BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

ANALISIS SISTEM MEKANISME KATUP PADA TOYOTA KIJANG 5K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB III LANDASAN TEORI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II LANDASAN TEORI

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan judul yang diambil. Berikut beberapa referensi yang berkaitan

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

ANALISIS MEKANISME KATUP, TROUBLE SHOOTING DAN VARIASI CELAH KATUP MASUK TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA ISUZU C190

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Penjelasan Umum

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

Variabel terikat Variabel kontrol Pengumpulan Data Peralatan Bahan Penelitian

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah kendaraan bermotor diindonesia sekarang ini

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB I PENDAHULUAN. tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan keunggulan-keunggulan lainnya.

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MODIFIKASI SUDUT KATUP DAN POROS NOK MOTOR SUPRA X UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA MESIN

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REMAPING PENGAPIAN CDI PROGRAMMABLE DENGAN VARIASI DURASI CAMSHAFT PADA MOTOR 4 TAK 125 CC BAHAN BAKAR E 100. Abstrak

contoh makalah teknik mesin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Spark Ignition Engine

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

MEMELIHARA/SERVIS ENGINE DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Pengaruh Ukuran Katup Terhadap Torsi Dan Daya Pada Sepeda Motor Honda Supra Fit

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

Yoyok Drajat Siswanto - Pengaruh Variasi Lobe Separation Angle Camshaft dan Variasi...

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

Di unduh dari : Bukupaket.com

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar sehingga menghasilkan energi mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi poros engkol yang untuk selanjutnya diteruskan ke sistem transmisi roda gigi kemudian diteruskan ke roda penggerak sehingga kendaraan dapat berjalan. (Arismunandar, Wiranto, 1988) Menurut siklus kerja ideal, motor bakar torak terbagi menjadi tiga yakni motor bensin (otto) atau yang lebih umum spark ignition engines (SIE), motor diesel atau yang lebih umum compression ignition engine (CIE), dan siklus gabungan. Sedangkan menurut langkah yang ditempuh dalam menghasilkan tenaga, maka motor bakar torak terbagi menjadi motor bakar dua langkah (two strokes engines) dan motor bakar empat langkah (four strokes engines). (Arismunandar, Wiranto,1988) 2.2 Siklus Motor Bensin 4 Langkah Motor bensin 4 langkah adalah motor bensin diman untuk melakukan suatu kerja diperlukan 4 langkah gerakan piston dan 2 kali putaran poros engkol. Siklus kerja motor bensin 4 langkah: 6

7 2.2.1 Langkah Hisap (Suction Stroke) Pada langkah ini, piston bergerak dari TMA menuju TMB, katup hisap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Akibatnya tekanan pada kepala silinder akan bertambah. Gambar 2.1 Langkah Hisap (Jalius Jama, 2008) 2.2.2 Langkah Kompresi (Compression Stroke) Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi bergerak menuju TMA, ini memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara dan bahan-bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira tiga kali lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi letikan bunga api listrik dari busi yang membakar campuran udara dan bahan-bakar. Sewaktu piston bergerak keatas, katup hisap tertutup dan pada waktu yang sama katup buang juga tertutup. Campuran diruang pembakaran dicompressi sampai TMA, sehingga dengan demikian mudah dinyalakan dan cepat terbakar.

8 Gambar 2.2 Langkah Kompresi (Jalius Jama, 2008) 2.2.3 Langkah Kerja (Explosion/Power Stroke) Campuran terbakar sangat cepat, proses pembakaran menyebabkan campuran gas akan mengembang dan memuai, dan energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran dalam ruang bakar menimbulkan tekanan ke segala arah dan tekanan pembakaran mendorong piston kebawah (TMB), selanjutnya memutar poros engkol melalui connecting rod. Gambar 2.3 Langkah Kerja (Jalius Jama, 2008) 2.2.4 Langkah Pembuangan (Exhaust Stroke) Sebelum piston bergerak kebawah ke (TMB), katup buang terbuka dan gas sisa pembakaran mengalir keluar. Sewaktu piston mulai

9 naik dari TMB, piston mendorong gas sisa pembakaran yang masih tertinggal keluar melalui katup buang dan saluran buang ke atmosfir. Setelah piston mulai turun dari TMA katup buang tertutup dan campuran mulai mengalir kedalam cylinder. Gambar 2.4 Langkah Pembuangan (Jalius Jama, 2008) Gambar 2.5 Proses kerja mesin 4 langkah Otto (Basyirun, 2008) 2.3 Definisi Mekanisme Katup Pada sistem motor bakar 4 tak, untuk memasukkan campuran bahan bakar dan udara, membuang gas bekas hasil pembakaran dari dalam silinder, diperlukan adanya katup masuk (In) dan katup buang (Ex), yang berfungsi

10 menutup dan mebuka salura masuk dan buang. Mekanisme yang membuka dan menutup katup-katup ini disebut mekanisme katup. 2.4 Komponen Dan Fungsi Mekanisme Katup SOHC Mekanisme katup mempunyai dua kegunaan, yaitu mengatur pemasukan campuran udara dan bahan bakar ke ruang bakar, dan mengatur pembuangan gas hasil sisa pembakaran ke udara luar. Setiap komponen pada mekanisme katup memiliki peran dan fungsi masing-masing, antara lain: 2.4.1 Katup (Valve) Katup berfungsi untuk membuka dan menutup saluran hisap dan buang. Konstruksi katup terdiri atas kepala katup, muka katup dan tangkai katup. Bentuk katup menyerupai jamur, pada kepala katup bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan, agar gas baru dapat masuk ke dalam silinder dengan lancar, demikian pula dengan gas bekas dapat keluar dengan lancar. Kepala katup terdapat permukaan yang berimpitan dengan dudukan katup. Bagian katup yang berimpitan disebut permukaan katup.

11 Gambar 2.6 Katup (Step 2 Engine Group: 24) Permukaan katup (valve face) dibuat miring, sesuai dengan kemiringan permukaan dudukan katup. Kepala katup juga disebut daun katup (leaf valve). Dibandingkan dengan diameter katup buang diameter katup hisap lebih besar. Dimaksudkan agar pemasukan gas baru lebih sempurna dengan massa gas yang lebih berat. Keadaan yang sebenarnya, apabila langkah dalam torak 180º engkol maka akan terjadi kekurangsempurnaan dalam tiap langkah torak, misalnya untuk langkah hisap, apabila katup hisap dibuka saat torak berada dititik mati atas dan ditutup saat berada dititik mati bawah, pemasukan gas sedikit sekali karena mendapat hambatan pada saluransaluran hisap, termasuk tinggi pembukaan katup. Demikian pula untuk langkah buang apabila katup buang dibuka pada saat torak berada dititik mati bawah dan ditutup pada saat torak berada dititik mati atas, maka akan terjadi ketidaksempurnaan dalam pembuangan gas bekas, gas bekas tidak seluruhnya dapat terbuang keluar.

12 Peranan utama katup pada mesin sangatlah penting. Disamping katup berfungsi untuk membuka dan menutup saluran hisap dan buang, tentunya katup pada saat langkah kompresi maupun ekspansi kedua katup harus menutup saluran tersebut, supaya meningkatkan kompresi dalam ruang bakar. 2.4.2 Pegas Katup (Valve Spring) Pegas katup merupakan salah satu bagian yang penting dari mekanisme katup. Fungsi pegas katup adalah mengencangkan penutupan katup terhadap dudukannya dan mengembalikan katup pada posisi semula, setelah terjadi pembukaan katup. Gambar 2.7 Pegas Katup (Step 2 Engine Group: 24) Kerja katup membuka dan menutup saluran sesuai dengan langkahlangkah kerja torak. Pembukaan katup digerakan oleh sumbu nok dan saat penutupan digerakan oleh pegas katup. Gerakan katup membuka cepat atau lambat tergantung kecepatan putaran poros nok atau kecepatan poros engkol. Kedua gerakan ini harus seimbang, bila putaran poros engkol lambat, kecepatan membuka katup juga lambat, sebaliknya bila kecepatan putar tinggi maka membuka katup juga cepat.

13 Kecepatan menutupnya katup dipengaruhi factor massa benda-benda yang mendorong pegas katup dan tekanan pegas katup. 2.4.3 Poros Nok (Camshaft) Poros nok mempunyai fungsi untuk mengatur saat pembukaan dan penutupan katup secara periodik. Jumlah nok sama dengan jumlah katup katupnya. Gambar 2.8 Poros Nok (Step 2 Engine Group: 29) Waktu kerja katup diatur oleh bentuk nok, untuk waktu kerja katup yang singkat bentuk bubungannya lancip, sedangkan waktu kerja katup lama bentuk bubungannya tumpul. Gambar 2.9 Bubungan Untuk Masa Kerja Katup Singkat Gambar 2.10 Bubungan Untuk Masa Kerja Katup Panjang (Step 2 Engine Group: 29)

14 2.4.4 Rocker Arm Bahan rocker arm dibuat dari baja tuang, rocker arm berfungsi untuk menekan katup, sehingga katup membuka. Rocker arm dipasang di atas kepala silinder, bila noken as menekan ke atas salah satu sepatu rocker arm, ujung yang lain berhubungan dengan katup dan mendorong tangkai katup yang menyebabkan katup terbuka. Rocker arm dilengkapi dengan sekrup dan mur pengunci (lock nut) untuk menyetel celah katup. Gambar 2.11 Rocker Arm 2.4.5 Timing Belt Sumbu nok digerakan oleh sabuk yang bergigi sebagai pengganti timing chain. Sabuk (belt) selain tidak menimbulkan bunyi dibanding dengan rantai (chain), juga tidak diperlukan penyetelan tegangan. Kelebihan lainnya belt lebih ringan dibanding dengan model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunakan pada mesin. Belt penggerak sumbu nok ini dibuat dari fiber glass yang diperkuat dengan karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang kecil bila terjadi panas.

15 Gambar 2.12 Timing Belt (New Step 1, 1996: 3-21) 2.5 Waktu Kerja Katup Masa kerja katup (valve timing) adalah saat membuka dan menutupnya katup yang berhubungan dengan posisi penggerak torak. Pada saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi maka katup harus membuka lebih cepat dan menutup lebih lambat. Hal ini untuk memberikan kesempatan bagi masuknya campuran udara dan bensin ke dalam silinder sebanyak mungkin. Sebaliknya, katup buang akan membuka sebelum langkah usaha berakhir dan tetap terbuka sampai beberapa saat setelah langkah hisap dimulai. Masa kerja katup dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan besarnya sudut perputaran poros engkol berdasarkan kedudukan torak pada TMA atau TMB.

16 Gambar 2.13 Diagram Pengaturan Pembukaan Dan Penutupan Katup ( Marsudi 2010:46) Waktu buka dan tutup katup berpengaruh terhadap performa mesin adapun besar durasi yang sesuai dengan performa mesin seperti : a. Performa mesin low speed pada motor kompetisi buka tutup katup kisaran 20º-50º untuk katup intake membuka dan menutup, dan 50º-20º katup exhaust membuka dan menutup. b. Performa mesin sport untuk katup intake membuka dan menutup kisaran 25º-65º dan katup exhast membuka dan menutup kisaran 70º-20º c. Performa mesin full maxsimum speed untuk katup intake membuka dan menutup kisaran 40º-70º dan katup exhaust membuka dan menutup kisaran 75-35 ( Graham bell 1998: 342)

17 2.6 Overlaping Overlaping adalah sebuah kondisi dimana kedua katup (hisap dan buang) berada dalam posisi terbuka. Hal ini terjadi pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap. Overlaping merupakan jumlah derajat durasi saat katup masuk mulai membuka dan buang menutup. Jumlah derajat overlapping mempengaruhi performa mesin. Overlaping yang terlalu besar akan membuat kompresi rendah, boros, pembilasan sempurna sehingga menjadikan bahan bakar murni tercemar dan pembakaran menjadi tidak sempurna karena terjadi negative corburetion. Hal ini hanya akan menghasilkan performa mesin hanya baik pada putaran rendah. Sedangkan overlaping yang terlalu kecil akan menyebabkan pemasukan bahan bakar menjadi lebih telat. Sehingga performa mesin hanya baik pada putaran tinggi. Untuk itu diperlukan overlaping yang tepat guna memperoleh performa mesin yang seimbang antara torsi dan daya. Gambar 2.14 Diagram Overlaping Poros Bubungan (Sumber: Des Hammill, 1998: 11)