Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

ABSTRAK Kata Kunci :

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

KARYA ILMIAH ANALISIS HUBUNG SINGKAT LINE TO GROUND

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN


D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Permodelan Transient Reaktor Shunt pada Sistem Transmisi 500 kv Akibat dari Gangguan Fasa ke Tanah

BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Single Line Sistem Jaringan Transmisi 150 kv GI Industri GI

PUSPA LITA DESTIANI,2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130

ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

ANALISIS ARUS INRUSH SAAT SWITCHING KAPASITOR BANK DI GARDU INDUK (GI) MANISREJO MADIUN

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH PADA TRAFO SISI 20KV DI GARDU INDUK BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR

Analisis Voltage Sag pada Sistem Tenaga Listrik PT. Petrochina International Ltd. Sorong

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

BAB III METODE PENELITIAN

Vol.3 No1. Januari

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

STUDI KOORDINASI FUSE

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Studi Hubung Singkat Simetris Penyulang UZB, UZM, UZU 20 kv di Gardu Induk Ujung Berung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus. Sistem tenaga listrik dikatakan memiliki keandalan yang baik jika

Analisis Arus Dan Tegangan Transien Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer Transformator Unit 5, Unit 6, dan Unit 7 Suralaya

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLTAGE SAG DENGAN PEMODELAN ATP/EMTP

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM BUSBAR DI GARDU INDUK KAPAL

III. METODE PENELITIAN

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

PENYETELAN RELAY ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA DI GARDU INDUK BUKIT ASAM PT. PLN (PERSERO)

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

9 Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang Eko Kuncoro, Hadi Suyono, Rini Nur Hasanah dan Hazlie Mokhlis Abstrak Meningkatnya kebutuhan akan energi listrik, menuntut peningkatan unjuk kerja pengoperasian Gardu Induk dan peralatan-peralatannya, seiring dengan bertambahnya gangguan yang akan terjadi khususnya gangguan hubung singkat. Beberapa peralatan untuk menangani arus gangguan hubung singkat diantaranya adalah reaktor air-core, fuse dan circuit breaker. Peralatan proteksi yang digunakan hanya dapat merespon dua atau tiga siklus dari arus gangguan hubung singkat sebelum peralatan aktif. Diperlukan suatu peralatan yang dapat merespon arus gangguan kurang dari dua siklus awal. Fault current limiter (FCL) dapat membatasi arus gangguan hubung singkat yang melewati saluran dalam setengah siklus awal. FCL, baik menggunakan superkonduktor atau tidak, pada dasarnya berupa peralatan variabel impedansi yang hubungkan seri dengan circuit breaker untuk membatasi arus gangguan hubung singkat pada Gardu Induk. Penggunaan Fault Current Limiter (FCL) pada sistem distribusi GI Sengkaling Malang dapat menurunkan arus gangguan pada setengah siklus pertama untuk gangguan satu fasa ke tanah (L-G) dari 15,84 ka menjadi 5,95 ka (penurunan 62,44 ), untuk gangguan fasa ke fasa (L-L) dari 10,84 ka menjadi 4,26 ka (penurunan 60,70 ), untuk gangguan dua fasa ke tanah (L-L-G) dari 14,84 ka menjadi 5,72 ka (penurunan 61,46 ), dan untuk gangguan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) dari 14,36 ka menjadi 5,55 ka (penurunan 61,35 ). Kata kunci Fault Current Limiter, gangguan hubung singkat. T I. PENDAHULUAN ERJADINYA gangguan (fault) dalam operasi sistem tenaga listrik tidak dapat dihindarkan (Schmitt, 2006). Gangguan dalam sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik antara lain disebabkan oleh sambaran petir pada saluran transmisi, pohon tumbang atau adanya hubung singkat antar fase ke tanah. Gangguan akan menimbulkan suatu lonjakan arus pada Eko Kuncoro, Mahasiswa Program Magister Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (e-mail: ekokuncoro68@gmail.com). Hadi Suyono, Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (Telp. 0341-554166; e-mail: hadis@ub.ac.id). Rini Nur Nurhasanah, Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (Telp. 0341-554166; e-mail: rini.hasanah@ub.ac.id). Hazlie Mokhlis, Associate Professor, Departement of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universiti of Malaya, 50603 Kuala Lumpur, Malaysia (Telp. +603-79675238; e-mail: hazli@um.ed.my). sistem tenaga listrik dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada peralatan jaringan [1] dan luasnya daerah pemadaman total. Lonjakan arus akibat gangguan dikenal sebagai arus gangguan (fault current) [2].. Arus gangguan (fault current) adalah arus peralihan (transient) yang mengalir dalam sistem tenaga listrik ketika hubung singkat terjadi. Sebagian besar arus gangguan terjadi pada sistem transmisi 3-fasa dengan satu dari tiga fasa terhubung singkat [3]. Ketika hubung singkat terjadi pada sistem tenaga listrik, arus gangguan besarnya lebih dari 10 kali lipat arus beban [4]. Gardu Induk (GI) Sengkaling Malang merupakan bagian dari sistem distribusi yang berada di wilayah PT. PLN (Persero) APP Malang. GI Sengkaling memiliki 2 buah trafo daya, yaitu : Trafo III UNINDO 150/20 kv dengan kapasitas 30 MVA dan Trafo IV SHANDONG 150/20 kv dengan kapasitas 60 MVA. Pemakaian energi listrik pada GI Sengkaling cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pesatnya pembangunan di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan energi listrik, maka dapat dipastikan bahwa pengoperasian gardu induk dan peralatan-peralatannya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya gangguan yang akan terjadi khususnya gangguan hubung singkat. Beberapa peralatan telah digunakan untuk menangani arus gangguan hubung singkat diantaranya reaktor air-core, fuse dan circuit breaker [3]. Diperlukan suatu peralatan yang mampu membatasi arus gangguan hubung singkat kurang dari dua siklus awal. Fault current limiter (FCL) dapat membatasi arus gangguan hubung singkat yang melewati saluran dalam setengah siklus awal [5]. Tujuan penelitian ini adalah untuk merencanakan pemodelan FCL yang sesuai dengan standar pemutusan arus pada jaringan sistem distribusi dan menentukan performansi dari sistem distribusi pada saat terjadi gangguan dengan spesifikasi FCL. Pemodelan dan analisis penggunaan FCL sebagai pembatas arus gangguan hubung singkat pada jaringan sistem distribusi GI Sengkaling Malang dengan menggunakan program simulasi PSCAD 4.2.0. II. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung

10 singkat antar fasa atau hubung singkat fasa ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std. 100-1992. Analisis gangguan hubung singkat diperlukan untuk mempelajari sistem tenaga listrik baik waktu perencanaan maupun setelah beroperasi. Analisis hubung singkat digunakan untuk menentukan setting relai proteksi yang digunakan untuk melindungi sistem tersebut dari kemungkinan adanya gangguan tersebut. Sebelum melakukan analisis gangguan hubung singkat, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan gangguan hubung singkat yaitu untuk menghitung arus maksimum gangguan, dan tegangan pada lokasi yang berbeda dari sistem tenaga untuk jenis gangguan yang berbeda. Fault current limiter (FCL), baik menggunakan superkonduktor atau tidak, pada dasarnya berupa peralatan variabel impedansi yang hubungkan seri dengan circuit breaker untuk membatasi arus gangguan hubung singkat pada gardu induk [3]. Dalam sistem tenaga listrik, FCL dapat diintegrasikan baik pada jaringan tegangan tinggi (high voltage) maupun tegangan menengah (medium voltage). Fungsi FCL adalah untuk membatasi level arus gangguan yang muncul ke suatu level yang dapat diatasi tanpa adanya pengaruh yang signifikan pada sistem distribusi. Sebuah FCL harus memiliki impedansi tinggi pada kondisi gangguan hubung singkat [6]. Model rangkaian sederhana sistem tenaga listrik ditunjukkan pada Gambar 1. Rangkaian terdiri dari tegangan sumber, impedansi internal, beban dan impedansi gangguan [7]. Typical karakteristik bentuk gelombang arus gangguan dijelaskan pada Technical Brochure No. 339 oleh CIGRE WG A3.16 seperti ditunjukkan pada Gambar 2. III. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan studi kasus, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data referensi dan data lapangan. Data referensi berupa pustaka yang relevan dengan studi kasus penelitian, sedangkan data lapangan berupa single line diagram, data transformator, data beban, dan data arus hubung singkat. Data lapangan dimodelkan dan disimulasikan dengan menggunakan program simulasi PSCAD 4.2.0. Selanjutnya dilakukan analisis aliran daya untuk mengetahui magnitude tegangan dan arus pada masing-masing Bus. Pada pemodelan single line diagram sistem distribusi GI Sengkaling, disimulasikan adanya gangguan hubung singkat sesuai data gangguan. Selanjutnya dilakukan analisis gangguan sebelum pemasangan FCL. Pada Bus- Bus yang mengalami gangguan ditempatkan model komponen FCL dan disimulasikan. Setelah pemasangan FCL pada Bus-Bus yang mengalami gangguan, dilakukan analisis gangguan sesudah pemasangan FCL.. IV. PEMODELAN FCL DAN GI SENGKALING Diagram skematik model FCL dengan PSCAD 4.2.0 ditunjukkan pada Gambar 3. FCL Gambar 3. Diagram skematik FCL Gambar 1. Model rangkaian sederhana tanpa FCL dan dengan FCL [7] Model FCL yang digunakan adalah rangkaian FCL solidstate tipe resonan [9]. Pemilihan model FCL karena rangkaian FCL ini tidak memerlukan tuning komponen L dan C. Impedansi FCL adalah 20 (0,2 pu) sesuai dengan IEC 60289 tentang FCL Reactors. Parameter pemodelan FCL dan GI Sengkaling untuk sistem sebelum gangguan dan sistem dengan gangguan pada Bus 2 dan Bus 3 ditunjukkan pada TabelI. TABEL I PARAMETER SIMULASI Gambar 2. Bentuk gelombang arus gangguan [8] Sistem Sebelum Gangguan Sistem dengan Gangguan Pada Bus 2 Sistem dengan Gangguan Pada Bus 3 Infinite 150V. L-L RMS - - Bus 50Hz Arus - 2529,44 MVA 2529,44 MVA Hubung Singkat Sumber - 150V L-L RMS 50Hz Z S = 8,895 Ω 150V L-L RMS 50Hz Z S = 8,895 Ω Data FCL - Z FCL = 20 = 2,67 C = 10 µf L = 0,00858 H Z FCL = 20 = 1,34 C = 10 µf L = 0,00429 H

11 Rangkaian FCL untuk fasa A, fasa B, dan fasa C ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Rangkaian FCL pada fasa A, fasa B dan fasa C Thyristor Switching Circuits untuk masing-masing rangkaian FCL [10] ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 6. Pemodelan single line diagram GI Sengkaling sistem sebelum gangguan, sistem dengan gangguan pada Bus 2 dan Bus 3 dan sistem dengan FCL V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Simulasi Arus Gangguan Bus 2 (20 kv) Bentuk gelombang arus gangguan pada Bus 2 tanpa FCL dan dengan FCL untuk hubung singkat satu fasa ke tanah (L-G), fasa ke fasa (L-L), dua fasa ke tanah (L-L-G), dan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) ditunjukkan pada Gambar 7., Gambar 8., Gambar 9., dan Gambar 10.. Gambar 5. Thyristor Switching Circuits Simulasi single line GI Sengkaling dengan PSCAD 4.2.0 dilakukan dengan beberapa skenario. Skenario simulasi yang akan diujikan : a. Sistem dengan gangguan pada Bus 2 (20 kv) dan FCL. b. Sistem dengan gangguan pada Bus 3 (20 kv) dan FCL. Gambar 7. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (L-G) pada Bus 2, Pemodelan single line diagram GI Sengkaling sistem sebelum gangguan, sistem dengan gangguan pada Bus 2 dan Bus 3 dan sistem dengan FCL ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 8. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat fasa ke fasa (L-L) pada Bus 2,

12 B. Hasil Simulasi Arus Gangguan Bus 3 (20 kv) Bentuk gelombang arus gangguan pada Bus 3 tanpa FCL dan dengan FCL untuk hubung singkat satu fasa ke tanah (L-G), fasa ke fasa (L-L), dua fasa ke tanah (L-L-G), dan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) ditunjukkan pada Gambar 11., Gambar 12., Gambar 13., dan Gambar 14.. Gambar 9. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah (L-L-G) pada Bus 2, Gambar 11. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (L-G) pada Bus 3,. Gambar 10. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) pada Bus 2, Hasil simulasi pada Gambar 7., Gambar 8., Gambar 9., dan Gambar 10. menunjukkan arus gangguan pada Bus 2 dengan FCL mengalami penurunan pada setengah siklus awal dan pada steady state seperti ditunjukkan pada TabelIII dan TabelIV. TABELII ARUS GANGGUAN BUS 2 TANPA FCL DAN DENGAN FCL PADA SETENGAH SIKLUS AWAL Gambar 12. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat fasa ke fasa (L-L) pada Bus 3,. TIPE L-G 15,84 5,95 9,89 62,44 L-L 10,84 4,26 6,58 60,70 L-L-G 14,84 5,72 9,12 61,46 L-L-L-G 14,36 5,55 8,81 61,35 TABELIII ARUS GANGGUAN BUS 2 TANPA FCL DAN DENGAN FCL PADA STEADY STATE Gambar 13. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah (L-L-G) pada Bus 3, TIPE L-G 11,56 4,39 7,17 62,02 L-L 9.44 3,43 6,01 63,67 L-L-G 11,89 4,15 7,74 65,10 L-L-L-G 10,86 4,09 6,77 62,34 Gambar 14. Bentuk gelombang arus gangguan hubung singkat tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) pada Bus 3,.

13 Hasil simulasi pada Gambar 11., Gambar 12., Gambar 13., dan Gambar 14. menunjukkan arus gangguan pada Bus 3 dengan FCL mengalami penurunan pada setengah siklus awal dan pada steady state seperti ditunjukkan pada TabelIV dan TabelV.. TABELIV ARUS GANGGUAN BUS 3 TANPA FCL DAN DENGAN FCL PADA SETENGAH SIKLUS AWAL TIPE TABELV ARUS GANGGUAN BUS 3 TANPA FCL DAN DENGAN FCL PADA STEADY STATE TIPE VI. KESIMPULAN L-G 28,42 11,83 16,59 58,37 L-L 19,71 8,43 11,28 57,23 L-L-G 26,31 11,27 15,04 57,16 L-L-L-G 25,62 11,08 14,54 56,75 L-G 22,59 8,79 13,80 61,09 L-L 19,71 6,94 12,77 64,79 L-L-G 23,95 7,94 16,01 66,85 L-L-L-G 20,72 7,98 12,74 61,49 Berdasarkan hasil Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Model FCL yang digunakan dalam penelitian ini adalah rangkaian FCL solidstate tipe resonan yang diperkenalkan oleh Karady pada tahun 1992. Pemilihan model FCL karena rangkaian FCL ini tidak memerlukan tuning komponen L dan C untuk Z = 0 pada saat steady state. Spesifikasi model FCL: a. Z FCL = 20 = 0,2 pu. b. FCL pada Bus 2, Z FCL = 2,67 Ω, C = 10 µf dan L = 0,00858 H b. FCL pada Bus 3, Z FCL = 1,34 Ω, C = 10 µf dan L = 0,00429 H 2. Penggunaan FCL pada sisi terima (incoming) Bus 2 sistem distribusi GI Sengkaling Malang dapat menurunkan arus gangguan pada setengah siklus pertama untuk gangguan satu fasa ke tanah (L-G) dari 15,84 ka menjadi 5,95 ka (penurunan 62,44 ), untuk gangguan fasa ke fasa (L-L) dari 10,84 ka menjadi 4,26 ka (penurunan 60,70 ), untuk gangguan dua fasa ke tanah (L-L-G) dari 14,84 ka menjadi 5,72 ka (penurunan 61,46 ), dan untuk gangguan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) dari 14,36 ka menjadi 5,55 ka (penurunan 61,35 ). 3. Penggunaan FCL pada sisi terima (incoming) Bus 3 sistem distribusi GI Sengkaling Malang dapat menurunkan arus gangguan pada setengah siklus pertama untuk gangguan satu fasa ke tanah (L-G) dari 28,42 ka menjadi 11,83 ka (penurunan 58,37 ), untuk gangguan fasa ke fasa (L-L) dari 19,71 ka menjadi 8,43 ka (penurunan 57,23 ), untuk gangguan dua fasa ke tanah (L-L-G) dari 26,31 ka menjadi 11,27 ka (penurunan 57,16 ), dan untuk gangguan tiga fasa ke tanah (L-L-L-G) dari 25,62 ka menjadi 11,08 ka (penurunan 56,75 ). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Professor Dr. Hazlie Bin Mokhlis, Associate Professor, Departement of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universiti of Malaya, 50603 Kuala Lumpur, Malaysia yang telah membantu dalam mempublikasikan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Kovalsky, L., Yuan, X., Tekletsadik, K., Keri, A., Bock, J. and Breuer. F. 2004. Applications of Superconducting Fault Current Limiters in Electric Power transmission Systems, IEEE Transactions. [2] Xin, Y., Gong, W., Niu, X., Cao, Z., Xi, H., Zhang, J., Wang, Y., Tian, B. and Hou, B. 2006. Development of Superconducting Fault Current Limiters. IEEE Transactions. [3] Giese, R.F. 1995. Fault Current Limiters - A Second Look, Argonne National Laboratory. [4] Matsuzaki, J. 1996. Current Limiting Characteristics with 6.6kV/2kA Superconducting Fault Limiter, IEE of Japan Static Electricity Equipment Research SA-96. Meeting, Vol. 58-1, pp. 95 98. [5] Schmitt, H. 2006. Fault Current Limiters Report on the Activities of Cigre WG A3.16, IEEE Transactions. [6] Leung, E., Rodriguez, A. and Albert, G. 1996. Superconducting Fault Current Limiter for Utility Applications, in Proc. American Power Conf., 58 th Annual Limiter, IEEE Transactions on Applied Superconductivity. [7] Rowley, A.T. 1995. Superconducting Fault Current Limiters, The Institution of Electrical Engineers. [8] CIGRE WG A3.16. 2008. Technical Brochure No. 339: Guideline on the Impacts of Fault Current Limiting Devices on Protection Systems, Tokyo. [9] Karady, G.G. 1992. Principles of Fault Current Limitation by a Resonant LC Circuit, Generation, Transmission and Distribution, IEEE Proceedings C, Vol. 139, pp. 1-6. [10] Anaya-Lara, O. and Acha, E. 2002. Modeling and Analysis of Custom Power Systems by PSCAD/EMTDC, IEEE Transactions on Power Delivery, Vol. 17, No. 1.