BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PRIMBON JAWA TENTANG KEHARMONISAN DALAM PERKAWINAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK

Bab IV. Pesanggrahan kecamatan Kwanyar kabupaten Bangkalan tradisi merrik lengkaan. Adapun faktor yang melatar belakangi tradisi merrik lengkaan dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMILIHAN CALON SUAMI DENGAN CARA UNDIAN

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS AL- URF TERHADAP TRADISI SALING MEMBERI ANTARA CALON KEPALA DESA TEBUWUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT

SATON SEBAGAI SYARAT NIKAH DI DESA KAMAL KUNING

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

BAB I PENDAHULUAN. peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. mencapai umur 19 tahun dan wanita mencapai umur 16 tahun.

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN. beberapa model kerangka berfikir yang kontradiksi antara Adat dan Hukum Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. pasal 18B ayat 2 Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang berbunyi Negara

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WETON DALAM PELAKSANAAN TAJDI<DUN NIKA<H

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS PANDANGAN ULAMA DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN ANTAR DUSUN NGULON NGALOR

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP TRADISI BUBAKAN PADA WALIMATUR URSY (Studi Kasus di Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PRIMBON JAWA TENTANG KEHARMONISAN DALAM PERKAWINAN A. Aspek Positif dan Negatif Bagi Masyarakat yang Menerapkan Sistem Primbon Jawa di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia pasti mempunyai tujuan dan fungsi. Tujuan perkawinan adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan, berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan suatu keluarga yang bahagia dengan dasar cinta dan kasih sayang, untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh syariah. 1 Tujuan perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga; sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir dan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batinnya, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar anggota keluarga. 2 1 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, 12. 2 Zakiyah Darajat, et al., Ilmu Fiqh, 48-53.

58 Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 3 ditegaskan tentang tujuan adanya perkawinan, yakni perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang saki>nah mawaddah warah}mah. 3 Berangkat dari hal ini, untuk mencapai semua itu maka terlebih dahulu harus dengan jalan pernikahan, sebagaimana firman Allah dalam surah Annahl ayat 72 : و للاه ا ز و ج او ج ع ل ل هكم م ن ا ز و اج هكم ب ن ي و ح هكم م ن ا ن هفس هكم ف د ة و ر ز ق هكم م ن الط ي ب ا ت ج ع ل ل Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. (QS. An-Nahl : 72) 4 Membentuk keluarga artinya membentuk kesatuan masyarakat terkecil dari suami, istri, dan anak. Membentuk rumah tangga artinya membentuk kesatuan hubungan suami istri dalam satu wadah yang disebut rumah kediaman bersama. Bahagia artinya ada kerukunan dalam hubungan antara suami dan istri, atau antara suami, istri, dan anak-anak dalam rumah tangga. Kekal berarti berlangsung terusmenerus seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja atau dibubarkan menurut kehendak dari masing-masing pihak. Setiap orang yang telah mengikatkan diri dalam sebuah tali pernikahan tentu saja menginginkan rumah tangga yang saki>nah mawaddah warah}mah. Untuk menciptakan rumah tangga yang seperti itu, pasangan suami istri harus bisa menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan. Keharmonisan keluarga berkaitan dengan suasana hubungan perkawinan yang bahagia dan serasi. Menjaga keharmonisan dalam keluarga tidaklah semudah 3 Kompilasi Hukum Islam, 324. 4 Ketua Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya..., 412.

59 membalikkan telapak tangan, namun membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Terkadang pasangan suami istri akan dihadapkan pada suatu masalah yang cukup berat, tinggal bagaimana cara menyikapi masalah tersebut agar tetap terjaga keharmonisan keluarganya. Sebagian masyarakat berpendapat dengan dilakukannya perhitungan primbon Jawa atau hitungan weton menjadi salah satu usaha setiap keluarga untuk mencapai keharmonisan dalam sebuah perkawinan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan masyarakat Desa Pugeran masih menerapkan primbon Jawa dalam perkawinan. Berpedoman pada dalil penjelasan di atas serta permasalahan yang menjadi kepercayaan masyarakat terkait praktik perhitungan primbon Jawa dalam menentukan perhitungan hari yang tepat dalam menjalani perkawinan. Hasil penelitian yang telah penulis lakukan sedikitnya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keharmonisan sebuah keluarga. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara serta pemantauan kepada beberapa narasumber yang mempercayai perhitungan primbon Jawa dalam menentukan perkawinan. Menerapkan perhitungan primbon Jawa dalam penentuan hari dan jodoh setiap pernikahan dapat memberikan aspek positif dan negatif bagi masyarakat yang menerapkannya. Hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan masyarakat terkait perhitungan primbon Jawa yang telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya masyarakat akan terus menjaga dan melestarikan tradisi tersebut. Meskipun banyak dari mereka tidak mengerti secara jelas apa yang telah dilakukan oleh orang-orang terdahulunya.

60 Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih perjodohan, yang terpenting adalah tidak adanya sebab yang haram untuk dikawini baik haram untuk selamanya ataupun haram untuk sementara, seperti halnya mencari jodoh yang baik dari segi hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Hal ini sesuai dengan dalil Rasulullah SAW: تهن ك ه ح ال م ر أ ةه ل ر ب ع : ل م ال ا و ل س ب ه ا و ل م ال ا و ل د ي ن ه ا ف اظ ف ر ب ذ ات الد ي ن ت ر ب ت ي د اك )رواه البخاري( Wanita itu lazimnya dinikahi karena empat hal, hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka carilah wanita yang taat beragama, niscaya kamu akan beruntung tangan kananmu. 5 Uraian di atas, menyimpulkan bahwa dalam ajaran Islam perhitungan praktik primbon Jawa dapat memiliki dampak yang positif apabila praktik perhitungan primbon Jawa hanya terpatok pada pencarian jodoh yang tidak menyimpang dari ajaran agama Islam. Selain memberikan dampak positif seperti yang dijelaskan di atas, praktik perhitungan primbon Jawa juga dapat memberikan dampak positif sebagai dasar ilmu pengetahuan dalam menghadapi perkawinan yakni dengan menanamkan nilainilai kebaikan serta aturan-aturan yang sesuai dengan kehidupan bermasyarakat. Sedangkan dari segi negatifnya dengan mempercayai keseluruhan perhitungan primbon Jawa sebagai penentu hari dan jodoh dalam melakukan perkawinan menurut perspektif hukum Islam itu dapat dilihat dari niat pelakunya. 5 Imam Abi Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Sahih Bukhari..., 10.

61 Selain itu masih adanya kekhawatiran masyarakat mendapat celaan dari lingkungan di sekitarnya karena tidak mengikuti adat yang ada. Dampak negatif yang lain yang ditimbulkan dari mempercayai perhitungan primbon Jawa, masyarakat cenderung bergantung terhadap apa yang dihasilkan dari perhitungan primbon Jawa tersebut, sehingga berakibat kurang maksimal dalam berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam sebuah perkawinan. Selain itu kecocokan hitungan weton antara calon mempelai pria dan wanita menjadi acuan apakah akan dilanjutkan atau dibatalkan perkawinannya. Masyarakat terlalu berpacu pada hasil dari hitungan primbon Jawa sehingga cenderung lebih mempercayai apa yang akan terjadi dari hasil hitungan primbon Jawa tersebut. Padahal pada hakikatnya manusia hanya dapat mempercayakan semuanya kepada Allah Swt. karena nasib baik dan buruk adalah rahasia Allah Swt. B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Primbon Jawa tentang Keharmonisan Dalam Perkawinan di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Adat pernikahan masyarakat Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto masih banyak menggunakan perhitungan primbon Jawa guna mencari hari dan jodoh yang dianggap baik untuk melangsungkan pernikahan. Dalam praktiknya makna penggunaan primbon Jawa hanya diketahui oleh kalangan tertentu seperti orang-orang yang dituakan di lingkungan tempat tinggalnya. Hal inilah yang menjadi penghambat penggunaan primbon Jawa di kalangan modern seperti saat ini.

62 Kecocokan weton antara calon mempelai pria dan wanita penting untuk dipertimbangkan. Kemampuan menghitung weton merupakan kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada kita guna berikhtiar dalam hal pernikahan, dalam memilih pasangan hidup, yaitu yang hitungan weton cocok antara si calon pria dan si calon wanita. Jika kecocokan weton tersebut diabaikan ketika akan melaksanakan pernikahan, maka akan berakibat terhadap rumah tangga si pria dan wanita yang dalam perkawinannya mengabaikan hitungan primbon Jawa. Hal-hal yang tidak diinginkan akan menimpa keluarga mereka, seperti malati (suku Jawa), yaitu sebuah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan suatu keadaan yang meskipun sudah bekerja keras, namun tidak ada hasil yang bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Hidup selalu ditimpa kekurangan dalam hal materi. Atau terkadang salah satu pasangan, baik si pria maupun si wanita biasanya selalu sakit-sakitan. Atau yang paling ekstrim, salah satunya bisa mengalami kematian setelah menikah. Dengan demikian, kecocokan hitungan weton harus dipenuhi sebagai syarat melaksanakan pernikahan. Dari permasalahan di atas hal ini sesuai dengan pengertian urf yang telah dijelaskan oleh Abd. Rahman Dahlan (2011) yang menjelaskan makna urf dari segi terminologi yakni seperti yang telah penulis jabarkan dalam bab II yaitu:

63 م ا اع ت اد ه الن ا هس و س ا ه رو ا ع ل ي ه م ن هكل ف ع ل ش اع ب ي ن هم أ و ل ف ظ ت ع ار فه و ا إ ط ل ق ه ع ل ى م ع ن خ اص 6 ال ت ل ف ه الل غ ةه و ال ي ت ب ا د هر غ ي ر ه ع ن د س اع ه. Sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka mengikutinya dalam bentuk setiap perbuatan yang populer di antara mereka, ataupun suatu kata yang biasa mereka kenal dengan pengertian tertentu, bukan dalam pengertian etimologi, dan ketika mendengar kata itu, mereka tidak memahaminya dalam pengertian lain. Berdasarkan pengertian urf di atas dijelaskan bahwa keterkaitan permasalahan yang dihadapi di masyarakat terkait praktik perhitungan primbon Jawa dengan tujuan yang ingin disampaikan kepada masyarakat cenderung tidak sejalan, bahkan seringnya masyarakat hanya mengetahui tujuan yang populer di kalangan masyarakat tanpa mengetahui makna dan tujuan yang sebenarnya. Dari pernyataan urf di atas dijelaskan bahwa adanya landasan ilmu yang kuat dalam mengetahui makna dari praktik perhitungan primbon Jawa penting adanya, guna penyampaian makna dan tujuan yang ingin disampaikan tidak menyimpang dari ajaran syariat agama Islam. Dalam kajian ushul fiqh, urf adalah suatu kebiasaan masyarakat yang sangat dipatuhi dalam kehidupan mereka, sehingga mereka merasa tentram. Seperti halnya masyarakat merasa tentram apabila telah melakukan praktik perhitungan primbon Jawa untuk menentukan hari dan jodoh dalam sebuah perkawinan. Selama penyampaian makna dan tujuan yang ingin disampaikan tidak menyimpang dari ajaran syari at-syari at agama Islam maka hal tersebut tidak apa-apa. 6 Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh..., 209.

64 Landasan yang kedua adalah ungkapan dari sahabat Abdullah bin Mas ud, yaitu : Sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi Allah, dan sesuatu yang mereka nilai buruk maka ia buruk di sisi Allah Ungkapan Abdullah bin Mas ud di atas, baik dari segi redaksi maupun maksudnya, menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku di masyarakat muslim yang sejalan dengan tuntunan umum syari at Islam adalah juga merupakan sesuatu yang baik di sisi Allah. Dalam penerapan praktik perhitungan primbon Jawa di kalangan masyarakat, sering dianggap sebagai sesuatu yang dianggap baik guna berikhtiar dalam menentukan hari dan jodoh untuk pernikahan. Dalam hala ini menjadikan urf sebagai landasan penetapan hukum atau urf sendiri yang ditetapkan sebagai hukum bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemudahan terhadap kehidupan manusia. Dengan berpijak pada kemaslahatan ini pula manusia menetapkan segala sesuatu yang mereka senangi dan mereka kenal. Adat kebiasaan seperti praktik perhitungan primbon Jawa telah mengakar dalam suatu masyarakat sehingga sulit sekali ditinggalkan karena terkait dengan berbagai kepentingan hidup mereka. Sejauh ini adat kebiasaan perhitungan primbon Jawa diakui dan dapat diterima dengan alasan dibutuhkan mayarakat. Selama tidak bertentangan dengan nas dan ijma yang sudah jelas dikalangan ulama. Suatu kebiasaan dapat diakui oleh agama bila tidak akan mendatangkan negatif berupa kemudhorotan bagi masyarakat dikemudian hari.

65 Tidak semua tradisi diharamkan, bahkan Rasulullah Saw. mengadopsi tradisi puasa Asyura yang sebelumnya dilakukan oleh orang Yahudi yang dilakukan guna memperingati hari kemenangannya Nabi Musa dengan berpuasa. Syari at telah memberikan batasan sebagaimana dijelaskan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib yakni: Beradaptasi dengan masyarakat dalam segala hal selain maksyiat Tradisi atau budaya adalah yang tidak menyalahi akidah dan amaliyah syariat hukum Islam. Seorang mujtahid yang hendak menentukan suatu hukum harus lebih dahulu memperhatikan kebiasaan yang berlaku di masyarakat setempat sehingga hukum yang akan ditetapkan tidak bertentangan dan menghilangkan kemaslahatan yang telah berjalan dalam masyarakat. Menurut penyelidikan urf bukan merupakan dalil syarak, karena pada umumnya urf ditujukan untuk memelihara kemasalahatan umat serta menunjang pembentukan hukum dan penafsiran beberapa nas. 7 Dapat disimpulkan bahwa urf bukanlah sumber hukum yang berdiri sendiri melainkan harus ada sandaran atau pendukungnya baik dalam bentuk ijma maupun maslahat. Seperti halnya tradisi perhitungan primbon Jawa yang telah berlaku dikalangan masyarakat berarti telah diterima secara baik oleh masyarakat itu sendiri. Adat bisa diterima oleh masyarakat karena mengandung kemaslahatan. Maka, tradisi perhitungan primbon Jawa merupakan warisan budaya para leluhur yang telah dikaji dan dipertimbangkan kemaslahatannya oleh para mujtahid untuk masyarakat. Selama tradisi tersebut merupakan tardisi yang baik dan tidak 7 Rachmat Syafe i, Ilmu Ushul Fiqih..., 131.

66 bertentangan dengan syariat hukum Islam, tradisi dapat terus berlanjut. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya kaidah pokok yang menerangkan bahwa kebiasaan bisa dijadikan sebagai pertimbangan hukum. ال ع اد ةه 8 ه م ك م ة Adat kebiasaan itu bisa dijadikan sebagai pertimbangan hukum. Dasar dari kaidah ini adalah hadis yang berbunyi : م ار أ ه ال ه مس ل م ي ح س ن ف هو ع ن د للا ح س ن ا Apa yang oleh orang-orang Islam dianggap baik, maka menurut Allah juga baik. Al- urf dan al- a>dah yang memiliki makna tradisi banyak menjadi dasar bagi beberapa permasalahan fikih. Jika tradisi bertentangan dengan syarak, maka yang didahulukan adalah hukum syarak. Dari kaidah di atas dapat dijadikan dasar, bahwa perhitungan primbon Jawa yang berlaku pada masyarakat dan tidak melanggar ketentuan syariat dapat terus dijalankan salagi tidak melanggar hukum-hukum atau kaidah-kaidah yang ada dalam ajaran agama Islam. 8 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), 140. Abdul Mudjib, Kaidah-kaidah Ilmu Fiqih..., 43. Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh..., 213. Amir Syarifudin, Ushul Fiqh..., 104. Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I..., 143. Ach. Fajruddin Fatwa, Us}ul Fiqh dan Kaidah Fiqhiyah, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2013), 176.