ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

KARYA ILMIAH ANALISIS HUBUNG SINGKAT LINE TO GROUND

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan penghematan disegala bidang. Selaras dengan laju

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

BAB I PENDAHULUAN. reasonable, karena kekurangan pasokan daya tentu paling tepat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000

ANALISIS RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN PENYULANG BARU GI MASARAN

1. BAB I PENDAHULUAN

Studi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran Marapalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE ABSTRAKSI

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting dalam

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STUDI KOORDINASI FUSE

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

DESAIN KAPASITAS DISTRIBUTED GENERATION PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL GUNA MENGURANGI RUGI DAYA DAN RUGI TEGANGAN


Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

EFFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM INTERKONEKSI 150 kv NANGGROE ACEH DARUSSALAM MENGGUNAKAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

Simulasi dan Analisis Fenomena Resonansi Akibat Harmonisa Orde Genap dengan Menggunakan Software ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR

TUGAS AKHIR. Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Syarat-syarat untuk. Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

KOKO SURYONO D

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bertambahnya permintaan konsumen terhadap energi listrik dari

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

PENGARUH KAPASITOR BANK TERHADAP OUTPUT DARI GENERATOR INDUKSI 1 FASA

STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN BERBASIS BIAYA INVESTASI MINIMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

Singgih Adhiyatma et al., Analisis Penambahan Distributed Generation (DG) Dengan Metode Backward Forward...

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

Analisa Sistem Distribusi 20 kv Untuk Memperbaiki Kinerja Sistem Distribusi Menggunakan Electrical Transient Analysis Program

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi rugi-rugi energi pada transmisi

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email : agsums@gmail.com Abstrak Pembangkit listrik skala kecil tersebar (Distributed Generation, DG) menjadi suatu pilihan baru dalam penyediaan tenaga listrik. Pembangkit ini tidak hanya ekonomis tetapi keberadaannya di dekat pelanggan listrik juga menurunkan biaya transmisi dan distribusinya. Berkaitan dengan arus hubung singkat, salah satu faktor yang berpengaruh adalah impedansi sumber dan impedansi saluran. Dengan adanya pemasangan DG di dekat pelanggan listrik, maka juga akan berpengaruh terhadap impedansi total sistem sehingga akan berpengaruh terhadap arus hubung singkatnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis arus hubung singkat 3 fasa pada sistem distribusi standard IEEE 18 bus dengan adanya pemasangan DG. Penelitian dimulai dengan membuat model sistem distribusi dan DG dengan menggunakan ETAP Power Station. Data-data sistem yang diperlukan kemudian dimasukkan ke dalam model tersebut. Setelah modelnya lengkap kemudian dilakukan simulasi aliran daya untuk mengetahui apakah model yang dibuat sudah sempurna atau belum. Jika modelnya belum sempurna, maka dilakukan perbaikan model lagi. Setelah itu dilakukan simulasi hubung singkat 3 fasa dengan terlebih dulu menetapkan lokasi hubung singkatnya. Setelah itu simulasi dilakukan dengan memvariasi lokasi hubung singkat dan lokasi pemasangan DG-nya. Hasil simulasi arus hubung singkat 3 fasa diamati dan data-datanya kemudian dianalisis. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan adanya DG dalam sistem distribusi maka arus hubung singkat 3 fasanya akan naik. Jumlah dan lokasi pemasangan DG juga berpengaruh terhadap magnitude arus hubung singkat 3 fasanya. Kata kunci : distributed generation (DG); hubung singkat 3 fasa; sistem distribusi Pendahuluan Kehidupan masyarakat modern saat ini dari tahun ke tahun sangat bergantung pada energi listrik. Hal itu disebabkan tenaga listrik bersifat fleksibel, artinya energi dalam bentuk listrik lebih mudah dikonversikan menjadi energi lainnya. Energi listrik dapat dipakai untuk penerangan, penggerak mekanis di industri, rangkaian elektronika, dan lain-lain. DG mulai banyak diaplikasikan dalam sistem tenaga listrik seiring meningkatnya permintaan energi listrik. DG dapat digunakan untuk menghilangkan biaya-biaya transmisi dan distribusi yang tidak perlu (slootweg, 2002). Pemasangan DG di beberapa lokasi dapat menjaga kestabilan tegangan dan memperbaiki profil tegangan sistem distribusi (Waseem, 2008). Menurut Raj et all (2008) pemasangan DG pada sistem distribusi standar IEEE 30 bus dapat mengurangi rugi-rugi transmisi dan distribusi serta memperbaiki profil tegangan. Biasanya DG menggunakan generator yang berkapasitas lebih kecil bila dibandingkan dengan stasiun pembangkitan terpusat. DG akan mendistribusikan daya listrik di dekat beban sehingga tidak memerlukan pembangunan saluran transmisi yang baru. Kapasitas DG biasanya kurang dari 10 MW. Sumber energi untuk pembangkitan skala kecil (DG) antara lain dapat diperoleh dari sel surya, energi angin, pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan pembangkit listrik tenaga biomassa. Fenomena hubung singkat dalam sistem tenaga listrik merupakan fenomena yang menarik bagi banyak peneliti. Erezzaghi and Crossley (2003) memaparkan pengaruh impedansi gangguan hubung singkat terhadap operasi peralatan proteksi dengan menggunakan bantuan PSCAD. Heine and Lehton (2003) memaparkan pengaruh gangguan hubung singkat terhadap profil tegangan pada berbagai lokasi di saluran distribusi. Suatu model matematis dari sistem dibuat dan voltage sag pada berbagai tingkat gangguan diamati. Kondisi jaringan tegangan rendah pada saat terjadi gangguan terjadi di beberapa lokasi di jaringan tegangan tinggi juga diamati. Celli and Pilo (2001) memaparkan pengaruh DG terhadap sistem tenaga. Dengan menggunakan algoritma genetik, dibuat suatu software yang dapat menentukan alokasi pembangkitan optimal dengan memperhatikan kekangan teknis, seperti kapasitas saluran, profil tegangan dan arus hubung singkat 3 fase pada saluran tenaga. E-83

Berkaitan dengan arus hubung singkat, salah satu faktor yang berpengaruh adalah impedansi sumber dan impedansi saluran. Impedansi saluran ditentukan oleh panjang saluran, sedangkan arus hubung singkat ditentukan oleh impedansi hubung singkatnya. Dengan adanya pemasangan DG di dekat beban, maka juga akan berpengaruh terhadap impedansi total sistem sehingga juga akan berpengaruh terhadap arus hubung singkatnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis arus hubung singkat pada sistem distribusi standard IEEE 18 bus dengan adanya pemasangan DG. Metodologi Penelitian Bahan utama penelitian ini adalah sistem distribusi standard IEEE 18 bus seperti yang digunakan oleh Grady et al (1992) dengan diagram garis tunggal seperti gambar 1. Jalannya penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian dimulai dengan membuat model sistem distribusi dan DG dengan menggunakan ETAP Power Station 2. Data-data sistem yang diperlukan dimasukkan ke dalam model tersebut. 3. Setelah modelnya lengkap dilakukan simulasi aliran daya untuk mengetahui apakah model yang dibuat sudah sempurna. Jika belum sempurna, maka dilakukan perbaikan model lagi. 4. Simulasi hubung singkat 3 fasa dijalankan dengan terlebih dulu menetapkan lokasi gangguannya 5. Hasil simulasi arus hubung singkatnya dicatat dan data-data hasil simulasi tersebut kemudian dianalisis 6. Simulasi dilakukan dengan memvariasi lokasi gangguan, lokasi pemasangan DG dan jumlah DG yang terpasang Gambar 1 menunjukkan sistem distribusi standard IEEE 18 bus. 16 bus terletak pada sistem distribusi 12,5 kv dan 2 bus (50 dan 51) terletak pada sisi 138 kv dari trafo gardu induk yang disuplai dari sebuah swing bus. Sistem distribusinya bertipe radial dengan 2 penyulang utama. Penyulang pertama terdiri dari 8 bus (bus no.1 8) dan penyulang kedua terdiri dari 7 bus (bus no. 20 26). Pada sistem distribusi 12,5 kv terpasang kapasitor di 9 busnya. Sistem ini sama dengan yang digunakan oleh Grady et al (1992). DG yang dipakai dalam simulasi ini adalah turbin mikro 480 V, 250 kw seperti yang digunakan oleh Kirawanich et al (2004). Tabel 1 Data beban Bus Beban Aktif ( kw ) Reaktif ( kvar) 1 1 0 2 200 120 3 400 250 4 1500 930 5 1 0 6 800 500 7 200 120 8 1000 620 9 500 310 20 1000 620 21 300 190 22 200 120 23 800 500 24 500 310 25 1000 620 26 200 120 50 1 0 51 1 0 Gambar 1 Diagram garis tunggal sistem distribusi standard IEEE 18 bus Tabel 2 Impedansi saluran distribusi Dari Bus Ke Bus Resistansi (Ohm) Reaktansi (Ohm) 1 2 0.0673 0.1881 2 3 0.0939 0.2620 3 4 0.0494 0.1378 4 5 0.1400 0.3909 5 6 0.0461 0.1288 6 7 0.2688 0.3313 7 8 0.6359 0.4770 2 9 0.2666 0.3452 20 21 0.3472 0.4495 21 22 0.7505 0.9716 21 23 0.6227 0.8063 23 24 0.4547 0.5888 23 25 0.5823 0.7177 25 26 0.3450 0.4250 50 1 0.0488 0.0552 50 51 0.0078 0.0538 Tabel 3 Data Kapasitor yang terpasang Daya Nama Bus Reaktif ( kvar ) C1 2 1050 C2 3 600 C3 4 600 C4 5 1800 C5 7 600 C6 20 600 C7 21 1200 C8 24 1500 C9 25 900 C10 50 1200 E-84

0.72 ka Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN : 1412-9612 Bus8 Load16 1177 kva CB6 0.48 kv Bus10 T2 10 MVA CAP5 Cable8 Load26 Bus7 Bus6 Cable7 Load15 943 kva Cable6 Load14 CAP3 Bus5 Cable5 Bus4 Bus3 Load13 1765 kva CAP4 CAP2 Cable4 Load12 472 kva CAP1 1050 kvar Cable3 Load11 Bus2 Bus1 Cable2 Load10 Bus20 Cable18 T1 400 MVA Bus9 Bus50 CB3 Cable9 CB2 Load25 138 kv Cable1 Bus51 U1 400 MVAsc Load24 CB1 1800 kvar 250 kw Distributed Generator CAP9 900 kvar Load18 355 kva Load17 1177 kva Bus21 Cable10 Cable12 CAP6 CAP7 1200 kvar Bus22 Bus26 Load23 Cable15 Bus25 Load22 1177 kva Bus23 Cable14 Bus24 Cable13 Cable11 Load20 943 kva Load19 Load21 588 kva CAP8 1500 kvar Gambar 2 Model sistem distribusi standard IEEE 18 bus dalam ETAP U1 Bus8 Bus7 Bus6 Bus5 Bus4 Bus3 Bus2 Bus1 0.231 kv T1 Bus51 134.302 kv T2 0.158 kv 0.117 kv 0.104 kv 0.062 kv 0.048 kv 0.02 kv.663.06 Bus10 0.013 kv 1.5 Bus20 Distributed Generator Bus21 Bus22 Bus26 Bus23 Bus25 Bus24 Gambar 3 Hasil simulasi hubung singkat 3 fasa yang terjadi pada bus 1 dengan adanya 1 DG di bus 8 E-85

Hasil Dan Pembahasan Program analisis hubung singkat dalam ETAP dapat menganalisis hubung singkat 3 fase, hubung singkat saluran ke tanah, hubung singkat saluran ke saluran, dan hubung singkat saluran ganda ke tanah pada sistem distribusi. Program akan menghitung arus hubung singkat berdasarkan kontribusi dari motor, generator dan sistem utility. Analisis hubung singkat yang dilakukan pada penelitian ini adalah gangguan hubung singkat tiga fasa. Arus hubung singkat pada bus yang terganggu dihitung setelah 30 siklus (kondisi steady state). Semua mesin listrik direpresentasikan dengan impedansi internalnya. Kapasitansi saluran dan beban statis diabaikan. Sadapan transformator dapat diset pada posisi normal atau pada posisi sadapan untuk memperbaiki impedansi transformator dan tegangan sistem. Dianggap bahwa hubung singkat tidak menimbulkan percikan api sehingga resistansi busur apinya tidak diperhitungkan. Impedansi sistem dianggap seimbang dan metode komponen simetris digunakan untuk perhitungan gangguan tak seimbang. Dalam penelitian ini digunakan standar ANSI/IEEE untuk menghitung arus hubung singkat, dimana sumber tegangan ekuivalen pada lokasi ganguan, yang sama dengan tegangan sebelum terjadi gangguan, menggantikan semua sumber tegangan eksternal dan sumber tegangan internal mesin. Besarnya impedansi saluran antar bus pada sistem distribusi standar IEEE 18 bus berbeda-beda nilainya. Impedansi totalnya akan semakin besar bila jaraknya semakin jauh dari power grid. Adanya gangguan hubung singkat 3 fasa pada salah satu bus akan mengakibatkan terjadinya perubahan aliran daya. Arus yang semula mengalir menuju masing-masing bus, berubah arah dan magnitudenya menuju ke bus yang terganggu. Pada saat terjadi gangguan hubung singkat tiga fasa, maka juga diikuti dengan perubahan tegangan sistem. Pada saat sistem tanpa DG, arus hubung singkat tiga fasa yang terjadi hanya merupakan kontribusi dari power grid saja. Magnitude arus hubung singkatnya ditentukan oleh impedansi total antara power grid dengan lokasi gangguan. Impedansi ini meliputi impedansi urutan positif dari power grid, transformator gardu induk, dan saluran. Gambar 4 menunjukkan variasi arus hubung singkat tiga fasa pada saat sistem distribusi tidak dihubungkan dengan DG. Variasi nilai tersebut tergantung dari lokasi gangguan. Pada penyulang pertama (bus 8 bus 1), arus hubung singkat tiga fasa yang paling kecil dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus no 8 (bus yang terjauh dari power grid), sedangkan arus hubung singkat yang paling besar dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus no 1 (bus yang terdekat dengan power grid). Pada penyulang kedua (bus 20 26), arus hubung singkat tiga fasa yang paling kecil dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus no 26 (bus yang terjauh dari power grid), sedangkan arus hubung singkat tiga fasa yang paling besar dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus no 20 (bus yang terdekat dengan power grid). Hasil ini sesuai dengan teori perhitungan arus hubung singkat tiga fasa yang menyatakan bahwa arus hubung singkat ditentukan oleh impedansi sistem. Semakin jauh bus tersebut dari power grid, maka impedansi salurannya akan semakin besar. Semakin besar impedansi salurannya maka arus hubung singkat tiga fasanya akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Pemasangan sebuah DG pada sistem distribusi akan mengakibatkan perubahan impedansi urutan positif dari sistem sehingga akan berpengaruh terhadap arus hubung singkat tiga fasa. Magnitude arus hubung singkat ditentukan oleh impedansi antara power grid sampai lokasi gangguan, impedansi antara DG sampai lokasi gangguan, dan impedansi transformator gardu induk. Tabel 4 menunjukkan pemasangan sebuah DG pada suatu bus dalam sistem distribusi mengakibatkan kenaikan magnitude arus hubung singkat 3 fasa. Hal ini disebabkan karena dengan terpasangnya DG maka jumlah sumber listriknya menjadi bertambah sehingga aliran daya listriknya juga menjadi berubah. Beban yang semula disuplai dari power grid, dengan adanya DG maka beban tersebut akan disuplai dari DG tersebut. Dampak selanjutnya adalah terjadinya penurunan impedansi saluran. Sesuai dengan Hukum Ohm, semakin kecil impedansi maka arusnya akan semakin besar. Gambar 4 Arus hubung singkat tiga fasa saat 1 buah DG dihubungkan pada bus 8 E-86

Tabel 4 Arus hubung singkat tiga fasa yang terjadi pada saat 1 buah DG dipasang pada bus tertentu Lokasi Arus hubung singkat tiga fasa (A) dengan adanya 1 buah DG di Gangguan Bus 8 bus 7 bus 6 bus 5 bus 4 Bus 3 bus 2 bus 1 Bus 8 615 611 608 607 603 602 600 598 Bus 7 641 641 638 636 633 631 629 627 Bus 6 658 658 658 657 653 652 649 648 Bus 5 665 665 665 665 661 660 657 655 Bus 4 686 686 686 686 686 685 682 680 Bus 3 693 694 694 694 694 691 691 689 Bus 2 709 709 709 709 709 709 710 708 Bus 1 720 720 720 720 720 720 720 720 Bus 20 695 695 695 695 695 696 696 696 Bus 21 664 664 664 664 665 665 665 665 Bus 23 614 614 614 614 614 615 615 615 Bus 25 574 574 575 575 575 575 575 575 Bus 26 553 553 553 553 553 553 553 553 Gambar 5 Arus hubung singkat tiga fasa yang terjadi pada saat 1 buah DG dipasang pada bus tertentu Tabel 4 dan gambar 5 menunjukkan pengaruh variasi lokasi pemasangan DG terhadap arus hubung singkat tiga fasa. Variasi lokasi pemasangan sebuah DG di penyulang pertama mengakibatkan perubahan magnitude arus hubung singkat. Semakin dekat lokasi pemasangan DG dengan lokasi gangguan maka arus hubung singkatnya akan semakin besar, walaupun perubahannya tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan semakin dekat dengan DG, maka impedansi salurannya akan semakin kecil sehingga kontribusi DG terhadap arus hubung singkat juga akan semakin besar. Secara keseluruhan terlihat bahwa kontribusi DG terhadap arus hubung singkat pada penyulang pertama adalah lebih besar daripada penyulang kedua. Hal ini dapat dilihat dari variasi arus hubung singkat yang lebih besar pada penyulang pertama daripada variasi arus hubung singkat pada penyulang kedua. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemasangan DG di penyulang pertama tidak terlalu berpengaruh pada penyulang kedua. Sebagian besar arus hubung singkat yang terjadi pada penyulang kedua adalah kontribusi dari power grid. Tabel 4 dan gambar 5 juga menunjukkan bahwa ketika DG dipasang lokasi yang tetap tetapi lokasi gangguannya berubah, maka juga akan mengakibatkan perubahan arus hubung singkat tiga fasa. Pada penyulang pertama (bus 8 bus 1), arus hubung singkat terkecil dihasilkan oleh ganguan yang terjadi pada bus 8 dan arus hubung singkat terbesar dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus 1. Semakin mendekati power grid, maka arus hubung singkatnya akan semakin membesar. Kondisi yang sama juga terjadi pada penyulang kedua. Arus hubung singkat terkecil dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus 26 dan arus hubung singkat terbesar dihasilkan oleh gangguan yang terjadi pada bus 20. E-87

Tabel 5 Arus hubung singkat tiga fasa yang terjadi pada saat beberapa DG dihubungkan pada bus 8 Lokasi gangguan Arus hubung singkat tiga fasa (A) dengan adanya DG pada bus 8 sebanyak 1 2 3 4 5 Bus 1 720 775 828 878 926 Bus 2 709 764 817 870 922 Bus 3 693 749 793 843 892 Bus 4 686 741 781 829 877 Bus 5 665 721 748 793 836 Bus 6 658 714 738 781 823 Bus 7 641 671 712 752 791 Bus 8 615 637 675 710 745 E-88

Kirawanich, P., O Connell, R.M., and Brownfield, G., (2004), Microturbine harmonic impact study using ATP- EMTP, in 2004 11 th International Conf. on Harmonics and Quality of Power, pp. 117-122 Raj Vimal D Ajay P et all, (2008), Optimization of Distributed Generation Capacity for Line Loss Reduction and Voltage Profile Improvement Using PSO, Faculty of Electrical Engineering Universiti Teknologi Malaysia Waseem Irfan et all, (2008), Impacts of Distributed Generation on the Residential Distribution Network Operation, Virginia Polytechnic Institute and State University Willis, H. L. and Scott, W. G., (2000), Distributed Power Generation Planning and Evaluation, Marcel Dekker, Inc. E-89