PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH AREA BALI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perlindungan oleh hukum (protection by law) yang bertujuan untuk

HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen atau biasa disingkat dengan UUPK dan mulai diberlakukan pada tanggal 20 April UUP

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERUGIAN AKIBAT PRODUK MAKANAN KADALUARSA

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

AKIBAT HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG MENJUAL MAKANAN KADALUWARSA

TANGGUNG JAWAB PIHAK RETAILTERHADAP PRODUK YANG TELAH KADALUWARSA YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA KONSUMEN DI KELURAHAN SANUR KOTA DENPASAR

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

PELAKSANAAN GANTI RUGI TERHADAP KONSUMEN ATAS KERUGIAN AKIBAT MENGGUNAKAN PRODUK DARI NATASHA SKIN CARE

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA TERHADAP KONSUMEN 1 Oleh : Suatan C.

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Oleh Putu Lingga Mahasaskara Suarta ** Marwanto *** A.A. Sri Indrawati **** Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG DIPASARKAN PELAKU USAHA MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PELABELAN PRODUK PANGAN

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN BARANG ELEKTRONIK YANG TIDAK MENDAPATKAN KARTU JAMINAN ATAU GARANSI

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK DIBERIKAN BUKU PANDUAN DAN BUKU SERVIS OLEH DEALER

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Jasa Kelistrikan Atas Kenaikan Tarif Dasar Listrik Secara Sepihak Tanpa Persetujuan Dpr Dan Masyarakat

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WISATAWAN BERKAITAN DENGAN USAHA JASA RESTORAN DI DESA PADANG BAI KARANGASEM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN (PELAKU USAHA) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA

JURNAL TANGGUNG JAWAB PENGELOLA PARKIR TERHADAP KONSUMEN DALAM HAL KEHILANGAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN MAGELANG

TANGGUNG GUGAT PRODUCT LIABILITY DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

Perlindungan Konsumen Dalam Persaingan Usaha Industri Jasa Penerbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perlindungan Konsumen, Konsumen, dan Pelaku Usaha

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK MEREK TERDAFTAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

ASAS KESEIMBANGAN BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

EKSISTENSI LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN BEREDARNYA KOSMETIK TANPA INFORMASI EFEK SAMPING

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT BAHAYA KONSUMSI ROKOK ELEKTRIK

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KOTA SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya memiliki berbagai macam kebutuhan, apabila melihat dari

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ONLINE

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP MAKANAN KEMASAN TANPA TANGGAL KADALUARSA

BAB II TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN. Bagi para ahli hukum pada umumnya sepakat bahwa arti konsumen

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DI INDONESIA TERKAIT CACAT TERSEMBUNYI PADA PRODUK MINUMAN BOTOL

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TANGGUNG JAWAB DAN PERJANJIAN JUAL BELI. konsumen. Kebanyakan dari kasus-kasus yang ada saat ini, konsumen merupakan

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR. Oleh. Putu Bagus Satya Nugraha

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERUSAHAAN (PERSEROAN TERBATAS) TERHADAP KESALAHAN KARYAWAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN

TUGAS-TUGAS BADAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NASIONAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGALAMI KERACUNAN MAKANAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN YANG KEHILANGAN BARANG DI TEMPAT LAUNDRY

Oleh Muhammad Basuki ABSTRAK. Kata Kunci : Perlindungan konsumen, Informasi, Iklan menyesatkan. ABSTRACT

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL ATAS EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL DI BALI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SETELAH TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA SEPIHAK PADA HOTEL FOUR SEASONS RESORT BALI DI SAYAN

ANALISIS HUKUM TENTANG UNDANG-UNDANG RAHASIA DAGANG DAN KETENTUAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM DARI CACAT TERSEMBUNYI PADA BARANG DALAM KEGIATAN TRANSAKSI BARANG BEKAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan perlindungan

Oleh: Ayu Dyah Paramitha I Ketut Westra Ni Putu Purwanti. Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP KARYAWAN PT. BANGUN BUMI BALI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PENJUALAN KOSMETIK YANG TIDAK DISERTAI DENGAN KEJELASAN LABEL PRODUK DI DENPASAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ONLINE DI BALI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA Oleh :

Volume 2, Number 1, June 2017 ISSN: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK KONSUMEN PEMAKAI JASA LISTRIK DI KOTA BATAM

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PELAKU USAHA DENGAN KONSUMEN. Oleh: Dewa Gede Ari Yudha Brahmanta Anak Agung Sri Utari

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA KLINIK KECANTIKAN TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK COCOK DENGAN PRODUK KECANTIKAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN YANG DIPEKERJAKAN PADA MALAM HARI Oleh Gede Kurnia Uttara Wungsu I Ketut Wirawan

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM KARYAWAN PERIHAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN HOTEL LEGIAN BEACH RESORT & SPA DI KABUPATEN BADUNG

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN TRANS SARBAGITA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, dengan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PADAMNYA LISTRIK AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FOURCE MAJEURE) DI WILAYAH AREA BALI SELATAN Oleh: Riri Safitri I Ketut Westra Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak : Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh permasalahan hukum terkait dengan ketenagalistrikan yaitu mengenai padamnya listrik diakibatkan karena keadaan memaksa (fource majeure) peristiwa yang terjadi adalah padamnya listrik dikarenakan gardu yang meledak akibat terkena petir Sehingga dari latar belakang tersebut menimbulkan dua rumusan masalah yaitu bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) diwilayah Area Bali Selatan dan bagaimana tanggung jawab yang diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan kepada konsumen terkait padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure). Metode penulisan ini menggunakan jenis penelitian empiris karena adanya kesenjengan antara peraturan perundang-undangan No 8 Tahun 1999 tentang hak konsumen dan kewajiban pelaku usaha serta peraturan perundang-undangan No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan terkait dengan hak konsumen listrik dan penyelenggaraannya dimana pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan masih melanggar hak-hak konsumen tersebut dan kewajibannya sebagai pelaku usaha. Perlindungan Hukum bagi Konsumen yaitu menggunakan teori perlindungan hukum preventif Dan Tanggung jawab yang diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan terkait dengan padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan 1

menggunakan prinsip praduga selalu bertanggung jawab karena sesuai dengan pasal 19 ayat (1) Undang-Undang No 8 Tahun 1999 dalam hal ini. Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen, Padamnya Listrik, Keadaan memaksa Abstract: The thesis is stimulated by the legal issues related to electricity, wich is the extinction of electricity because of natural factors (force majeure), the gardu thet explode in the Kuta because of lightning, causing power outgages in the region, so PT. PLN (Persero) in the area of south Bali violations contained in article 4 of the Law number 8 in 1999 on the protection consumers about the rights of consumers and article 7 of the Law number 8 in 1999 on the protection conssumers about the obligations of the business. In addition to the law, the are also laws that have been violated in article 29 the Law number 30 in 2009 about electricity. So from the background to be drawn 2 formula problem, namely: 1. What legal protection for consumers to the extinction of electricity due to force majeure in the area of south Bali, 2. What responsibilities given by the PT. PLN (Persero) in the area of south Bali to the consumers related to losses for extinction of electricity due to the force majeure. This thesis is using the method of empirical research by looking at the gap between the das sollen and das sein on the issue. The law for consumers related to the extinction of electricity due to the force majeure is the protection of the law preventive as it will prevent before the the occurrence of violations, it is proven that there is no legal protections in getting consumers relevant in therms extinction of electricity due to the force majeure and responsibilities given by PT. PLN (Persero) in the area of south Bali to the consumers related to losses for the extinction of electricity due to the force majeure using the principle of presumption is not always responsible. Keywords : Law protection, Consumers, Extinction of Electricity, Force Majeure 2

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang meliputi seluruh masyarakat, bangsa, dan Negara. Seiring dengan perkembangan zaman berbagai jenis penggunaan barang bersumber dari listrik, Listrik tidak bisa dijauhkan dari masyarakat karena dengan listrik masyarakat bisa melakukan aktifitas sebagaimana mestinya. Di Indonesia Perusahaan Listrik sering disebut dengan PT. PLN (Persero) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang dimana Badan Usaha Milik Negara memiliki pengertian semua modal perusahaan atau sebagian modalnya di biayai oleh Negara 1. Tenaga Listrik itu diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang mengatur tenaga listrik adalah segala sesuatu yang yang berhubungan dengan penyediaan dan pemanfaatan tenaga liistrik. Pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan merupakan salah satu pelaku usaha dibidang jasa karena menyediakan listrik bagi konsumen diwilayah Area Bali Selatan. Dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur bahwa Pelaku usaha adalah setiap orang atau perorangan atau badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah Hukum diindonesia, baik sendiri maupun 1 Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia), Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm.151 3

bersama-sama dalam perjanjian yang penyelenggaraan usaha dibidang ekonomi. Melalui Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pemerintah Indonesia mengatur hak-hak konsumen yang harus dilindungi. Undang-Undang Perlindungan Konsumen bukanlah anti terhadap produsen, Namun sebaliknya malah merupakan apresiasi terhadap hak-hak konsumen secara universal. 2 Isu hukum yang terjadi adalah terkait dengan ketenagalistrikan yang dimana pada saat ini masih sering terjadi padamnya listrik yang diakibatkan karena keadaan memaksa (fource majeure). Contoh peristiwa yang sering terjadi terkait dengan padamnya listrik akibat keadaan memaksa adalah terjadinya padamnya listrik akibat gardu yang meledak diwilayah Kuta Square diakibatkan karena terkena petir. Dampak dari gardu meledak yang diakibatkan karena petir tersebut konsumen rumah tangga kerugian formil dimana tidak bisa melakukan akitifitas sebagaimana mestinya dan konsumen usaha adalah kerugian materiil yang dimana sebuah perusahaan restaurant yang menggunakan tenaga listrik dalam usahanya mengalami banyak kerugian dari pelanggan terkait padamnya listrik direstaurantnya tersebut. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui secara umum Perlindungan Hukum terhadap konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (force majeure) di wilayah area Bali Selatan dan mengetahui secara umum tentang peranan dari bidang hukum dalam bidang lain dalam 2 Yusuf Sofie, 2002, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 12. 4

hal ini didalam pelayanan listrik khususnya dibidang padamnya listrik akibat keadaan memaksa (force majeure). II ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Penelitian hukum yang dilakukan ini adalah penelitian hukum empiris yaitu hukum dikonsepkan sebagai gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan masyarakat yang nyata. Soerjono Soekanto juga menjelaskan mengenai penelitian hukum empiris atau sosiologis, yang terdiri dari penelitian terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum. 3 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Hubungan Hukum antara konsumen dengan pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan Secara umum hubungan hukum merupakan suatu hubungan yang terhadapnya hukum meletakan hak-hak pada suatu pihak dan meletakkan kewajibannya pada pihak lainnya. 4.Terdapat dua hubungan yang terjadi antara konsumen dengan produsen yaitu; Hubungan langsung yaitu adalah hubungan antara produsen dengan konsumen yang terikat secara langsung dengan suatu perjanjian. Dan Hubungan tidak langsung yaitu hubungan tidak langsung adalah hubungan antara produsen dengan yang tidak secara langsung terkait dengan perjanjian, karena adanya pihak diantara pihak konsumen dan produsen. 5 hubungan antara konsumen dengan PT. 3 Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, h. 51. 4 R.Soeroso, 2011, Penghantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. hlm 269 5 Ahmad miru, 2011, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 34-35 5

PLN (Persero) Area Bali Selatan adalah hubungan terikat secara langsung dengan adanya suatu perjanjian. 2.2 Hak-Hak Konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (force majeure) Menurut Adrian Sutedi bahwa konsumen yang dijamin oleh undang-undang ini adalah adanya kepastian hukum terhadap segala perolehan kebutuhan konsumen. Kepastian hukum itu meliputi segala upaya berdasarkan hukum untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh pelaku usaha penyediaan konsumen tersebut. Pemberdayaan konsumen itu adalah dengan meningkatkan kesadaran kemampuan, dan kemandiriannya dalam melindungi diri sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan menghindari berbagai negative penggunaan, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa kebutuhannya. 6 Dalam pasal 4 dan pasal 5 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah diatur mengenai hak dan kewajiban konsumen, yaitu : a) Hak atas kenyamanan,keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut 6 Adrian Sutedi, 2008, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen,Ghalia Indonesia, Bogor.hlm 9 6

sesuai dengan nilai tukar dari kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c) Hak atas informasi yang benar,jelas, jujur mengenai kondisi dan barang jaminan barang dan/atau jasa; d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dam/jasa yang digunakan; e) Hak untuk mendapat advokasi,perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur,serta tidak diskriminatif; h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; i) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. 2.3 Perlindungan Hukum yang diberikan kepada konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) Dalam hal memberikan Perlindungan Hukum kepada konsumen ini, peran Negara sangat dibutuhkan dalam rangka melindungi kebutuhan konsumen, untuk itu diperlukan suatu undang-undang yang mengatur mengenai Perlindungan Konsumen. Adanya undang-undang tersebut diperlukan dikarenakan posisi konsumen lebih lemah dibandingkan posisi pelaku usaha yang memproduksi barang dan/atau jasa tanpa campur tangan konsumen, sehingga konsumen yang dalam hal ini sebagai konsumen akhir harus dilindungi dengan adil. Undang-Undang yang kini berlaku di Indonesia yang berfungsi untuk melindungi 7

konsumen adalah Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Terkait segala permasalahan yang timbul karena keadaan memaksa (force majeure) pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan tidak memberikan Perlindungan Hukum bagi konsumen terkait dengan padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) karena hal tersebut bukan merupakan kesalahan/ kelalaian dari PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan melainkan karena faktor alam. Akan tetapi dalam upaya penyelesaian permasalahan tersebut diselesaikan dengan Musyawarah kepada konsumen terkait padamnya listrik akibat keadaan memaksa (force majeure) sesuai dengan surat perjanjian jual beli tenaga listrik dalam Pasal 18 ayat (6). 2.4 Pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan kepada konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) di wilayah Area Bali Selatan Prinsip Tanggung jawab tersebut merupakan perihal yang sangat penting dalam hukum perlindungan atas konsumen. Dalam kasus-kasus pelanggaran konsumen diperlukan kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang bertanggung jawab dan seberapa jauh tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait 7. Berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab dalam masalah 7 Shidarta, 2000, Perlindungan Konsumen,Grasindo, Jakarta,hlm 59. 8

kerugian yang dialami konsumen baik secara formil maupun materiil pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan dalam hal ini menggunakan prinsip tanggung jawab konsumen yaitu prinsip praduga selalu bertanggung jawab.hal ini di buktikan dalam Pasal 19 ayat (1) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Pelaku Usaha dapat bebas dari tanggung jawabnya apabila dilihat dari Pasal 19 ayat (5) Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menjelaskan Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha tidak membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen dan dalam hal ini pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan membuktikan bahwa terjadinya padamnya listrik memang benar dikarenakan gardu yang meledak dikarenakan gardu yang terkena petir atau hal tersebut bisa dibilang dalam hal keadaan memaksa (fource majeure). keadaan memaksa (fource majeure) sudah diatur didalam Surat perjanjian jual beli tenaga listrik Pasal 18 ayat (7) yang menyatakan Semua biaya dan kerugian yang diderita oleh pihak yang terkena keadaan memaksa (force majeure) bukan merupakan tanggung jawab dari pihak PLN. 9

III Penutup 3.1 Kesimpulan 1. Perlindungan Hukum bagi konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (force majeur) teori perlindungan hukum yang digunakan adalah teori preventif, yaitu subjek hukum mempunyai kesempatan untuk mengajukan keberatan dan pendapatnya dengan cara ditetapkan pemerintah melalui pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan. Dalam hal ini perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen atas padamnya listrik akibat keadaan memaksa (Fource Majeure) yaitu tidak ada perlindungan hukum yang diberikan karena bagi pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan hal keadaan memaksa tersebut dikarenakan karena faktor alam dan bukan kesalahan. 2. Dalam hal tanggung jawab pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan menggunakan prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen yaitu prinsip praduga selalu bertanggung jawab hal ini didasarkan pada Pasal 19 ayat(1) Pelaku Usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan terkecuali pihak dapat membuktikan dirinya tidak bersalah maka pihak pelaku usaha dibebaskan dari tanggung jawabnya sesuai dengan Pasal 19 ayat (5) Undang- Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 10

yang mengatur bahwa Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha tidak membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen dalam hal ini pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan dapat membuktikan bahwa terjadinya padamnya listrik akibat keadaan memaksa (fource majeure) selain itu pada saat melakukan perjanjian jual beli tenaga listrik sudah diatur dalam keadaan memaksa (fource majeure) dalam Pasal 18 ayat (7) yang mengatur bahwa Semua biaya dan kerugian yang diderita oleh pihak yang terkena keadaan memaksa (force majeure) bukan merupakan tanggung jawab dari pihak PLN. Dan secara khusus diatur di dalam Pasal 1245 KUHPerdata yang mengatur bahwa Tidak ada pergantian biaya kerugian, dan bunga/kompensasi bila dalam keadaan memaksa atau karena hal terjadi secara kebetulan, debitur terhalang memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan melaksanakan suatu perbuatan yang terlarang baginya. 3.2 Saran 1. Diharapkan kepada pihak Pelaku Usaha PT. PLN (Persero) untuk memberikan perlindungan hukum dengan memberikan jaminan asuransi kepada konsumen listrik didalam suatu perjanjian jual beli tenaga listrik yang berkaitan dengan suatu keadaan memaksa (fource majeure). Agar konsumen mendapatkan hak atas kerugian yang dialaminya baik secara formil maupun materiil. 11

2. Diharapkan dalam pelaksanaan tanggung jawab pihak PT. PLN (Persero) Area Bali Selatan memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur terhadap tanggung jawab yang harus diberikan oleh pihak PT. PLN (Persero) terkait dengan pemadaman yang dilakukan secara sepihak maupun padamnya listrik yang diakibatkan karena keadaan memaksa (fource majeure) hendaknya mampu memenuhi tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha dengan cara sosialisasi kepada konsumen atau memberikan edukasi kepada konsumen agar konsumen listrik lebih memahami tanggung jawab yang diberikan. 12

DAFTAR PUSTAKA I.Buku-Buku Adrian Sutedi, 2008, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, Ghalia Indonesia, Bogor. Ahmad miru, 2011, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia), Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. R.Soeroso, 2011, Penghantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta. Yusuf Sofie, 2002, Pelaku Usaha, Konsumen, dan Tindak Pidana Korporasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. II.Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821) 13

Undang-Undang No 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052) 14