PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN VITUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN MODUL MATERI HIMPUNAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Mahardika Intan Rahmawati

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MELATIHKAN PENERAPAN KONSEP SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS CONTEXTUAL

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPTIK

PENGEMBANGAN INTERESTING HANDOUT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 LUBUK ALUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

ABSTRACT. Keywords : media, computer, RME, circle, ADDIE

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT DISERTAI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ABSTRACT

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

Oleh ABSTRACT. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Padang, diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam belajar

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Mita Soviana 1), Syifa ul Gummah 2), L. Habiburahman 3) 1) Pemerhati Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP Mataram 2&3) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP Mataram Email: mitasoviana995@gmail.com Abstract : This study aimend to produce a module of physics which based on problems to improve students creative thinking skills. The development model used in this study was ADDIE. This research was conducted in second grade students of SMP Muhammadiyah Mataram. Data analysis was used qualitative descriptive analysis. The results of this research show that the module rating by validator 1 was 3,28 which criteria into very valid and validator 2 was 3,34 which criteria into very valid. Module practicability was analyzed by the implementation of learning with 3 observers. The assessment by observer 1 was 3,75 very good, observer 2 was 3,75 very good, and observer 3 was 3,79 very good with the criteria of the excellent module assessment. The result of the research show the students response when used the module was 3,7 is strongly agreed criteria and 3,07 is agreed criteria. The effectiveness of used the module in improving the students creative thinking skills earned an average score 79,5 with creative criteria. So, it can be concluded that used of module physics based problems can developed feasible used in learning process. Keywords: Problem Based Module dan creative thinking PENDAHULUAN Pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan peserta didik diarahkan untuk bisa berpikir kreatif, inovatif, solutif, dan berpola pikir. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan pengembangan dalam pembelajaran di sekolah. Pembinaan dan pengembangan pendidikan diawali di bangku sekolah dimana siswa dibina untuk mengembangkan suatu kemampuan, keahlian, dan keterampilan yang dimilikinya. Tujuannya untuk menguasai suatu fakta, konsep, prinsip, dan proses penemuan dari mata pelajaran. Proses pembelajaran perlu diterapkan konsep pengalaman langsung untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mengonstruksi pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung (Komalasari,2013:13). Oleh karena itu seorang guru hendaknya mengembangkan media yang sistematis untuk mengkontruksi pemahaman siswa serta memberikan pengalaman belajar kepada siswa secara mendalam. Konsep yang telah dipahami tersebut selajutnya bisa digunakan sebagai dasar memahami konsep-konsep yang tingkatannya lebih kompleks sehingga mampu memecahkan masalah fisika. Salah satu komponen bahan ajar adalah modul. Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo,2014:106). Peserta didik belajar secara mandiri memunginkan mereka untuk belajar secara aktif dan kreatif, modul juga bersifat kontekstual agar siswa dapat mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Pengembangan yang dilakukan yaiutu dengan penyajian modul yang berbasis masalah dalam menggunakan modul ini diharapkan dapat mengembangkan potensi siswa dalam hal berpikir kreatif siswa. Menurut Khaeruman, 2015 merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu siswa memecahkan masalah dengan mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dimulai dengan adanya masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, 43

mengumpulkan data, menginterpretasikan, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif berdiskusi, dan membuat laporan. siswa. Menurut Alvino dalam Sumarmo (2012: 18) Kreativitas sebagai proses METODE PENELITIAN merefleksikan kemahiran dalam berfikir yang Jenis Penelitian meliputi: kemahiran (fluency), fleksibilitas Penelitian ini menggunakan jenis (flexibility), originalitas (originality), dan penelitian pengembangan. Metode penelitian elaborasi (ellaboration). dan pengembangan (Research and Berdasarkan deskripsi di atas peneliti Development) adalah metode penelitian yang memandang sangat penting untuk digunakan untuk menghasilkan produk mengembangkan suatu bahan ajar berupa tertentu, dan menguji keefektifan produk modul pembelajaran dengan desain yang lebih tersebut. Penelitian ini dikembangkan dengan menarik, dengan menggunakan model menggunakan model ADDIE (Analysis, pembelajaran yang dapat membantu siswa Design, Development, Implementation, and dalam belajar yaitu berbasis masalah untuk Evalution). Desain Penelitian Penelitian Pendahuluan Desain modul berbasis masalah Tahap pengembangan modul berbasis masalah Produk awal Revisi Validasi Modul Modul berbasi masalah Implementasi Uji Coba Produk Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dan Respon Siswa Evaluasi Efektivitas modul dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreativitas siswa Gambar 1. Desain Penelitian Instrument Penelitian Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diamati. Instrumen dalam penelitian ini berupa 1. Lembar validasi modul digunakan untuk memperoleh data kualitatif berupa penilaian modul dari pakar atau ahli yang dipilih dari beberapa dosen. Tujuannya untuk mengetahui keterbacaan visual modul, memperoleh masukan/saran perbaikan media serta menentukan kelayakan modul yang akan digunakan dalam implementasi di sekolah. 2. Lembar observasi bertujuan untuk melihat kepraktisan penggunaan modul oleh tiga observer atau pengamat. 3. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul. 4. Soal pretest dan posttest yang berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa. 44

Teknik Pengumpulan Data 2. Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Teknik pengumpulan data merupakan Siswa cara yang digunakan oleh peneliti untuk Data kemampuan berpikir kreatif mengumpulkan data yang diperlukan dalam siswa dianalisis berpedoman pada rubrik penelitiannya. Teknik pengumpulan data pada berpikir kreatif, rubrik berpikir kreatif yang penelitian ini, yaitu sebagai berikut: digunakan dalam penelitian ini berbentuk 1. Data kelayakan modul diperoleh skala bertingkat data yang diperoleh pada menggunakan lembar validasi yang dinilai penelitian ini merupakan data kuantitatif oleh pakar sebagai validator. yaitu data tentang skor tes kemampuan 2. Data aktivitas penggunaan modul untuk berpikir kreatif. Untuk mengetahui katagori melihat kepraktisan modul. kemampuan berpikir kreatif siswa, 3. Data respon diperoleh melalui metode dianalisis secara deskriptif menggunakan angket untuk memperoleh tanggapan siswa persamaan berikut: terhadap modul yang digunakan. 4. Data hasil pelaksanaa pretest dan posttest untuk mengukur tingkat kemampuan Skor total yang diperole h siswa Nilai= x100 skor maksimal berpikir kreatif siswa. Teknik Analisa Data 1. Validitas Modul Analisis data ini dilakukan setelah memperoleh data dari lembar validator. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Menghitung skor rata-rata penilaian menggunakan rumus: x X N Keterangan: X = Skor rata-rata X = Jumlah skor N = Jumlah butir pertanyaan b) Mengubah skor rata-rata yang diperoleh ke dalam bentuk kualitatif berdasarkan tabel 1. berikut: Tabel 1. Kriteria Penilaian Modul Skor rata-rata ( Kriteria X ) 3,25< X 4,00 Sangat valid 2,50< X 3,25 Valid Kurang valid 1,75< X 2,50 1,00< X 1,75 Sangat kurang valid (Widoyoko, 2012) Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa setelah menggunakan modul fisika berbasis berbasis masalah adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria Berpikir Kreatif Skala perolehan Kriteria 81,26 X 100 Sangat Kreatif 62,51 X 81,25 Kreatif 43,76 X 62,50 Kurang Kreatif 25,00 X 43,75 Sangat Kurang Kreatif HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 1. Data Hasil Validasi Modul Validasi modul yang merupakan produk dari penelitian ini dilakukan uji validasi oleh dua orang pakar sebagai validator. Adapun hasil validasi modul oleh dua orang validator, secara terperinci ditunjukkan pada gambar 2 berikut: 45

4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Validator 1 Validator 2 Gambar 2. Data Hasil Validasi Berdasarkan gambar diatas, disimpulkan bahwa perolehan skor untuk aspek (1) kemuktahiran materi adalah 3,00 kriteria valid, (2) mengacu keingintahuan adalah 3,5 kriteria sangat valid, (3) penyajian adalah 3,125 kriteria valid, (4) berbasis masalah adalah 3,4 kriteria sangat valid, (5) tampilan umum adalah 3,6 kriteria sangat valid, (6) bahasa/keterbacaan adalah 3,25 kriteria valid. Adapaun kriteria akhir dari modul adalah sangat valid dengan perolehan skor 3,31. 2. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Mataram pada materi cahaya dengan menggunakan modul fisika berbasis masalah. Keterampilan berpikir kreatif diukur menggunakan hasil pretest dan posttest tes yang terdiri dari 5 soal uaraian yang telah divalidasi oleh validator, sehingga dapat diketahui peningkatan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan analisis data terdapat 4 orang siswa mendapatkan nilai 81,25 kriteria sangat kreatif, 6 orang siswa mendapatkan nilai 81,25 kriteria kreatif, dengan skor rata-rata keseluruhan 79,5 kriteria kreatif. PEMBAHASAN 1. Kelayakan dan Keefektifan Modul a. Kelayakan Modul Komponen penilaian kelayakan modul terdiri atas enam aspek penilaian yaitu kemuktahiran materi, mengacu keingintahuan, penyajian, berbasis masalah, tampilan umum, dan bahasa/keterbacaan. Rata-rata skor keseluruhan yang diperoleh pada aspek kemuktahiran materi adalah 3 dengan kategori valid. Skor yang diperoleh pada aspek kemuktahiran materi yaitu pada indikator mengaitkan dengan perkembangan ilmu terkini dan menyajikan informasi tentang aplikasi materi dalam kehidupan. Hal ini menunjukan bahwa modul yang dikembangkan dengan menggunakan berbasis masalah sudah sesuai dengan perkembangan ilmu terkini dan dapat memberikan informasi tentang aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari. Aspek mengacu keingintahuan terdiri atas tiga indikator yaitu memacu siswa untuk mencari tahu, menekankan pada pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan proses. Ketiga indikator tersebut berisi butirbutir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh validator ahli. Ratarata skor untuk keseluruhan aspek mengacu keingintahuan adalah 3,5 dengan kategori sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa modul yang dikembangkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan sesuai dengan pengalaman siswa. Aspek berbasis masalah terdiri atas delapan indikator yaitu adanya masalah, hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan, diskusi dan membuat laporan. Kedelapan indicator 46

tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh validator ahli. Rata-rata skor untuk keseluruhan aspek berbasis masalah adalah 3,125 dengan kriteria valid, skor yang diberikan menunjukan modul yang dikembangkan telah memenuhi indikator penyajian modul berbasis masalah. Aspek penyajian terdiri atas lima indikator yaitu ilustrasi dan gambar yang disajikan mendukung, materi disajikan dengan sederhana dan jelas, memiliki daftar isi, memiliki identitas atau keterangan gambar dan tabel dan informasi yang disajikan menarik dan mudah dipahami. Kelima indikator tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh validator ahli. Rata-rata skor untuk keseluruhan aspek penyajian adalah 3,4 dengan kategori sangat valid. Penilaian yang diberikan kedua validator sama, sehingga secara keseluruhan skor yang diberikan masih dalam kategori valid sehingga modul dapat dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini menunjukan modul yang dikembangkan telah memenuhi unsur penyajian sebuah modul yang disajikan secara lengkap. Aspek tampilan umum terdiri dari enam indikator yaitu halaman lengkap berurutan, cetakan tulisan dan gambar jelas, kesesuaian gambar dengan informasi, cover dan tampilan menarik, dan gambar-gambar yang disajikan menarik. Kelima indokator tersebut berisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh validator ahli. Rata-rata skor keseluruhan indikator tampilan umum adalah 3,6 dengan kriteria sangat valid. Hal ini menunjukan bahwa modul yang dikembangkan dapat menarik minat siswa untuk mempelajari materi. Aspek bahasa/keterbacaan terdiri dari dua indikator yaitu menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menggunakan aturan Ejaan Aturan Yang Disempurnakan (EYD). Kedua indikator tersebut bersisi butir-butir penilaian yang telah mendapat respon positif oleh validator ahli. Rata-rata skor aspek bahasa/keterbacaan adalah 3,25 dengan kriteria valid. Hal ini menunjukan bahwa modul yang dikembangkan sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sesuai dengan aturan ejaan yang disempurnakan. Berdasarkan penilaian yang didapat dari dua validator ahli, modul fisika berbasis masalah yang telah dinilai dapat dinyatakan layak untuk diterapkan pada siswa. Hal itu karena modul yang dikembangkan sudah memenuhi aspek kemuktahiran materi, mengacu keingintahuan, penyajian, berbasis masalah, tampilan umum, dan bahasa/keterbacaan dengan memperoleh rata-rata skor 3,31 dengan kriteria sangat valid. Penilaian tersebut menunjukan modul fisika berbasis masalah yang dikembangkan dapat digunakan pada tahap uji coba modul. b. Keefektifitas modul Penelitian ini dilakukan selain untuk kelayakan modul yang dikembangkan, juga dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan modul fisika berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Mataram. Keterampilan berpikir kreatif siswa diukur dengan menggunakan hasil pretest dan posttest yang terdiri dari lima soal uraian yang divalidasi oleh validator, pemberian soal pretest dengan tujuan agar dapat mengetahui kemampuan awal berpikir kreatif siswa sebelum menggunakan modul fisika berbasis masalah. Pada akhir pembelajaran siswa akan diberikan soal posttest dengan tujuan untuk mengetahui pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa setelah menggunakan modul fisika berbasis masalah. Hasil pretest yang dilakukan sebelum siswa menggunakan modul fisika berbasis masalah didapat bahwa masing-masing siswa memiliki tingkat keterampilan berpikir yaitu sangat kurang kreatif. Hal ini ditunjukan dengan nilai rerata skor yang diperoleh siswa sebesar 20,5. Nilai rata-rata tersebut jika diinterpretasikan ke dalam kriteria penilaian berpikir kreatif siswa, masuk pada kriteria sangat kurang kreatif. Sedangkan setelah siswa diberikan posttest yang sebelumnya diberikan pengajaran menggunakan modul fisika berbasis masalah nilai masing-masing siswa meningkat. Hal 47

ini dapat ditunjukan pada rerata skor ini ditunjukan dari hasil data observasi dan yang diperoleh siswa sebesar 79,5. Nilai angket respon siswa dengan memperoleh rata-rata tersebut jika diinterpretasikan kriteria sangat baik. ke dalam kriteria penilaian berpikir 3. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan kreatif siswa, masuk pada kategori penggunaan modul fisika berbasis masalah kreatif. Dengan analisis nilai N-Gain efektif dalam membantu siswa untuk peningkatan kemampuan berpikir meningkatkan kemampuan berpikir kreatif kreatif siswa secara keseluruhan yaitu siswa. Hal ini ditunjukan pada data 0,857. peningkatan skor hasil tes kemampuan 2. Kesesuaian Hasil dan Landasan Teori berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa modul fisika yang SARAN dikembangkan dinyatakan layak, praktis Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang dan efektif untuk digunakan. Hasil dapat disampaikan adalah: penelitian ini sesuai dengan kriteria kualitas 1. Bagi guru atau peneliti yang ingin perangkat pembelajaran yang ada pada menggunakan modul fisika berbasis landasan teori, dimana kriteria yang masalah, dapat merancang atau digunakan adalah kriteria hasil mengembangkan sendiri perangkat pengembangan yang dikemukakan Nieveen pembelajarannya. (1999), yaitu: (1) kevalidan (validity), (2) 2. Beberapa siswa masih kurang memahami kepraktisan (practicality), dan keefektifan model berbasis masalah, sehingga sebelum (effectiveness). Modul yang dikembangkan pembelajaran dilaksanakan siswa dijelaskan mempermudah siswa dalam kegiatan karakteristik model berbasis masalah dan pembelajaran dan dapat dipelajari secara langkah-langkah pembelajarannya. mandiri yang merupakan karakteristik modul yang baik. Dari segi pokok bahasan yaitu cahaya sudah terjabar dalam modul DAFTAR RUJUKAN ini, lengkap dengan teori dasar serta Khaeruman dan Nurhidayati Siti. 2015. Triktrik mekanisme praktikum sederhana. Mengajar. Mataram. Fakultas Kemudian dari segi pendekatan berbasis Pendidikan Matematika dan IPA IKIP masalah pun sudah termuat dalam modul Mataram. ini, yaitu menyajikan kegiatan menyajikan masalah, merumuskan hipotesis, merancang Komalasari, K. 2013. Pembelajaran percobaan, melakukan penyelidikan, Kontekstual Konsep dan Aplikasi. mengumpulkan data, menginterpretasikan, Bandung:. Repika Aditama. berdiskusi dan membuat laporan. Modul yang dikembangkan dengan pembelajaran Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif berbasis masalah dapat meningkatkan Membuat Bahan Ajar Inovatif. keterampilan berpikir kreatif siswa. Yogjakarta: DIVA Press SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Modul fisika berbasis masalah dengan materi cahaya yang telah dikembangkan dengan memenuhi kriteria kevalidan menurut penilaian para ahli layak untuk digunakan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. 2. Modul fisika berbasis masalah praktis untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran, hal Prayogi, Muhalin. 2015. Pengembangan Worksheettematika-Integratif pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Diakses dati http://ejournal PKPSM IKIP Mataram. 7 Mei 2017. Widoyoko, Eko P. 2012. Teknik Instrument Penyusunan Penelitian. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. 48