BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak nabati termasuk dalam golongan lipid yang dihasilkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi Biji Karet

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

PEMBUATAN MESIN PRESS HIDROLIK UNTUK PENGAMBILAN MINYAK DARI BIJI BIJIAN

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

II. TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang disebut minyak sawit. Minyak sawit terdiri dari dua jenis minyak

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

II. TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI. lipids are those substances which are

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OUTLINE. PERLAKUAN AWAL Tujuan: TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN LEMAK PANGAN PENDAHULUAN. Video: Sustainable Palm Oil Production PERLAKUAN AWAL

BAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sekilas Sejarah Pabrik Minyak Sawit dan Perkebunan Kelapa Sawit

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

;:: :~~~~~~~- /". . /- -:;...~ "' 1: :~~~;~. --~ -._ - ;:~~\~i~ -.::--;:;;-

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman polong-polongan

LAPORAN TUGAS AKHIR GALUH CHYNINTYA R.P. NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Nabati Minyak nabati adalah minyak yang diperoleh dari pengolahan tanaman antara lain dari bagian batang, daun, buah, biji, kulit buah maupun bunga melalui proses ekstraksi. Penelitian tentang minyak nabati dari berbagai jenis dan bagian tanaman telah banyak dilakukan (Mahandari et al., 2011). Beberapa minyak nabati yang dapat digunakan adalah minyak kelapa sawit pafrika, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri dan bunga matahari. Minyak nabati digunakan karena adanya ancaman akan habisnya minyak fosil yang tidak dapat diperbarui. Penggunaan minyak nabati sendiri dapat menekan angka pencemaran udara yang ditimbulkan oleh bahan bakar fosil, hal ini karena sedikitnya kandungan karbon dalam minyak nabati sehingga aman terhadap lingkungan (Fatoni dan Cocorda, 2012). Berdasarkan kegunaanya, minyak nabati terbagi menjadi 2 golongan. Pertama, minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible oils) dan dikenal dengan nama minyak goreng yang meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, mimyak zaitun, minyak kedelai dan sebagainya. Kedua, minyak yang digunakan dalam industri bukan makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu putih dan minyak jarak (Ketaren, 1986). Minyak nabati mempunyai fungsi sebagai bahan makanan, bahan baku industri serta bahan bakar atau campuran bahan bakar. Bahan baku minyak nabati utamanya adalah dari biji-bijian yakni kelapa, kelapa sawit, jagung, jarak, olive (zaitun), kacang tanah, biji kapuk, biji kapas, alpokat, kacang makadam, kanola, biji nyamplung, dll. 3

4 Semua minyak nabati dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar namun dengan proses-proses pengolahan tertentu (Fatoni dan Cocorda, 2012). 2.2. Tanaman Kenari Kenari merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak tumbuh di daerah Indonesia bagian timur, seperti Sulawesi Utara, Maluku dan pulau Seram. Djarkasi (2016), menyatakan bahwa tanaman kenari juga banyak dijumpai di beberapa negara seperti Thailand, Filipina, Kepulauan Fiji, dan Papua New Guinea. Sumber lain menyatakan bahwa tanaman ini banyak dijumpai di daerah Malenesian. Di Indonesia, tanaman ini masih merupakan tanaman hutan dan belum banyak dibudidayakan. Secara taksonomi, kenari memiliki nomenklatur : Kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Subkelas Rosidae, Ordo Sapindales, Famili Burseraceae, Genus Canarium. Genus Canarium merupakan genus terbesar dalam famili Burseraceae yang tersebar dari di Afrika, Asia, dan Kepulauan Pasifik. Jadi, secara taksonomi dapat diketahui bahwa kenari merupakan tanaman vascular (mempunyai sistem jaringan pembuluh pada batangnya), berbunga, dan berbiji dikotil. Beberapa spesies yang ada, spesies yang terdapat di Pasifik Barat dapat diklasifikasikan menjadi 2 group, yaitu Maluense (Canarium lamili, Canarium salomonense, Canarium harveyi) dan Vulgare (Canarium vulgare, Canarium indicum, Canarium ovatum). Spesies Canarium indicum, Canarium vulgare, dan Canarium ovatum yang termasuk dalam group vulgare memiliki kemiripan yang dominan. Ketiga spesies yang dominan tersebut berbeda-beda asalnya, seperti

5 Canarium vulgare dari Indonesia, Canarium ovatum dari Filipina, dan Canarium indicum berasal dari Indonesia, Papua New Guinea, Solomon, dan Vanuatu. Secara morfologi, buah kenari terdiri dari bagian kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan bagian tempurung dan isinya (endocarp). Bagian kulit luar dan daging buah ada yang tebal dan ada yang tipis tergantung pada spesies kenari. Bagian tersebut biasanya dibuang begitu saja, belum banyak dimanfaatkan oleh manusia. Bagian endocarp, sering disebut sebagai nut-in-shell (NIS), terdiri dari tempurung dan biji yang dibungkus oleh kulit ari (testa). Tempurung biji kenari biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Biji yang dipisahkan dari testa adalah bagian yang dapat dimakan (edible portion), inilah yang dimaksud dengan kenari yang biasa digunakan untuk makanan. Tanaman kenari menghasilkan buah atau biji yang mengandung lemak tinggi (65-70%) sebagai komponen utamanya. Komposisi kimia biji kenari sangat tergantung pada spesies, keadaan tanah, iklim, dan lokasi tumbuh. Oleh sebab itu, biji kenari dapat dijadikan sebagai sumber minyak nabati (Djarkasi, 2016). Biji kenari memiliki keunggulan ditinjau dari prospek pengembangan dan pemanfaatannya, antara lain dalam bidang pangan, biji kenari bisa dimakan segar, dipanggang untuk pengawetan, digunakan sebagai bumbu atau rempah-rempah atau bahkan sebagai topping untuk es krim. Minyak kenari sendiri digunakan untuk memasak. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa biji kenari bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, mencegah penyempitan arteri, sebagai antioksidan, menurunkan resiko kanker serta melindungi tubuh dari resiko diabetes melitus tipe 2 (Langi, 2013). Komposisi biji kenari disajikan pada tabel 1.

6 Tabel 1. Komposisi Biji Buah Kenari Komposisi Biji Kenari Segar (gram) Biji Kenari Kering (%) Moisture 35,4 5,20 (air) Protein 8,2 13,06 Lemak 45,9 65,15 Gula 0,2 - Pati 0,3 - Abu 2,6 - Karbohidrat - 16,59 Sumber : Djarkasi et al., 2007 2.3. Minyak Biji Kenari Minyak kenari diperoleh dari hasil ekstraksi biji (kernel) kenari, baik dengan metode pengepresan maupun ekstraksi dengan pelarut organik. Komposisi minyak kenari terdiri dari trigliserida, asam lemak, dan non gliserida sebagai komponen minor. Komponen minor minyak nabati adalah fosfolipida, tokoferol, flavonoid, komponen fenolik, pigmen (karotenoid dan klorofil), sterol, asam lemak bebas, digliserida, dan monogliserida. Beberapa komponen minor penting untuk stabilitas dan flavor minyak kenari (Djarkasi, 2016). Secara umum, sifat khas (karakter) minyak pangan ditentukan oleh sifat fisik dan kimianya. Sifat fisik yang penting diantaranya adalah densitas, indeks bias, dan titik cair, sedangkan sifat kimia meliputi komposisi asam lemak, perbandingan asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh, angka asam lemak bebas, angka iodin, angka penyabunan, dan kandungan vitamin E (tokoferol). Pendapat lain mengemukakan bahwa sifat fisikokimia minyak dipengaruhi beberapa faktor yaitu kultivar, kondisi pertumbuhan, penanganan pascapanen, dan proses pengolahan. Sifat khas dari minyak nabati bermanfaat untuk menentukan penggunaannya dalam industri, sehingga penelitian tentang komposisi asam lemak dan sifat

7 fisikokimia minyak kenari yang diekstrak dengan beberapa metode sangat menarik untuk dilakukan (Djarkasi et al., 2007). Komposisi asam lemak biji kenari yang diperoleh dengan metode pengepresan disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Biji Kenari hasil Pengepresan Asam Lemak Jumlah (%) Asam Laurat (C12) 1,16 Asam Miristat (C14) 0,48 Asam Palmitat (C16) 24,69 Asam Stearat (C18) 13,67 Asam Oleat (C18:1) 46,86 Asam linoleat (C18:2) 11,35 Asam Linolenat (C18:3) 0,43 Sumber : Djarkasi, 2016 Sifat-sifat fisika dan kimia serta komponen minor minyak kenari menurut Djarkasi (2016), antara lain : a. Densitas (30 o C) : 0,904-0,912 b. Indeks bias (30 o C) : 1,463-1,464 c. Titik cair : 22,3-22,6 o C d. Angka penyabunan : 169-194 mg KOH e. Angka iodin : 57,1-60,7 gram iod/100 gram minyak f. Tokoferol : 710-1140 ppm g. Karoten : 292-619 μg/100g 2.4. Proses Pengambilan Minyak Lemak dan minyak dapat diperoleh dari ekstraksi jaringan hewan atau tanaman dengan tiga cara, yaitu rendering, pengepresan (pressing), atau dengan pelarut (Kurniawati, 2015).

8 2.4.1. Rendering Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi. Penggunaan panas pada proses ekstraksi adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan cara pengerjaannya, rendering dibagi dalam dua cara, yaitu wet rendering dan dry rendering. Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses, sedangkan dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung (Ningsih dan Sri, 2006). 2.4.2. Pengepresan mekanis Pengepresan mekanis merupakan suatu cara pengambilan minyak atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi 30-70%. Cara ini membutuhkan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya yang mencakup pembuatan serpihan, perajangan dan penggilingan, serta pemanasan atau pemasakan (Putriningtyas, et al., 2007). 2.4.3. Pelarut Prinsip ekstraksi dengan pelarut adalah melarutkan minyak dalam pelarut minyak atau lemak. Sebagai bahan pelarut dapat digunakan berbagai macam pelarut organik. Senyawa organik yang sering digunakan adalah N-heksan, etanol, petroleum eter, dan lainlain (Putriningtyas, et al., 2007). Cara ini menghasilkan

9 bungkil / ampas dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1% atau lebih rendah dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil cara pengepresan mekanis karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi (Ningsih dan Sri, 2006). 2.5. Sistem Hidrolik Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkompresibel. Karena itu tekanan yang diterima diteruskan ke segala arah secara merata. Sistem hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebi besar dari awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundur maupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu ara horizontal maupun vertikal (Permana, 2010). 2.6. Dasar-Dasar Sistem Hidrolik Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal yang menyatakan bahwa didalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran yang sama, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

10 a. Tidak memiliki bentuk yang tetap, selalu berubah sesuai dengan tempatnya. b. Tidak dapat dimampatkan. c. Meneruskan tekana ke semua ara dengan sama rata. Gambar dibawah memperlihatkan dua buah silinder berisi cairan yang dihubungkan dan mempunyai diameter yang berbeda. Aplikasi beban F diletakkan di silinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan ke silinder besar (P = F/A, beban dibagi luas penampang silinder) menurut hukum ini, pertambahan tekanan dengan luas rasio penampanga silinder kecil dan besar, atau F = P.A. Gambar 1. Fluida dalam pipa menurut hukum Pascal Gambar diatas sesuai dengan hukum pascal, sehingga dapat diperoleh persamaan sebagai berikut : F1 A1 F1 F2 F2 = (1) A2 A1 = (2) A2 F1 F2 Sehingga diperole : = (3) A1 A2 Keterangan : F1 = gaya masuk F2 = gaya keluar A1 = diameter pistone kecil A2 = diameter pistone besar

11 Persamaan diatas dapat diketahui berdasarkan F2 dipengaruhi oleh besar kecilnya luas penampang dari pistone A2 dan A1. Penerapan dalam sistem hidrolik ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan fluida yang dihasilkan oleh pompa hidrolik untuk menggeserkan silinder kerja maju dan mundur maupun naik/turun sesuai letak dari silinder. Daya yang dihasilkan silinder kerja hidrolik lebih besar dari daya dikeluarkan oleh pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik (Permana, 2010). 2.7. Hidraulic Pressing Ekstraksi minyak dengan pengepresan dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu persiapan atau perlakuan pendahuluan dan ekstraksi. Tahap persiapan (perlakuan pendahuluan) meliputi, pembersihan, pengupasan, pengecilan ukuran (perajangan dan penggilingan), dan pemanasan atau pemasakan. Tahap ekstraksi dilakukan dengan pengepresan menggunakan kempa hidrolik atau berulir (Djarkasi, 2016). Mesin press hidrolik adalah suatu mesin industri yang mempunyai sistem hidrolik yang dapat bekerja secara mandiri dengan menggunakan pompa yang terletak terpisah untuk setiap mesin. Dalam hal ini mesin ini digunakan untuk melakukan pengepresan biji (Putriningtyas, et al., 2007). Pengepresan ini bekerja secara batch dengan menggunakan sistem hidrolik sebagai energi pengepres bahan. Banyaknya minyak yang di ekstrak tergantung dari lamanya proses pngepresan tekanan yang diberikan dan banyaknya kandungan minyak dari bahan (Fatoni dan Cokorda, 2012).

12 Komponen utama pada mesin press hidrolik ini adalah dongkrak hidrolik dan didukung oleh komponen lain yaitu tabung pengepressan, plat penekan (piston pengepress), handle, frame dan tempat penampung minyak. a. Dongkrak Hidrolik Dongkrak Hidrolik merupakan suatu alat utama yang digunakan pada mesin press hidrolik untuk memberikan tekanan pada bahan melalui piston penekan. b. Tabung Pengepressan Tabung Pengepressan merupakan bagian dari mesin press yang berfungsi untuk menampung bahan (biji) pada saat proses pengepressan yang berbentuk silinder dengan ketinggian tertentu dan dilengkapi dengan lubang-lubang penyaring dengan diameter lubang ± 3 mm pada sisi tabung bagian bawah maupun samping. c. Plat Penekan (Piston Pengepress) Plat Penekan merupakan sumbat geser yang terpasang presisi di dalam tabung pengepressan. Plat penekan ini berfungsi untuk mengubah volume dari tabung pengepressan, menekan bahan di dalam tabung pengepressan ataupun kombinasi keduanya. d. Handle ( Ulir ) Handle merupakan bagian mesin press hidrolik yang digunakan untuk mengatur batas maksimal bawah atau membantu dalam mengepress bahan selain dengan hidolik. e. Tempat Penampung Minyak Tempat Penampung Minyak merupakan tempat menampung minyak hasil pengepressan berbentuk loyang persegi dan dilengkapi dengan lubang sebagai tempat keluarnya minyak.

13 f. Power pack Power pack merupakan bagian dari press hidrolik yang berfungsi sebagai pusat kontrol dari press hidrolik. Power pack dapat berfungsi untuk mengatur besarnya tekanan dan lama waktu pengepressan (Putriningtyas et al., 2007).