BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap yang yang paling awal dalam pengerjaan sebuah konstruksi adalah perencanaan pondasi. Karena pondasi adalah bagian terendah dari suatu bangunan konstruksi yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya. Sebelum kita menentukan pondasi yang akan kita buat seharusnya kita adakan penelitian tanah terlebih dahulu terhadap tanah yang akan dipergunakan untuk sebuah bangunan konstruksi. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kapasitas dukung tanah guna untuk menentukan pondasi apa yang cocok. Tanah sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan konstruksi baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai pendukung beban. Maka dalam hal pengerjaan suatu konstruksi kita memerlukan pemahaman dan pengertian tentang hal hal yang berkaitan dengan tanah misalnya jenis tanah tersebut dan sifat sifat tanah tersebut jika dilakukan pembebanan terhadap tanah tersebut. Hampir semua bangunan di atas atau di permukaan tanah, maka harus dibuat pondasi yang dapat menyokong beban bangunan tersebut atau gaya yang bekerja pada bangunan tersebut. Pada saat berada di lapangan sering kita jumpai kondisi tanah yang tidak memenuhi kualitas persyaratan fisik maupun teknis. Karena tidak memenuhi persyaratan maka dampak tersebut akan sangat berdampak pada Bangunan yang diatasnya. Karena itu perlu dilakukan usaha perbaikan sifat-sifat tanah untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Usaha perbaikan sifat-sifat tanah ini disebut stabilisasi tanah (Hardiyatmo, 2002). Kondisi dan jenis tanah disetiap daerah atau tempat tidaklah sama. Hal tersebut dikarenakan sifat tanah yang tidak homogen dan tidak berwujud satu kesatuan. Bisa ditemukan tanah yang bersifat padat, kering, dan keras. Namun bisa juga ditemui jenis tanah yang bersifat sangat lepas atau lunak dan tidak mendukung dalam pembuatan pondasi suatu bangunan. Dengan jenis tanah yang seperti itu, diperlukan stabilisasi untuk meningkatkan daya dukung tanah. Stabilisasi tanah adalah usaha untuk memperbaiki tanah yang bermasalah agar tanah memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya. Stabilisasi dapat 1
dilakukan dengan cara mekanis, fisis dan kimiawi. Secara umum maksud dan tujuan stabilisasi tanah secara kimia adalah menambah kuat dukung, mengurangi kompresibilitas, mengurangi perubahan volume, dan mengurangi kapileritas. Stabilisasi tanah dapat dilakukan dengan cara mencampur tanah dengan berbagai macam material yang mempunyai sifat mengikat seperti kapur, semen, flyash atau abu batubara, belerang, serbuk batubata, dan masih banyak lagi. Daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk menahan suatu beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui pondasi. Kapasitas/daya dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing capacity) adalah tekanan maksimum yang dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan sekeliling pondasi. Dalam analisis daya dukung tanah, yang dipelajari adalah kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja diatasnya Pada penelitian ini dilakukan stabilisasi dengan cara pencampuran serbukdul genteng trenggalek dan batu kapur gunung ki yang akan dicampur dengan tanah yang berasal dari keluraha Siwalan kota Semarang. Dalam hal ini akan dicoba topik penelitian Tugas Akhir dengan ANALISIS STABILISASI TANAH LEMPUNG KELURAHAN SIWALAN KECAMATAN GAYAM SARI KOTA SEMARANG DENGAN CAMPURAN SERBUK GENTENG TRENGGALEK DAN SERBUK KAPUR GUNUNG KIDUL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH. 1.2 Masalah Setiap jenis tanah di setiap daerah pastilah selalu berbeda. Pada sampel tanah yang diuji pada penelitian ini, mengambil sampel tanah kebun di daerah Semarang, tepatnya di Kelurahan Siwalan. Jenis tanah di daerah tersebut berupa tanah lempung yang sangat basah, karena saat pengambilan sampel, galian tanah untuk mengambil tanah uji digenangi oleh air. Seperti yang diketahui, jenis tanah lempung mempunyai daya dukung tanah yang tidak begitu besar. Hal itu menjadi salah satu problem atau masalah yang selalu dihadapi saat melakukan pembangunan suatu bangunan baik gedung 2
maupun rumah. Terutama untuk pembuatan pondasi, karena daya dukung tanah yang baik sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pondasi pada tanah yang stabil. Beberapa upaya dilakukan untuk memperoleh stabilitas tanah dengan melakukan uji laboratorium pada sampel tanah yang telah diambil. Pencampuran kapur dan genteng dengan variasi 0%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Dengan banyaknya variasi pada uji laboratorium, dapat membandingkan pengaruh penambahan campuran serta memperoleh komposisi campuran terbaik yang dapat meningkatkan daya dukung tanah. 1.3 Rumusan Masalah Agar ruang lingkup penelitian lebih jelas dan terarah diperlukan adanya batasan - batasan masalah yaitu: 1. Pencampuran variasi kapur dan genteng terhadap berat tanah basah sebesar 4%, 6%, 8%, dan 10%. 2. Dilakukan upaya untuk meningkatkan stabilitas tanah lempung dengan menggunakan Kapur dan Genteng. 3. Sampel tanah yang digunakan untuk penelitian yaitu tanah lempung dari daerah Kelurahan Siwalan, Semarang, Jawa Tengah. 4. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang. 5. Bentuk pondasi yang digunakan adalah bujur sangkar, dengan ( B=D ) / lebar = panjang a. Dengan lebar ( B ) = 1,0 m b. Kedalaman pondasi ( Df ) = 0,60 m, dari muka air tanah setempat ( ± 0,00 m ) c. Faktor - faktor 1) Beban ( V ) vertical (δ = 0 ) 2) Dasar pondasi dan permukaan tanah datar ( α=0 dan β=0) 3) Sf diambil = 2,5 4) Γb dan Γd yang digunakan sesuai dengan perhitungan 5) Penurunan tanah tidak diperhitungkan. 3
1.4 Maksud Analisa ini diharapkan untuk mengetahui klasifikasi tanah kelurahan Siwalan Semarang berdasarkan sifat fisik dan mekanis tanah Lempung yang berasal dari Siwalan Semarang. Mengetahui pengaruh penambahan Kapur dan Genteng terhadap kekuatan daya dukung tanah lempung sebagai bahan campuran dan menganalisa berapa persen campuran kapur dan Genteng agar memperoleh hasil yang maksimal. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menentukan nilai sifat tanah diantaranya kadar air tanah (w),berat jenis tanah (Gs),porositas tanah (n),angka pori-pori tanah (e),dan derajat kejenuhan tanah(s), Kohesi (c), Sudut gesek intern ( ᵠ ), Berat Volume tanah Basah ( b),berat volume tanah Kering ( d), Liquid Limit (LL), Plastic limit (PL), Indeks Plastisitas (IP), dan analisa saringan. 2. Analisa data terhadap hasil uji/ hasil ukur/ hasil kalibrasi yang dilakukan di laboratorium mekanika tanah yang meliputi identifikasi dan vertifikasi data primer, uji soil test, uji specific graffiti (Gs), uji direct shear test, uji sieve analysis, percobaaan hydrometer dan percobaan atterberg limit. 3. Analisis daya dukung tanah dengan menggunakan rumus,vesic,terzaghi, Dan oshaki. 4. Mengetahui kesimpulan dari kekuatan Daya dukung tanah pada daerah Kelurahan Siwalan. Sehingga tanah tersebut layak untuk di bangun suatu konstruksi. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Dalam bagian ini diuraikan tentang : latar belakang, permasalahan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode penelitian, serta sistematika laporan penelitian. BAB II Studi Pustaka 4
Dalam bagian ini merupakan Studi Pustaka yang berisi Tinjauan Umum, yakni membahas stabilisasi tanah dengan bahan campuran lainya. Dalam bagian ini diuraikan mengenai pengertian dasar teori. BAB III Metode Penelitian Dalam bagian ini dijelaskan mengenai cara melakukan penelitian BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dalam bagian ini berisi uraian mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan di laboratorium dan membahas tentang hasil dari penelitian di laboratorium BAB V Penutup Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 5