BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia yang individual

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun Bangsa dan Negara mengingat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. pendidikan nasional Bab 1 Pasal 1, pendidikan adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. seperti keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki dalam diri seseorang. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam mempersiapkan dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berilmu pengetahuan tinggi serta mampu berkompetensi. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya daripada orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Firman Allah SWT., pada QS. Al-Mujadilah ayat 11 sebagai berikut: Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT., akan mengangkat derajat seeorang tapi hanya bagi orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Hal ini dapat menjadi dorongan bagi manusia bahwa orang yang mempunyai pengetahuan yang luas akan diangkat harkat dan martabatnya dimata Allah SWT., karena dengan pengetahuan itulah manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. 1

2 Dalam zaman yang semakin maju dan teknologi yang semakin berkembang pesat, diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga dapat bertahan pada perubahan zaman atau pada keadaan yang selalu berubah. Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan Negara, maka hampir seluruh Negara di dunia ini ikut terlibat secara langsung mengenai masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Indonesia, sebagai Negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, memiliki peranan tersendiri tentang sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam UUD RI No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 sebagai berikut: Sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 1 Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem pendidikan Nasional Beserta penjelasannya. (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7.

3 dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 2 Sesuai dengan tujuan tersebut maka setiap arah dan tujuan pendidikan di Indonesia diupayakan untuk membentuk pribadi yang tidak hanya cerdas dalam intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang mulia serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, pendidikan tersebut harus diberikan sejak masih anak-anak baik berupa pendidikan umum maupun berupa pendidikan agama, karena keduanya itu akan mampu membentuk pribadi-pribadi manusia yang beriman dan berkualitas tinggi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Salah satu bagian dari pendidikan yang diajarkan adalah matematika. Matematika adalah salah satu bidang studi yang diberikan kepada siswa semenjak di SD dan menjadi syarat dan landasan bagi penguasaan matematika ke jenjang pendidikan berikutnya. Pentingnya mempelajari matematika terdapat dalam QS. Yunus ayat 5 sebagai berikut: 2 Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 2003 (Bandung: Fokusmedia, 2003), h. 3.

4 Ayat di atas menjelaskan tentang pergantian siang dan malam, menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Dalam perhitungan itulah ilmu matematika sangat diperlukan. Selain itu, Allah memerintahkan kita untuk menggunakan pemikiran dalam melihat tanda-tanda-nya, sehingga dapat menyimpulkan sesuatu yang dapat menambah kedekatan dengan-nya. Pada saat pemikiran itulah penggunaan matematika penting., karena dengan belajar matematika akan melatih seseorang untuk berpikir kritis, sistematis dan logis. Matematika dalam lembaga pendidikan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan karena matematika berperan sebagai ilmu dan sebagai sarana karya ilmiah yaitu dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif yang dipergunakan dalam ilmu lain. Pendekatan pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak berpusat pada guru yang mana guru harus menjamin keterlibatan siswa sehingga siswa merasa bosan dan lemahnya motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai guru hendaknya dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, salah satunya dengan model pembelajaran. Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran

5 jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil; 1980 : 1). 3 Oleh karena itu, perlu diupayakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan intelektual, emosional, sosial dan motorik agar siswa menguasai tujuan-tujuan yang harus dicapainya. Konsep yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran bukan hanya apa yang dipelajari siswa, tetapi juga bagaimana siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana belajar. 4 Berbagai model dalam pembelajaran matematika, dimana ke semua model tersebut bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sesuai dengan prinsip Islam sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut: Ayat tersebut menjelaskan tentang tolong menolong dalam kebaikan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan tolong menolong dalam kebaikan adalah tolong menolong dalam belajar mengajar (pendidikan), baik itu guru dengan siswa atau siswa dengan 3 Rusman, Model-model Pembelajaran: Pengembangan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 133. 13. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.

6 siswa pada sebuah diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif sesuai denga fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, yaitu mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 5 Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi, salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Word Square. Pembelajaran kooperatif tipe Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang (TTS) tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Tergantung bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. 6 Dalam pembelajaran kooperatif tipe Word Square ini, siswa bekerja sama pada kelompoknya dalam usaha memecahkan masalah, dimana siswa sangat diharapkan partisipasinya dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 5 Sugiyanto, Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 37. 6 Rdivoena Ahmad Thebasiiranxc Download, Model Pembelajaran Word Square, http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-word-square.html, diakses 29 Desember 2013.

7 Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square ini juga cocok untuk semua mata pelajaran, tanpa terkecuali pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika untuk sekolah menengah terutama di kelas VII dapat dikelompokkan ke dalam tiga unit yaitu bilangan, aljabar, dan geometri. Dalam hal ini peneliti akan meneliti unit aljabar bagian himpunan. Mempelajari himpunan khususnya di bangku SMP atau MTs, itu sangat penting karena berkaitan dengan kehidupan nyata dan bahkan sangat berpengaruh di jenjang berikutnya. Selain itu juga, materi himpunan sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square ini, tetapi hanya pada indikator pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya. Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. Suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital dan objeknya diletakkan di dalam kurung kurawal serta anggota satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan koma. Dalam menentukan banyaknya anggota suatu himpunan, berarti terlebih dulu mencacah anggota himpunan tersebut. Mengenai himpunan, Allah telah menerangkan dalam QS. Al-Hasyar ayat 23 24, yakni sebagai berikut:

8 Ayat di atas menerangkan mengenai suatu himpunan atau kumpulan, yakni himpunan atau kumpulan nama-nama Allah yang baik (Asmaul Husna), yang mana nama-nama tersebut telah disebutkan di ayat sebelumnya, yaitu ayat 23. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran matematika, materi himpunan yang diajarkan guru pada kelas VII MTs Al-Ikhwan mengalami kesulitan dalam mengenal himpunan. Selain itu metode yang dipakai guru masih konvensional karena dianggap lebih praktis dan efektif, meskipun ada menggunakan model kooperatif tapi hanya sedikit dan hanya pada materi tertentu saja seperti lingkaran. Berdasarkan uraian di atas itulah, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Perbandingan Hasil Belajar Materi Himpunan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word Square dan Pembelajaran Konvensional Siswa Kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan: 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dalam materi himpunan pada siswa kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014?

9 2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dalam materi himpunan pada siswa kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dengan pembelajaran konvensional dalam materi himpunan kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional a. Abdurrahman dan Bintoro (2000) dalam Nurhadi 2003 : 61 menyatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemenelemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergan tungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. b. Pembelajaraan kooperatif tipe Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Metode ini merupakan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi

10 pelajaran yang telah diajarkan. Instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan. c. Himpunan adalah kumpulan atau kelompok benda (objek) yang telah terdefinisi dengan jelas. Yang dimaksud dengan objek yang telah terdefinisi dengan jelas adalah suatu benda atau unsur yang jelas keadaannya, seperti binatang, angka, warna, dan lain-lain. Notasi suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital dan objeknya diletakkan di dalam kurung kurawal serta anggota satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan koma. Dalam menentukan banyaknya anggota suatu himpunan, berarti terlebih dulu mencacah anggota himpunan tersebut. d. Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. 1. Hasil adalah sesuatu yang terjadi oleh suatu kerja. 7 2. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. 8 2. Lingkup Pembahasan Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 2000), h. 156. 7 Leonardo D. Marsam, dkk., Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Utama, 8 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, op.cit, h. 2.

11 a. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VII MTs Al-Ikhwan tahun pelajaran 2013/2014. b. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaraan kooperatif tipe Word Square dan pembelajaran konvensional. c. Penelitian dilakukan pada pokok bahasan himpunan, yang meliputi: Pengertian himpunan, notasi himpunan dan menentukan banyaknya anggota suatuhimpunan. d. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir pada pokok bahasan himpunan. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dalam materi himpunan pada siswa kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin. 2. Mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional dalam materi himpunan pada siswa kelas VII MTs Al-Ikhwan Banjarmasin. 3. Mengetahui perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional dalam materi himpunan pada siswa kelas VII MTs Al- Ikhwan Banjarmasin. E. Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

12 1. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam mengembangkan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar matematika sampai pada tujuan yang maksimal. 2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi siswa dalam: a. Meningkatkan hasil belajar matematika pada materi himpunan. b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. c. Mengenal berbagai variasi metode pembelajaran matematika. 3. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pembelajaraan kooperatif tipe Word Square. 4. Sebagai bahan informasi serta wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Memperkaya khazanah dan ilmu pengetahuan, khususnya di IAIN Antasari Banjarmasin. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang ditakuti siswa dari sekian banyak mata pelajaran. Karena mereka beropini bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit dipelajari. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa itu sendiri.

13 Oleh sebab itu, pembelajaran yang kreatif merupakan salah satu komponen belajar mengajar yang harus diperhatikan oleh pendidik dan siswa-siswa. Maka sebagai pendidik hendaknya perlu memiliki berbagai strategi dalam pembelajaran supaya siswa dalam belajar tidak bosan dan memperoleh nilai yang bagus. Salah satu strategi dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan model kooperatif tipe Word Square. Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square ini dalam pembelajaran matematika, maka akan mempermudah siswa memahami pelajaran matematika, terutama pada materi himpunan. 2. Hipotesis H 0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Word Square dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada materi himpunan. H a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Word Square dan hasil belajar siswa pada pembelajaran konvensional pada materi himpunan.

14 G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan. Bab II adalah tinjauan teoritis yang berisi pengertian pembelajaran, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe Word Square, pembelajaran konvensional, matematika di MTs, himpunan. Bab III adalah metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV adalah penyajian data dan analisis berisi gambaan umum lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas kontrol, analisis kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar siswa, analisis hasil belajar siswa dan pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.