BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (Scientific

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipsndang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, budaya dan lingkungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Proses belajar mengajar yang dikatakan berhasil apabila ada perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Permen Diknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa dan perencanaan proses pembelajaran. Dalam kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam suatu proses pembelajaran perlu diciptakan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa serta siswa dan teman sejawatnya atau seperti adanya stimulus (berupa tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Dalam cara penyampaian materi diharapkan menarik dan dapat memotivasi siswa untuk belajar, supaya minat belajarnya mejadi tinggi, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk siswa mengembangkan kreativitas dan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan dari siswa. Selain itu juga terdapat perencanaan yang mewajibkan guru membuat pada satuan pendidikan yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dan sistematis sesuai dengan SK dan KD serta ketetapan yang terdapat pada standar proses. Proses pembelajaran juga perlu didukung dengan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman sehingga siswa dapat mengikuti PBM dengan baik dan tujuan pembelajaran setiap KD akan tercapai dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran harus direncanakan secara matang dan terencana agar dalam pelaksanaannnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Rencana atau skenario pembelajaran tersebut diharapkan terkandung kegiatan yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa, seperti metode/model pembelajaran yang inovatif, materi yang 1

2 akan diberikan sesuai KD, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada KD yang akan diajarkan. Berkaitan dengan metode/model pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran, guru diminta dapat memilih cara penyampaian materi yang tepat, menggunakan metode/model yang tepat, siswa juga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan disesuaikan dengan karakter siswa sehingga dapat mendorong minat belajar siswa. Minat belajar adalah suatu bentuk kecenderungan, perbuatan atau tindakan yang mengarah pada kegiatan yang disertai perasaan tertarik untuk memperhatikan, rasa senang terhadap sesuatu baik itu orang, benda atau barang sehingga untuk melakukan kegiatan tersebut tanpa ada rasa terpaksa atau tanpa ada yang menyuruh serta partisipasi aktif siswa pada saat pembelajaran berlangsung (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:206). Jadi dalam suatu proses pembelajaran diharapkan dapat membuat siswa tersebut tertarik, berperan aktif, merasa senang dan tidak ada paksaan saat mengikuti pembelajaran, serta mempunyai perhatian lebih dengan suatu matapelajaran tertentu sehingga siswa dapat mengerti materi yang disampaikan oleh guru dan menjadikan hasil belajar yang didapat siswa baik dan siswa dapat menjadi sukses dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Materi yang disampaikan juga harus sesuai dengan KD yang ingin dicapai. Khususnya dalam hal ini KD pada mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS diharapkan dapat disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD. Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang menganggap mata pelajaran tersebut sebagai mata pelajaran yang sulit. Siswa seringkali mengalami kesulitan, dan kesulitan ini biasanya dalam memahami materi. Oleh karena itu, sehingga dapat menurunkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS.

3 Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode/model pembelajaran yang bervariasi agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangakan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara kerja ilmiah. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif agar dapat menarik minat belajar siswa, salah satu contoh model pembelajaran yang inovatif tersebut adalah model pembelajaran Group Invetigation. Model pembelajaran Group Invetigation adalah model pembelajaran yang membantu siswa untuk bekerja dalam tim, melakukan penyelidikan terhadap suatu topik mulai dari pengumpulan data, analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan yang dilakukan secara berkelompok dan membandingkan hasil penyelidikannya dengan penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok/tim lain. Dengan model ini diharapkan siswa dapat dilatih untuk memecahkan suatu dengan melakukan investigasi atau penyelididikan, sehingga siswa dapat ikut aktif dalam proses pembelajaran dan minat belajarnya dapat meningkat. Metode Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Tugas Guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping (Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir). Metode Mind Mapping ini siswa diharapkan dapat berlatih dan selalu berlatih untuk mencapai suatu kompetensi tertentu. "Mind Mapping" dalam kegiatan pembelajaran IPS umumnya digunakan untuk melatih pola-

4 pola pengetahuan tertentu yang selanjutnya dapat digeneralisasikan menjadi suatu pola umum. Selain itu juga minat belajar pun tumbuh karena metode Mind Mapping merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada konsep konsep atau ringkasan yang akan mudah di ingat siswa. Dengan memadukan model pembelajaran Group Investigaton dengan metode Mind Mapping diharapkan siswa akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Yang mana di dalam perpaduan model pembelajaran Group Investigation dan metode Mind Mapping akan lebih melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, siswa juga dapat membuat konsep belajarnya sendiri. Selain pembelajaran yang bersifat kelompok yang melatih kerjasama siswa dan keaktifan siswa, siswa juga diharapkan mampu membuat konsep belajar dalam bentuk peta konsep. Sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran dengan baik dan meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang ditemukan di SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga terutama kelas 4 semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013, guru dalam menyampaikan materi IPS kepada siswa lebih menggunakan metode ceramah dan berpusat pada guru serta menggunakan buku pegangan atau LKS sebagai sumber belajar. Dalam penyampaian materi IPS bersifat informatif dari guru dan belum tentu materi tersebut sesuai dengan KD yang diharapkan. Guru hanya menyampaikan IPS sebagai produk dan siswa hanya menghafal materi pelajaran tanpa memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga IPS dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjemukan, dan mengakibatkan minat belajar siswa menurun serta guru kurang melatih siswa untuk kerja ilmiah dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Menurunnya minat belajar siswa dapat dilihat dari sikap dan aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran IPS, dari 20 siswa hanya 8 orang yang memperhatikan penjelasan guru, partisipasi dan keaktifan pada saat proses pembelajaran. Sedangkan 12 siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan cenderung jenuh. Minat belajar yang rendah tersebut mengakibatkan hasil

5 belajar yang didapat siswa tidak maksimal, hal tersebut nampak pada ketuntasan belajar yang didiperoleh siswa dari 20 siswa hanya 8 siswa atau 40% memperoleh nilai tuntas, dan 12 siswa yang lain atau 60% memperoleh nilai tidak tutas dengan KKM 65. Diharapkan nilai ketuntasan tersebut dapat mencapai 100%. Berdasarkan dari uraian dan penjelasan latar belakang diatas, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas tentang model pembelajaran Group Invetigation dengan menggunakan metode Mind Mapping dengan judul: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Group Investigation dengan Metode Pembelajaran Mind Mapping Siswa Kelas 4 semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan observasi yang dilakukan di SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Dalam pengelolaan kelas, guru hanya menciptakan suasana belajar dengan tempat duduk yang berjajar berderetderet dan semua siswa menghadap ke depan dan siswa menempati tempat duduk tersebut selama satu tahun ajaran. Selain itu, ruang kelas tertata kurang teratur dan kurang rapi, buku-buku pelajaran di tempatkan pada tempat semestinya. Lokasi sekolah yang berdekatan dengan jalan umum dan tempat pemukiman penduduk, mengakibatkan bising dan mengganggu proses belajar siswa. Siswa tidak akan nyaman dengan keadaan kelas yang tidak mendukung mereka dalam menumbuhkan semangat belajar. Saat observasi guru tidak menggunakan RPP yang inovatif (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang khusus dibuat untuk setiap KD yang akan diajarkan oleh siswa. RPP yang ada hanya RPP yang diberikan dari Pemerintah atau download dari internet. Kemudian hanya menambahmenambahkan sedikit sesuai dengan kebutuhan guru. Guru juga hanya menggunakan LKS dan buku pegangan yang dibagikan satu meja untuk

6 berdua sebagai sumber belajar. Hal ini mengakibatkan konsentrasi siswa terganggu karena membuat siswa bergurau dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada saat proses pembelajaran siswa kurang antusias dengan penjelasan guru khusunya pada mata pelajaran IPS karena masih menggunakan metode ceramah yang bersifat konvensional. Sehingga pembelajaran IPS di sekolah tersebut cenderung tidak menarik, siswa malas untuk memperhatikan dan proses pembelajarannya di dominasi oleh guru. Kemudian dalam proses pembelajaran juga siswa kurang dilatih untuk berfikir kritis, logis, dan kurang memberi pengalaman kepada siswa, setiap proses pembelajaran hanya dilakukan di dalam ruang kelas dan kurang.hal tersebut dapat membuat minat belajar siswa menjadi menurun dan membuat siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru. Sehingga hanya terjalin komunikasi searah yaitu guru kepada siswa tanpa ada timbal baliknya dari siswa kepada guru. Dari 20 siswa, terdapat 12 orang tidak memperhatikan penjelasan guru, 2 orang bermain sendiri, 6 orang bermain dengan teman sebangku, 3 orang bolak balik ke kamar mandi, bahkan ada 1 orang siswa yang salah membawa buku pelajaran. Aktivitas siswa selama proses PBM juga kurang interaktif, karena setiap guru mengajukan pertanyaan hanya siswa tertentu yang menjawab, dan yang lain hanya diam mendengarkan, hal ini juga terjadi dalam diskusi kelompok serta tidak melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Model/metode yang digunakan guru kurang menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Metode ceramah hanya akan membuat siswa manjadi malas, tidak tertarik dengan materi yang disampaikan, dan bergurau dengan teman sebangkunya. Guru seharusnya menerapkan model pembelajaran inovatif yang mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Selain itu juga didalam proses pembelajaran terdapat adanya pembelajaran aktif terhadap siswa yang dilatih untuk memecahkan masalah dengan melakukan penyelidikan, selain itu juga siswa dapat menggunakan kemampuan otaknya untuk membuat konsep belajarnya sendiri dan kreatif

7 untuk membuat konsep belajar tersebut, aktif dan bekerjasama dalam membuat konsep belajarnya, karena dalam prosesnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang dibagi secara heterogen, yang terdiri dari 2-6 siswa tiap kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk keluar kelas guna mengamati dan mengumpulkan informasi tentang suatu masalah kemudian dari informasi tersebut setiap kelompok diminta untuk mengklasifikasikan informasi yang telah didapat. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk menganalisis informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan dengan menggunakan cara membuat suatu konsep belajar, kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Sistem penilaian evaluasi di sekolah tersebut masih menggunakan tes formatif biasa yang memaksimalkan kemampuan kognitif siswa saja, menggunakan LKS atau soal-soal yang terdapat pada buku pegangan yang diberikan guru. Setelah itu guru mencocokkan soal evaluasi tersebut, selama proses pencocokan terdapat siswa yang tidak memperhatikan sehingga beberapa kali bertanya tentang jawaban soal tersebut. Penilaian proses kurang diperhatikan oleh guru, sehingga guru kurang memperhatikan kemampuan afektif dan psikomotorik siswa, terdapat 3 siswa yang pintar namun sikap selama proses pembelajaran tidak baik. Berdasarkan pengamatan selama proses belajar mengajar, hanya ada 40% siswa yang mau mendengar ceramah dari guru dan sisanya menggunakan kesempatan tersebut untuk bersendau gurau bersama teman sebangkunya, bermain sendiri dan mengantuk. Hal tersebut yang membuat minat belajar siswa menjadi menurun dan itulah permasalahan yang terjadi pada SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga terutama kelas 4 semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013.

8 1.3. Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah disebutkan di atas cara pemecahan masalah dalam pembelajaran adalah melalui penggunaan model Group Investigation dengan metode Mind Mapping. Melalui penggunaan model pembelajaran ini akan melatih siswa untuk berkerja ilmiah dalam hal ini untuk berfikir kritis untuk memecahkan suatu masalah dengan cara penginvestigasian/penyelidikan serta memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, lebih bekerja sama lagi dalam kerja kelompok, dan membatu siswa dalam penguasaan materi yang nanti pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalahnya sebagai berikut: Apakah peningkatan minat belajar IPS siswa kelas 4 pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013 SD N Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dapat diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan metode Mind Mapping. 1.5 Tujuan Penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan minat belajar IPS siswa kelas 4 pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013 SD N Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dapat diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran Group Investigation dengan metode Mind Mapping. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah memberikan masukan, memberi sumbangan wacana bagi praktisi pendidikan dalam memperbaiki

9 model/metode pembelajaran di sekolah tentang pengembangan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation dengan metode Mind Mapping, memberi manfaat bagi sekolah dan guru agar mampu menangani masalah-masalah dalam pembelajaran IPS yang bersifat hafalan dan meningkatkan kerja ilimiah pada siswa dalam upaya meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas 4 SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1. Membantu guru sekolah dasar dalam memperkaya tehniktehnik menyampaikan materi pembelajaran IPS yang lebih praktis. 2. Memberikan arahan kepada guru dalam pembelajaran IPS yang lebih kreatif dan inovatif. 3. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang diciptakan. 4. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Memberi dorongan kepada guru untuk lebih kreatif dalam merencanakan, menerapkan, dan memilih metode pembelajaran agar dapat berjalan lebih efektif dan tidak membuat siswa jenuh dalam PBM. b. Bagi Siswa 1. Dapat meningkatkan daya ingat siswa dan menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan meningkatkan minat belajar. 2. Dapat meningkatkan minat belajar dan kreatifitas siswa. 3. Dapat melatih siswa untuk bekerja secara ilmiah. 4. Dengan model Group Investigation dengan metode pembelajaran Mind Mapping ini dapat memperbaiki minat belajar siswa serta pembelajaran lebih kondusif dan aktif.

10 5. Melatih siswa untuk berlatih kerja ilmiah dan membuat pengalaman belajar siswa bertambah. c. Bagi Sekolah 1. Metode pembelajaran baru yang dapat diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran IPS. 2. Menjadi masukan dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa di setiap kelas. Sehingga, kualitas pendidikan di SD N Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semakin berkembang dan maju.