BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak sekali manfaat, yang mungkin dahulu hanya sekedar sederhana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

ANALISIS YURIDIS JUAL BELI BARANG MELALUI TOKO ONLINE (E-COMMERCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA TOKO ONLINE DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. disebut e-commerce (electronic commerce) atau transaksi elektronik. E- serta tidak menggunakan tanda tangan asli (non-sign).

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

A. Pengertian E-Commerce

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. industri rekaman musik sepertinya melawan arus umum. 3 Industri rekaman musik terus

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Elektronik Commerce (E-Com)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang ditunjang oleh perkembangan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan dewasa ini sangat pesat kemajuannya. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sesuai dengan prinsip ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Perkembangan ini membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB IPENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum. Lebih lanjut pada Pasal 28 D ayat (1) menyatakan : Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang canggih untuk mengakses internet, begitu pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dijaman yang modern ini sudah tentu hampir semua kalangan masyarakat dunia telah mengenal internet, dimana teknologi yang satu ini dari yang semula digunakan untuk penunjang kemiliteran di amerika dan setelah dilakukan perkembangan-perkembangan diluar perkiraan berkembang sangat pesat dan memiliki banyak sekali manfaat, yang mungkin dahulu hanya sekedar sederhana untuk mengkoneksikan komputer yang satu dengan yang lain, kini internet telah menjadi salah satu bagian penting didalam kehidupan masyarakat, seperti halnya berbisnis, bersosial, berita, dan informasi-informasi penting didalamnya, dan lain sebagainya. Indonesia yang untuk pertama kali terhubung dengan internet pada tahun 1993, pada tahun berikutnya saja telah mempunyai 32 network yang terhubung ke internet. Jumlah ini masih sangat kecil dibanding pada saat yang sama Amerika Serikat mempunyai 17.782, jepang mempunyai 1.097, dan jerman 1

2 mempunyai 1.220 yang terhubung ke network yang terhubung ke internet. 1 Dan setiap tahun perkembangannya sangat luar biasa. Perkembangan internet menciptakan terbetuknya suatu dunia baru yang biasa disebut dengan dunia maya (Cyberspaces). Adanya dunia maya menyebabkan setiap individu memilik hak dan kemampuan untuk berhubungan dengan individu lain tanpa ada batasan apapun yang menghalanginya. Perkembangan tersebut berakibat juga pada aspek sosial, dimana cara berhubungan antar manusia pun ikut berubah. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap sektor bisnis. Berbeda dengan dunia nyata, Cyberspace memiliki karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut memperlihatkan bahwa seorang manusia dengan mudah berinteraksi dengan siapa saja didunia ini sejauh yang bersangkutan terhubung dengan internet. Hilangnya batas dunia yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain secara efisien dan efektif secara langsung mengubah cara seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan atau konsumen. Penggunaan internet salah satunya banyak digunakan untuk keperluan bisnis dan perdagangan, sedangkan proses jual beli melalui internet sendiri sering juga disebut dengan Electronic Commerce (E-Commerce). Melalui e-commerce 1 Asri Sitompul, 2001, Hukum Internet : Pengenalan Mengenai Masalah Hukum Di Cyberspace Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, hal. Viii.

3 pelakunya mendapat banyak sekali kemudahan salah satunya adalah jarak tidak menjadikan masalah untuk melakukan transaksi serta efisiensi waktu tidak membuang banyak waktu. Mengenai pembayaran ada beberapa cara yaitu melalui kartu kredit, paypal, transfer melalui Bank, Cash On Delivery (COD), dan Potongan Pulsa. 2 Dibalik kemudahannya, transaksi melalui E-Commerce haruslah dilakukan dengan penuh cermat dan juga hati-hati, karena transaksi melalui E- Commerce dilakukan secara Online tidak face to face dimana para pihak tidak bertemu secara langsung dan barang yang diperjanjikan tidaklah bisa disentuh secara langsung melainkan dilihat dari gambar foto maupun keteranganketerangan yang diberikan oleh penjual barang tersebut. Karena jika tidak dilakukan secara hati-hati dan cermat bisa jadi pembeli yang akan menjadi korban karena tidak sesuai seperti apa yang diharapkannya. Berdasarkan pasal 1320 KUHPerdata, perikatan yang sah harus memenuhi persyaratan subyektif dan persyaratan obyektif. Syarat subyektif memuat hal-hal yang mengatur tentang para pihak pelaku transaksi, yaitu tentang kesepakatan para pihak dan kecakapan mereka yang bertransaksi, sedangkan syarat obyektif memuat hal-hal yang berkaitan dengan obyek yang 2 Rahmad Hariyadie, Ini dia tipe-tipe transaksi jual-beli di dunia maya, diakses dari http://www.trenologi.com/2013022611159/ini-dia-tipe-tipe-transaksi-jual-beli-di-dunia-maya.html, pada tanggal 21 maret 2013 pukul 22.30 WIB.

4 ditransaksiakan, yaitu adanya hal tertentu yang ditransaksikan dan suatu sebab yang halal. 3 Tidaklah berbeda dengan perjanjian pada umumnya, yaitu suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan suatu hal. 4 Dan ciri yang membedakan kontrak perjanjian e- commerce dari kontrak-kontrak lain pada umumnya ialah bahwa kesepakatan tidak diberikan dalam bentuk tertulis maupun lisan, melainkan melalui komunikasi dengan media elektronik. 5 Jika sering dalam perjanjian jual beli secara tertulis menggunakan tanda tangan atas tanda menerima kesepakatan, maka didalam perjanjian secara online dikenal prinsip non repudiasi (tiada penyangkalan) yang berarti bahwa apa yang ditulis, adalah apa yang di perjanjikan, maka didalam kesepakatan cukuplah si pembeli menerima ataukah tidak. Seperti halnya perjanjian secara tertulis ataupun secara lisan, bahwa setiap perjanjian dalam pemenuhannya tidaklah selalu terhindar dari permasalahan wanprestasi, dimana wanprestasi menurut prof. subekti, SH. Adalah apabila si berutang (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikan, ia alpa atau lalai atau ingkar janji, atau juga ia melanggar perjanjian, bila ia melakukan atau berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukannya. Dan alpa atau 3 Josua Sitompul, 2012, Cyberspace, Cyber Crimes, Cyberlaw : Tinjauan aspek hukum pidana, Jakarta :PT. Tunanusa, hal. 66. 4 Subekti, 1984, Hukum Perjanjian, Jakarta : PT. Intermasa, hal. 1. 5 Niniek Suparni, 2009, Cyberspace : Problematika & Antisipasi Pengaturannya, Jakarta : Sinar Grafika, Hal. 67.

5 lalai seorang dibitur dapat berupa empat macam : (i) tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya; (ii) melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya; (iii) melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat; (iv) melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. 6 Sebagaimana seperti kasus yang dialami Ryan yang menuliskan sebuah Thread di halaman Kaskus yang menerangkan bahwa dirinya membeli sebuah produk kacamata disebuah halaman media online (website) dan setelah membaca keterangan-keterangan juga spesifikasi barang yang dicantumkan sepakat untuk membeli barang tersebut, namun setelah diterima barang yang diperjanjikan ada ketidaksamaan seperti spesifikasi dan keterangan-keterangan yang dicantumkan. Hal ini telah termasuk wanprestasi karena telah memenuhi unsur lalai atau alpa. Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. 7 Ketika dalam perjanjian jual beli mengenai informasi lengkap adalah sebagai pegangan pihak pembeli dalam membeli barang barang tersebut, seperti halnya membeli baju, dikehidupan nyata membeli baju dapatlah dengan menyentuh barangnya juga bisa dicoba terlebih dahulu, namun ketika membeli melalui media toko online pembeli dituntut 6 Subekti, Op Cit, Hal 45. 7 Pasal 9, UU No. 11 tahun 2008.

6 mengetahui dan memahami keterangan mengenai baju tersebut entah mengenai bahan, ukuran, warna, keaslian merk dan lain sebagainya. Sejak dikenalnya internet di indonesia, internet telah mengundang lahirnya perdagangan model baru, dan dibalik system perdagangan baru tersebut tidak sedikit peraturan-peraturan lama tidak berlaku pada system yang baru tersebut. namun para pengguna internet kini dapat bernafas sedikit lega karena kini pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang yang mengatur tentang Transaksi melalui media Elektronik yankni Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas untuk mengetahui lebih jauh mengenai perjanlian jual beli melalui toko online dalam pelaksanaannya, maka dengan demikian penulis mengambil judul PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA TOKO ONLINE DITINJAU DARI UU NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK yang menurut penulis sangat menarik untuk ditelaah, disamping karena tidak sedikit masyarakat yang begitu mengerti e-commerce, meskipun di dunia bisnis kini menjadi andalan tidak sedikit penjual menggunakan media online sebagai ajang pemasaran barang yang dijualnya. Kajian e-commerce pada dasarnya masihlah banyak mengacu pada KUHPer yang telah ada, yaitu tentang perjanjiannya dan syarat-syarat perjanjiannya, namun jika ditelisik lebih dalam tidaklah sedikit hambatan-

7 hambatan yang dari KUHPer tersebut tidak dapat menyelesaikannya, sebut saja salah satu contoh adalah tentang tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat dalam jual beli secara online, dimana masing-masing pihak tidaklah face to face (tidak saling tatap muka) dan serta non-sigh (tidak memakai tanda tangan asli) disini KUHPer secara umum hanyalah menjelaskan perjanjian jual beli sacara umum dan tidak secara menyeluruh tentang e-commerce dan oleh karena itu Kemudian pada tahun 2008 Pemerintah menerbitkan UU. No.11 Tahun 2008 Tentang ITE. Kehadiran UU. No.11 Tahun 2008 tentang ITE tersebut masihlah banyak dipertanyakan apakah UU tersebut dapat menciptakan Rule of law atas e- commerce. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam pelnelitian ini adalah : 1. Bagaimana keabsahan perjanjian jual-beli melalui media online? 2. Bagaimanakah tanggung jawab para pihak dalam perjanjian jual-beli melalui media online? 3. Bagaimanakah penyelesaian jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian jual-beli melalui media online? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah diatas maka peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

8 1 Untuk mengetahui mengenai keabsahan perjanjian jual beli melalui media toko online. 2 Untuk mengetahui bagaimanakah tanggung jawab para pihak yang terikat langsung dalam perjanjian jual beli melalui media toko online. 3 Untuk mengetahui bagaimanakah caranya menyelesaikan jika terjadi wanprestasi dilingkup perjanjian melalui media toko online. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1 Meningkatkan pengetahuan penulis tentang keabsahan perjanjian jual beli melalui media toko online. 2 Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang terkait dengan wanprestasi di perjanjian jual beli melalui toko online. E. KERANGKA PEMIKIRAN Perjanjian secara umum ditegaskan oleh KUHPer pada pasal 1313 telah ditegaskan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri. Sedangkan Menurut Subekti, Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melakukan sesuatu. 8 Mengenai syarat sahnya perjanjian diatur pada pasal 1320 KUHPer yaitu: 8 Subekti, Op Cit, Hal. 1.

9 1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal Keempat syarat ini merupakan syarat pokok bagi setiap perjanjian. Artinya, setiap perjanjian harus memenuhi keempat syarat ini bila ingin menjadi perjanjian yang sah. Semuanya merupakan syarat pokok bagi setiap perjanjian, dan syarat tersebut kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni syarat subyektif yang berisi syarat pertama juga syarat kedua, dan syarat obyektif yang berisi dari syarat ketiga, juga syarat keemapat. Suatu perjanjian pastilah berakibat mengikat para pihak yang melakukan perjanjian atas apa yang telah diperjanjikan, akibat tersebut antara lain: a. Perjanjian mengikat para pihak sebagai undang-undang. jadi para pihak dengan membuat perjanjian seakan-akan menetapkan undang-undang mereka sendiri. 9 b. Asas janji itu mengikat Isi keterikatan para pihak pada perjanjian adalah keterikatan kepda isi perjanjian, padahal isinya ditentukan atau dalam hal-hal tertentu dianggap ditentukan oleh para pihak sendirikarena isinya mereka tentukan sendiri, maka orang sebenarnya terikat pada janjinya 9 J. Satrio, 1992, Hukum Perjanjian: Perjanjian Pada Umumnya, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,, Hal 358.

10 sendiri, janji yang diberikan kepada pihak laindalam perjanjian. Jadi orang terikat bukan karena menghendaki, tetapi karena ia memberikan janjinya. c. Asas kebebasan berkontrak Dalam kebebasan berkontrak hanya diatur pada pasal 1337 KUHPer, bahwa perjanjian tidak boleh bertentangan dengan asusila, ketertiban umum dan undang-undang. d. Perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak Akibat yang paling signifikan adalah bahwa menurut pasal 1338 bahwa perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan persetujuan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang telah ditentukan oleh undang-undang. Dalam Pasal 1238 KUHPer mengatur tentang Wanprestasi : Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Dan orang dikatakan wanprestasi bila : a. Sama sekali tidak memenuhi prestasi. b. Prestasi yang dilakukan tidak sempurna

11 c. Terlambat memenuhi prestasi d. Melakukan apa yang dalam perjanjian dilarang untuk dilakukan. Sedangkan Pengertian Jual Beli telah ditegaskan pada Pasal 1457 KUHPer yang berbunyi jual-beli adalah suatu persetujuan yang mengikat pihak penjual berjanji menyerahkan sesuatu barang/benda (zaak) dan pihak lain yang bertindak sebagai pembeli mengikat diri berjanji untuk membayar hargayang dijanjikan Yang menjadi obyek jual beli haruslah cukup tertentu, setidak-tidaknya dapat ditentukan ujud dan jumlahnya pada saat ia akan diserahkan hak miliknya kepada si pembeli, dengan demikian sah menurut hukum. 10 Proses pengikatan dalam jual beli secara elektronik dilakukan dalam beberapa tahap, yakni : a. Tahap penawaran b. Tahap penerimaan. c. Tahap pembayaran d. Tahap pengiriman Selanjutnya yang dimaksud dengan internet adalah kumpulan atau jaringan dari jaringan komputer yang ada diseluruh dunia 10 Subekti, Opcit, Hal 2.

12 Definisi lainnya, internet adalah bagaikan kota elektronik yang sangat besar dimana setiap penduduk memiliki alamat (internet addres) yang dapat digunakan untuk berkirim surat atau informasi. 11 Kemunculan internet dimulai pada tahun 1966 awalnya hanya untuk keperluan departemen pertahanan Amerika Serikat, yang dibentuk oleh ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) salah satu divisi di departemen pertahanan Amerika Serikat. Kehadiran internet telah memberikan keyakinan akan pentingnya teknologi di dalam pencapaian tujuan finansial suatu perusahaan melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis yaitu dengan memanfaatkan E-Commerce. dan E-Commerce merupakan salah satu keunggulan baru dari internet yang kian digemari oleh banyak orang. Jual beli melalui media elektronik juga sering disebut dengan Elektrik Commerce atau disingkat e-commerce adalah kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufacturers), service providers, dan pedaagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks), yaitu E-commerce sudah meliputi seluruh spektrum kegiatan komersial. 12 Transaksi jual beli secara elektronik atau E-commerce memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut : 13 11 Janner Simarmata, 2006, Pengenalan Teknolgi Komputer dan Informasi, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Hal 282. 12 Niniek Suparni, Op Cit, Hal. 30. 13 Haris Faulidi Asnawi, 2004, Transaksi Bisnis e-commerce Perspektif Islam, Yogyakarta: Magistra Insania Press, Hal. 17.

13 a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak. b. Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi. c. Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut. Adapun penjelasan mengenai bidang-bidang aktifitas ekonomi yang diterapkan dalam e-commerce adalah sebagai berikut : 14 1. Business to business, merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi bisnis secara elektronik antar perusahaan dan dalam kapasitas atau volume produk yang relatif besar. 2. Business to consumer, merupakan suatu transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan para pelaku usaha dengan pihak konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dari pihak konsumen dan pada saat tertentu. 3. Consumer to consumer, merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen dengan konsumen lainya untuk memenuhi suatu kebutuhan konsumen satu dengan konsumen lainya pada saat tertentu. Mengenai syarat sah pada Transaksi Elektronik masihlah mengacu pada pasal 1320 KUHPer, namun dalam UU no.11 Tahun 2008 atau UU ITE juga menambahkan beberapa persyaratan, yakni : 14 Ibid, Hal. 18.

14 a. Beritikad baik (pasal 17 ayat 2) b. Ketentuan mengenai waktu pengiriman dan penerimaan informasi dan/atau Transaksi elektronik (pasal 18) c. Menggunakan sistem elektronik yang andal dan aman serta bertanggung jawab. (pasal 10) Pada transaksi jual beli secara elektronik, para pihak terkait di dalamnya melakukan hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu bentuk perjanjian atau kontrak yang juga dilakukan secara elektronik dan sesuai dengan Pasal 1 butir 17 UU ITE disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam dokumen elektronik atau media elektronik lainya. Pasal 19 UU ITE menyatakan bahwa para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistrem elektronik, maka para pihak menytepakati sistem elektronik yang akan digunakan untuk melakukan transaksi. Kecuali ditentukan lain oleh para piha, transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim pengirim telah diterima dan disetujui oleh penerima sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 20 ayat (1) UU ITE. Maka, dalam hal ini transaksi elektronik baru terjadi jika adanya penawaran yang dikirimkan kepada penerima dan adanya persetujuan untuk menerima penawaran setelah penawaran diterima secara elektronik.

15 F. METODE PENELITIAN Adapun metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi hal-hal sebagai berikut ini : 1 Metode pendekatan Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara sosiolegal, menurut sulistiyowati irianto, sosiolegal dapat diidentifikasikan melalui dua hal : 15 a. Studi sosiolegal melakukan studi tekstual terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan secara kritis untuk menjelaskan problematika filosofis, sosiologis dan yuridis dari hukum tertulis. Dengan demikian diketahui apa makna dan bagaimana implikasinya terhadap subyek hukum. b. Studi sosiolegal menggunakan berbagai metode baru yang dapat menjelaskan fenomena hukum yang sangat luas. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan yang berhubungan dengan berbagai perjanjian jual beli melalui media toko online dan juga menganalisis berbagai temuan dilapangan. 2 Jenis penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat diskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang 15 Sulistyowati Irianto dan shidarta, 2009, Metode Penelitian Hukum, Konstelasi dan refleksi, Jakarta : yayasan obor Indonesia, hal 117.

16 diselidiki. 16 Karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang perjanjian jual beli yang dilakukan melalui media toko online. 3 Jenis data Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut : a. Data Primer Data yang diperoleh dari lapangan hasil dari observasi yang berupa hasil keteangan para pihak yang terkait dalam perjanjian jual beli melalui media toko online. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari studi pustaka yang digunakan dalam penunjang penelitian, yang meliputi : 1) Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri dari aturan hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau peraturan perundang-undangan. 2) Bahaun hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian. 3) Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan lain-lain. 16 Soerjono Soekamto, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo, hal.8.

17 4 Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut : a. Studi kepustakaan Dilakukan dengan mencari, mengutip, mencatat, menginventarisasi, menganilisis, dan mempelajari data yang berupa bahan-bahan pustaka yang dibutuhkan dan berhubungan dengan transaksi jual beli melalui media elektronik (e-commerce). b. Wanwancara atau interview Wawancara bertujuan untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihakpihak yang bersangkutan, dengan cara mengadakan tanya-jawab dengan responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan jual beli melalui media online (e-commerce). 5 Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah metode normatif kualitatif yaitu suatu pembahasan yang dilakukan dengan cara menafsirkan data mendiskusikan data-data yang telah diperoleh dan diolah..oleh karena itu, data yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan fokus permasalahan kemudian akan didiskusikan dengan data yang diperoleh. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif yaitu dengan jalan menuturkan dan

18 menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data yang diperoleh. G. SISTEMATIKA SKRIPSI Dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisannya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kerangka Pemikiran F. Metode Penelitian BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli C. Jual Beli Online BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keabsahan perjanjain melalui toko online B. Tanggungjawab para pihak dalam perjanjian melalui toko online C. Cara penyelesaian jika terjadi wanprestai BAB IV : PENUTUP Kesimpulan dan Saran