BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, beberapa di. ini dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tergilas oleh perkembangan pendidikan yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Oleh karena itu pendidkan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. monoton dalam mengajar, tidak menggunakan model model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, terdidik, dan terampil yang dipersiapkan untuk mendukung dan mengikuti laju perkembangan zaman, budaya serta kemajuan teknologi. Sumber Daya Manusia tersebut akan menjadi aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Perkembangan dan perubahan pendidikan semakin maju menuntut lembaga pendidikan atau sekolah yang merupakan tempat pembinaan sumber daya manusia untuk mempersiapkan lebih baik lagi, dimana tenaga pengajaran atau guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian agar guru tidak tergilas akan majunya pendidikan. Guru merupakan tokoh sentral dalam menentukan keberhasilan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Selama ini kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, hanya terfokus pada guru, dimana guru yang dominan sedangkan siswa resisten, guru yang menjadi pemain sedangkan siswa sebagai penonton, guru yang aktif sedangkan siswa menjadi pasif. Kebanyakan metode yang dipakai guru mengajar cenderung menggunakan metode konvensional. 1

2 Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah mendarah daging sejak dahulu, sehingga untuk mengadakan perubahan menjadi agak sulit. Kegiatan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghapal pelajaran serta tidak menciptakan interaksi yang baik dan dinamis antara siswa dengan siswa. Tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan situasi kelas menjadi pasif. Kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membuat suasana belajar tampak monoton dan kurang menarik. Keadaan yang demikian dapat mengundang rasa jenuh siswa dalam belajar dan akibatnya menjadikan siswa sulit dalam memahami pelajaran. Kondisi ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dan diduga bahwa aktivitas siswa yang rendah menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SMA Negeri 17 Medan diperoleh keterangan bahwa hasil belajar akuntansi siswa masih tergolong rendah. Karena Guru Akuntansi masih menggunakan metode konvensional, sehingga siswa cenderung pasif, tanya-jawab sedikit, dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kurang maksimal. Dari 44 siswa di UH 1 hanya 13 siswa (29,54%) yang mampu mencapai KKM, pada UH 2 hanya 11 siswa (25%), pada UH 3 hanya 15 siswa (34,09%) yang mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal dan selebihnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 70. Sedangkan ketuntasan kelas keseluruhan yang diharapkan di sekolah tersebut adalah sebesar 70% dari jumlah siswa.

3 Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. 1 Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa Semester Genap Tahun Pembelajaran 2012/2013 No Tes KKM Siswa Yang Mencapai Nilai KKM Siswa Yang Tidak Mencapai Nilai KKM Jumlah % Jumlah % 1 UH 1 70 13 29,54 31 70,46 2 UH 2 70 11 25 33 75 3 UH 3 70 15 34,09 29 65,91 Jumlah 39 93 88,63 211,37 Rata-rata 13 29,54 31 70,46 Sumber : Daftar Nilai Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 2 Akuntansi SMA Negeri 17 Medan Untuk mengatasi masalah tesebut, penulis mencoba melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas melalui siklus dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, metode pembelajaran yang menarik dan dapat merangsang pola pikir siswa. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah metode pembelajaran Brainstorming. Metode Brainstorming ini dapat membuat siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar yang diharapkan dapat membuat siswa mampu menghubungkan pengetahuan dalam konteks situasi di dunia nyata. Dengan

4 melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab dan menyatakan pendapat atau komentar sehingga mungkin masalah-masalah tersebut menjadi masalah baru. Jadi semua siswa mampu menumbuhkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis. Disamping itu penulis juga menerapkan Model Probing Prompting supaya Proses Belajar Mengajar (PBM) lebih bervariasi dan menarik. Model Probing Prompting merupakan suatu teknik pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali, sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Penerapan model ini adalah menjadi jalan alternatif untuk mempermudah siswa melakukan akomodasi dan membangun pengetahuannya sendiri. Siswa mengkonstruksi sendiri konsep, prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru. Probing Prompting Question merupakan pertanyaan yang diajukan untuk pendalaman konsep. Pada awalnya diajukan beberapa pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami konsep yang dimaksud, bila dirasa sudah paham maka pertanyaan yang diberikan lebih menekankan pada penyelidikan, mendalami konsep yang telah dipahami. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming dengan Model Pembelajaran Probing Prompting untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mengapa guru akuntansi di SMA Negeri 17 Medan masih menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran? 2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan? 3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan? 4. Apakah penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan T.P 2012/2013? 5. Apakah ada perbedaan hasil belajar akuntansi yang signifikan dan positif antara siklus I dengan siklus II dikelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan T.P 2012/2013?

6 2. Apakah penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan T.P 2012/2013? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dan positif antara siklus I dengan siklus II dikelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting? 1.4 Pemecahan Masalah Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Guru cenderung selalu memakai metode konvensional yaitu ceramah, Tanya jawab, dan pemberian tugas walaupun sebenarnya guru sudah mengetahui modelmodel pembelajaran. Siswa cenderung terlihat pasif dalam belajar. Karena metode yang digunakan guru membosankan dan kurang menyenangkan. Oleh karena itu, alternatif yang dilakukan untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi adalah penulis bekerja sama dengan guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 17 Medan untuk menerapkan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting. Karena penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting ini merupakan suatu rangkaian praktis dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

7 Penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting ini akan dimulai dengan membagi kelas dalam beberapa kelompok. Lalu guru menyajikan sebuah masalah kepada kelompok kemudian tiap siswa dalam kelompok menjawab dan menyatakan pendapat atau komentar sehingga mungkin masalah-masalah tersebut menjadi masalah baru. Disini siswa terdorong untuk berani mengungkapkan pendapatnya masing-masing dalam kelompok. Penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting akan meningkatkan aktivitas siswa karena seluruh siswa akan terpacu untuk mencari dan menemukan sendiri solusi atas masalah yang diberikan oleh guru dan nantinya akan dipresentasekan di depan kelas. Siswa akan semakin memiliki pemahaman yang lebih mendalam melalui pertanyaan yang diajukan guru yang pada akhirnya memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, sehingga pengetahuan tidak sekedar diberikan oleh guru. Dengan demikian suasana belajar akan terasa lebih efektif, kerja sama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat. Dari uraian diatas, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

8 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan T.P 2012/2013 melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan T.P 2012/2013 melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting. 3. Untuk mengetahui ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dan positif antara siklus I dengan siklus II dikelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan penulis dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi akuntansi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 17 Medan melalui penerapan metode pembelajaran Brainstorming dengan model pembelajaran Probing Prompting.

9 3. Untuk menambah literatur dalam perpustakaan UNIMED umumnya dan Fakultas Ekonomi khususnya serta sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.