BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. jalan yang wajar untuk menyesuaikan dengan keadaan orang- orang lain

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. harga diri siswa kelas X di SMA N 1 Ampel, Boyolali. Desain dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman. Secara garis besar, dalam khazanah metodologi hanya ada dua macam variabel; yaitu variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi (variabel terikat). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas : Citra Diri 2. Variabel terikat : Perilaku Merokok B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Citra Diri Citra diri adalah bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri serta bagaimana orang tersebut ingin di pandang, gambaran tersebut meliputi keadaan fisik dan psikologis.menurut Rosen, dkk (Lulusiana,2008) citra diri terdiri dari dua aspek yaitu tubuh dan psikologis. Rincian tubuh citra diri antara lain bagian tubuh dan keseluruhan tubuh, sedangkan aspek psikologis terdiri dari lingkungan dan dalam diri sendiri. Dalam citra diri terdapat beberapa komponen yaitu perceptual component, conceptual component dan attitudional component. Besar taraf citra diri diungkap dengan skala citra diri, jenis skala 36 yang digunakan yaitu skala Likert dengan alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak

Sesuai), Sugiyono (2008). Nilai total yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya citra diri seseorang. Semakin tinggi nilai total yang diperoleh semakin tinggi citra dirinya. 2. Perilaku Merokok Perilaku merokok merupakan suatu yang menunjukkan seberapa banyak dan seberapa dalam daya yang dikeluarkan seorang wanita dalam melakukan suatu tindakan nyata yaitu membakar rokok yang terbuat dari tembakau dan terbungkus kertas kemudian menghisap asapnya. Perilaku merokok dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala berdasarkan aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang yaitu fungsi merokok, intensitas merokok, tempat merokok dan waktu merokok. Jenis skala yang digunakan yaitu skala Guttman dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas (Sugiyono, 2008). Skor tinggi pada skala perilaku merokok ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki perilaku merokok yang tinggi, sedangkan skor rendah menunjukkan perilaku merokok yang rendah. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 1999). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2003). Belum ada data statistik tentang perilaku merokok di Purwokerto sehingga populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang berperilaku merokok di Purwokerto.

Adapun ciri-ciri dari populasi dalam penelitian ini adalah : a. Berjenis kelamin wanita. b. Perokok termasuk di dalamnya perokok aktif yaitu orang yang setiap harinya merokok, perokok musiman yaitu orang yang merokok pada saat-saat tertentu. c. Berada di wilayah Purwokerto. d. Usia 18 sampai 27 tahun (remaja akhir dan dewasa awal) Alasan penentuan usia subjek yaitu ketika remaja dan orang dewasa tidak bisa melakukan tugas perkembangannya dengan baik maka ada kecenderungan untuk berperilaku negatif seperti merokok. Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap remaja dan orang dewasa. Remaja masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, merokok, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis. Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth- Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama (dalam http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html).

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Azwar, 2003). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Sampel adalah satu bagian dari keseluruhan yang telah dipilih sifatnya representatif seperti sampel dari populasi (Chaplin, 2002). Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel adalah cara mengambil sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya (Arikunto, 2002). Teknik Sampling yang digunakan adalah insidental sampling. Insidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006). D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala psikologis. Menurut Azwar (2003), alat ukur skala psikologis memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket, daftar isian, inventori, dan lain-lainnya. Alat ukur skala psikologis memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Stimulusnya berupa pertanyaan yang tidak langsung mengungkap atribut, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang hendak diukur. 2. Skala psikologis berisi banyak aitem. Jawaban subjek terhadap satu aitem hanya merupakan sebagian dari banyak indikasi mengenai atribut yang diukur, sedangkan

kesimpulan akhir sebagai suatu diagnosis baru dapat dicapai bila semua aitem direspon. 3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh, hanya saja, jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula. Dalam penelitian ini digunakan dua skala psikologis untuk mengungkapkan data yang dibutuhkan, yaitu: 1. Skala Citra Diri Skala citra diri meliputi aspek penampilan menyeluruh, teman, dan keluarga. Skala citra diri terdiri dari 45 item, dengan perincian seperti yang tertera dalam tabel 1. No Aspek Indikator 1. 2. 3. Perceptual component Attitudional component Conceptual component Tabel 1 Blue Print Skala Citra Diri a. Penampilan fisik b. Hambatan psikis c. Pakaian a. Penerimaan kelompok b. Rasa ikut serta dalam kelompok c. Keadaan keluarga dan sikap mendidik a. Kemampuan diri b. Kekurangan diri No Item Favorable Unfavorable 1, 4, 9,12 7,11,14 3,6,33,36, 24,25,42 13,27,37 26,44,45 10,20 23,34 8,17,21 18,40,43 30,39 29,31,32 Jml 2,16,22 5,15,19 10 28,41 35,38 Jumlah 24 21 45 20 15 2. Skala Perilaku Merokok Skala perilaku merokok meliputi fungsi merokok, intensitas merokok, tempat merokok dan waktu merokok.

Tabel 2 Blue Print Skala Perilaku Merokok No Aspek Indikator No Item Favorable Unfavorable Jml 1. Fungsi Perasaan yang 5,11,17 1,14,22 merokok dialami perokok 20,28,37 31,33,35 12 a. Perokok ringan: 29 2. 1-4 batang/hari Intensitas b. Perokok sedang: 10 merokok 5-14 batang/hari 3 c. Perokok berat: 2 >15 batang/hari 3. Tempat a. Tempat umum 3,7,25 12,23,36 merokok b. Tempat pribadi 9,27 21,34 10 4. Waktu Kapan saja waktu 4,8,13 6,15,18 merokok merokok 16,19,30 24,26,32 12 Jumlah 20 17 37 Jenis skala yang digunakan untuk mengukur citra diri individu yaitu skala Likert dengan alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai), Sugiyono (2008). Perincian skornya terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Skoring Skala Citra Diri No Pilihan Jawaban Nilai Favorable Unfavorable 1. Sangat Sesuai (SS) 4 1 2. Sesuai (S) 3 2 3. Tidak Sesuai (TS) 2 3 4. Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Jenis skala yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok yaitu skala Guttman dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas (Sugiyono, 2008). Perincian skornya terdapat pada tabel dibawah ini. Tabel 4 Skoring Skala Perilaku Merokok No Pilihan Jawaban Nilai Favorable Unfavorable 1. Ya 1 0 2. Tidak 0 1 Sebagaimana dikemukakan De Vellis (dalam Kushariyanti, 2007), bahwa tidak adanya kategori jawaban tengah didasarkan oleh beberapa alasan. Pertama, kategori undecided (netral) mempunyai arti ganda sehingga tidak bisa diartikan sebagai sesuai atau tidak sesuai. Kedua, tersedianya jawaban tengah dapat menimbulkan kecenderungan subjek untuk memilih jawaban di tengah (central tendency effect) bagi subjek yang ragu-ragu. Ketiga, agar dapat melihat kecenderungan subjek ke arah salah satu kutub. E. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2003). Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas tinggi jika alat ukur tersebut mampu memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pengukuran dan dapat memberikan gambaran yang cermat mengenai perbedaan-perbedaan kecil di antara subjek yang satu dengan yang lain.

Skala citra diri dan perilaku merokok dapat memiliki validitas tinggi jika mampu menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil pada tiap-tiap subjek penelitian. Perbedaan antar subjek pada aspek yang diukur oleh skala yang bersangkutan dapat diketahui melalui pengujian yang dilakukan dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor skala sehingga menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rix). Teknik korelasi antara skor item dan skor skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment Pearson, karena aitem pada skala penelitiannya diberi skor pada level interval (Azwar, 2003). Semakin tinggi korelasi positif antara skor aitem dengan skor tes berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan tes keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Koefesien korelasi yang rendah mendekati nol menunjukkan fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik. Penghitungan korelasi product moment Pearson dilakukan dengan bantuan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) versi 15.0. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Pada prinsipnya suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mampu menunjukkan sejauhmana pengukurannya memberi hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji reliabilitas menggunakan metode konsistensi internal dengan menggunakan formulasi alpha karena datanya diperoleh melalui penyajian skala yang dikenakan hanya sekali pada kelompok subjek atau disebut single-trial administration (Azwar, 2003). Hasil pengujian dapat dilihat melalui angka koefisien reliabilitas alpha. Semakin besar koefisien reliabilitas alpha menunjukkan semakin

kecil kesalahan pengukuran, sehingga semakin reliabel alat ukur tersebut. Semakin kecil koefisien reliabilitas alpha menunjukkan semakin besar kesalahan pengukuran dan semakin tidak reliabel alat ukur tersebut. Uji reliabilitas dilakukan dengan membelah skala menjadi beberapa bagian dengan masing-masing belahan berisi aitem yang jumlahnya sama banyak dan perhitungan yang menggunakan program SPSS versi 15.0. F. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah data, menganalisa data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya kemudian akan diperoleh suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. Setelah memperoleh data yang dibutuhkan tentang hubungan citra diri dengan perilaku merokok pada wanita di Purwokerto, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Data yang ada belum dapat diartikan, untuk dapat dipahami harus diolah sehingga dapat dibuat kesimpulan. Kesimpulan tersebut untuk mencari data tentang ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas (citra diri) dengan variabel terikat (perilaku merokok). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan program analisis statistik komputer SPSS versi 15.0, sebab dalam penelitian tersebut hanya terdapat dua variabel yang terlibat atau karena korelasinya diperoleh dengan mencari hasil penelitian dari dua variabel yang dikorelasikan menunjukkan pola derajat hubungan antara dua variabel (Azwar, 2003). Selain itu jenis kedua data dalam penelitian ini termasuk data interval, dimana rumus yang cocok untuk menganalisis korelasi keduanya yaitu rumus korelas product moment

(Sugiono, 2008). Asumsi yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis data dengan teknik korelasi product moment adalah: 1. Uji normalitas, dipakai untuk menguji apakah data subjek penelitian mengikuti suatu distribusi normal statistik. Dengan kalimat lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor kedua variabel penelitian berdistribusi normal. Uji normalitas diuji dengan menggunakan teknik statistik uji Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test dengan bantuan program SPSS (Statistical Packages for Social Science) versi 15.0. 2. Uji Hipotesis (Uji F) Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan uji F yang bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Sugiyono, 2006). Kriteria penerimaan: dengan derajat kebebasan (n-k-1) dan tingkat kepercayaan (1- α) = 95% atau α = 0, 05 maka: 1. H 0 diterima jika F hitung F tabel, yang berarti tidak terdapat hubungan antara variabel citra diri terhadap perilaku merokok. 2. H 0 ditolak jika F hitung > F tabel, yang berarti terdapat hubungan antara variabel citra diri terhadap perilaku merokok.