BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang yang mempunyai tujuan yang sama dengan organisasi tersebut serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GONTAR BARU DI KECAMATAN ALAS BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan Sastra Indonesia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) telah

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berada di sebelah timur pulau Sumbawa yang berbatasan langsung dengan NTT adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang diwajibkan untuk berinteraksi satu sama lain antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dimana dalam berinteraksi manusia diberikan bekal kemampuan untuk berkomunikasi, seperti yang kita ketahui ada banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang lain, bisa melalui gambar, simbol, video, atau berbicara langsung, manusia hidup ditengah-tengah manusia lainnya yang disebut masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat perlu tata cara untuk berinteraksi antara individu dengan individu lainnya agar terciptanya keharmonisan sehingga terhindar dari ke salah pahaman, dalam berinteraksi maka timbullah suatu kebudayaan. Alo Liliweri mendefenisikan bahwa kebudayaan adalah jumlah keseluruhan prilaku yang dipelajari oleh sekelompok orang yang secara umum menerangkan sebuah tradisi kehidupan yang diwariskan oleh sebuah generasi kepada generasi lain. Sehingga cara berkomunikasi itu bisa dikatakan hasil dari kebudayaan masyarakat yang telah disepakati bersama untuk berhubungan antara individu satu dengan individu lainnya yang mempunyai ruang lingkup kehidupan yang sama. 1 Komunikasi dan Kebudayaan juga tidak dapat dipisahkan, dimana budaya merupakan suatu cara hidup yang dikembangkan dan dijalani dari generasi ke generasi dan dilaksanakan secara turun temurun, dan didalam menjalankan 1 Alo Liliweri, 2007, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta: LKis Yogyakarta, Hal 8 1

kebudayaan tersebut manusia juga perlu melakukan komunikasi. Dimana dikatakan T. Hall didalam buku Alo Liliweri bahwa Kebudayaan adalah komunikasi, dan komunikasi adalah kebudayaan. 2 Kehidupan bermasyarakat disuatu daerah yang mempunyai kebudayaan maka tidak lepas dari pengaruh kebudayan-kebudayan lain yang datang dari luar sehingga mengancam keseimbangan budaya mereka, maka disini akan memungkinkan terjadinya komunikasi antar budaya. Menurut Samovar, Porter, dan McDaniel, didalam buku mereka mengatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi ketika anggota dari satu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya yang lain. Lebih tepatnya, komunikasi antar budaya melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan system simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi. 3 Terlihat pada masyarakat di Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tana Samawa yang disebut juga Kabupaten Sumbawa. Lahirnya Kabupaten Sumbawa tidak lepas dari kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan ditetapkan pada Undangundang Dasar tanggal 18 Agustus 1945 yang merupakan landasan konstitusional dalam rangka penyelenggaraaan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 18 UUD 1945 (sebelum amandemen), yaitu: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang 2 Ibid Hal 9 3 Samovar Porter McDaniel, 2010, Komunikasi Lintas Budaya, edisi ketujuh, Jakarta: Salemba Humanika. Hal 13 2

dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. 4 Pemerintah di Tana Samawa menjadi Swapraja Sumbawa yang bernaung dibawah Provinsi Sunda Kecil, sejak saat itu pemerintahan terus mengalami perubahan mencari bentuk yang sesuai dengan perkembangan yang ada sampai dilikuidasinya daerah pulau Sumbawa pada tangal 22 Januari 1959. 5 Dahulu kala sebelum pemerintahan modern masuk pada tahun 1600-an, pada zaman itu Kabupaten Sumbawa dipimpin oleh Raja atau Sultan sebagai pemimpin roda pemerintahan. Pada tahun 2011 Sultan kembali diangkat di Tana Samawa (Tanah Sumbawa), namun pelantikan ini bukan berarti untuk menggantikan fungsi Kepala Daerah atau Bupati yang memerintah tetapi Sultan Sumbawa dinobatkan untuk menjadi pengawal atau penjaga pusaka Sumbawa yaitu budaya, Adat Rapang Tau dan Tana Samawa (Adat Barenti ko Syara, Syara barenti ko Kitabullah) yang memiliki makna senantiasa berpedoman kepada agama untuk Kerik Salamat Tau ke Tana Samawa (demi keselamatan masyarakat, pemimpin dan seluruh alam Sumbawa). 6 Kerajaan Sumbawa sendiri tidak lepas dari kekerabatan kerajaan Goa Sulawesi Selatan sehingga sampai saat ini adat istiadat dan budaya terdapat sedikit kesamaan dengan Sulawesi, namun bukan berarti Sumbawa tidak memiliki budaya sendiri. Masyarakat Sumbawa mayoritas beragama islam dan memegang teguh pendirian agama yang terdapat didalam budaya mereka sehingga masyarakat 4 PulauSumbawaNews.com, 2013, Sejarah Sumbawa, http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarahsumbawa/ 5 Ibid, Sejarah Sumbawa, http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarah-sumbawa/ 6 SultanSumbawa.com Bagian Pemerintahan Setda Sumbawa 2010, Kasultanan Sumbawa Sebagai Penjaga Budaya bangsa, diakses melalui http://sultansumbawa.com/kasultanan-sumbawa-sebagai-penjaga-budayabangsa/ 3

Sumbawa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai islam. Semua ini dilihat dari tradisi Tau Samawa (Orang Sumbawa) sangat kental dengan nuansa islam seperti Barempuk dan Sakeco. Barempuk ialah tradisi pertarungan tinju antar laki-laki dengan mengepalkan jerami ditangan mereka masing-masing sebagai sarung tinju, pertarungan tinju ini dilakukan sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat kepada yang maha kuasa atas hasil panen yang diberikan, dan berdasarkan penjelasan tersebut bahwa masih terlihat jelas kekentalan nilai-nilai islam yang masih ada pada tradisi Masyarakat Sumbawa. Contohnya pada kesenian musik Sakeco, dimana kesenian musik ini pada dasarnya dimainkan untuk memuji keagungan Tuhan dan dikaitkan dengan kehidupan sosial yang terjadi baik itu tentang hidup, pergaulan, bahkan pernikahan, tentunya ini berlandaskan nilai-nilai Islam. Musik Sakeco bisa dikatakan sebagai tradisi masyarakat Sumbawa yang masih dipertahankan sampai saat ini khususnya pada masyarakat Kecamatan Utan, dilihat dari agenda pemerintah yang mengadakan Festival Moyo setiap tahunnya dan didalam Festival ini salah satu kesenian tradisional yang dimainkan adalah kesenian musik Sakeco akan tetapi yang memainkan kesenian ini adalah orang-orang yang sudah berumur. Maka penulis memilih kesenian musik Sakeco ini karena ingin mengetahui bagaimana Jaringan Komunikasi mereka dalam berkomunikasi untuk mempertahan kesenian musik ini kepada generasi selanjutnya sehingga mereka tertarik dan bisa melestarikan kesenian musik Sakeco ini agar tetap ada dan tidak punah oleh perkembangan zaman. Fakta yang terlihat pada zaman sekarang, mulai ada tradisi dan kebudayaan Tau Samawa yang mulai menghilang dari masa kemasa, hal ini bisa disebabkan 4

banyak faktor seperti kurangnya interaksi dan komunikasi antara masyarakat dengan orang yang mengerti akan musik Sakeco tersebut. Contohnya di Kecamatan Utan hampir tidak ada anak muda dan kalangan orang tua yang mempelajari secara mendalam tradisi Tau Samawa karena kurangnya minat mereka untuk belajar dan kurangnya interaksi serta komunikasi diantara mereka, kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa faktor-faktor yang terdapat diatas. Pada Kecamatan Utan hanya mempunyai beberapa orang yang menguasai kesenian musik Sakeco sehingga dalam hal ini mereka mengalami kesulitan untuk mengajarkan kesenian ini, bahkan kesenian ini sudah mulai jarang dimainkan karena banyak yang tidak tahu cara memainkannya, karena bisa dikatakan mereka tidak mendapatkan informasi, bahkan tradisi ini terkesan dianggap kurang menarik oleh mereka sehingga mereka lebih cenderung memilih mempelajari sesuatu yang baru seperti internet dan memainkan musik modern. Selain dari minimnya pelaku Sakeco di Kecamatan Utan, adanya masalah komunikasi pasif yang terjadi antara orang yang bisa memainkan musik Sakeco ini dengan masyarakat sekitar, sehingga interaksi yang terjalin antara pelaku Sakeco dan masyarakat terkesan satu arah dan kurang komunikatif. Dari faktor ini timbul presepsi bahwa kesenian musik Sakeco ini sulit untuk diajarakan ke khalayak atau masyarakat umum. Dikutip didalam sebuah artikel menurut yang dikatakan Drs. H. Muchsin Hamin yang menjabat sebagai Ketua Loka Adat Sateluk, beliau mengungkapkan bahwa taradisi-tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang haruslah dipertahankan, sehingga ini sebagai tugas kita sebagai tau Samawa. 7 7 Bagian Pemerintahan Setda Sumbawa 2010,Sejarah Sumbawa, http://www.pulausumbawanews.com/sejarah/sejarah-sumbawa/. 5

Sejalan dengan yang diutarakan Rudolph F. Verderber bahwa salah satu fungsi Komunikasi adalah sebagai fungsi sosial yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. 8 Alfred Korzybski menyatakan bahwa kemampuan manusia berkomunikasi menjadikan mereka pengikat waktu (time-binder). Pengikatan waktu (Time Binder) merujuk pada kemampuan manusia untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi dan dari budaya ke budaya. 9 Topik ini menarik untuk diteliti oleh karena dilihat dari kehidupan masyarakat Sumbawa khususnya pada masyarakat desa Motong Kecamatan Utan yang cukup baik dalam kehidupan sosial dan berinteraksi satu sama lain dilihat dari jarangnya terjadi konflik terkait dengan masyarakat, dengan demikian masyarakat Sumbawa di Desa motong Kecamatan Utan diharapkan mampu mempertahankan kearifan lokal dalam mewariskan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat Sumbawa khususnya pada kesenian musik Sakeco melalui hubungan kekeluargaan tersebut. Dari penjelasan diatas, penulis ingin meneliti tentang bagaimana Jaringan Komunikasi masyarakat Sumbawa di Desa Motong Kecamatan Utan dalam mempertahankan tradisi khususnya pada aspek kesenian Sakeco. Demi melestarikan warisan para leluhur untuk anak cucu dan sebagai penerus penyampaian pesan serta nilai-nilai moral yang ditanamkan didalam tradisi tersebut sehingga tradisi tersebut tetap eksis dan tidak punah atau hilang ditelan zaman. 8 Mulyana, Dedy. (2003). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:. Remaja Rosdakarya hal 5 9 Ibid hal 7 6

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana jaringan komunikasi yang terbentuk antara individu yang memahami musik Sakeco dengan masyarakat desa Motong di Kecamatan Utan dalam mempertahan tradisi lokal kesenian musik Sakeco? 1.3.Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jaringan komunikasi yang terhubung dan terjalin antara individu yang memahami kesenian Sakeco dengan masyarakat Desa Motong Kecamatan Utan khususnya dalam hal mempertahankan kesenian musik Sakeco. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memperoleh manfaat antara lain : 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi dalam bidang Komunikasi khususnya mengenai jaringan komunikasi masyarakat Sumbawa dalam mempertahankan tradisi lokal. 7

1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Sumbawa agar dapat memahami bagaimana jaringan komunikasi yang terjalin antara masyarakat setempat sehingga mereka dapat mengaplikasikanya untuk memelihara dan memepertahankan tradisi lokal terutama pada kesenian musik Sakeco. 8