MAKALAH KLASIFIKASI VIRUS BALTIMORE DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI Oleh : Kelompok 10 Puji Lestari NIM 12304241004 Ahmad Saiful Abid NIM 12304241006 Susan Pramitasari NIM 12304241007 Nurul Ayuningtyas I. NIM 12304241034 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014
A. Pendahuluan Virus merupakan suatu organisme aseluler yang bersifat parasit dengan struktur penyusun paling sederhana, terdiri atas molekul DNA atau RNA yang dikelilingi oleh mantel protein yang bergantung pada sel inang untuk kehidupannya (Talaro. 2001). Virus memiliki keanekaragaman ciri secara struktural dan fungsional. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelompokkan (klasifikasi) virus. Salah satu ciri virus adalah dapat hidup di dalam tubuh hospes dan jasad yang ditumpanginya, sehingga virus dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu : virus bakteri (bakteriofag), virus hewan, dan virus tanaman. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, virus dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe asam nukleat, adanya kulit (mantel), ukuran kapsid, dan jumlah kapsomer. Selain itu, juga dapat diklasifikasikan berdasarkan atas kepekaan terhadap agen-agen kimia dan fisik, sifat immunologi, multiplikasi (nukleus/sitoplasma), dan cara transmisi alamiah (Tarigan. 1988). Konferensi terakhir dilaksanakan pada tahun 2005 oleh International Commission on Taxonomy of Viruses (ICTV, didirikan pada tahun 1973) diperoleh hasil klasifikasi meliputi : 73 famili, 287 marga dan lebih dari 1900 spesies virus dan tak terhitung lainnya, belum ditemukan atau kurang ditandai, juga ada (Hogg. 2005). Makalah ini akan lebih membahas mengenai klasifikasi virus berdasarkan jumlah rantai (single or double) DNA atau RNA yang dimiliki virus. B. Pembahasan 1. Dasar Klasifikasi Virus Menurut David Baltimore Pada tahun 1971, David Baltimore mengusulkan skema yang memerintahkan virus sehubungan dengan strategi yang digunakan untuk produksi mrna. Hasil ini dalam tujuh kelompok utama (Tabel 10.2).
(Sumber : Hogg. 2005) Sistem klasifikasi virus Baltimore memberikan panduan yang berguna berkaitan dengan berbagai mekanisme replikasi genom virus. Dasar klasifikasi ini adalah bahwa semua virus harus menghasilkan mrna untai positif dari genom mereka, untuk menghasilkan protein dan mereplikasi dari genomnya. Mekanisme yang tepat untuk setiap famili virus diperoleh dengan cara yang berbeda-beda. Berbagai jenis genom virus dapat dibagi menjadi tujuh kelompok yang membutuhkan strategi dasar yang berbeda untuk replikasi mereka. Hasil klasifikasi menurut David Baltimor yang tersaji dalam tabel 10.2 disebut dengan "Klasifikasi Baltimore". Dengan konvensi untai atas coding DNA yang ditulis dalam 5 ' - 3 ' arah adalah sense +. Urutan mrna juga sense +. Strategi replikasi virus tergantung pada sifat genomnya, sehingga virus dapat diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok : a. Double-stranded DNA atau DNA Beruntai Ganda Beberapa bereplikasi dalam nucleus misalnya Adenovirus menggunakan protein seluler. Poxvirus bereplikasi dalam sitoplasma dan membuat enzim sendiri untuk replikasi asam nukleat. Contoh : Adenoviruses, Herpesviruses, Poxviruses, dan lan-lain. b. Single-stranded (+) Sense DNA atau DNA Beruntai Tunggal Sense (+) Replikasi terjadi di nucleus, yang melibatkan pembentukan untai sense (-), yang berfungsi sebagai template untuk untai (+) RNA dan DNA sintesis. Contoh : Parvoviruses.
c. Double-stranded RNA atau RNA Beruntai Ganda Virus ini telah tersegmentasi genom. Setiap segmen genom ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan mrna monosistronik. Contoh : Reoviruses, Birnaviruses. d. Single-stranded (+) Sense RNA atau RNA Beruntai Tunggal Sense (+) 1) Polisistronik mrna Misalnya Picornavirus ; Hepatitis A. Genome RNA = mrna. RNA tidak ada virion partikel polimerase terkait. Hasil terjemahan dalam pembentukan produk poliprotein, yang kemudian dibelah untuk membentuk protein matang. 2) Kompleks Transkripsi Misalnya Togaviruses. Dua atau lebih putaran terjemahan yang diperlukan untuk menghasilkan RNA genom. e. Single-stranded (-) Sense RNA atau RNA Beruntai Tunggal Sense (-) Kelomok ini harus memiliki RNA polimerase RNA virion partikel diarahkan. 1) Segmented misalnya Orthomyxoviruses. Langkah pertama dalam replikasi adalah transkripsi RNA sense (-) genom oleh virion RNA-dependent RNA polimerase untuk menghasilkan mrna monosistronik, yang juga berfungsi sebagai template untuk replikasi genom. 2) Non-tersegmentasi misalnya Rhabdoviruses. Replikasi terjadi sebagai mrna atas dan monosistronik diproduksi f. Single-stranded (+) sense RNA with DNA intermediate in life-cycle atau RNA Beruntai Tunggal Sense (+) dengan DNA antara dalam siklus hidup Genom adalah sense (+) di antara virus yang berupa diploid dan tidak berfungsi sebagai mrna, tetapi sebagai template untuk transkripsi terbalik. Contoh : Retrovirus.
g. Double-stranded DNA with RNA intermediate atau DNA Beruntai Ganda dengan RNA Perantara Kelompok virus juga bergantung pada transkripsi balik, tapi tidak seperti Retrovirus, kelompok virus ini terjadi di dalam partikel virus pada pematangan. Pada infeksi sel baru, peristiwa pertama terjadi adalah perbaikan gapped genom, diikuti dengan transkripsi. contoh : Hepadnaviruses. 2. Produk Klasifikasi Berikut ini adalah klasifikasi virus berdasarkan produk mrna menurut David Baltimore (1971) : (Sumber : Prescott. 2002)
Sumber : Prescott (2002)
C. Kesimpulan D. Daftar Pustaka Sumber Buku : Hogg, Stuart. 2005. Essential Microbiology. John Wiley & Sons Ltd : England Lansing M. Presscott, Harley & Klein. 2002. Microbiology Ed. 5th. The McGraw Hill Companies. Talaro, Kathleen Park dan Arthur Talaro. 2001. Microbiology. Pasadena City College, Ltd. Foundations in Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembangunan Lembaga Pendidikkan Tenaga Kependidikan. Sumber internet : http://www.nlv.ch/virologytutorials/classification.htm, diunduh pada tanggal 11 Desember 2014 pukul 09.35 WIB.