PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

K3 Konstruksi Bangunan

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

SMK3 (PP 50 tahun 2012) KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG K3

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN. Direktorat Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/MEN/98 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.04/MEN/1987

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN SMK3 DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2017 KELENGKAPAN PENYELENGGARAAN PENGAWASAN DAN PENERTIBAN

2018, No Indonesia Nomor 6018); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik I

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

DASAR K3 PERTEMUAN I MG CATUR YUANTARI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER.04/MEN/1995 T E N T A N G PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MATERI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (HSE)

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SURAT EDARAN Nomor: 08/SE/M/2006


BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.03/MEN/1998 T E N T A N G TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

Pranata Pembangunan Pertemuan 11 Ketertiban dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

TENTANG WALIKOTA CIMAHI, selain. Kota. Cimahi;

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT EDARAN Nomor.02/SE/M/2007. Perihal : Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-01/MEN/1991 TENTANG ANTAR KERJA ANTAR NEGARA MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

Sulit disangkal, bila peringatan Utamakan Selamat yang dipasang di pelbagai

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO.PER-04/MEN/1995 TENTANG PERUSAHAAN JASA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 9 TAHUN TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

TENTANG KESELAMATAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

MANAJEMEN RISIKO K3 (Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN BANGUNAN GEDUNG DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Transkripsi:

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 BIMBINGAN TEKNIS SMK3 KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN 1 KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI BALAI PENINGKATAN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI TUJUAN PENGAJARAN Tujuan Umum: peserta mengetahui peraturan perundangan dan persyaratan lainnya terkait pelaksanaan K3. Tujuan Khusus: peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya terkait K3 dengan baik.. BIMTEK SMK3 2014 2

LATAR BELAKANG ILO Salah satu upaya dlm menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja adalah dg penerapan peraturan perundangan, antara lain melalui: Adanya ketentuan dan syarat syarat K3 yg selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa. Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan pemeriksaan langsung tempat kerja. BIMTEK SMK3 2014 3 Dasar Hukum UUD 1945 UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan BIMTEK SMK3 2014 4

DASAR HUKUM (lanjutan) 4 Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. 5 Keputusan Bersama Menaker MenPU No. 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 6 PP no 50 tahun 2012 7 Permen PU No. 05/2014 Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum 5 Kaitan Antara UU, PP & Permen SMK3 UU No.18 /1999 UU No.1 /1970 UU No.13/2003 PP No.28 /2000 & Perubahannya PP No.29 /2000 & Perubahannya PP No.30 /2000 PP No.50 /2012 Permen PU No.05/PRT/M/2014 6

UUD 45 Pasal 27 ayat 2: Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. BIMTEK SMK3 2014 7 UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja Pasal 9: Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Pasal 10: Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup: 1. Norma keselamatan kerja 2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan 3. Norma kerja 4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja 5. (tidak berlaku) BIMTEK SMK3 2014 8

UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Bab I Tentang Istilah istilah Psl 1 (1) tempat kerja ialah ruangan atas lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya yang diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Psl 1 (2) pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. Psl 1 (6) ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjukoleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undangundang ini. BIMTEK SMK3 2014 9 Psl 2 (1) Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah, permukaan air, didalam air, maupun di udara dalam wilayah RI Ket. Psl 2 (2). c dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan2 pengairan, saluran atau persiapan Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, di atas permukaan tanah atau perairan. BIMTEK SMK3 2014 10

Bab X Kewajiban Pengurus Psl 14 Pengurus diwajibkan : a. Secara tertulis menempatkan semua syarat keselamatan kerja (UU & semua peraturan pelaksanaan yg berlaku) b. Memasang gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan. c. Menyediakan secara cuma cuma semua perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja. BIMTEK SMK3 2014 11 BIMTEK SMK3 2014 12

UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan Bagian keenam Kesehatan Kerja Pasal 23: 1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. 2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja. 3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. 4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. BIMTEK SMK3 2014 13 SURAT EDARAN MENTERI PU NOMOR 13/SE/M/2012 tanggal 28 Desember 2012 perihal Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

UNDANG UNDANG NO. 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Pasal 3 ayat 2: Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Pasal 8 ayat 1: Tenaga Kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan kecelakaan kerja. Pasal 10 ayat 1: Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam. BIMTEK SMK3 2014 15 Ketentuan umum U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan terib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi BIMTEK SMK3 2014 16

U U No 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI Pasal 22: Kontrak kerja Konstruksi Kontrak Kerja Konstruksi sekurang kurangnya harus mencakup uraian mengenai: Perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan K3 serta jaminan sosial Pasal 23: Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi Ayat (2) : Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. BIMTEK SMK3 2014 17 U U No 28 Th 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG KETENTUAN UMUM Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan gedung PELAKSANAAN TEKNIS K3 Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman Kelengkapan sarana pengolahan limbah Kelengkapan sarana kenyamanan gedung BIMTEK SMK3 2014 18

19 Pasal 86: UU NO.13 THN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 87: Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. BIMTEK SMK3 2014 20

Pelanggaran atas pasal 87 SANKSI ATAS PELANGGARAN UNDANG UNDANG NO.13 THN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN : BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 190 Ayat (2): Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa : a. teguran; b. peringatan tertulis; c. pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan kegiatan usaha; e. pembatalan persetujuan; f. pembatalan pendaftaran; g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; h. pencabutan ijin. BIMTEK SMK3 2014 21 SANKSI ATAS PELANGGARAN UNDANG UNDANG NO.01 THN 1970: Pasal 15 (2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selamalamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi tingginya Rp. 100.000, (seratus ribu rupiah). (3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran. BIMTEK SMK3 2014 22

ANCAMAN PIDANA ATAS PELANGGARAN UNDANG UNDANG NO... TENTANG... : BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF 1. HUKUMAN KURUNGAN (dari 1 bln sampai 15 th) 2. DENDA (dari Rp 100.000, sampai Rp 500.000.000, ) BIMTEK SMK3 2014 23 Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan Persyaratan lainnya PP No. 28 tahun 2000 PP No. 29 tahun 2000 PP No. 30 tahun 2000 PP No. 50 tahun 2012 Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 beserta perubahannya SKB Menaker dan Men PU No. 174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 Permenaker No 05 tahun 1996 Permen PU No 09/PRT/M/2008 Permen PU No 07/PRT/M/2011 Persyaratan lainnya BIMTEK SMK3 2014 24

PP No 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi jo. PP No. 04 Tahun 2010 dan PP No. 92 Tahun 2010 Pasal 10 ayat (1): Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari: a. kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda; b. kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia; c. kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan. BIMTEK SMK3 2014 25 PP No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi jo PP No. 59 Tahun 2010 Pasal 15 : Kewajiban dan Hak Pengguna Jasa» (memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan) Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa» (rencana dan anggaran K3) Pasal 23 : Kontrak Kerja Konstruksi» (perlindungan pekerja) Pasal 30 : Standar Keteknikan, Ketenagakerjaan dan Tata Lingkungan BIMTEK SMK3 2014 26

PP No. 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi Pasal 6 ayat (4): Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna tertib usaha, tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan Jasa Konstruksi mengenai: 3. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja; Pasal 11 : Pembinaan Terhadap Masyarakat BIMTEK SMK3 2014 27 Perpres No 54/2010 jo Perpres No 70/2012 ttg Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Penjelasan Pasal 66 ayat (5) huruf (b) : Batas tertinggi penawaran tersebut termasuk biaya overhead yang meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan kerja, keuntungan dan beban pajak Penjelasan Pasal 97 ayat (2) : Nilai Bobot Manfaat Perusahaan (Nilai BMP) merupakan nilai penghargaan kepada perusahaan karena berinvestasi di Indonesia, memberdayakan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil melalui kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (OHSAS 18000/ISO 14000), memberdayakan lingkungan(community development), serta memberikan fasilitas pelayanan purna jual. BIMTEK SMK3 2014 28

SKB MENAKER dan MEN PU No : 174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi dan tenaga kerja, dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja serta pertimbangan bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya yang membutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman kecelakaan kerja; BIMTEK SMK3 2014 29 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI DAN PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI PASAL 2 KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT SYARAT K3 PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN UMUM MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI PASAL 4 KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN PEKERJAAN UMUM PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI PASAL 6 PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM PEDOMAN : BAB I ADMINISTRASI KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3 TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL. PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG TK < 100 ORANG MEMBENTUK (P2K3) BAB II S/D XIV : Persyaratan Teknis BIMTEK SMK3 2014 30

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI DAN PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI Bab III : Perancah (Scaffolding) Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance) Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya Bab VII : Permesinan Bab VIII: Peralatan Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah Bab X : Penggalian penggalian Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang Bab XII : Pengerjaan Beton Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung Bab IV : Pembongkaran (Demolition) BIMTEK SMK3 2014 31 PP No. 50 tahun 2012 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Diterbitkan tanggal 12 April 2012 BIMTEK SMK3 2014 32

PERATURAN PEMERINTAH no. 50 /2012 tentang PENERAPAN SISTEM Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Peraturan Pemerintah Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran I: Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran II: Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 Lampiran III: Formulir Laporan Audit SMK3 BIMTEK SMK3 2014 33 Penerapan Per.05 Tahun 1996 Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya PP 50 Tahun 2012 Pasal 5 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 (2)Kewajiban berlaku bagi : Perusahaan yang memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai potensi bahaya tinggi (3) Ketentuan tingkat bahaya tinggi sesuai peraturan perundangan (4) Berpedoman PP 50 /2012 dan peraturan perundangan undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar international

Permen PU No 07/PRT/M/2011 JO Permen No 14/PRT/M/2013 tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konstruksi Dalam Peraturan Menteri ini disampaikan hal hal yang berkaitan dengan K3, yaitu antara lain termuat dalam: Dokumen Pemilihan; Dokumen Penawaran; Syarat Syarat Umum Kontrak; Syarat Syarat Khusus Kontrak. 35 Permen 05/2014

Juklak Monev K3 Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di LingkunganKementerian Pekerjaan Umum Maksud: untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada proyekproyek konstruksi bersumber dana APBN. Tujuan: agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan umum dilaksanakan mengikuti langkah langkah dan upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.

Peraturan Perundangan K3 1. PERSONIL : Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.02/1992; Kep.Menakertrans No.186/1999; Kep.Menakertrans No.187/1999. 3. SISTEM : Per.Menaker No.01/1980; Per.Menaker No.02/1980; Per.Menaker No.01/1981; Per.Menaker No.03/1982; Per.Menaker No.05/1996; Per.Menaker No.03/1998; Per.Menaker No.11/2005; Kep.Menaker No.68/2004. 2. ALAT / MESIN: Per.Menaker No.01/1978; Per.Menaker No.04/1980; Per.Menaker No.01/1982; Per.Menaker No.02/1983; Per.Menaker No.03/1985; Per.Menaker No.04/1985; Per.Menaker No.05/1985; Per.Menaker No.02/1989; Per.Menaker No.04/1998; Per.Menakertrans No.03/1999; Kep.Menakertrans No.51/1999; SE Menakertrans No.01/1997; SE Menakertrans No.01/1979. 4. KELEMBAGAAN K3 Kep.Menaker No.155/1984; Per.Menaker No.04/1987; Per.Menaker No.04/1995 BIMTEK SMK3 2014 39 PERSYARATAN LAINNYA Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan. SNI: SNI 15 2049 2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen Portland SNI 07 2052 2002 : Persyaratan Umum Bahan Besi Beton SKSNI T15 1991 03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 04 0225 2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 03 1729 1989 : Bangunan Baja Untuk Rumah dan Gedung SNI 03 2396 2001 : Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan Gedung BIMTEK SMK3 2014 40

TERIMA KASIH Badan Pembinaan Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12210 Telp. 021-72786108 Fax. 021.7266637 http://bpksdm.pu.go.id/pppk balai.pusbinpk@gmail.com