BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan yang menyatakan bahwa :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESESUAIAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER IPS TERPADU DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. tujuan Pendidikan Nasional sendiri sesuai UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan yang menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki tanggung jawab. Salah satu cara yang dilakukan oleh sekolah selaku lembaga formal khususnya dalam bidang pendidikan, memilih kegiatan pembelajaran sebagai salah satu faktor yang menunjang tercapaianya tujuan pendidikan. Kegiatan pembelajaran sendiri telah direncanakan dan diatur dalam sebuah kurikulum, dimana menurut Oemar Hamalik (2011:3) kurikulum adalah jumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh para siswa guna untuk memperoleh suatu ijazah. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum sendiri adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, 1

2 produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 merupakan sebuah Kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan yang berkarakter. Kurikulum 2013 menuntut siswa untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi. Selain mengutamakan pemahaman skill dan pendidkan karakter kurikulum 2013 juga melakukan sebuah penilaian dimana penilaian tersebut tidak hanya difokuskan hanya pada level memahami saja,akan tetapi didalam kurikulum 2013 penilaian juga difokuskan pada kemampuan berfikir serta level konstruksi dan cara mengaplikasikanya. Penilaian dalam kurikulum 2013 sendiri telah mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dimana Standar Penilaian Pendidikan tersebut memiliki tujuan untuk: 1. Menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. 2. Menjamin pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya. 3. Menjamin pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Menurut Permendikbud Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses

3 pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencangkup: penilaian autentik (Autentik assesment), penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Autentik assesment menurut Kunandar (2013:36-37) adalah penilaian yang mengukur kopetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Didalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep dan teori dalam dunia nyata. Selain itu Autentik assesment juga digunakan untuk mengevaluasi sejauhmana suatu kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil. Evaluasi sendiri merupakan suatu proses yang dilakukan terus menerus sehingga didalam proses kegiatanya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya suatu kesalahan. Menurut Zainal Arifin (2012:14) tujuan evaluasi pembelajaran sendiri adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisisensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Evaluasi pembelajaran yang sering digunakan oleh lembaga pendidikan adalah dengan evaluasi yang berbentuk tes dan nontes. Menurut Arikunto (2009:57-60) tes yang baik perlu diperhatikan praktikabilitasnya, reliabilitasnya, validitas, objektivitasnya, dan ekonomisnya. Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitasnya yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasianya dan

4 dilengkapi dengan petunjuk yang jelas. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa tes yang valid adalah tes yang dapat mengukur suatu objek dengan hasil yang tepat. Sedangkan tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut diujikan berkali-kali dan menunjukan hasil yang ajeg atau tetap. Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Selain memperhatikan validitas dan reabilitas, soal yang akan diujikan kepada para siswa juga harus dianalisis terlebih dahulu. Sesuai pendapat Widoyoko (2010:95) yang menyatakan bahwa dari menganalisis soal, evaluator dapat mengetahui tingkat kesukaran butir soal serta tingkat daya pembedanya. Praktik dilapangan masih banyak sekolah dalam melaksanakan evalusi hanya sekedar menyediakan seperangkat tes saja, sedangkan guru dalam praktik evaluasi seringkali acuh tak acuh dengan kualitas tes itu sendiri, artinya guru tidak memperhatikan apakah soal tersebut sudah memenuhi persyaratan sebagai alat evaluasi yang baik seperti valid, reliabel bahkan memiliki tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal yang baik. Sesuai hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran IPS Terpadu SMP Negeri 1 Sambi Boyolali yang menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015 untuk mata pelajaran IPS Terpadu tidak sedikit hasil evaluasi siswa yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

5 Menurut penelitian Santos Higuita ( 2012 ) menyatakan bahwa hasil analisis tingkat kesukaran butir soal tipe A dalam ujian akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Prosentase tingkat kesukaran butir soal dengan kategori Sangat Sukar mencapai 5%, kategori Sukar mencapai 7.5%, kategori Sedang mencapai 32.5%, kategori Mudah mencapai 27.5%, dan kategori Sangat Mudah mencapai 27.5%. Kelayakan butir soal A dalam ujian akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak mencapai 50%, kategori Tidak Layak mencapai 42,5%, dan kategori Revisi mencapai 7.5%. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa analisis tingkat kesukaran butir soal tipe B dalam ujian akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Dalam soal tipe B, prosentase tingkat kesukaran butir soal dengan kategori Sangat Sukar mencapai 2.5%, kategori Sukar mencapai 5%, kategori Sedang mencapai 15%, kategori Mudah mencapai 42.5%, dan kategori Sangat Mudah mencapai 35%. Kelayakan butir soal tipe B dalam ujian akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak mencapai 32,5%, kategori Tidak Layak mencapai 52,5%, dan kategori Revisi mencapai 15%.

6 Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dilapangan tersebut mengakibatkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dari butir-butir soal yang telah diujikan kepada para siswa. Peneliti ingin menguji validitas, realibilitas serta menganalisis tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Bertolak dari paparan diatas peneliti sengaja mengangkat kesesuaian soal dalam judul yang akan dikembangkan menjadi penelitian ANALISIS KESESUAIAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER IPS TERPADU DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas identifikasi masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kurikulum 2013 yang memiliki tujuan untuk menciptakan pendidikan yang mengutamakan pemahaman skill dan memiliki karakter, menyebabkan para siswa dituntut untuk tidak hanya sekedar paham atas materi, dan aktif dalam berdiskusi dan presentasi. Melainkan siswa juga harus memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. 2. Soal yang diujiakan terhadap para siswa masih banyak yang belum memenuhi persyaratan sebagai alat evaluasi yang baik, menyebabkan hasil evaluasi yang diperoleh belum dapat menggambarkan keadaan prestasi siswa yang sebenarnya.

7 C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan mengenai analisis kesesuaian soal ulangan akhir semester gasal IPS Terpadu terhadap implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali. Adapun pembatasan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : 1. Kesesuaian soal, dalam penelitian ini kesesuain soal dibatasi pada tingkat validitas soal, tingkat reabilitas soal, dan daya pembeda soal serta tingkat kesukaran soal ulangan akhir semester gasal untuk mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali tahun ajaran 2014/2015. 2. Kurikulum 2013, dalam penelitian ini kurikulum 2013 dibatasi pada penilaian (Kognitif, Afektif, Psikomotorik) serta indikator pada RPP kurikulum 2013 mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII yang digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali tahun ajaran 2014/2015. D. Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas dapat dikemukakan perumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi tingkat validitas isi dan Validitas konstruksi butir-butir soal ulangan akhir semester gasal IPS Terpadu? 2. Seberapa tinggi tingkat realibilitas butir-butir soal ulangan akhir semester gasal IPS Terpadu?

8 3. Seberapa baik tingkat kesukaran soal pada butir-butir soal ulangan akhir semester gasal IPS Terpadu? 4. Seberapa baik daya pembeda pada butir-butir soal ulangan akhir semester gasal IPS Terpadu? 5. Adakah kesesuaian penerapan evaluasi dengan kriteria evaluasi menurut kurikulum 2013? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang di kemukakan diatas, maka peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosentase tinggi rendahnya validitas isi dan validitas Konstruksi butir soal akhir semester IPS Terpadu. 2. Untuk mengetahui prosentase tinggi rendahnya realibilitas butir soal akhir semester IPS Terpadu 3. Untuk mengetahui seberapa baik tingkat kesukaran soal pada butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran IPS Terpadu. 4. Untuk mengetahui seberapa baik daya pembeda pada butir soal ulangan akhir semester gasal mata pelajaran IPS Terpadu. 5. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan evaluasi dengan kriteria evaluasi menurut kurikulum 2013.

9 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a) Memberikan informasi kepada baik pihak sekolah maupun penulis sendiri bahwa alat evalusai yang baik tidak sekedar menguji pengetahuan siswa, tetapi perlu adanya relevansi terhadap kurikulum dan memiliki validitas dan realibilitas yang tinggi serta memiliki daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. b) Memberikan sumbangan manfaat untuk perkembangan ilmu pendidikan 2. Manfaat Praktis a) Memberikan pemahaman kepada para siswa bahwa belajar tidak hanya dari materi yang telah disampaikan oleh guru saja melainkan masih banyak sumber-sumber lain yang dapat menambah wawasan para siswa. b) Sebagai Bahan pertimbangan untuk para guru / Tim MGMP sebagai penyusun soal ulangan akhir semester mata pelajaran IPS, untuk kedepanya dapat menyusun soal sesuai dengan kriteria alat evaluasi yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.