BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bekerjasama untuk memproses masukan (input) yang ditunjukan kepada sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Diagram Use Case. Pertemuan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI

6 Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI PENJUALAN TKT REKLAME MAGUWOHARJO SLEMAN NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Indri Pratiwi

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS POLDA SUMBAR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Gambar 4.1 Flowchart

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR SIMBOL. Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN KARYAWAN BERBASIS WEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang, dan informasi. Sumber daya tersebut bekerjasama menuju

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pendataan Paud Di Indonesia Berbasis Web

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURAT PERNYATAAN ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab 3 Metode Perancangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori-teori Umum II.I.1. Sistem Sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan (Ir. Harianto Kristanto, 2000). II.1.2. Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya. Oleh sebab itu informasi yang diperoleh haruslah mempunyai kualitas informasi yang baik (Tata Sutabri, 2004), yaitu : 1. Akurat (Accurate), informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. 2. Tepat waktu (Timelines), informasi yang datang dari penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi. 3. Relevan (Relevance), informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penerimanya. 14

15 II.I.3. Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan keuangan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Reeve et al, 2013:9) II.1.4. Sistem Informasi Sekelompok orang, prosedur, input, output, dan pengolahannya secara bersama-sama menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan bagi penggunanya (Asbon Hendra, 2011:168). II.1.5. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan (George dan William, 2006:1). II.2. Persediaan II.2.1. Defenisi Persediaan Persediaan adalah aset yang dimiliki perusahaan dan tersedia untuk dijual dalam kepentingan bisnis atau merupakan barang yang akan digunakan untuk memproduksi barang yang tersedia untuk dijual. Dengan demikian persediaan merupakan suatu komponen aset yang sangat penting bagi perusahaan karena

16 persediaan merupakan sumber utama dalam merealisasi laba perusahaan ( Kieso, dkk, 2012:408). II.2.2. Pencatatan Persediaan Santoso (2010:241) menjelaskan sistem pencatatan pengelolaan persediaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni : 1. Sistem persediaan periodik / fisik (periodical physical inventory system) Suatu sistem pengelolaan persediaan di mana dalam penentuaan persediaan dilakukan melalui perhitungan secara fisik (physical counting) yang lazim dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi dalam rangka penyiapan laporan keuangan. Melalui perhitungan fisik ini, jumlah kuantitas persediaan akan diketahui, sehingga nilai persediaan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah kuantitas persediaan dengan suatu harga yang sesuai dengan metode penilaian persediaan yang dipilih perusahaan. Contoh Jurnal transaksi: Penjualan barang jadi: Kas/piutang Rpxxx Penjualan Rpxxx Pembelian bahan baku dan bahan penolong: Pembelian bahan baku Pembelian bahan penolong Rpxxx Rpxxx Kas/utang usaha Rpxx

17 Rumus Menghitung pemakaian bahan baku : Persediaan bahan baku awal + Pembelian bahan baku = Bahan baku tersedia untuk digunakan Persediaan bahan baku akhir = Pemakain bahan baku 2. Sistem persediaan terus menerus (perpetual inventory system) Merupakan suatu sistem pengelolaan persediaan di mana pencatatan mutasi persediaan dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan sehingga mutasi persediaan selama satu periode termonitor dan setiap saat jumlah maupun nilai persediaan dapat diketahui tanpa melakukan perhitungan secara fisik. Dengan sistem ini, maka seluruh mutasi persediaan selama satu periode akan dicatat dalam akun persediaan (inventory account). Contoh Jurnal transaksi: Penjualan barang jadi Kas/piutang penjualan Rpxxx Rpxxx Pembelian bahan baku dan bahan penolong Persediaan bahan baku Persediaan bahan penolong Rpxxx Rpxxx

18 Kas/utang usaha Rpxxx II.2.3. Metode Penilaian Persediaan (Stice dan Skousen, 2009 : 667) ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang umum digunakan yaitu : 1. Identifikasi Khusus Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. 2. Metode biaya rata-rata (Average) Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang-barang yang terjual seharusnya dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama atau terakhir. 3. Metode First In First Out (FIFO) Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realitas terhadap arus biaya ketika metode identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik dari barang yang terjual.beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan

19 karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, di dalam FIFO unit yang tersedia pada persediaan akhir adalah unit yang paling terakhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode. 4. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO) Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan pendapatan. Apalagi metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau harga naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah laba kotor yang lebih rendah dan persediaan akhir yang lebih rendah. Dengan demikian LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil terhadap margin laba kotor, karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam perolehan barang-barang dengan harga jual yang meningkat, dengan menggunakan LIFO, persediaan dilaporkan dengan menggunakan biaya dari pembeliaan awal. Jika LIFO digunakan dalam waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar. II.3. Basis Data (Database) Menurut Connolly dan Begg (2010 : 65) mendefinisikan basis data adalah kumpulan bersama tentang relasi data logis dan penggambarannya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi. Basis data

20 merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, dimana dapat digunakan oleh banyak pengguna. Basis data dapat didefenisikan sebagai himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Setiap database dapat berisi sejumlah objek database, yang antara lain : 1. Field Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka angka. 2. Record Record adalah sekumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh: nama, alamat, nomor telepon dan sebagainya. 3. File File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berhubungan secara logis. 4. Attribute Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entitas. Contoh : Pegawai, umur, alamat dan sebagainya. 5. Entity Entity adalah orang, tempat, benda atau kejadian yang berkaitan dengan informasi yang disimpan.contoh : pegawai, penjadwalan dan sebagainya. 6. Primary key

21 Primary key adalah sebuah field yang dinilainya unik yang tidak sama antara satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda pengenal dari suatu field. 7. Foreign Key Foreign Key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk menghubungkan primary key lain yang berada tabel yang berbeda. Menurut Heriyanto (2004 : 221) basis data terdistribusi adalah kumpulan data yang digunakan secara bersama yang saling terhubung secara logika tetapi tersebar secara fisik pada suatu jaringan komputer. Komputer-komputer dalam sebuah sistem terdistribusi berhubungan satu sama lain melalui bermacam-macam media komunikasi seperti high-speed buses atau phone line. Sebuah sistem database terdistribusi berisikan sekumpulan site, di mana tiap-tiap site dapat berpartisipasi dalam pengeksekusian transaksi-transaksi yang mengakses data pada satu site atau beberapa site.tiap-tiap site dapat memproses transaksi local yaitu sebuah transaksi yang mengakses data pada satu site di mana transaksi telah ditentukan. Sebuah site juga dapat mengambil bagian dalam mengeksekusi transaksi global yaitu transaksi yang mengakses data pada site yang berbeda di mana transaksi telah ditentukan, atau transaksi yang mengakses data pada beberapa site yang berbeda.jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang mewakili berbagai macam entitas dan hubungannya yang

22 dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi. II.4. Normalisasi Normalisasi adalah teknik perancangan yang banyak digunakan sebagai pemandu dalam merancang basis data relasional. Pada dasarnya, normalisasi adalah proses dua langkah yang meletakkan data dalam bentuk tabulasi dengan menghilangkan kelompok berulang lalu menghilangkan data yang terduplikasi dari tabel relational. Teori normalisasi didasarkan pada konsep bentuk normal. Sebuah tabel relasional dikatakan berada pada bentuk normal tertentu jika table memenuhi himpunan batasan tertentu. Ada empat tahapan normalisasi yaitu : 1. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form), bentuk normal pertama adalah kondisi dimana suatu tabel memiliki atribut yang atomik dimana semua nilai atributnya tidak dapat dibagi lagi menjadi nilai-nilai yang tidak dapat dikatakan atomik karena atribut alamat dapat dibagi lagi menjadi nilai-nilai jalan, kota, kode pos (Nugroho, 2011 : 190). 2. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form), Kondisi dimana suatu tabel telah berada pada bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci primer bergantung sepenuhmya pada kunci primer (Nugroho, 2011 : 200).

23 3. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form), adalah kondisi dimana suatu tabel telah berada pada bentuk normal kedua dan tidak lagi ditemukannya sebuah kebergantungan transitif dimana suatu atribut bukan kunci juga bergantung pada atribut bukan kunci lainnya (Nugroho, 2011 : 201) 4. Boyce-Codd Normal Form (BCNF / Boyce-Codd Normal Form), adalah kondisi dimana suatu tabel telah berada pada bentuk normal ketiga dan jika atribut kunci merupakan satu-satunya kunci kandidat atau kunci calon (Nugroho, 2011 : 205). II.5. SQL Server SQL Server adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak digunakan oleh para pemrogram aplikasi basis data. Contoh DBMS lainnya adalah MySQL, MS Access, DB2, Oracle dan sebagainya ( Informatika : 2015,5 ) Database Management System (DBMS) adalah aplikasi yang dipakai untuk mengolah basis data. DBMS biasanya menawarkan beberapa kemampuan yang terintegrasi seperti : 1. Membuat, menghapus, menambah dan memodifikasi data. 2. Pada beberapa DBMS pengelolaannya berbasi windows (berbentuk jendela-jendela) sehingga lebih mudah digunakan. 3. Tidak semua orang bisa mengakses basis data yang ada sehingga memberikan keamanan bagi data 4. Kemampuan berkomunikasi dengan program aplikasi yang lain.

24 II.6. Visual Basic. Net Visual Basic. NET adalah Visual Basic yang direkayasa kembali untuk digunakan pada platform. Net sehingga aplikasi yang dibuat menggunakan Visual Basic. Net dapat berjalan pada sistem komputer apapun, dan dapat mengambil data dari server dengan tipe apapun asalkan terinstal. NET Framework ( Informatika : 2015, 178) II.7. UML (Unifield Modeling Language) Unified Modeling Language (UML) adalah standarisasi bahasa pemodelan untuk membangun perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek (Shalahuddin dan Rosa, 2013). Diagram-diagram yang digunakan pada UML antara lain adalah class diagram, object diagram, use case diagram, activity diagram, dan sequence diagram. II.7.1. Notasi Dasar UML 1. Class Diagram Class, dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar diawal kalimatnya dan diletakkan diatas kotak. Bila class mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Notasi class dalam UML dapat dilihat pada tabel II.1 berikut :

25 Tabel II.1. Class Diagram No Simbol Deskripsi Kelas Kelas pada struktur sistem 1. 2. Antarmuka / interface Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek 3. 4. Asosiasi / association Asosiasi berarah / directed association Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity 5. Generalisasi Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umumkhusus) 6. Kebergantungan/dependensi Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antar kelas 7. Agregasi / aggregation Relasi antar kelas dengan makna semua-bagian. Sumber : Shalahuddin dan Rosa (2013)

26 2. Use Case Diagram Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat (Rosa dan Shalahuddin, 2013). Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal pada use case yaitu pendefenisiaan apa yang disebut aktor dan use case. a. Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unitunit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. Berikut adalah tabel II.2. merupakan simbol-simbol yang ada pada diagram use case:

27 Tabel II.2. Use case Diagram No Simbol Deskripsi Usecase Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai 1. unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau nama use case aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja dia walfrase nama use case. Aktor/actor Orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi 2. Nama aktor dengan system informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama aktor. Asosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use case yang 3. berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor. Exstensi/extend <<extend>> Relasi use case tambahan kesebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip 4. dengan prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan, missal:

28 Validasi username <<extend>> Validasi user <<extend>> Validasi sidik jari Generalisasi Arah panah mengarah pada use case yang ditambahkan, biasanya use case yang menjadi extend-nya merupakan jenis yang sama dengan use case yang menjadi induknya. Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umumkhusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya: Ubah data 5. Mengolah data Hapus data Arah panah mengarah pada use case yang menjadi generalisasinya.

29 Menggunakan /include/uses <<include>> <<user>> Relasi use case tambahan kesebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini. Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include di use case : 1. Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat use case tambahan dijalankan, misal pada kasus berikut : Validasi username <<include>> 6. Login 2. Include berarti use case tambahan yang akan selalu melakukan pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan dijalankan, misal pada kasus berikut : Validasi user <<include>> Ubah data Kedua interpretasi di atas dapat dianut salah satu atau keduanya tergantung pada pertimbangan dan interpretasi yang dibutuhkan. Sumber : Shalahuddin dan Rosa (2013)

30 3. Activity Diagram Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Simbol-simbol Activity Diagram dapat dilihat pada tabel II.3. Tabel II.3. Activity Diagram No Simbol Deskripsi 1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal 2. Aktivitas aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja 3. Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu 4. 5. Penggabungan/join Status akhir Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu Status akhir yang dilakukan oleh sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir

31 Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi. 6. Sumber : Shalahuddin dan Rosa (2013)