DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan berbuat untuk kelangsungan kehidupan masyarakat kita,kedepan jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Minimnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan andil besar terjadinya bencana,penyakit yang akan selalu mengancam kehidupan. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari pengelolaan gaya hidup masyarakat. Kita tidak pernah menghitung sudah berapa banyak sampah yang kita buang setiap hari? Sisa makanan, kertas barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan lain sebagainya. Demikian juga tempat sampah di rumah sakit. Volumenya mungkin sama besarnya, tetapi sampahnya lebih banyak terdiri dari perban bekas, obat-obatan tak terpakai, botol-botol infus,sampah yang dibawa oleh pengunjung ( warga yang membezuk pasien di RS ) dan sebagainya. Jadi dapat dibayangkan banyaknya sampah seluruh kota dalam sehari. Apa jadinya bila sampah-sampah ini tidak tertangani? Tentunya tidak mustahil kalau kota kita tertimbun oleh sampah. Karenanya, kita dianjurkan untuk meminimalkan terjadinya pembuangan sampah terutama yang tergolong sampah B3. Upaya Penanganan,pengelolaan sampah senantiasa digalakkan berpacu dengan bertambahnya penduduk dan berjalannya waktu. 1
Ketersediaan lahan Pembuangan sampah semakin hari semakin sedikit karena terdesak oleh kebutuhan lahan untuk pemukiman. Menurut Perhitungan tiap 1 orang memproduksi sampah sebanyak 2,5 Liter/Hari. 2. Faktor Yang menjadi Penyebab sulitnya pengelolaan sampah antara lain : a. Kurangnya kesadaran masyarakat dan berbagai pihak dalam Pengelolaan Sampah; b. Peningkatan Jumlah Rumah tangga; c. Tumbuhnya Pemukiman baru yang kurang terkendali; d. Tumbuhnya pusat perbelanjaan; e. Meningkatnya Industri /kegiatan usaha rumahan yang sulit dideteksi; f. Meningkatnya pertumbuhan industry di wilayah Karanganyar; g. Membuang sampah yang tidak pada tempatnya. 3. Menjadikan hidup bersih dan sehat sebagai suatu kebutuhan. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kabupaten Karanganyar masih harus ditingkatkan sehingga diperlukan peningkatan upaya untuk senantiasa bekerja lebih giat dari berbagai pihakantara lain : masyarakat umum, pemerintah,dunia pendidikan,dunia usaha,pedagang yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan dimaksud. Penghargaan Adipura yang sempat diperoleh beberapa kali bukan merupakan tujuan. Namun hal penting untuk terciptanya bumi Karanganyar yang bersih dan sehat adalah Sikap dan perilaku setiap warganya untuk senantiasa mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat melalui kegiatan Pengelolaan sampah Rumah tangga. 4. Hal yang dibutuhkan dan perlu mendapatkan perhatian antara lain : a. Kesadaran masyarakat untuk mengendalikan timbulan sampah ; b. Peningkatan tanggungjawab masyarakat dalam pengelolaan sampah dilingkungan ; c. Peningkatan Peran RT,RW,LPMD/K,Perangkat Desa/Kelurahan; d. Kesanggupan masyarakat untuk mengelola sampah secara partisipatif dan koordinative; e. Tersedianya fasilitas ( TPS,Gerobag sampah yang cukup untuk penanggulangan sampah ) terutama oleh Lingkungan setempat; f. Sarana Pengangkutan Armada sampah dari TPS ke TPA yang memadai;baik kwalitas maupun jumlahnya; 5. Alternatif Pengelolaan Sampah 2
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan beberapa alternatif. Alternatif tersebut diharapkan dapat menangani permasalahan pengelolaan sampah dengan cara mendaurulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Secara garis besar ada tiga system pengelolaan sampah. Dengan cara kimiawi melalui pembakaran, cara fisik melalui pembuangan di TPA, dan cara biologis melalui proses kompos. sampah yang dibuang harus diolah dahulu. Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dahulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan, mencemari udara, tanah dan air. Beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 3R re-duce (mengurangi), re-use (memakai), dan recycle (daur ulang). 5.1. Reduce ( Kurangi Sampah! ) berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Contoh sehari-hari : a. Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang. b. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. c. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). d. Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. e. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai. f. Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi. g. Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu. 5.2. Re-use (Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai!) berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Contoh sehari-hari : a. Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali. b. Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng. c. Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. d. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. e. Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat. f. Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan 3
5.3. Recycle (Daur Ulang Sampah!) berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Contoh sehari-hari: a. Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai. b. Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali. c. Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos. d. Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat. 6. Adapun Jenis-jenis sampah a. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis.misalnya adalah sisa makanan dan daun daunan b. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik dan Styrofoam. c. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun.misalnya adalah bahan kimia beracun, batu baterai, lampu merkuri. d. Kompos adalah sampah yang teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah, dan kerap digunakan sebagai pupuk. 7. Siklus pengelolaan sampah di Karanganyar a. Daerah Perkotaan sepanjang jalan Protokol, sampah diambil door to door dengan becak gerobak sampah. b. Daerah lain rumah tangga diambil oleh becak sampah,paguyuban Pengelola sampah selanjutnya di buang di TPS. c. Pengumpulan sampah di sepanjang jalan Protokol dilakukan oleh petugas penyapu 28 orang dilakukan pada waktu pagi dan sore hari. d. Pengangkutan dari TPS ke TPA dilakukan oleh petugas ( sistem modul ). 8. Penanganan sampah di TPA. 4
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah disekitarnya.sampah- sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.sebagian sampah dipilih untuk dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik kemudian diolah menjadi kompos dengan melalui tahapan tertentu. Sampah tidak boleh dibakar sembarangan! Dalam UU Nomor 18 Tahun 2008,PP Nomor 81 Th 2012 tentang Pengelolaan sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, dalam Perda Kabupaten Karanganyar Nomor 16 Tahun 2010 membakar sampah merupakan LARANGAN. sampah bisa terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kanker bila dibakar.bila pembakaran tidak dapat dihindari, pastikan bahwa hanya sampah organik yang dibakar, tidak terlalu banyak sampah basah, dan lakukan jauh dari kerumunan orang banyak atau benda lain yang dapat memperburuk pembakaran. 9. Kesimpulan Sampah merupakan problem bersama untuk mendapatkan perhatian; Setiap orang hendaknya tertarik untuk ikut menanganinya dengan belajar mengenali problem; Disitulah lahir ketertarikan / minat untuk menanganinya; keputusan untuk mengelola sampah dan kebersihan secara bersama harus segera diwujudkan; dengan melalui tahapan tertentu dan diawali dengan pembentukan Sikap mental dan perilaku secara individual maupun kolektif, sanggup untuk segera melakukan tindakan. Hasilnya adalah keteraturan hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga maupun lingkungan masyarakat. Catatan 5
6
7
8