BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seseorang yang memiliki cita-cita untuk memajukan. demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak terlepas dari individu yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi dan komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. 1 Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 2 Tanpa pendidikan akan sulit diperoleh hasil dari kualitas sumber daya manusia yang maksimal. Hal ini tercermin dalam tujuan pendidikan nasional, yang mengaktualisasikan pada kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. 1 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, Cet. Ke-20, h. 1 2 Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),h.1 1

2 Undang-undang Dasar 1945 telah menegaskan kepada pemerintah agar menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, sebagaimana yang tercantum pada pasal 31 ayat (2) yang berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelengggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undangundang. 3 Tujuan pendidikan dalam undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 4 Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spiritual. 5 Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran guru dalam pendidikan yang menjadi tanggung jawab yang harus dilaksanakannya. 3 Undang-Undang Dasar 1945 (Jombang : Lintas Media.t.t), h. 9 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS ) beserta penjelasannya (Bandung : Cita Umbara, 2003), h. 7 5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. Revisi ke-7. h. 40

3 Guru adalah orang yang paling bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Guru tidak hanya menstranfer ilmu saja, tetapi seorang guru membina jiwa dan watak anak didik agar menjadi lebih baik. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab besar untuk mencapai tujuan pendidikan, oleh karena itu di sekolah dikembangkan norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku untuk mengatur kedudukan dan peranan seseorang sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Aturan-aturan yang berkembang dalam dunia pendidikan sudah sewajarnya ditaati dengan baik oleh peserta didik sebagai pelajar. Tumbuhnya kesadaran siswa dalam menaati norma atau aturan yang berlaku dapat menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Siswa sebagai pelajar dituntut mengikuti norma-norma yang berlaku di sekolah dalam segala aktivitasnya. Lancar atau tidak jalannya proses pembelajaran di sekolah sangat bergantung pada kedisiplinan peserta didik pada norma pendidikan atau norma sekolah. Normanorma yang perlu ditaati adalah norma yang berkembang dan berlaku di mana siswa berada, baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sebagai manusia yang mempunyai akhlakul karimah, baginya wajib memiliki disiplin yang tinggi, hal ini ditunjukkan dengan ketaatannya terhadap perintah yang datang dari Allah dan rasul-nya serta dari pemegang kekuasaan selama tidak

4 bertentangan dengan Alqur an dan Hadist. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 59 berikut. $pkr'»t tûïï%!$# (#þqãytb#uä (#qãèïûr&!$# (#qãèïûr&ur taqß 9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óoä3zïb ( bî*sù Läêôãt»uZs? Îû &äóóx«çnrãsù n<î) «!$# ÉAqß 9$#ur bî) LäêYä. tbqãzïb sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7ï9ºs öyz ß` ômr&ur xírù's? ÇÒÈ Pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas adalah bahwa kita disuruh taat terhadap pemimpin/ peraturan selama tidak melanggar aturan agama. Sehubungan dengan terbatasnya tenaga dan jumlah guru, maka guru kelas yang juga sebagai tenaga pendidik cukup potensial membantu dalam pelaksanaan peraturan sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa. Guru kelas adalah guru yang diserahi tugas membina murid dalam satu kelas. Guru kelas dalam hal hendaknya memperhatikan disiplin siswa. Oleh karena itu peran guru kelas dalam meningkatkan disiplin siswa terhadap peraturan sekolah sangat penting, tanpa adanya guru kelas mungkin disiplin siswa terhadap peraturan sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Untuk tugas yang berat itu, maka dalam pelaksanaan terhadap peraturan sekolah bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru kelas saja, namun semua aktivitas yang ada di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Oleh karena

5 itu guru kelas harus menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak, terutama dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan pengelola sekolah untuk berperan dalam pelaksanaan peraturan sekolah. Peraturan sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada. Aturan- aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap peraturan sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan-larangan. 6 Peraturan sekolah atau peraturan sekolah ditetapkan oleh kepala sekolah melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah, dan peserta didik. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi: 1) Peraturan sekolah pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan; 2)Petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib. 7 Peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah adalah memberikan nasihat kepada peserta didik, memberikan keteladanan, memberikan pembiasaan perilaku disiplin, memberikan pengawasan, dan memberikan hukuman. Dengan adanya peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, peserta didik lebih disiplin terhadap peraturan sekolah. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar, di dapatkan gambaran bahwa guru kelas di MIN Kampung Baru 6 Giri Harto Wiratomo, Tata Tertib Sekolah Sebagai Sarana Pendidikan Moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, http://www.sharepdf.com/ Online 03/ 07/ 2014 7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubik Indonesia Nonor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6 Kabupaten Banjar sudah berusaha secara maksimal dalam pelaksanaan peraturan sekolah, misalnya ada saja siswa yang terlambat masuk kelas, seharusnya masuk jam 07.30 tapi ada peserta didik yang masuk jam 08.00, tidak memakai seragam lengkap, ada peserta didik yang berambut tidak rapi dan berkuku panjang, tidak tepat mengumpul tugas (PR) yang diberikan guru, keluar masuk kelas, mencoret-coret bangku, membuang sampah sembarangan di dalam kelas dan tidak menjaga kebersihan kelas. Atas dasar inilah, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar dan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah (skripsi) dengan judul: Peran Guru Kelas dalam Pelaksanaan Peraturan Sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar. B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran judul dalam penelitian ini, maka peneliti akan memberikan penjelasan dan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Peran Peran adalah suatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan. 8 Peran yang dimaksud disini adalah peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah yaitu dengan cara memberikan keteladanan, memberikan 8 W.J.S. Poerwadraminta, Kamus Bahasa Indonesia ( Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985) h. 753

7 pembiasaan terhadap peraturan sekolah, memberikan nasihat, memberikan pengawasan, dan memberikan hukuman (sanksi). 2. Guru Kelas Guru kelas adalah guru yang diserahi tugas membina murid dalam satu kelas. Yang dimaksud dengan guru kelas dalam penelitian ini orang yang diserahi tugas khusus di samping mengajar untuk mengelola satu kelas juga bertanggung jawab membantu pelaksanaan peraturan sekolah. Guru kelas disini adalah guru kelas IV dan V. 3. Pelaksanaan Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Pelaksanan mengandung makna laku atau perbuatan, yang berasal dari sifat yaitu laksana, kemudia mendapat awalan pe- dan akhiran -an yang berarti cara melakukan sesuatu. Maksud pelaksanaan disini adalah pelaksanaan peraturan sekolah yang ada di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar. 4. Peraturan Sekolah Peraturan sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada 9. 9 Giri Harto Wiratomo, Tata Tertib Sekolah Sebagai Sarana Pendidikan Moral di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Semarang, h. 15

8 Aturan- aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap peraturan sekolah, meliputi tugas dan kewajiban yang meliputi kehadiran siswa, keterlambatan hadir, ketidak hadiran, kerapihan berpakaian, penampilan diri, sarana prasarana, upacara bendera,dan etika dan sopan santun, dan sanksi dan larangan-larangan. Jadi yang dimaksud judul dalam penelitian ini adalah peran guru kelas IV dan V dalam pelaksanaan peraturan sekolah yaitu dengan cara tertulis, memberikan pengawasan, dan nasihat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka masalah yang ingin dicari jawabannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Peraturan sekolah apa saja yang ada di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar? 2. Bagaimana peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar? D. Alasan Memilih Judul yaitu: Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi sehingga penelitian ini dilakukan

9 1. Sejauh ini masalah yang diangkat menarik minat penulis, untuk melakukan penelitian dan sepengetahuan penulis masalah ini belum pernah diteliti khususnya di lokasi tersebut. 2. Masalah pelaksanaan peraturan sekolah adalah satu hal yang sangat menentukan dalam aktivitas belajar. Kegiatan belajar akan berhasil apabila peraturan sekolah dijalankan sesuai dengan disiplin yang tinggi. 3. Peraturan sekolah merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, peraturan sekolah harus dilaksanakan secara maksimal. 4. Mengingat tanggung jawab peran guru kelas lebih besar dari pada guru mata pelajaran sehingga peranan guru kelas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan peraturan sekolah. E. Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian yang penulis maksudkan di sini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan peraturan sekolah apa saja yang ada di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar. 2. Untuk mendeskripsikan peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar.

10 F. Signifikansi Penelitian adalah: Dengan tercapainya tujuan tersebut, kegunaan penelitian yang diharapkan 1. Siswa diharapkan lebih meningkatkan disiplin terhadap peraturan sekolah agar prestasi belajar juga meningkat. 2. Untuk menggugah guru kelas atau tenaga pendidik agar lebih berperan aktif dalam pelaksanaan peraturan sekolah. 3. Bermanfaat untuk dijadikan sebagai pijakan awal penelitian berikutnya dan untuk pengembangan peningkatan disiplin siswa terhadap peraturan sekolah. Lebih khususnya menjadi kajian bagi MIN Kampung Baru Kabupaten. Banjar dan sekolah lainnya. 3. Diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan evaluasi sekolah. 4. Penambahan khazanah perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. G. Kajian Pustaka Setelah penulis melakukan kajian ke perpustakaan, ternyata telah ada hasil penelitian yang senada dengan penulis, yaitu skripsi oleh Wahidah (2008) dari jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang berjudul Peran Wali Kelas dalam Membina Disiplin Belajar Siswa SDN Anjir Kota Tengah Kabupaten Barito Kuala.

11 Namun ada perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Supaya lebih jelas tentang hal tersebut. Penulis akan menjelaskan sebagai berikut. Skripsi yang ditulis oleh Hayatun Nufus (2010) dari jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) dengan judul Peran Guru Kelas dalam Pelaksanaan peraturan sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar, sedangkan yang senada dengan penulis adalah skripsi Wahidah berjudul Peran Wali Kelas dalam Membina Disiplin Belajar Siswa SDN Anjir Kota Tengah Kabupaten Barito Kuala. Adapun mengenai objek penelitian penulis adalah peraturan sekolah yang ada di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar dan peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar, sedangkan Wahidah, objek penelitiannya adalah peran wali kelas dalam membina disiplin belajar siswa di SDN Anjir Kota Tengah Kabupaten Barito Kuala. Penelitian yang saya lakukan disini adalah meneliti tentang peraturan sekolah apa saja yang ada di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar dan peran guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah di MIN Kampung Baru Kabupaten Banjar, sedangkan Wahidah, meneliti tentang disiplin belajar siswa dan penelitiannya dilakukan di SD Anjir Kota Tengah Kabupaten Barito Kuala. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami pembahasan ini, maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut:

12 Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis, yang berisi tentang pengertian peraturan sekolah, fungsi, tujuan peraturan sekolah, macam-macam peraturan sekolah, dan cara pelaksanaan peraturan sekolah, pengertian guru kelas dan peranan guru kelas, dan peranan guru kelas dalam pelaksanaan peraturan sekolah. Bab III Metode penelitian, yang membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian,, tempat, objek, dan subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV laporan hasil penelitian, yang terdiri dari gambaran lokasi penelitian, penyajian dan analisis data. Bab V Penutup, yang berisi simpulan dan saran-saran.

13