Pengaruh Penambahan Kapur Padam Dan Abu Sekam Padi Pada Tanah Lempung Ekspansif Terhadap Nilai Pemadatan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

Modul (MEKANIKA TANAH I)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB III METODE PENELITIAN

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

BAB II LANDASAN TEORI

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pengaruh Penambahan Kapur Padam Dan Abu Sekam Padi Pada Tanah Lempung Ekspansif Terhadap Nilai Pemadatan Riki Uning 1,a, Zainul Faizien Haza 1, Dimass Langga Chandra 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta, Indonesia a uning008@gmail.com Abstrak Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang besar dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh air. Uji pemadatan sering digunakan untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan untuk mengevaluasi tanah agar memenuhi syarat kepadatan, maka pada umumnya dilakukan uji pemadatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur padam dan abu sekam padi yang digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah lempung yang berasal dari Godong, Grobogan, Jawa Tengah, terhadap nilai pemadatan, kemudian dicari prosentase variasi campuran kapur padam dan abu sekam padi yang menghasilkan nilai kepadatan maksimum. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sifat-sifat fisis dan pengujian pemadatan. Prosentase campuran yang digunakan adalah 0%, 5%, 8%, 10%,15% untuk kapur padam sedangkan 0%, 10%, 12%, 15%, 18% untuk abu sekam padi. Hasil pengujian sifat-sifat fisis yaitu diperoleh berat jenis 2,498gr/cm 3 dan lolos saringan No.200 adalah 96,71%. Adapun hasil menurut sistem klasifikasi AASHTO tanah ini termasuk dalam kelompok A- 6, sedangkan menurut klasifikasi USCS tanah tanpa campuran tergolong dalam tanah lempung tak organik. Prosentase campuran kapur padam dan abu sekam padi yang optimal untuk stabilisasi tanah ekspansif adalah 5% kapur dan 10% abu sekam padi dengan perolehan nilai berat volume kering maksimum sebesar 2,292gr/cm 3 dan kadar air optimum sebesar 28,079%. Kata kunci : Lempung Ekspansif, Kapur Padam, Abu Sekam Padi, Pemadatan Pendahuluan Negara Indonesia mempunyai wilayah di daerah katulistiwa dengan iklim tropis.wilayah tropis ini memberikan dua musim yaitu kemarau dan hujan.dua musim ini mencurahkan hujan dengan intensitas yang berbeda. Perbedaan intensitas hujan ini menimbulkan kadar kelembaban tanah yang berbeda. Di sisi yang lain Indonesia mempunyai kekayaan akan keragaman geologi. Kekayaan akan keragaman geologi ini nampak pada beragamnya jenis dan klasifikasi tanah di negara ini. Salah satu ragam tanah yang ditemukan adalah tanah dengan kemampuan muai dan susut yang besar.jenis ini sering disebut tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif ini sangat rentan terhadap pengaruh kadar air. Kadar air tinggi menyebabkan tanah ini memuai dan kadar air rendah menyebabkan tanah ini menyusut. Keadaan iklim di Indonesia yang memberikan dua nilai ekstrim kadar air sangat mempengaruhi stabilitas tanah lempung ekspansif ini. Pengembangan jaringan jalan untuk memenuhi kebutuhan transportasi antar simpul perekonomian seringkali harus melalui daerah dengan kondisi tanah yang tidak menguntungkan.jaringan jalan seringkali harus memakai tanah dasar dengan daya dukung rendah dan bersifat ekspansif.jaringan jalan yang terpaksa melalui daerah bertanah lempung ekspansif sangat rentan terhadap kerusakan struktur perkerasannya.tanah dasar yang seharusnya mempunyai tingkat kestabilan tinggi guna mendukung struktur perkerasan diatasnya menjadi faktor utama kelabilan struktur karena sifat muai dan susutnya yang besar. Jika dilihat fakta di atas maka diperlukan suatu perlakuan khusus terhadap tanah dasar yang berdaya dukung rendah dan mempunyai sifat ekspansif.perlakuan untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah dasar tersebut sering disebut dengan stabilisasi tanah. Ada bermacammacam metode stabilisasi tanah misalnya dengan cara mekanis memakai pemadatan maupun kimiawi dengan mencampur semen, kapur, garam dan lain-lain. Keberhasilan dari usaha stabilisasi 50

ini tergantung dari metode, bahan dan alat yang digunakan.stabilisasi tanah yang dipakai tergantung dari jenis tanah, kondisi daerah setempat dan ketersediaan alat dan bahan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur padam dan abu sekam padi terhadap stabilitas tanah lempung ekspansif, untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur padam dan abu sekam padi terhadap kepadatan tanah kering maksimum, untuk mengetahui berapa besar prosentase optimal kapur padam dan abu sekam padi dalam upaya stabilisasi tanah lempung ekspansif. Tinjauan Pustaka Tanah lempung ekspansif Tanah ekspansif atau tanah yang mudah mengalami kembang susut banyak dijumpai di Indonesia. Tanah ekspansif (expansive soil) adalah istilah yang digunakan pada tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi oleh pengaruh perubahan kadar air. Tanah ekspansif akan menyusut bila kadar ait berkurang, dan sebaliknya akan mengembang bila kadar air bertambah. Di alam, umumnya tanah yang mempunyai potensi mengembang, juga mempunyai potensi menyusut oleh perubahan kadar air tersebut. (Hardiyatmo, H.C., 2014) Partikel lempung didefinisikan sebagai partikel tanah yang mempunyai diameter butiran < 0.002mm. Dengan ukuran partikel yang kecil tersebut, gaya-gaya elektrikal yang bekerja di permukaan partikel sangat lebih besar daripada gaya gravitasional. Partikel-partikel ini disebut dalam kedudukan kolloidal.partikel kolloidal ini, terutama terdiri dari mineral lempung yang berasal dari pelapukan batuan. Susunan mineral lempung Beberapa jenis mineral lempung yang berbeda terjadi di alam.perbedaannya terletak pada unsur kimia pembentuk dan konfigurasi strukturnya. Umumnya, susunan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedral dan alumunium, ditunjukkan pada Gambar 1a. Silika tetrahedral terdiri dari 4 ion oksigen dan 1 ion silicon.susunan molekulnya sedemikian hingga 4 oksigen terpisah di sudut-sudut paramid, 1 ion silikon ditengahnya. Tebal dari lembaran silika adalah 5 10 mm atau 5 unit Angstrom (1 unit Angstrom = 1 10 mm). Alumina oktahedra terdiri dari 6 ion oksigen dan 1 ion alumunium.tiga dari oksigen berada di bidang atas dari oktahedra dan tiga lainnya di bawah.alumunium terletak di antara kelompok ion oksigen. Alumunium ini dapat digantikan oleh ion lain, seperti ion magnesium, besi dan ion-ion netral yang lain. Untuk mendapatkan keseimbangan valensi, beberapa oksigen dapat pula menarik sebuah ion hidrogen menghasilkan hidroksil di beberapa lokasi oksigen.lembaran alumunium ini tebalnya juga 5 10 mm atau 5 unit Angstrom. Kombinasi dari beberapa susunan lembaran yang berbeda akan membentuk mineral lempung yang berbeda-beda pula. Silikon dan alumunium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal sebagai substitusi isomorf. Kombinasi susunan dari kesatuan dalam bentuk susunan lempeng simbol diperlihatkan dalam Gambar 1b. Gambar 1.(a) Lembaran-lembaran silika tetrahedral dan alumunium oktahedra, (b) Skema lembaran alumunium oktahedra dan silika tetrahedral 51

Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan yaitu USCS (Unified Soil Classification System) dan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).Sistem-sistem ini menggunakan sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butir, batas cair dan indeks plastisitas. Klasifikasi tanah dari sistem Unified mula pertama diusulkan oleh (Casagrande, 1942), kemudian direvisi oleh kelompok teknisi USBR (United State Bureau of Reclamation). Dalam bentuk yang sekarang, sistem ini banyak digunakan oleh berbagai organisasi konsultan geoteknik. Landasan Teori Pemadatan Pemadatan termasuk stabilisasi tanah secara mekanis.setelah dipadatkan, susunan partikelpartikel tanah menjadi lebih padat, sehingga mempunyai sifat-sifat teknis yang lebih baik dari sebelumnya.dalam proyek-proyek jalan raya, gedung dan bendungan, pemadatan adalah salah satu pekerjaan yang penting.dalam pembangunan jalan, tanah urug untuk timbunan dan agregat untuk lapis pondasi dihamparkan dan dipadatkan sampai material ini mampu menahan bebam setelah selesai dibangun, tanah harus tidak boleh mengalami deformasi berlebihan, baik oleh akibat beban yang bekerja maupun oleh berat timbunannya sendiri. Deformasi tanah yang tidak seragam akan mengakibatkan kerusakan pada perkerasan. Dengan pemadatan tanah yang baik, pengurangan volume akibat beban material di atasnya, atau oleh akibat beban luar yang bekerja berulang-ulang dapat dikurangi. Kepadatan tanah, secara kuantitatif diukur dari berat volume kering tanah ( ), yaitu berat butiran padat atau berat tanah kering oven dibagi dengan volume tanah secara keseluruhan yaitu volume tanah termasuk volume butiran padat dan rongga pori. Untuk tanah-tanah yang tidak mudah mengalami kembang-susut, perubahan kadar air tidak mempengaruhi kepadatan tanah. Hal ini, karena kepadatan didefinisikan sebagai: = W s / V (1) dengan, W s = berat butiran padat atau tanah kering oven. V = volume total tanah termasuk butiran dan rongga porinya. Sepanjang berat butiran tanah kering (W s ) dan V tidak berubah, maka tidak berubah, walaupun kadar airnya berubah, berat air dalam tanah berubah. Jika, bila tanah di lapangan setelah dipadatkan mengalami kehujanan, maka kepadatan tanah tidak berubah. Kenaikan kadar air akibat hujan ini, hanya akan menurunkan kapasitas dukung tanah. Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume kering, dan untuk mengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan kepadatan, maka umumnya dilakukan uji pemadatan di laboratorium. Hubungan berat volume kering dan kadar air tersebut diperoleh dari uji pemadatan standar. Untuk berbagai jenis tanah pada umumnya, terdapat satu nilai kadar air optimum tertentu untuk mencapai berat volume kering maksimumnya. Hubungan berat volume kering ( ) dan kadar air (w), dinyatakan dalam persamaan. = (2) Stabilisasi tanah Stabilisasi tanah adalah untuk menambah kapasitas dukung tanah dan kenaikan kekuatan yang akan diperhitungkan pada proses perancangan tebal perkerasan. Karena itu, stabilisasi tanah membutuhkan metode perancangan dan pelaksanaan yang lebih teliti dibandingkan dengan modifikasi tanah. Beberapa cara stabilisasi tanah, misalnya: pemadatan, mencampur tanah dengan bahan granuler, menggunakan tulangan atau perkuatan seperti geosintetik, penggalian dan penggantian tanah, dan lain-lain, serta memproses tanah secara kimia, seperti: mencampur tanah dengan semen, kapur, abu-terbang, aspal dan lain-lain. 52

Kapur padam Kapur adalah kalsium oksida (CaO) yang dibuat dari batuan karbonat yang dipanaskan pada suhu sangat tinggi.kapur tersebut umumnya berasal dari batu kapur (limestone) atau dolomite.penambahan kapur dalam tanah merubah tekstur tanah.tanah lempung berubah menjadi berkelakukan mendekati lanau atau pasir, akibat penggumpalan partikel.pencampuran tanah dengan kapur memperlihatkan pengurangan secara signifikan partikel berukuran lempung (<0,002mm) dibandingkan dengan lempung asli. Abu sekam padi Abu sekam padi merupakan limbah yang diperoleh dari hasil pembakaran sekam padi.pada pembakaran sekam padi, semua komponen organik diubah menjadi gas karbondioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O), kemudian hanya tersisa abu yang merupakan komponen anorganik (Amaria, 2012). Sekam padi yang dibakar secara terkontrol pada suhu tinggi (500-600 o C) menghasilkan abu silika yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai proses kimia. Sebagian besar abu mengandung silika, sedikit logam oksida, dan karbon residu yang diperoleh dari pembakaran terbuka. Metode Penelitian Pemilihan lokasi dan pengambilan sampel Dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan penelitian melalui percobaan-percobaan di laboratorium sesuai dengan sampel yang dipakai.sedangkan pengambilan sampel tanah dilakukan di daerah Godong, Grobogan, Jawa Tengah. Penelitian lokasi pada daerah ini dilakukan berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dimana seluruh lokasi di daerah daerah Godong, Grobogan, Jawa Tengah mempunyai jenis tanah yang sama yaitu jenis tanah lempung dengan warna coklat agak keabu-abuan dengan plastisitas dan kembang susut tinggi. Disamping faktor lain yang mendukung adalah berdasarkan pengamatan langsung secara visual di lapangan, dimana pada ruas-ruas jalan yang ada di daerah tersebut banyak yang bergelombang, retak-retak dan berlubang. Berdasarkan data yang ada maka penulis mempunyai asumsi bahwa tanah di daerah Godong, Grobogan, Jawa Tengah tersebut mempunyai daya dukung yang rendah bila digunakan sebagai lapisan tanah dasar. Pembuatan benda uji Benda uji dari bahan sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample) dibuat dengan penambahan campuran kapur padam dan abu sekam padi dengan prosentase penambahan campuran masing-masing ditunjukkan pada Tabel 1. No Kapur padam Tabel 1.Variasi campuran benda uji Proctor Standar Abu sekam padi Berat kapur padam Berat abu sekam padi Berat lempung Berat total 1. 0 0 - - 2000 2000 2. 5 10 100 200 1700 2000 3. 8 12 160 240 1600 2000 4. 10 15 200 300 1500 2000 5. 15 18 300 360 1340 2000 Kapur yang dicampurkan yaitu 5%, 8%, 10% dan 15% dari berat tanah yang akan dipadatkan. Penambahan kapur dengan persentase tersebut, mengacu kepada pengujian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi menggunakan sampel tanah pada lokasi yang berbeda. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa kekuatan tanah ekspansif mencapai optimal ketika dicampur dengan kapur sebanyak 8% dari berat tanah yang diujikan. Penulis memanfaatkan hasil tersebut dengan membuat perbandingan dengan menggunakan campuran sebanyak 5%, 8%, 10% dan 15% 53

Variasi abu sekam padi yang dicampurkan mempunyai persentase 10%, 12%, 15% dan 18% dari berat tanah yang akan diujikan dan dipadatkan dengan pemadatan standar (Standard Proctor Test). Banyaknya sampel tanah, kapur dan abu sekam padi yang dibutuhkan untuk seluruh pengujian stabilisasi tanah dapat dilihat pada Tabel 2. No 1. 2. Tabel 2. Jumlah tanah, abu sekam padi dan kapur untuk stabilisasi Jenis pengujian Banyak Berat tanah Berat abu sekam padi spesi men Pengujian berat jenis (specific gravity) Pengujian pemadatan standar (standard proctor test) Tiap spesimen Tiap pengujian Berat kapur 10% 12% 15% 18% 5% 8% 10% 15% 4 15 60 10 12 15 18 5 8 10 15 4 2000 8000 200 240 300 360 100 160 200 300 Berat total 8060 1155 798 Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian sifat-sifat fisis dan teknis tanah asli Tabel 3. Hasil pengujian sifat fisis dan teknis tanah asli No Pengujian Hasil 1. Kadar air tanah, Wc 45,107 2. Analisis ukuran butiran tanah 96,71 3. Berat jenis, Gs 2,498 4. Standar Proctor (gr/cm 3 ) 1,330 W opt 26,345 Berdasarkan hasil pengujian standar proctor pada tanah asli diperoleh berat jenis tanah 1,330 gr/cm 3 dan kadar air optimum 26,345 %. Hasil dan analisis uji pemadatan standar yang distabilisasi dengan kapur padam dan abu sekam padi Tabel 4. Hasil pengujian pemadatan standar dengan prosentase campuran kapur padam dan abu sekam padi Prosentase campuran Berat volume kering Kadar air optimum No Kapur padam Abu sekam padi maksimum (gr/cm 3 ) 1 0% 0% 1,330 26,347 2 5% 10% 1,292 28,079 3 8% 12% 1,287 30,069 4 10% 15% 1,278 28,216 5 15% 18% 1,278 32,646 Penelitian pemadatan ini dilakukan terhadap tanah yang dicampur dengan kapur padam dan abu sekam padi dengan prosentase bervariasi dimana masing-masing sampel dilakukan minimal lima kali percobaan dengan kadar air yang berbeda-beda untuk mendapatkan berat volume kering maksimum (γd) serta kadar air optimum (w opt ). Dari data diatas dapat dibuat grafik hubungan antara kadar air dengan kepadatan dari masing-masing prosentase campuran. 54

Berat volume kering, γd 1.34 1.32 1.3 1.28 1.26 1.24 1.22 1.2 1.18 1.16 1.33 1.292 1.287 1.278 1.278 tanah asli 5% : 10% 8% : 12% 10% : 15% 15% : 18% 10 15 20 25 30 35 40 45 Kadar air Gambar 2. Hubungan antara berat volume kering dengan kadar air untuk campuran tanah asli, kapur padam dan abu sekam padi Pada gambar 2 di atas menunjukkan bahwa penambahan kapur padam dan abu sekam padi pada tanah lempung mempunyai kecenderungan dapat menurunkan kepadatan tanah. Hal ini dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kepadatan kering maksimum tanah lempung yang dicampur dengan kapur dan abu sekam padi dengan variasi yang berbeda. Pada saat tanah asli dicampur dengan kapur dan abu sekam padi dengan campuran yang semakin besar, kepadatan tanah mengalami penurunan secara berturut-turut meskipun penurunannya tidak signifikan dari 1.330gr/cm 3 menjadi 1,292gr/cm 3, 1,292gr/cm 3, 1,287gr/cm 3, 1,278gr/cm 3 hingga akhirnya mencapai puncak 1,278gr/cm 3. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tiap campuran dengan komposisi yang berbeda mempunyai kadar air optimal yang berbeda pula untuk mencapai kepadatan maksimum 1.34 Berat volume kering, γd 1.33 1.32 1.31 1.3 1.29 1.28 1.27 1.33 1.292 1.287 1.278 1.278 0 5 10 15 20 25 30 35 Prosentase kapur dan abu sekam padi Gambar 3. Hubungan antara berat volume kering dengan prosentase kapur padam dan abu sekam padi Berdasarkan grafik pada gambar 3 di atas menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan kapur dan abu sekam padi terhadap nilai kepadatan maksimum semakin menurun dari pengujian pemadatan tanah asli yang mencapai 1,330gr/cm 3.Namun, dari data pengujian tersebut diperoleh campuran kapur padam dan abu sekam padi yang optimum pada prosentase 5% dan 10% yaitu 1,292gr/cm 3. 55

Kasar air optimum, W opt 35 30 25 20 15 10 5 26.247 28.079 30.069 28.216 32.646 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Prosentase kapur padam dan abu sekam padi Gambar 4. Hubungan antara kadar air optimum dengan prosentase kapur padam dan abu sekam padi Berdasarkan grafik pada gambar 4 diatas menunjukkan bahwa semakin bertambahnya variasi campuran kapur padam dan abu sekam padi maka kadar air optimum semakin meningkat. Kesimpulan a. Semakin banyak prosentase tanah yang diganti dengan campuran kapur dan abu sekam padi, kadar air optimumnya semakin meningkat dan berat volume kering maksimumnya menurun. b. Penambahan kapur padam dan abu sekam padi cenderung menurunkan nilai berat volume kering maksimum, hal ini disebabkan oleh pengaruh berat jenis kapur dan abu sekam padiyang relatif lebih ringan dibandingkan dengan berat jenis tanah lempung. c. Pada penelitian ini prosentase campuran kapur padam dan abu sekam padi yang optimal untuk stabilisasi tanah ekspansif adalah 5% kapur dan 10% abu sekam padi dengan perolehan nilai berat volume kering maksimum sebesar 1,292gr/cm 3 dan kadar air optimum sebesar 28,079%. Saran a. Untuk pengambilan sampel yang akan diuji di laboratorium, disarankan untuk mengambil sampel yang bersih dari sampah dengan cara menggali tanag sedalam 30cm dari permukaan tanah. b. Pilih sampel tanah yang bentuknya tidak berupa bongkahan besar karena akan sulit dalam proses penghalusan dengan palu karet. Pilihlah sampel tanah yang terlihat lebih halus. c. Untuk penelitian selanjutnya dicoba pemakaian prosentase campuran kapur dan abu sekam padi yang berbeda untuk mengetahui nilai optimal. Daftar Pustaka Bowles, E.J., 1989. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Edisi Kedua Jakarta: Erlangga. Budi, Gogot Setyo dkk., 2002. Pengaruh Campuran Abu Sekam Padi dan Kapur Untuk Stabilisasi Tanah Ekspansif.Jurnal. Surabaya: Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Kristen Petra. Das, B.M., 1985. Mekanika Tanah. Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis.Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Habibi, 2014.Stabilisasi Tanah Lempung Desa Cot Bagi Kecamatan Blang Bintang dengan Abu Sekam Padi Terhadap Nilai Pemadatan. Tugas Akhir. Banda Aceh: Jurusan Teknik Sipil. Universitas Syiah Kuala. Hardiyatmo, H.C., 2002. Mekanika Tanah I. Edisi Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 56

Hardiyatmo, H.C., 2014. Tanah Ekspansif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H.C., 2013. Stabilisasi Tanah Untuk Perkerasan Jalan Raya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hatmoko, J.T dan Suryadharma Y.H., 2013.Efek Rasio Kapur dan Abu Ampas Tebu Pada Kuat Tekan Bebas Tanah Ekspansif.Jurnal. Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atmajaya. Haerudin, 2009.Pengaruh Pencampuran 4% Kapur dan Abu Sekam Padi Terhadap Stabilisasi Tanah Ekspansif Pada Lapisan Tanah Permukaan Jalan Raya (Studi Kasus Perumahan Sentosa Cikarang) Tugas Akhir. Jakarta: Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Mercu Buana. Paramita, A., 2010. Sekam Padi. Sumber Energi Yang Mulai Dilirik.[Artikel].http://baubiologie.go.id. 14.10 WIB SNI 3423-2008: Metode Pengujian Analisis Ukuran Butiran Tanah SNI 1964-2008: Metode Pengujian Berat Jenis Tanah. SNI 1965-2008: Metode Pengujian Kadar Air Tanah SNI 1742-2008: Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah 57