MAKALAH KONSERVASI ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
Konservasi Energi Sebagai Keharusan Yang Terlupakan Dalam Manajemen Energi Nasional Indonesia: Belajar Dari Jepang dan Muangthai

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

Konservasi Energi Pasca InPres 10/2005: Apa Yang Dibutuhkan Untuk Membuat Upaya Ini Berlanjut?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. energi fosil. Jumlah konsumsi energi fosil tidak sebanding dengan penemuan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

renewable energy and technology solutions

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dimusnahkan, dapat dikonversikan atau berubah dari bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI

APLIKASI PENGGUNAAN BIODIESEL ( B15 ) PADA MOTOR DIESEL TIPE RD-65 MENGGUNAKAN BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS NaOH 0,6 %

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

Beberapa Pertimbangan dalam Mengembangkan Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun ke tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat. Pemenuhan kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

ENERGI DAN KESEJAHTERAAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Biosolar, Keunggulan dan Kelemahannya, serta Kurangnya Sosialisasi dari Pertamina

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

SITUASI ENERGI DI INDONESIA. Presented by: HAKE

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

Pendahuluan ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN. Jika Σ E meningkat kegiatan : - ekonomi - ilmu pengetahuan - apresiasi manusia Akan berkembang dengan subur

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

BAB I PENDAHULUAN. pada bahan bakar minyak fosil (konvensional) khususnya pada transportasi dan

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

M. Zahri Kadir, Irwin Bizzy, Bhakti Yudho Suprapto, Marwanin, Helmy Alian Fakultas Teknik, Univesitas Sriwijaya, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian stabilitas..., Armand Arief Ranaldi, FT UI, Universitas Indonesia

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah produksi, konsumsi dan impor bahan bakar minyak di Indonesia [1]

Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi

KERANGKA KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN REGULASI KONSERVASI DAN EFISIENSI ENERGI

Hemat Energi Listrik: Studi Kasus di Badan Diklat Provinsi Banten

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Transkripsi:

MAKALAH KONSERVASI ENERGI DISUSUN OLEH: 1. Abdul Wahid Erlangga 0611 4041 1492 2. Ahmad Banuaji 0611 4041 1494 3. Ayu Difa Putri Utami 0611 4041 1495 KELAS: 4 EGA Dosen Pembimbing: Tahdid, S.T, M.T JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK ENERGI POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TAHUN 2013

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Konservasi energi sebagai sebuah pilar manajemen energi nasional belum mendapat perhatian yang memadai di Indonesia. Manajemen energi di tanah air selama ini lebih memprioritaskan pada bagaimana menyediakan energi atau memperluas akses terhadap energi kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan eksploitasi bahan bakar fosil atau pembangunan listrik perdesaan. Konsumsi energi di sisi yang lain masih dibiarkan meningkat dengan cepat, lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Ini ditunjukkan misalnya oleh permintaan terhadap tenaga listrik. Konservasi energi akan mendatangkan manfaat bukan hanya untuk masyarakat yang konsumsi energi per kapitanya telah sangat tinggi, namun juga oleh negara yang konsumsi energi per kapitanya rendah, seperti Indonesia. Dengan melakukan konservasi maka seolaholah kita menemukan sumber energi baru. Bila Indonesia dapat menghemat konsumsi BBMnya sekitar 10 persen saja, maka itu berarti menemukan lapangan minyak baru yang dapat memproduksi sekitar 150.000 barel per hari, yang dalam kenyataannya membutuhkan biaya yang cukup besar untuk eksplorasi dan memproduksinya. Biaya yang dapat dihemat dengan melakukan konservasi sangat besar. Konservasi energi bermanfaat bukan hanya untuk menekan konsumsi dan biaya konsumsi energi, namun juga memberikan dampak yang lebih baik terhadap lingkungan. Sebagai dimaklumi, sumber utama pemanasan global yang dikhawatirkan masyarakat planet bumi kini adalah pembakaran bahan bakar fosil, atau aktivitas manusia yang berkaitan dengan penggunaan energi. Kegiatan pembakaran bahan bakar fosil, misalnya yang ditunjukkan oleh kegiatan transportasi, menghasilkan berbagai polutan seperti CO x, NO x maupun SO x di samping partikel debu yang mengotorkan udara. Salah satu faktor yang membuat konservasi energi tidak berkembang di Indonesia adalah adanya pandangan di kalangan masyarakat bahwa Indonesia adalah negara yang dianugerahi dengan kekayaan sumberdaya energi yang berlimpah, dan karena itu menggunakan energi secara hemat tidak dianggap sebagai sebuah keharusan. Pemahaman konservasi energi sebagai tindakan praktis juga belum berkembang di kalangan masyarakat karena masih langkanya penyebarluasan informasi atau kampanye mengenai teknik-teknik konservasi energi. Peraturan perundang-undangan mengenai konservasi energi pun belum dikembangkan. Demikian pula, pembentukan Badan Khusus di kalangan pemerintah/ swasta yang menangani masalah konservasi energi juga belum didirikan. Kerugian karena tidak menerapkan program konservasi energi sebetulnya sudah dirasakan di tanah air. Berapa kerugian karena tidak melakukan konservasi energi dengan benar merupakan angka yang belum pernah kita hitung. Penyakit yang dilahirkan dari pola konsumsi BBM nasional yang tidak sehat ( subsidi BBM, penyelundupan, pengoplosan, serta biaya politik yang ditimbulkannya) sedikit banyak dapat diatasi bila kita melakukan konservasi energi dengan ketat, khususnya di sektor transportasi. Rugi-rugi (losses) dalam pengusahaan listrik nasional

dapat ditekan bila kesadaran melakukan efisiensi dan konservasi energi telah berkembang di kalangan masyarakat dan perusahaan listrik itu sendiri. Banyak industri dapat menekan biaya produksi mereka bila perhatian mengenai bagaimana dapat menggunakan energi secara hemat dipraktekkan dalam kegiatan industri sehari-hari. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konservasi energi? 2. Mengapa Perlu dilakukan konservasi energi? 3. Apa saja bentuk teknologi dalam konservasi energi? 4. Apa saja peraturan yang mengatur tentang konservasi energi? 5. Bagaimana teknologi konservasi energi di Indonesia? 1.3 Tujuan Pembuatan Makalah 1. Mengetahui pengertian konservasi energi 2. Mengetahui teknologi-teknologi dalam melakukan konservasi energi 3. Mengetahui peraturan perundangan tentang konservasi energi 4. Mengetahui konsep konservasi energi di Indonesia

BAB II Dasar Teori 2.1 Pengertian Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat energi hemat biaya yang bertujuan untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi Usaha usaha konservasi energi ini dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan efisiensi dari energi yang digunakan, sehingga konsumsi energi yang digunakan dapat ditekan. Konservasi energi dapat mengurangi konsumsi energi dan kebutuhan energi per kapita. Selain itu, konservasi energi juga berperan penting dalam mengurangi kebutuhan impor energi maupun kebutuhan power plant. 2.2 Manfaat Konservasi Energi Apabila berhasil diaplikasikan, maka konservasi energi dapat meningkatkan pendapatan per kapita negara, kualitas lingkungan yang baik, kemanan nasional, kemanan personal, dan kenyamanan masyarakat. Dengan kemampuannya untuk mengurangi emisi, konservasi energi berperan penting dalam mereduksi laju perubahan iklim global. Beberapa isu terkait konservasi energi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari hari yaitu diantaranya: Teori ekonomi standar menyarankan perkembangan teknologi untuk lebih memfokuskan diri ke arah efisiensi energi, daripada pengurangan energi itu sendiri.

Studi kesehatan menunjukkan bahwa sakit kepala, stress, dan keabnormalan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh iluminasi berlebih dari tempat kerja. Maka, iluminasi dari daylight saja sudah cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini sekaligus dapat mereduksi pemakaian energi yang berasal dari lampu. Kegunaan dari telekomunikasi dapat mereduksi pemakaian energi, karena pekerjaan pekerjaan tertentu terkait telekomunikasi dapat dilakukan di rumah. Konsumen seringkali jarang mendapatkan penyuluhan tentang penghematan energi, maka sekarang beredar produk produk dengan ecolabel, produk bersertifikasi dalam efisiensi energi. 2.3 Teknologi Konservasi Energi Untuk menjalankan konservasi energi tersebut dilakukan teknologi konservasi energi. Yang dimana teknologi konservasi energi merupakan. pengembangkan melalui pemanfaatan energi secara efisien dan rasional, serta memanfaatkan sumber daya alam yang berupa sumber energi alternatif Contoh Pemanfaatan Energi Alternatif a. Energi Air ( mikrohidro ) b. Energi Angin c. Energi Surya d. Biodisel A. Energi Air (mikrohidro) Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketiggian tertentu dad instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Gambar 1. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro

B. Energi Angin Turbin Angin Merupakan kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dengan menggunakan prinsip konversi energi kinetik menjadi listrik. Gambar 2. Sistem Pembangkit listrik tenaga angin C. Energi Surya Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi angin rata-rata Indonesia sekitar 4,8 kwh/m 2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di Puskesmas dengan kapasitas total ± 6 MW.

Ada dua macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu: Teknologi energi surya fotovoltaik; Teknologi energi surya termal. D. Biodisel Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati melalui proses trans atau esterifikasi. stilah biodiesel identik dengan bahan bakar murni. Campuran biodiesel (BXX) adalah biodiesel sebanyak XX`% yang telah dicampur dengan solar sejumlah 1-XX % Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak. Dibuat dari minyaklemak nabati dengan proses metanolisis/etanolisis. Produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas) dengan proses esterifi-kasi dgn metanol/etanol. Produk-ikutan : air Kompatibel dengan solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100. Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2!. 2.4 Konservasi Energi Di Indonesia Konservasi energi sebagai pilar manajemen energi nasional kini tidak mendapat perhatian yang memadai di tanah air. Indonesia berdasarkan data intensitas energi adalah negara yang produktivitas pemanfaatan energinya sangat rendah dibandingkan banyak negara di Asia. Energi di Indonesia, termasuk BBM, digunakan secara boros. Potensi untuk melakukan konservasi energi sesungguhnya sangat terbuka di tanah air. Gambar 2 memperlihatkan pengunaan energi berdasarkan jenis dan sektor pemakai di Indonesia. Tampak jelas bahwa BBM merupakan jenis energi yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia dan bahwa sektor transportasi adalah pemakai utama BBM.

Gambar 3. Konsumsi energi final berdasar jenis dan sektor (2003) Beberapa studi memperkirakan potensi Indonesia untuk melakukan efisiensi pemakaian energi berkisar 20 30 persen. Dari Gambar 2 terlihat bahwa bahwa transportasi merupakan sektor pemakai energi yang sangat potensial untuk ditingkatkan efisiensinya. Sektor lain seperti industri, perkantoran, rumah tangga maupun penyediaan tenaga listrik juga sangat terbuka untuk ditingkatkan efisiensi pemanfaatan energinya. Banyak teknik dapat dimanfaatkan untuk melakukan konservasi energi. Kesadaran untuk melakukan konservasi energi sebenarnya sudah pernah muncul di tanah air, khususnya pada periode Krisis Minyak Dunia akhir 1970-an. Resesi ekonomi dunia yang berkepenjangan sebagai akibat naiknya harga minyak dunia kala itu (walaupun berarti oil boom di Indonesia) cukup merisaukan sejumlah analis energi di tanah air, khususnya karena kekhawatiran bahwa kekayaan minyak bumi Indonesia tidak akan berumur lama, apalagi bila pola konsumsinya tidak dihemat. Instruksi Presiden tentang Konservasi Energi diterbitkan tahun 1982 (InPres No. 9/1982) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991. Di kalangan masyarakat muncul Lembaga Swadaya Masyarakat (Masyarakat Hemat Energi) yang menaruh perhatian terhadap konservasi energi. Sebuah ESCO didirikan oleh pemerintah yang kemudian menjadikannya BUMN di bidang energi (PT KONEBA). PLN melakukan beberapa proyek manajemen sisi permintaan (demand side management) untuk menekan konsumsi listrik di sisi pemakaian. Departemen Energi melakukan sejumlah proyek percontohan konservasi energi, misalnya di gedung kantor pemerintah (hal serupa dilakukan di gedung kampus perguruan tinggi). Pemerintah bahkan sempat menerbitkan dokumen RIKEN (Rencana Induk Konservasi Energi) yang namun tidak diikuti dengan rencana tindak (action pan) yang jelas. Gerakan konservasi energi yang secara parsial dan skala kecil sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah dan elemen masyarakat tersebut tidak menimbulkan gaung yang cukup besar

atau diikuti dengan tindakan konservasi energi yang lebih luas. Bahkan, sejak 1990-an, ketika konsumsi energi di Indonesia sudah jauh membengkak, kegiatan konservasi energi bahkan nyaris dilupakan. Konsumsi energi cenderung makin boros, harga energi tidak disesuaikan dengan nilai ekonominya, dan beban subsidi yang ditanggung oleh APBN untuk membiayai pemakaian energi oleh masyarakat (dalam bentuk subsidi BBM dan listrik) semakin bengkak. Akibat lain lain adalah polusi yang makin parah karena kegiatan pemakaian energi, khususnya dalam transportasi perkotaan. Membiarkan pola konsumsi energi berlangsung dengan boros akan sangat merugikan, baik dari sisi ekonomi, lingkungan maupun upaya untuk mempertahankan manfaat dari sumberdaya energi itu sendiri. Karena penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat mengabaikan upaya-upaya konservasi energi tersebut sudah cukup parah, maka konservasi energi sebagai keharusan sudah tak boleh ditunda lagi pelaksanaannya di Indonesia. Dengan demikian, perlu sekali menggalakkan konservasi energi untuk setiap sektor pemakai energi (transportasi, industri, perkantoran, rumahtangga) serta setiap jenis energi yang digunakan (khususnya BBM). Bagaimana setengah memaksa atau membangun kesadaran masyarakat/ pemerintah untuk menjadikan konservasi energi sebagai budaya baru perlu dikembangkan. Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mengefektifkan gerakan konservasi energi, menurut hemat penulis, adalah: Kampanye hemat energi, melakukan audit energi (cuma-cuma), menyebarkan teknikteknik konservasi energi, memberikan insentif untuk melakukan efisiensi pemanfaatan energi. Menyiapkan Undang-Undang Konservasi Energi Membentuk Pusat Konservasi Energi Nasional

BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Dari Makalah yang telah dibuat dibuat dapat disimpulkan bahwa: 1. Konservasi energi dapat di definisikan sebagai kegiatan pemanfaatan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan untuk menunjang pembangunan nasional. penggunaan energi yang optimal sesuai kebutuhan sehingga akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan ( hemat energi hemat biaya ) 2. Tujuan Konservasi Energi yaitu memelihara kelestarian sumber daya alam yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi 3. Teknologi Konservasi energi dapat berupa pemanfaatan sumber energi alternatif seperti mikro hidro, turbin angin, bio diesel dan lain lain. 4. Hal hal yang dapat dilakukan untuk menggalakan konservasi di Indonesia antara lain mengadakan kampanye hemat energi, membuat undang-undang konservasi energi serta membentuk pusat konservasi energi nasional.