan yang berbeda sedangkan pengambilan keputusan berarti memilih antara alternatif. Berhasil atau tidaknya seorang Kepala dalam melaksanakan tugasnya, dapat dilihat dari keputusan-keputusan yang diambilnya, hal tersebut dikemukakan oleh Atmosudirjo (1982:24) dikatakan bahwa Pengambilan keputusan merupakan suatu seni, namun seni tersebut pengembangannya tidak semata-mata tergantung dari bakat seseorang di mana untuk pengembangan suatu seni diperlukan adanya teori-teori. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dilihat bahwa pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan karena pengambilan keputusan merupakan penentuan akhir dari berbagai masalah yang timbul, oleh karena itu dalam suatu pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang timbul hendaknya dilakukan dengan setepat-tepatnya, memperhatikan alternatif yang dipilih dan menganalisa alternatif yang dipilih dengan menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan, sehingga dalam 639

pelaksanaannya akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Produktivitas Kerja Pegawai Produktivitas dipandang sebagai penggunaan yang lebih intensif terhadap sumbersumber konverensi seperti tenaga kerja dan mesin yang jika diukur secara tepat dan benar-benar menunjukan suatu penampilan atau efisiensi. Hakekatnya, melalui produktivitas manajemen dan para penentu kebijakan mengarahkan efektivitas dan pelaksanaan organisasi perseorangan secara menyeluruh, yang mencakup sedikit gambaran jelas seperti tidak adanya rintangan dan kesulitan. Dikemukakan oleh (Suwatno, 2008:158) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia bahwa : Produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Produktivitas fisik dapat diukur dari aspek kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan sikap, perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan. Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental dan perilaku yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), dan mempunyai pandangan bahwa kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan kerja hari esok harus lebih baik dari prestasi hari ini. Pola perilaku yang demikian akan mendorong bawahan untuk senantiasa terus berusaha meningkatkan kerja, sebagai stimulus untuk selalu berbuat yang baik. Sedarmayanti (2009:58) mengemukakan bahwa : Produktivitas memiliki dua dimensi produktivitas kerja yakni efektivitas dan efisiensi. Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dilihat bahwa hal yang dapat mencapai produktivitas kerja dapat dicapai dengan kemampuan aparatur yang berkualitas, berupaya untuk meningkatkan hasil sesuai dengan target, mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi. Peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. III. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu suatu metode penelitian yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan. Dengan maksud agar penelitian ini dapat untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi dengan jalan mendeskripsikan bagaimana pengaruh pengambilan keputusan terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis. Menurut Tan (Silalahi, 2010:28) Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat. 2. Unit Analisis, Populasi dan Sampel a. Unit analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis. b. Populasi Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 578 orang responden yang merupakan guru, pegawai dan staf pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. c. Sampel Jumlah pegawai dan guru-guru yang berada di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis yang digunakan sebagai ukuran sampel adalah sebanyak 85 orang. 3. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data, yaitu teknik studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari teknik observasi, wawancara dan angket. 4. Teknik Pengolahan/Analisis Data Data yang berhasil dikumpulkan melalui berbagai teknik pengumpulan data diolah/dianalisis dengan menempuh langkahlangkah sebagai berikut : 640

a. Menentukan rentang, yaitu dengan cara skor/nilai tertinggi dikurangi skor/nilai terendah. b. Menentukan kategori penilaian. c. Menentukan persentase. d. Mengukur hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment. e. Menghitung koefisien determinasi untuk mengetahui besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pengaruh Pengambilan Keputusan Oleh Kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Setelah melakukan pembahasan terhadap setiap data indikator variabel X (pengambilan keputusan oleh kepala) yang diperoleh melalui penjelasan angket, akhirnya hasil pembahasan tersebut dapat direkapitulasikan pada tabel berikut : REKAPITULASI HASIL PENELITIAN TENTANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS (VARIABEL X) No. Indikator Skor Kategori Persentase Kategori 1 Pimpinan mengetahui masalah-masalah 242 56,94 yang terjadi di tempat kerja 2 Pimpinan senantiasa tanggap terhadap 258 60,71 setiap masalah yang timbul di tempat kerja 3 Pimpinan memiliki prioritas dalam 218 51,29 penyelesaian masalah yang timbul 4 Pimpinan memiliki data/ informasi yang 215 50,59 akurat untuk mengambil keputusan 5 Pemimpin berupaya untuk menelusuri 254 59,76 fakta-fakta yang ada 6 Pimpinan melibatkan pegawai dalam 258 60,71 pengumpulan informasi 7 Pimpinan mengikuti suatu prosedur dalam 218 51,29 pemecahan masalah 8 Pimpinan menentukan batasan masalah 233 54,82 9 Pimpinan memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang dihadapi dan teknik pemecahan yang akan digunakan 10 Pimpinan memiliki analisa dan argumentasi mengenai alternatif yang ada 11 Pimpinan melakukan konsultasi dengan pegawai mengenai konsekuensi dari alternatif yang ada 12 Pimpinan memilih beberapa alternatif dalam pengambilan keputusan 13 Pimpinan dapat memecahkan permasalahan yang ada 14 Pimpinan memilih alternatif terbaik sebagai bentuk tanggung jawab kepada bawahan 15 Pimpinan memiliki gagasan dalam upaya memecahkan masalah 16 Pimpinan melakukan diskusi yang diikuti oleh semua pihak 17 Pimpinan mendapat masukan pada tahap pengambilan keputusan akhir 245 271 239 218 239 266 272 264 244 57,65 63,76 56,24 51,29 56,24 62,59 64,00 62,12 57,41 641

18 Pimpinan membuat keputusan yang 239 56,24 disepakati oleh semua pihak 19 Pimpinan memiliki alasan-alasan yang 258 60,71 dapat diperhitungkan 20 Pimpinan melakukan pendekatan yang 242 56,94 rasional untuk mencapai kesepakatan 21 Pimpinan berupaya mencapai kesepakatan yang disetujui dan didukung oleh semua 215 50,59 pihak Jumlah 5108 1201,88 Rata-rata 243 57,23 Sumber : Hasil Penelitian 2017 Dari tabel rekapitulasi hasil jawaban responden untuk variabel pengambilan keputusan oleh Kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis diperoleh total skor sebesar 5108, kemudian untuk mencari rata-rata skor dilakukan perhitungan sebagai berikut: Total Skor Rata-rata skor = Jumlah Item 5108 = 21 = 243 Berdasarkan perhitungan rata-rata skor jawaban responden di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan oleh Kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamisdiperoleh rata-rata skor sebesar 243. Angka tersebut termasuk ke dalam kategori cukup baik. Jika dipersentasekan maka akan diperoleh angka sebagai berikut : Rata - Rata Skor x100 % Persentase = Skor Ideal 243 x 100 % = 425 = 57,23 % Angka 57,23 % jika dikonsultasikan pada kategori Sugiyono (2010:107) termasuk atau berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa pengambilan keputusan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis sudah cukup sesuai dengan teknik-teknik pengambilan keputusan menurut pendapat Siagian (1996:65). 2. Analisis Produktivitas Kerja Pegawai Di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Setelah melakukan pembahasan terhadap setiap data indikator variabel Y (efektivitas pembuatan sertifikat tanah) yang diperoleh melalui penjelasan angket, maka hasil pembahasan tersebut dapat direkapitulasikan pada tabel sebagai berikut : REKAPITULASI HASIL PENELITIAN TENTANG PRODUKTIVITASKERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS (VARIABEL Y) No. Indikator Skor Kategori Persentase Kategori 1 Adanya pemeriksaan hasil pekerjaan secara rutin 218 Rendah 51,29 % 2 Adanya evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh 206 Rendah 48,47 % 3 Adanya penempatan pegawai yang disesuaiakn dengan kemampuan 218 Rendah 51,29 % 4 Penegasan tujuan pelaksanaan pekerjaan 254 Sedang 59,76 % 5 Adanya komitmen pekerjaan 206 Rendah 48,47 % 6 Menjaga kondusifitas lingkungan pekerjaan 218 Rendah 51,29 % 7 Adanya peningkatan kapasitas pegawai dalam melaksanakan pekerjaan 202 Rendah 47,53 % 8 Adanya peningkatan fasilitas penunjang 215 Rendah 50,59 % 642

pekerjaan 9 Adanya hasil pekerjaan yang diselesaikan oleh pegawai dengan efektif dan efisien 213 Rendah 50,12 % 10 Adanya inisiatif dalam membentuk inovasi baru untuk meningkatkan kualitas 254 Sedang 59,76 % pekerjaan 11 Adanya pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas pekerjaan 206 Rendah 48,47 % 12 Adanya standar kualitas pekerjaan 218 Rendah 51,29 % 13 Adanya kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan kemampuan 215 Rendah 50,59 % 14 Adanya kebebasan kepada pegawai untuk berkreatifitas dalam pekerjaan 213 Rendah 50,12 % 15 Adanya pemberian kepercayaan kepada pegawai untuk mengambil keputusan 254 Sedang 59,76 % dalam pelaksanaan pekerjaan 16 Adanya peningkatan disiplin kerja pegawai 215 Rendah 50,59 % 17 Adanya pemberian kesempatan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan 215 Rendah 50,59 % bagi pegawai 18 Adanya reward and punishment terhadap kinerja pegawai 254 Sedang 59,76 % Jumlah 3994 939,74 % Sedang Rata-rata 222 52 % Sumber : Hasil Penelitian 2017 Dari tabel rekapitulasi hasil jawaban responden untuk variabel pengambilan keputusan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis, diperoleh total skor sebesar 3994, kemudian untuk mencari rata-rata skor diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut : Total Skor Rata-rata skor = Jumlah Item 3994 = 12 = 222 Berdasarkan perhitungan rata-rata skor jawaban responden di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan oleh Kepala di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamisdiperoleh rata-rata skor sebesar 222. Angka tersebut termasuk ke dalam kategori sedang. Jika dipersentasekan maka akan diperoleh angka sebagai berikut : Persentase = Rata - Rata Skor x100 % Skor Ideal 222 x 100 % = 425 = 52 % Angka 52 % jika dikonsultasikan pada kategori Sugiyono (2010:107) termasuk atau berada pada kategori cukup baik. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis sudah cukup sesuai dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yang dikemukakan oleh Siagian (2009:10-13). 3. Analisis Pengaruh Pengambilan Keputusan Oleh Kepala Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Untuk mengetahui Pengambilan Keputusan Oleh Kepala Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis, dapat diketahui melalui perhitungan koefisien korelasi. Adapun hasil dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : 2 2 643

= 7438 12051 57892 7438 = 697668329 7438 = 26413 = 0,282 Selanjutnya untuk mengetahui pengambilan keputusandengan variabel terikat produktivitas kerja pegawai akan digunakan teknik statistik, dengan menghitung besarnya koefisien determinasi dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi yang ditemukan. Adapun perhitungan untuk mengetahui besarnya determinasi adalah sebagai berikut : Kd = r 2 x 100 % = 0,282 2 x 100 % = 7,95 % Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 7,95 %, artinya produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh pelaksanaan pengambilan keputusan oleh kepala sebanyak 7,95 %. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengambilan keputusan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku terhadap produktivitas kerja pegawai sebesar 7,95 %, sedangkan 92,05 % adalah faktor lain yang tidak diteliti seperti disiplin kerja dan kreatifitas kerja pegawai. Untuk membuktikan hipotesis, selanjutnya dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut : Hо = r 0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dari pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Ha = r > 0 : Terdapat pengaruh yang positif dari pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Selanjutnya untuk menguji hipotesis apakah ditolak atau diterima, maka dapat dilakukan dengan membandingkan dengan t tabel dengan perhitungan rumus sebagai berikut : r n 2 1 r 2 0,703 85 2 2 1 0,703 0,703 83 1 0,494209 6,4046 0,7112 9,0053 Untuk mencari t tabel dengan tingkat keyakinan 95 % dengan α = 0,05 dan untuk n = 85, maka diperoleh t tabel sebesar 2,2818. Oleh karena sebesar 9,0053 > dari t tabel sebesar 2,2818, maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dan terbukti kebenarannya. Artinya hipotesis penulis yang berbunyi : Terdapat Pengaruh Signifikan pengambilan keputusan Oleh Kepala dan Produktivitas Kerja Pegawai Di Unit Pelaksana Teknis Dinas Ciamis, diterima. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut : a) Pengambilan keputusan oleh Kepala UPTD Ciamis telah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis angket dengan rata-rata skor sebesar 243, dan apabila dipersentasekan sebesar 57,23 % pada kategori cukup baik. Artinya pengambilan keputusan oleh Kepala UPTD Ciamis dilaksanakan cukup baik. Namun masih ada beberapa ada beberapa teknikteknik pengambilan keputusan yang belum dilaksanakan dengan optimal seperti pada indikator pimpinan memiliki data/informasi yang akurat untuk mengambil keputusan dan indikator pimpinan berupaya mencapai kesepakatan yang disetujui dan didukung oleh semua pihak. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan pengambilan keputusan oleh Kepala secara umum telah dilaksanakan dengan cukup baik. Begitu pula dengan hasil observasi bahwa dalam pelaksanaan pengambilan 644

keputusan oleh Kepala telah dilaksanakan sesuai dengan teknik-teknik pengambilan keputusan menurut Siagian (1996:65). b) Produktivitas kerja pegawai UPTD Ciamis telah dilaksanakan dengan cukup baik berdasarkan hasil angket dikategorikan sedang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 217, dan apabila dipersentasekan diperoleh hasil sebesar 51.08 %, berada pada kategori cukup baik. Artinya produktivitas kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamistelah dilaksanakan dengan cukup baik.namun demikian masih ada beberapa hal yang menyebabkan menurunnya produktivitas kerja pegawai yang belum dilaksanakan dengan optimal seperti pada indikator adanya peningkatan kapasitas pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa produktivitas kerja secara umum telah dimiliki oleh pegawai dengan cukup baik. Begitu pula dengan hasil observasi produktivitas kerja pegawai telah sesuai dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yang dikemukakan oleh Siagian (2009:10-13). c) Terdapat pengaruh pengambilan keputusan oleh Kepalaterhadap produktivitas kerja pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Hal ini dibuktikan dengan hasil koefisien determinasi sebesar 49,42%. Perolehan nilai tersebut menunjukan tingkat pengaruhnya yang kuat. Jadi terdapat pengaruh yang kuat pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yaitu dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel dengan tingkat keyakinan 95 % dengan = 0,05 dan untuk n = 85 maka diperoleh t tabel sebesar 2,2818. Karena sebesar 9,0053 > dari t tabel sebesar 2,2818. Maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima dengan kata lain hipotesis yang penulis ajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif antara pengambilan keputusan oleh Kepala terhadap produktivitas kerja pegawai, terbukti. 2. Saran-Saran Setelah melakukan penelitian di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis, maka penulis mencoba menyampaikan saran-saran sebagai berikut : a) Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengambilan keputusanoleh Kepala, maka Kepala sebaiknya melakukan berbagai upaya mengingat berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa indikator yang masih perlu ditingkatkan, seperti belum optimal dalam memiliki data/informasi yang akurat untuk mengambil keputusan dan masih kurangnya upaya dalam mencapai kesepakatan yang disetujui dan didukung oleh semua pihak. Selanjutnya untuk pelaksanaan indikator-indikator yang sudah cukup baik diharapkan dapat ditingkatkan lagi sehingga pelaksanaan pengambilan keputusan oleh Kepala dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. b) Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai UPTD Pendidikan Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamissebaiknya dilakukan berbagai upaya terhadap indikator-indikator yang masih belum optimal seperti masih kurangnya upaya peningkatan kapasitas pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang belum berjalan maksimal. Selanjutnya untuk pelaksanaan indikator-indikator yang telah dilaksanakan dengan cukup baik diharapkan dapat ditingkatkan lagi. c) Mengingat pelaksanaan pengambilan keputusan oleh Kepala berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawaiuptd Ciamis, maka sebaiknya Kepala lebih memperhatikan indikator-indikator pengambilan keputusan yang masih kurang sehingga produktivitas kerja pegawai UPTD Ciamisdapat dimiliki dan dilaksanakan dengan lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Atmosudirjo, Prajudi. 1999. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sedarmayanti, 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju. Siagian, Sondang P. 2009.Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Siagian, Sondang P. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. 645

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta. Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama. Weiss, D.H. 1990. Meningkatkan Kemampuan Membaca. Jakarta : Binarupa Aksara. Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta. 646