BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. juga istilah adolesens (dalam Bahasa Inggris: adolescence). Para ahli. merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMU N 5 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SIYAM RAHMAWATI

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. kepada umat manusia. Pisang berasal dari Bahasa Arab yaitu Maus. Pisang

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

BAB I PENDAHULUAN. Dismenorheayaitu nyeri di perut bagian bawah ataupun di punggung bagian bawah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

PENGARUH SENAM DYSMENORHEA TERHADAP TINGKATNYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI USIA TAHUN DI SMAN I BARAT MAGETAN JAWA TIMUR TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

PERBEDAAN SENAM DISMENORHEA DAN PIJAT EFFLEURAGETERHADAP SKALA NYERI DISMENORHEA PADAREMAJA PUTRI DI SMA N 15 KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

EFEKTIFITAS SENAM DENGAN MODUL DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA REMAJA SMA DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

EFEKTIFITAS KOMBINASI TEKNIK SLOW DEEP BREATHING DAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENOREA. Indah, Sri, Wasisto

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan membutuhkan pengobatan (Decherney, 2007). lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenorhea.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI DISMINORE PADA REMAJA DI SMPN III COLOMADU KARANGANYAR

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

PENGARUH SENAM DYSMENORRHEA TERHADAP TINGKAT NYERI DYSMENORRHEA PADA MAHASISWA KEBIDANAN SEMERTER IV POLTEKKES MAJAPAHIT KABUPATENMOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa. tidak adanya pembuahan (Andriyani, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebanyakan wanita pada masa reproduksi mengalami beberapa gejala psikologik (alam perasaan negatif) atau gejala fisik pada fase luteal siklus menstruasi. Sifat gejalanya bervariasi dan cenderung memburuk ketika menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap siklus dan intensitasnya tidak sama pada siklus yang berbeda. Beberapa wanita mengalami gejala alam perasaan dan fisik yang berat, gangguan fisik berat yang menonjol adalah dismenore atau nyeri haid (Derek&Jones, 2002). Dismenore atau nyeri haid salah satu topik yang banyak menarik minat sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulannya wanita selalu mengalami menstruasi dan sering mengalami nyeri haid. Dismenore adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Haid inilah yang menjadi suatu gejala dimana paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan, karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai yang memaksa wanita untuk istirahat atau bahkan berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari (Hanifa, 1999). Berbagai macam upaya telah dilakukan untuk mengurangi gejala nyeri dismenore, seperti mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri (asam mefenamat, ibuprofen, metampiron, dll). Penggunaan analgesik yang berlebihan dapat membuat seseorang ketergantungan terhadap efek penghilang nyeri, hal ini tentu saja berbahaya, di tambah lagi dengan efek samping penggunaan 1

2 analgesik jangka panjang yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan hati bahkan hipertensi (Forman, 2007). Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Di Surabaya didapatkan 1,07%-1,31% dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2008). Di Amerika serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari karena menganggap dismenore merupakan hal yang biasa di kaum wanita tanpa dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri haid (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008). Pada tanggal 9 mei 2012 peneliti telah melakukan studi pendahuluan kepada 20 mahasiswi PSIK Angkatan 2011 UMM untuk mencari angka kejadian dismenore primer. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, dari 20 mahasiswi di dapatkan 16 mahasiswi mengalami dismenore primer (80%) dan 4 mahasiswi tidak mengalami dismenore primer (20%). Dari 20 mahasiswi didapatkan data 70% selalu mengalami dismenore primer setiap bulannya, 25% jarang dan 5% tidak selalu. Sebagian besar 45% rasa nyeri berlokasi di perut bagian bawah, sedangkan 25% pada perut bagian tengah, 15% di daerah pinggang (pinggul), 10% didaerah perut bagian tengah serta payudara dan 5% di daerah sympisis pubis. Sebagian besar 70% nyeri berlangsung saat menstruasi dengan lama durasi serangan 1 3 jam. Dismenore primer pada sebagian besar mahasiswi 60% dirasakan menganggu aktifitas sehari hari sedangkan 25% merasa tidak menganggu aktifitas dan 15% merasakan kadang menganggu dan kadang tidak mengganggu aktifitas. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan data dari 20 mahasiswi,

3 seluruhnya tidak pernah melakukan tindakan apapun untuk mengatasi nyeri haid yang dirasakan. Manajemen nyeri dapat dilakukan oleh seorang perawat dengan menggunakan metode farmakologis dan non farmakalogis. Secara farmakologis dengan obat golongan anti nyeri sedangkan cara non farmakologis dapat dilakukan dengan relaksasi, hipnoterapi, kompres air hangat, senam atau olahraga secara teratur, yoga, distraksi dan masas. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis. Raimah (2006) mengatakan bahwa beberapa latihan dapat meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar peredaran darah. Perempuan yang sering melakukan latihan-latihan ringan secara teratur dapat meningkatkan sekresi hormon dan pemanfaatannya, khususnya estrogen. Apabila seseorang melakukan suatu hal yang mampu memicu pelepasan hormon endorphine dalam tubuhnya maka hormon tersebut akan menjadi analgesik alami dan penenang alami sehingga mampu menurunkan intensitas nyeri seperti pada nyeri haid (Istiqomah, 2009). Ada dua yang mampu memicu pelepasan endorphine dalam tubuh adalah yoga dan senam dismenore. Teknik yoga merupakan salah satu membantu meregangkan dan membentuk otot, serta menguatkan tulang, dimana gerakan ini menstimulasi pengeluaran hormon endorphin yang menciptakan rasa nyaman pada tubuh dan memberikan relaksasi pada tubuh. Dari berbagai teknik yoga yang ada, terdapat salah satu teknik yoga yang dapat menurunkan nyeri haid, yaitu teknik yoga (cat strech exercise) yang meliputi dari 3 gerakan tubuh. Yoga bukanlah

4 olahraga tetapi merupakan innercise. Olahraga memerlukan kerja tubuh sampai kelelahan, innercise menggunakan pernapasan dan posisi santai untuk membantu tubuh menyimpan energi dan kekuatan. Senam dismenore/olah raga fisik dapat menghasilkan hormon endorphine. Endorphine dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphine dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi. Semakin banyak melakukan senam/olahraga maka akan semakin tinggi pula kadar endorphine. Ketika seseorang melakukan olahraga/senam, maka endorphine akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipotalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Sehingga olahraga atau senam akan efektif dalam mengurangi masalah nyeri terutama nyeri dismenore. Suatu penelitian oleh Istiqomah A pada tahun 2009 tentang Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di SMU Negeri 5 Semarang menyatakan bahwa senam dismenore efektif dalam mengurangi nyeri dismenore pada remaja. Pada hasil penelitian yang kedua oleh Inti Mustika, Ida maryati, Ermiati (2011) tentang Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Cat Stretch Exercise Pada Siswi Man Awipari Kec. Cibeureum Kota Tasikmalaya menyatakan bahwa teknik cat stretch exercise dapat membantu menurunkan intensitas nyeri haid, dan sebaiknya teknik ini dilakukan secara rutin setiap kali mengeluh nyeri haid untuk mengatasi nyeri dan mengurangi gejala-gejala lain yang ditimbulkannya.

5 Dari kedua penelitian tersebut belum dijelaskan penanganan tanpa menggunakanan algesik mana yang lebih efektif dan efisien antara teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore. Sehingga peneliti ingin membedakan pengaruh tingkat nyeri dismenore antara teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore. Lebih efektif yang teknik yoga (cat stretch exercise) ataukah senam dismenore. Sehingga setelah diketahui hasilnya bisa diaplikasikan untuk intervensi dismenore. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang perbedaan efektifitas teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhea primer) pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana perbedaan efektifitas teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhea primer) pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3 TUJUAN UMUM 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan efektifitas teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhea primer) pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui karakteristik respoden 2. Mengetahui karakteristik nyeri yang dialami responden

6 3. Mengetahui tingkat nyeri haid (dismenorhea primer) sebelum diberikan teknik yoga (cat strch exercise) 4. Mengetahui tingkat nyeri haid (dismenorhea primer) sesudah diberikan teknik yoga (cat strch exercise) 5. Mengetahui tingkat nyeri haid (dismenorhea primer) sebelum diberikan senam dismenore 6. Mengetahui tingkat nyeri haid (dismenorhea primer) sesudah diberikan senam dismenore 7. Menganalisa perbedaan efektifitas teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhea primer) pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Bagi Instansi pendidikan Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai perbedaan efektifitas teknik yoga (cat stretch exercise) dengan senam dismenore terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhea primer) pada mahasiswi PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4.2 Bagi Masyarakat umum Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan khususnya tata cara mengatasi dan mencegah nyeri pada saat menstruasi.

7 1.4.3 Bagi Praktisi Hasil penelitian dapat menjadi salah satu terapi pengobatan non farmakologis untuk mengurangi dismenore primer yang dapat di aplikasikan kepada masyarakat luas 1.4.4 Bagi Bidang Keperawatan Hasil penelitian ini kiranya dapat sebagai bahan masukan kepada bidang perawatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan menggunakan tindakan non farmakologi dalam intervensi nyeri. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang berbagai metode yang digunakan untuk mengurangi nyeri haid (dismenorhea primer) sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah : 1. Penelitian oleh Istiqomah A pada tahun 2009 tentang Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di SMU Negeri 5 Semarang. Penelitian tersebut menggunakan desain Quasieksperimental dengan pendekatan one group pre test post test design. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel berjumlah 15 orang.analisa hasil penelitian menggunakan paired simple T-test karena berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung 4,525 >t tabel (1,761) dan nilai signifikansi hasil uji Paired Sample t-test yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % maka nilai di luar daerah penerimaan Ho, artinya Ho

8 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diputuskan bahwa senam dismenore efektif dalam mengurangi nyeri dismenorepada remaja. 2. Penelitian oleh Inti Mustika, Ida maryati, Ermiati (2011) tentang Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Cat Stretch Exercise Pada Siswi Man Awipari Kec. Cibeureum Kota Tasikmalaya. Nyeri haid timbul akibat kontraksi otot perut yang intensitas saat mengeluarkan darah haid. Nyeri haid yang tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang membahayakan diluar ketidaknyamanan yang disebabkannya. Dari observasi 160 siswi, 53 orang nyeri haid skala sedang ke berat dan 8 orang mempengaruhi absensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik cat stretch exercise pada siswi MAN wipari Kec.Cibeureum Tasikmalaya. Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan one group pretest and posttest design. Populasi seluruh siswi yang mengalami nyeri setiap bulannya. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh 25 orang. Responden yang mengalami nyeri haid diukur intensitas nyerinya (pretest) dengan menggunakan visual analogue scale, kemudian diberikan satu kali teknik cat stretch exercise selama ±15 menit. Setelah itu intensitas nyeri diukur kembali (posttest) dengan alat ukur yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik cat stretch exercise dengan (p-value< 0,05). Kesimpulan bahwa teknik cat stretch exercise dapat membantu menurunkan intensitas nyeri haid, dan sebaiknya teknik ini dilakukan secara rutin setiap kali mengeluh nyeri haid

9 untuk mengatasi nyeri dan mengurangi gejala-gejala lain yang ditimbulkannya. 3. Penelitian oleh Fitriani Br sinaga tentang Hubungan Asupan Kalsium Dengan Tingkat Dismenore Pada Remaja Putri Vegan Di Vihara Maitreya Medan Tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan kalsium dengan dismenore. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain crosssectional. Pola makan diukur dengan cara wawancara dengan menggunakan formulir food frequency dan dismenore diukur dengan universal pain assessment tool. Hubungan antara asupan kalsium dengan dismenore dianalisis dengan uji chi square pada taraf kemaknaan α=0,05.. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar remaja putri vegan memiliki pola makan miskin kalsium (77,5%) dengan tingkat dismenore ringan (45%) dan sedang (22,5%) lebih banyak dibandingkan remaja putri vegan yang memiliki pola makan kaya kalsium. Dari hasil penelitian disarankan agar remaja putri vegan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam serta meningkatkan frekuensi makan, khususnya jenis kacang-kacangan dan sayuran hijau agar kebutuhan kalsium dapat terpenuhi dan dismenore tidak terjadi. 4. Penelitian oleh Anna Alifa tentang Efek Teknik Masase efflurage Pada Abdomen Terhada Penurunan Intensitas Nyeri Pada Dismenore Primer Mahasiswa Psik Fkub Malang. Masase teknik effleurage pada abdomen menurunkan intensitas nyeri pada dismenore primer menggunakan prinsip teori gate control. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui efek teknik masase effleurage pada abdomen terhadap penurunan intenitas nyeri dismenore primer. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa PSIK FKUB, 13 sebagai kelompok perlakuan dan 13 sebagai kelompok

10 kontrol. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa teknik masase effluarge pada abdomen secara signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri pada dismenore primer mahasiswa PSIK FKUB (t-test independen, t-hitung=8,124 dan t-tabel=2,787). Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah masase teknik effeularge pada abdomen memiliki efek penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer mahasiswi PSIK FKUB. Persamaan penelitian ini adalah dari variabel peneliti lain yang mengguankan cat stretch exercise dan senam dismenore untuk mengurangi nyeri haid. Penelitian ini diambil dari peneliti Istiqomah A pada tahun 2009 tentang efektivitas senam dismenoredalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMU Negeri 5 Semarang, dengan menggunakan desain Quasi-eksperimental dengan pendekatan one group pre test post test design dan peneliti Inti Mustika, Ida maryati, Ermiati (2011) tentang Perbedaan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan teknik cat stretch exercise pada siswi man awipari kec. cibeureum kota tasikmalaya. Perbedaan penelitian ini adalah pada teknik yang digunakan dalam menurunkan nyeri haid. Pada penelitian Fitriani Br sinaga tentang hubungan asupan kalsium dengan tingkat dismenore pada remaja putri vegan di vihara maitreya medan tahun 2011 dan efek teknik masase efflurage pada abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri pada dismenore primer mahasiswa psik fkub malang