PERANCANGAN SISTEM MONITORING POWER BTS (Base Transceiver Station) MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

dokumen-dokumen yang mirip
ALAT MONITORING POWER BTS MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA Kukuh Susilo Prasojo ( ) Dr. Ir. Rusgianto, MM.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Ilustrasi aksi pencurian mobil

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

RANCANG BANGUN PEMANTAU BATERAI PADA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) MELALUI FASILITAS SMS PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh:

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Realisasi dan Perancangan Perangkat Kontrol Sistem Catu Daya di SMKN 2 Kendal dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

MANAJEMEN CATU DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI MEDIA WEB DENGAN STUDI KASUS MANAJEMEN CATU DAYA ROUTER

Implementasi Sistem SMS Gateway untuk Kendali Air Conditioner

RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEAMANAN SERTA PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN SHELTER BTS MELALUI FASILITAS SMS

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

SISTEM INFORMASI TEGANGAN LISTRIK SATU FASA MENGGUNAKAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI SUHU PADA BODY TRAFO DISTRIBUSI GARDU PLN BERBASIS SMS GATEWAY

SISTEM PENGAMAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

BAB III PERANCANGAN ALAT

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sistem kendali yang efektif, efisien dan tepat. Sesuai dengan

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

Kata kunci : ATmega 16, Smartphone, Wireless 2,4 GHz, Serial to Ethernet, Lampu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

SISTEM PENGENDALI DAN PENGAWAS PENGGUNAAN LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

PERANCANGAN ALAT PENGONTROL BEBAN LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SMS

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

TUGAS AKHIR SISTEM ALAT PENDETEKSI MALING JARAK JAUH MENGGUNKAN MODEM GSM DAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DARWIN SAPUTRA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

SISTEM PERANCANGAN PEMANTAU KAPASITAS TANGKI AIR MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIC DENGAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Pada akhirnya, kesuksesan pengamanan ruang server juga akan sangat tergantung dari faktor manusia. Faktor manusia perlu diatasi dengan menggunakan met

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keperluan yang penting maka keberadaan koneksi jaringan menjadi sesuatu yang

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pengendalian Portal Menggunakan Sistem Short Message Service Berbasis Mikrokontroler ATMega

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM MONITORING POWER BTS (Base Transceiver Station) MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 M.Aan Auliq 1), Kukuh Susilo Prasojo 2) 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember email: Aanauliq@unmuhjember.ac.id, kukuhsusilo@gmail.com Abstract Power system at BTS (Base Transceiver Station) plays an important role in supplying power to all devices that s supporting signal processing. But the power system needs its own surveillance, especially during the power outage, especially the electricity. The problems that are often experienced by the base stations, especially in areas of high levels of electrical outages. Based on this idea researcher design and create a monitoring tool power base stations using Atmega microcontrollerbased SMS gateway 8535. This system aims to supervise / monitor the condition of the power system at BTS when disruptions, the system uses a voltage sensor as an indicator of disturbance and SHT11 sensor as a parameter measurement of temperature and humidity of the room. This is connected to the SMS Gateway using RS-232 communications and controlled using a microcontroller Atmega8535. Keywords: BTS, SMS Gateway, ATmega Mikrokontroller 1. PENDAHULUAN Pemancar sinyal dikenal dengan BTS (Base Transceiver Station) yaitu perangkat yang menjembatani pengguna jaringan dengan jaringan lain. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubung menggunakan sinyal radio. Setiap BTS membutuhkan catu daya agar dapat bekerja atau beroperasi. Setiap BTS untuk sumber listrik menggunakan supply dari PLN, Jika supply listrik dari PLN terhenti (padam) maka setiap pemancar menggunakan sumber listrik tambahan yaitu berupa baterai maupun genset [2]. Berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan penulis sebelumnya, yaitu disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi diperoleh kondisi dimana untuk proses monitoring telah menggunakan suatu alat guna untuk memonitor kondisi yang terjadi pada BTS. Alat tersebut merupakan produk jadi yang dibeli dari perusahaan China yaitu Huawei. Produk tersebut bekerja untuk memonitor kondisi BTS berbasis website yang telah terkoneksi oleh perusahaan pusat di Jakarta. Penggunaan alat berbasis web memungkinkan adanya kelemahan karena proses monitoring hanya dapat dilakukan pada komputer yang telah teinstal aplikasi program monitoring Hal ini cukup mengganggu sebab para teknisi harus selalu terkoneksi dengan computer saat melakukan monitoring dan mengurangi fleksibilitas teknisi. Berdasarkan kelemahan tersebut maka dilakukan penelitian untuk membuat sebuah sistem yang dapat membantu teknisi dalam melakukan tugas pengawasan/monitoring secara realtime sehingga dapat mengetahui kondisi pada seluruh pemancar yang ada tanpa harus terkoneksi dengan computer. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang dan membuat Sistem berupa Alat Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway 163

Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Alasan system ini dipilih yaitu alat ini memiliki kelebihan dibanding alat yang sudah ada, yaitu informasi hasil monitoring dari alat ini berupa kondisi BTS yang terjadi dapat langsung tersampaikan kepada user sebagai teknisi melalui SMS Gateway. Sehingga user tidak harus membawa alat bantu computer. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi yaitu Alat ini merupakan prototype yang dikontrol menggunakan mikrokontroller Atmega 8535 yang diterapkan pada box dengan pendingin di dalamnya. Interfacing data menggunakan Modem Wavecom Fastrack M1306B, serta sensor suhu kelembaban menggunakan SHT. Alat ini digunakan untuk memonitor kondisi sumber listrik yang aktif berdasarkan nilai tegangan yang masuk. Sedangkan SMS Gateway digunakan saat adanya perubahan kondisi dari sumber listrik. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada laboratorium elektonika Universitas Muhammadiyah Jember. Metode yang digunakan meliputi perancangan hardware yang meliputi perancangan power supply dan dan minimum system Atmega 8535. Perancangan sensor suhu dan tegangan serta perancangan rangkaian interface komunikasi RS-232 berbasis LCD 2x16. Proses berikutnya adalah perancangan dan setting perangkat lunak yang meliputi system monitoring dan system control alat. Proses akhir adalah pengujian kinerja system. A. BTS (Base Transceiver Station) BTS merupakan perangkat yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi nirkabel antara mobile station dengan jaringan yang akan dihubungkan dengan jaringan lain. Secara fisik BTS berupa tower serta beberapa antena yang digunakan sebagai transceiver serta perangkat pendukungnya. Sebuah BTS dikendalikan oleh stasiun kontrol melalui fungsi base station control (BSC). BSC ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX (transreceiver) di BTS. BSC menyediakan operasi dan pemeliharaan koneksi dengan sistem manajemen jaringan dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing. Jalur komunikasi pada BTS Gambar 2.1 Gambar 2.1 Komunikasi BTS. BTS terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: Tower, Shelter, dan Feeder. Tower adalah sebuah tiang pemancar dari sebuah BTS. Fungsi tower mancarkan dan menerima sinyal, baik dari MS (Mobile Station) maupun menuju ke BSC (Base Station Control). Feeder adalah kabel yang menghubungkan antara antena dengan shelter. Pada bagian tower terdapat sebuah bangunan berukuran 3x3 meter, yang disebut shelter. Shelter BTS adalah suatu tempat penyimpanan perangkat-perangkat telekomunikasi yang akan terhubung ke sebuah sentral atau pusat perangkat [3] seperti ditampilkan pada Gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2 BTS Shelter Alur sistem tenaga listrik yang digunakan dalam BTS dijelaskan pada Gambar 2.3 dimana sumber tenaga listrik yang digunakan untuk BTS bersumber dari PLN dan genset saat terjadi 164

pemadaman listrik PLN. Listrik dari sumber masuk melalui Rectifier untuk dirubah dari tegangan AC ke tegangan DC sesuai kebutuhan perangkat BTS. Keluaran tegangan DC sebagian disimpan kedalam baterai dan lainnya sebagai sumber tenaga untuk perangkat. PLN GENSET RECTIFIER PERANGKAT PENDUKUNG BATERAI Gambar 2.3 Skema Power System BTS B. Mikrokontroller ATmega 8535 PERANGKAT BTS Mikrokontroller pada dasarnya merupakan rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-IC) yang secara lengkap terdiri atas berbagai komponen pembentuk sebuah computer [1]. Berbeda dengan penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen tambahan seperti RAM, ROM, dan timer, pada sistem mikrokontroler, tambahan komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke dalam IC tunggal. Oleh sebab itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer The Real Computer On a Chip atau komputer utuh dalam keping tunggal, sedangkan sistem mikroprosesor dikenal dengan istilah Computer On a Chip atau komputer dalam keping tunggal. IC Mikrokontroler Atmega 8535 ditampilkan pada Gambar 2.4 Berikut ini. Gambar 2.4 Mikrokontroler Atmega 8535 C. Sensor Suhu SHT11 Sensor suhu SHT11 merupakan sensor yang berfungsi melakukan pengukuran terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Modul sensor SHT11 merupakan sensor dengan nilai output berupa data digital dan telah terkalibrasi saat fabrikasi sehingga tidak perlu melakukan konversi ADC ataupun kalibrasi data sensor. SHT 11 memiliki akurasi yang baik serta memiliki harga yang terjangkau. SHT11 memiliki dua output yaitu dari sensor suhu dan sensor kelembaban yang kemudian dihubungkan pada ADC 14 bit dan semua interface serial pada satu chip yang sama. Interface dari SHT 11 menggunakan 2-wire serial, sehingga tidak lagi menggunakan sisem I2C. Konsumsi daya input yang digunakan pada modul relative kecil yaitu antara 2,4 5,5 VDC. Sensor kelembaban memiliki rentang jarak antara 0-100% RH, sedangkan resolusinya sebesar 0,03% RH, dan memiliki akurasi pengukuran sebesar ± 3,5% RH. Pada sensor suhu memiliki rentang antara -40 sampai +123,8 ºC, untuk resolusi sebesar 0,01 ºC, dan memiliki akurasi sebesar ±0,5 ºC pada 25 ºC. Bentuk sensor SHT11 ditampilkan pada Gambar 2.5 berikut. 165

D. Modem Wavecom Gambar 2.5 Sensor SHT 11 Modem adalah sebuah alat yang dapat membuat komputer terkoneksi dengan internet melalui line telepon standar. Modem digunakan komputer dan jaringan sederhana untuk dapat berkomunikasi dengan jutaan komputer lain dalam lalu lintas internet. Modem (Modulator Demodulator) bekerja dengan cara mengubah informasi digital dari komputer pengirim ke dalam bentuk sinyal analog yang ditransmisikan melaluli line telepon. Selanjutnya Modem pada komputer penerima akan mengubah ulang sinyal analog ke sinyal digital. Modem GSM adalah sebuah perangkat Modem Wireless Plug and Play dengan konektivitas GSM/GPRS untuk aplikasiaplikasi machine to machine. GSM Modul atau Modem GSM adalah jenis khusus dari modem yang menerima kartu SIM, dan mengoperasikan selama berlangganan ke operator mobile, seperti ponsel. Modem GSM dihubungkan dengan suatu interface yang memungkinkan aplikasi seperti SMS untuk dan menerima pesan melalui Modem. Bentuk modem ditampilkan pada Gambar 2.6 berikut. Gambar 2.6 Modem Wavecom Fastrack M1306B E. Short Massage Service (SMS) Short Message Service (SMS) merupakan salah satu tipe Instant Messaging (IM) yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat. SMS dioperasikan pada channel signal Global System for Mobile Communication (GSM). Dewasa ini perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat teknologi SMS ini banyak digemari masyarakat karena teknologi ini bersifat praktis, murah dan mudah untuk digunakan. Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, yang berarti dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit 3. METODE PENELITIAN A. Diagram Kerja Sistem Diagram blok proses kerja dari Sistem Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, ditampilkan pada Gambar 3.1 dimana Mikrokontroler Atmega 8535 berfungsi sebagai penyimpan program, pengolah data, dan output data serta digunakan untuk system kendali [5]. Sensor SHT11 berfungsi untuk mengukur tingkat kelembaban dan suhu dalam ruangan. Sensor tegangan digunakan sebagai indikator kondisi dari sumber tenaga listrik yaitu PLN, genset, dan baterai, sedangkan untuk output dari proses pengolahan data serta kondisi gangguan menggunakan LCD. Disamping itu digunakan pula IC Max 232 merupakan interface yang menghubungkan komunikasi antara mikrokontrol dengan modem wavecom yang digunakan sebagai pengirim informasi mengenai sistem kepada handphone server. 166

antara mikrokontrol dengan komputer yaitu downloader. Pemrograman yang digunakan pada proses pembuatan sistem ini menggunakan aplikasi Code Vision AVR dan menggunakan bahasa pemrograman bahasa C. Flowchart kendali system ditampilkan pada 3.3 Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Kerja Alat B. Perancangan Perangkat Keras (Hardware Perancangan perangkat keras menggunakan aplikasi Software Proteus sebagai alat bantu dalam proses desain rangkaian elektronika. Untuk hasil perancangan rangkaian keseluruhan system akan ditampilkan pada Gambar 3.2 berikut. Adapun tahap perancangan hardware mekiputi : 1. Pembuatan Power Supply 2. Pembuatan minimum sistem Atmega 8535. C. Perancangan sensor suhu SHT11. D. Perancangan sensor tegangan. E. Perancangan rangkaian interface komunikasi RS-232. F. Perancangan LCD 2x16. Gambar 3.2 Rangkaian Keseluruhan C. Perancangan Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak (software) memiliki fungsi utama sebagai penentu kehandalan dari sistem yang dibuat. Perangkat lunak diinputkan melalui sistem interface yang menghubungkan Gambar 3.3 Flowchart Kontroling Sistem Alur kerja Flowchart Sistem Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 yaitu pada saat awal, system melakukan inisialisasi pin masukan dan keluaran serta pembacaan data dari masing-masing sensor yang telah diset sebelumnya melalui pemograman. Selanjutnya data sensor diolah oleh mikrokontroller dan ditampilkan dalam LCD yang merupakan gambaran kondisi system BTS. Jika terjadi perubahan kondisi dari BTS maka mikrokontroller akan mengaktifkan modem wavecom untuk kan pesan via SMS pada user tentang perubahan kondisi BTS tersebut. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Sensor Tegangan Sensor tegangan merupakan bagian penting dalam sistem ini dimana sensor tegangan berfungsi untuk mengukur dan mengetahui 167

kondisi tegangan sumber daya listrik yang dikeluarkan oleh PLN, genset, baterai dan supply pada perangkat pendukung BTS. Naik dan turunnya tegangan merupakan indikasi adanya perubahan kondisi BTS dan merupakan informasi yang harus diketahui oleh para teknisi agar dapat melakukan tindakan preventif terhadap sistem BTS. Hasil pengujian sensor tegangan akan ditampilkan dalam Tabel 4.1 berikut ini Tabel 4.1 Pengujian Sensor Tegangan Sumber PLN Kondisi ON Tegangan Input (V) 220 Tegangan output (V) 3,9 OFF 0 0 Genset ON 220 3,9 OFF 0 0 Baterai ON 12 4,1 OFF 0 0 Perangkat ON 12 4,1 OFF 0 0 B. Pengujian Sensor SHT11 Sensor SHT11 berfungsi sebagai alat pengukur perubahan suhu dan kelembaban udara pada ruangan perangkat BTS dengan nilai output berupa data digital yang sebelumnya telah terkalibrasi saat proses fabrikasi. Dalam penggunaan sensor suhu dan kelembaban pada alat memiliki range untuk suhu yaitu 5 C - 50 C dan untuk kelembaban yaitu 80% - 95%. Hasil pengujian sensor SHT11 ditampilkan pada Tabel 4.2 Pengujian ke- 1. Suhu Kamar Tabel 4.2 Pengujian Sensor SHT11 2. Suhu Box Non Pendingin 3. Suhu Box dengan Pendingin (Lemari Es) Suhu ( C) Kelembaban (%RH) 28,9 55,6 29,5 60,8 29,8 64,2 29,6 66,7 16,7 89,6 13,4 90,1 C. Pengujian LCD LCD berfungsi sebagai display untuk informasi informasi tentang hasil pengukuran dari setiap sensor dalam system monitoring. Hasil pengujian LCD ditunjukan pada Tabel 4.3. berikut. Tabel 4.3 Pengujian LCD Input (sensor Karakter yang tegangan) ditampilkan Sensor Tegangan PLN V1: 222 V Sensor Tegangan V2: 222 V Genset Sensor Tegangan V3: 12 V Baterai Sensor Tegangan V4: 12 V Perangkat Sensor SHT 11 Suhu: 29,2 C Humadity: 65,7 % D. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan akan dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk menentukan ketahanan sistem, hasil pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut Tabel 4.4 Pengujian Sistem Secara keseluruhan Perc. ke- Kondisi Hasil Tampilan LCD 1. PLN ON 2. Genset ON 3. Baterai ON 4. Semua OFF 5. PLN ON, Perangkat OFF 6. PLN ON 7. Genset ON 8. Baterai ON 9. Semua OFF 10. Genset ON, Perangkat OFF Hasil SMS Gateway Pada tabel 4.4 diperoleh data berupa hasil pengujian sistem, dimana display LCD menunjukkan keberhasilan pengiriman SMS 168

terhadap user yang didalamnya terdapat informasi dan data mengenai kondisi sumber tenaga listrik yang aktif maupun nilai tegangan listrik yang terukur oleh alat serta nilai dari pengukuran suhu dan kelembaban udara. Berikut merupakan display LCD hasil desain alat saat pengujian yang ditampilkan pada Gambar 4.1 Gambar 4.1 Tampilan LCD Hasil Pengujian Alat Gambar 4.2 Tampilan SMS User. E. Pengujian Keandalan Sistem Pengujian keandalan sistem akan dilakukan dalam waktu 2 (dua) hari dengan pembagian 3 periode waktu yaitu pagi, siang, dan malam dimana sistem akan ditempatkan pada system BTS. Hasil pengujian keandalan sistem ditampilkan pada Tabel 4.6 Hari ke. Tabel 4.6 Pengujian Keandalan Sistem Tanggal / Jam 1. 03-02-17 / 08.00 03-02-17 / 13.00 03-02-17 / 20.00 2. 04-02-17 / 08.00 04-02-17 / 13.00 04-02-17 / 20.00 Total keberhasilan Total kegagalan 0 % keberhasilan system Hasil dan dan dan dan dan dan 6 100 Time Delay SMS (detik) 14 13 14 14 14 13 Perhitungan hasil pengujian berdasarkan lama waktu tunda (delay) dalam proses pengiriman SMS ditampilkan pada Tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Perhitungan Time Delay SMS. Percobaan ke- Time delay (Td) Tt = (Td - Td ) 1 14 detik 0,3 detik 2 13 detik 0,7 detik 3 14 detik 0,3 detik 4 14 detik 0,3 detik 5 14 detik 0,3 detik 6 13 detik 0,7 detik Jumlah 82 detik 2,6 detik Rata-rata Time delay ( Td ) 13,7 detik 169

Sesuai dari data yang diperoleh dalam proses pengiriman SMS terdapat time delay atau waktu tunda penerimaan data pada user. Hal itu disebabkan oleh proses komunikasi yang terjadi pada operator yang digunakan [4]. Time delay (Td) dalam proses pengiriman berkisar pada rentang waktu 13 sampai 15 detik, sehingga dengan rentang waktu tersebut dan dalam 6 kali percobaan dapat diambil rata-rata dari time delay sebesar 13,7 detik. Indikator keberhasilan alat ini ditentukan oleh proses pembacaan supply yang aktif dan juga pembacaan terhadap sensor suhu dan kelembaban yang nantinya ditampilkan pada layar LCD maupun dalam pengiriman SMS terhadap user. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Telah berhasil dilakukan perancangan dan pembuatan Sistem Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Dari data analisa dan pengujian alat diketahui bahwa sistem ini memiliki keandalan sistem hingga 100% dan memiliki rentang waktu tunda (delay) yang relative singkat yaitu sebesar 13,7 detik dengan waktu pengujian selama 2 hari dan dalam 3 periode waktu, serta sistem dapat dioperasikan pada ruangan berpendingin dengan suhu ruangan 5 C - 50 C dengan kelembaban udara mencapai 80% - 95% pada ruang kabinet tertutup Untuk meningkatkan nilai fungsi system ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengintegrasikannya pada proses pengendalian yang dihubungkan pada perangkat pendukung seperti AC, Alarm, serta perangkat pendukung lainnya. [2] Mandarani, Putri. Perancangan dan Implementasi User Interface Berbasis Web Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Asap Pada Ruangan Berbeda Dengan Memanfaatkan Jaringan Local Area Network, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang, 2014 [3] Nugroho, Tunggul Arief, Remote Monitoring Berbasis GPRS (Studi Kasus : Monitoring Shelter Bts), Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Harapan Bangsa, 2010. [4] Petruzella, Frank D, Elektronik Industri. Yogyakarta, 1996. [5] Wadhana, Lingga Mikrokontroller AVR Seri ATMega 8535 Simulasi Hardware dan Aplikasi, Andi Yogyakarta, 2006.. 6. REFERENSI [1] A.B. Nugroho, Pembuatan Prototype Robot Beroda berbasis mikrokontroller dan Sensor Easy Voice Recognition Sebagai Alat Bantu Penderita Disabilitas, Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Jember, 2016. 170