BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, agar tercipta kondisi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan yang sejalan dengan kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK DI SDN SUKARASA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani (penjas) sebagai bagian integral dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu darinya.

PEMANFAATAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PENCAPAIAN INDIKATOR PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dengan kurikulum, yang bertujuan agar siswa menjadi terampil

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. James Naismith. Dalam pelaksanaannya setiap regu dituntut untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikapmentalemosional-sportifitas-spiritual-sosial),

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjaskes) adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan meningkatkan mutu pendidikan menuntut guru memiliki kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan di setiap lembaga formal maupun non formal.

I. PENDAHULUAN. kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai wadah pendidikan formal tidaklah memperhatikan satu mata pelajaran saja. Berbagai kepentingan dan keperluan setiap mata pelajaran tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing. Kriteria cukup sudah menjadi pilihan agar proses pembelajaran dapat tetap berjalan. Sarana dan prasarana tentu menunjang proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Pada kenyataannya, sekolah tidak menyediakan sarana olahraga yang memadai khususnya sarana olahraga atletik cabang lari sprint. Maka dari itu siswa hanya mengetahui cara melakukan lari sprint dari tahap start, berlari dan memasuki garis finihs menggunakan buku panduan pendidikan jasmani. Namun bila dilihat dari banyaknya materi yang akan di pelajari, tentu buku panduan tersebut dinyatakan kurang memuaskan. Bagaimana tidak, mengingat waktu yang tersedia tidaklah sepenuhnya membuat proses belajar mengajar mencapai target sesuai yang di inginkan. Sampai saat ini, permasalahan yang dihadapi guru pendidikan jasmani adalah terlalu banyaknya siswa dalam kelas dan kurangnya fasilitas serta alat perlengkapan mengajar. Diantara pendidik masih melihat adanya kekurangan dari program program dan tujuan pendidikan jasmani yang tradisional, tetapi yang 1

2 sangat diperlukan saat ini adalah mengusahakan pendidikan jasmani menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan dapat diterima dalam pendidikan umumnya, dan berharap dapat mengembangkan sesuatu yang bermanfaat bagi anak, remaja dan pemuda.hal inilah yang membuat guru di tuntut untuk menjadi lebih kreatif dan inofatif. Guru tidak seharusnya mengeluh dan mengambil keputusan untuk tidak memperdulikan pembelajaran pendidikan jasmani karena kurangnya sarana dan prasarana. Karena bagaimanapun juga, guru pendidikan jasmani punya fungsi lain yang harus di jalankan. Sebagaimana yang telah kita ketahui guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh sebab itu guru bukan hanya bertugas untuk menyampaikan materi saja, namun sebagai tenaga profesional yang di tuntut kreatif dan inofatif sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Pada intinya guru punya tanggung jawab besar pada berbagai pencapaian baik dalam hal materi pelajaran dan juga perkembangan emosi, sosial, dan kebugaran terutama guru pendidikan jasmani. Selama observasi peneliti menemukan gaya mengajar komando yang diterapkan oleh guru kurang tepat sasaran. Karena selama pembelajaran tidak ada timbal balik antara guru dan siswa. Ditambah lagi media pembantu pembelajaran belum memadai, sehingga perhatian guru hanya kepada murid yang sedang melakukan gerakan berlari tanpa melihat proses dan tekniknya. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

3 Bagi siswa tentu sangat sulit untuk melakukan gerakan yang benar, mengingat media yang tersedia tidak memadai. Bagi pemula, lari sprint merupakan mata pelajaran yang sulit. sering menimbulkan kesalah pahaman teknik gerakan yang benar. Selama observasi peneliti melihat, guru memilih untuk mengajarkan atletik cabang lari sprint melalui permainan berangkai 4 pos. Karena sangat sesuai untuk siswa yang masih menempuh pendidikan dasar SD. Karena permainan berangkai 4 pos sifatnya bermain dan gerakannya sederhana, sehingga memungkinkan untuk siswa aktif kembali dalam melakukan pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut pengamatan peneliti, ternyata hasil pembelajaran penjaskes di SD Negeri 060874 Medan belum terlaksana dengan baik, khususnya dengan pelajaran atletik atau lari cepat. Dikarenakan kurangnya kreativitas guru dalam mengajar pembelajaran penjas, dan tidak adanya variasi pembelajaran penjas sehingga Peneliti melihat siswa kurang bermotivasi dalam pelajaran penjas khususnya belajar lari cepat (sprint). Peneliti melihat masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran, baik dalam pelaksana start, teknik lari, dan teknik memasuki garis finish, kecepatan lari yang dicapai. Nilai rata rata hasil belajar yang diperoleh siswa untuk lari sprint masih renda. Dari 40 orang siswa kelas V SD Negeri 060874 Medan, ternyata hanya 17 siswa (42,5%) yang telah memiliki ketuntasan belajar lari cepat, sedangkan 23 siswa (57,5%) yang belum memiliki ketuntasan belajar lari cepat nilai KKM di sekolah ini adalah 70.

4 Kurangnya hasil belajar siswa terutama untuk materi lari cepat disebabkan banyak faktor, diantaranya adalah gaya mengajar guru yang tidak menyenangkan kurangnya bahan ajar dan variasi pembelajaran, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya kompetensi seorang guru dalam menyajikan materi dan sebagainya. Proses pembelajaran tidak menekankan pada siswa untuk bergerak aktif. Dalam arti aktivitas gerak lari yang diberikan hanya sebatas lari tanpa proses proses yang mungkin akan menambah peningkatan kecepatannya dalam lari, sehingga pada akhirnya siswa jadi kurang memahami gerak lari sprint dengan tahapantahapan seperti tahapan start tahapan berlari dan tahapan memasuki garis finish yang baik dan efektif. Namun kenyataannya pada cabang olahraga lari cepat ini justru siswa kurang memperoleh pembinaan atau proses pembelajaran sehingga meraka hanya mengenal sekedar lari dengan kecepatan, yang mengakibatkan siswa kurang bermotivasi dalam mengikuti pembelajaran lari sprint. Faktor lainnya juga muncul karena kurangnya sarana dan prasarana dan variasi pembelajaran yang bisa meningkatkan daya tarik dalam mengikuti pembelajaran lari sprint sehingga hasil belajar dari pembelajaran lari kurang mencapai hasil yang di inginkan atau diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa peneliti memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran yang masih kurang baik. Hasil belajar siswa masih jauh dari yang diharapkan. Dalam kegiatan belajar mengejar keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat seperti 1) masih banyak siswa yang bermain main dalam belajar akibat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kurang, 2) masih ada siswa yang hanya duduk diam saja tanpa merespon apa yang

5 disampaikan guru, 3) kurangnya minat siswa dan perhatiannya terhadap materi yang diajarkan karena pembelajaran sifatnya monoton, 4) guru tidak menggunakan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, 5) kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil belajar penjas lari sprint tidak sesuai yang diharapkan. kurangnya motivasi siswa untuk belajar pembelajaran pendidikan jasmani mengenai lari sprint, salah satunya karena guru kurang tepat dalam memilih strategi pembelajaran. Padahal pemilihan strategi yang tepat adalah kunci utama. Strategi yang dilakukan dan dipilih oleh guru memiliki peranan yang sangat besar terhadap hasil dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Lari adalah gerakan badan berpindah tempat denagn gerakan maju kedepan yang dilakukan dengan kecepatan penuh (cepat). Yang artinya seorang siswa harus dapat memperagakan teknik dasar lari cepat dengan menggerakan seluruh kekuatan dari awal (start) sampai dengan melewati garis akhir (finish). Lari jarak pendek adalah semua nomor lari yang dilakukan dengan kecepatan penuh atau kecepatan maksimal, sepanjang jarak yang harus di tempuh. Selama observasi peneliti melihat proses pembelajaran lari sprint pada siswa kelas V SD kurang efektif. Hal ini terlihat dengan adanya proses belajar mengajar yang tidak sejalan dengan tujuan pembelajaran. Siswa yang melakukan lari sprint lebih memperhatikan dan lebih fokus untuk mendapatkan waktu yang cepat, mereka tidak memperhatikan proses yang harus mereka lewati dalam lari sprint. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa lari adalah suatu cabang olahraga yang memerlukan kecepatan, kelincahan, konsentrasi, kekuatan

6 dan daya tahan dalam peningkatan hasil lari yang baik dengan proses latihan atau pun pembelajaran. Pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk Meningkatkan hasil berajar lari Sprint melalui Permainan Berangkai 4 Pos pada siswa kelas V SD Negeri 060874 Medan, yang dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar lari sprint melalui Permainan Berangkai 4 Pos pada siswa kelas V SD. Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak sebagian besar waktunya habis untuk bermain. Bermain dapat digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam mengatasi dunianya dan mengembangkan kreatifitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara alamiah, tanpa paksaan. Permainan memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. Salah satu aktifitas fisik dalam program pendidikan jesmani yang telah umum dilakukan di SD adalah aktifitas dalam bentuk permaianan. Permaian olahraga adalah salah satu sarana yang dapat dimanaatkan untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang, dengan kebugaran jasmani yang baik maka produktifitas akan meningkat, sehingga dapat menyelesaikan tugas tugas yang dihadapi. Dan secara lansung akan berpengaruh pada kemampuan isik menjadi lebih baik seperti : Reaksi, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan, kelentukan dan kebugaran jasmani. Pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk Permaian Berangkai 4 Pos.

7 Berdasarkan uraian diatas penelitian tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Upaya Meningkatkan hasil belajar lari Sprint melalui Permainan Berangkai 4 pos pada siswa kelas V SD Negeri 060874 MedanTahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat di identifikasikan sebagai berikut : Penyampaian materi yang dilaksanakan tidak bervariasi atau masih monoton dalam pembelajaran Kurangnya perhatian guru dalam memilih metode yang tepat pada suatu meteri pembelajaran lari sprint mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru penjas menggunakan gaya mengajar yang kurang menarik, sehingga siswa banyak bermain sesuka hatinya dan tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan. sehingga siswa tidak mengetahui materi apa yang sedang berjalan. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah untuk menunjang kreatifitas dan partisifasi siswa Siswa tidak mendapat umpan balik secara langsung dari guru penjas pada saat melakukan kesalahan gerak yang dilakukan oleh dirinya sendiri pada saat melakukan gerakan start, berlari dan memasuki garis finish Proses belajar siswa kurang aktif dan kurang partisipasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani sehingga berakibat pada rendahnya

8 pencapaian nilai hasil belajar lari sprint pada siswa kelas V SD Negeri 060874 Medan C. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti seperti yang dipaparkan dalam identifikasi masalah, agar penelitian ini lebih terarah pada tujuan yang diharapkan. Maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai Upaya Meningkatkan hasil belajar lari Sprint melalui Permainan Berangkai 4 pos, pos 1 permainan memindahkan kotak, pos 2 permainan memindahkan ban, pos 3 permainan menyentuh bola ke dada, pos 4 permainan hitam hijau pada siswa kelas V SD Negeri 060874 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Apakah melalui pemainan berangkai 4 pos dapat meningkatkan hasil belajar lari sprint pada siswa kelasv SD Negeri 060874 Medan Tahun Ajaran 2016/2017. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lari sprint melalui Permaian Berangkai 4 Pos pada siswa kelas V SD Negeri 060874 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

9 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanaat bagi : 1. Guru pendidikan jasmani dalam neningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar termasuk dalam melakukan variasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Sebagai bahan masukan bagi seluruh guru pendidikan jasmani untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajar secara efektif dan produktif. 3. Meningkatkan keterampilan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan kemudahan anak didik dalam proses belajar.