PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

D-3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

terhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Transkripsi:

ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UISU jupriah@ft.uisu.ac.id; bangun@ft.uisu.ac.id Abstrak Tanah mempunyai peranan penting dalam suatu pekerjaan konstruksi, tanah lempung (Clay) sering dijumpai dalam pekerjaan konstruksi dilapangan. Tanah lempung memiliki sifat mengembang (Swelling)apabila pori terisi air dan akan menyusut (Shrinkage) dalam kondisi kering. Hal ini sangat berbahaya karena tanah menjadi tidak stabil.daya dukung tanah lempung dapat bertambah apabila diperbaiki sifat-sifat teknis dari tanah lempung yang kurang menguntungkan dengan mencampur tanah lempung dengan bahan kimia.oleh karena itu diadakan penelitian pada tanah lempung (Clay) yang diambil dari desa Melati 2 kecamatan Perbaungan kabupaten Serdang Bedagai, dengan cara menambahkan abu sebagai bahan stabilisasi. Persentase penambahan abu 4, 6, 8, 1. Dalam penelitian ini tanah diklasifikasikan dengan sistem klasifikasi AASHTO dengan PI diatas 11 dan LL 41 maka tanah tersebut kelompok A-7-6.Penambahan abu terhadap tanah lempung (Clay) sebagai bahan stabilisasi tanah pada variasi 4, 6, 8, 1 juga dapat meningkatkan nilai CBR. Semakin besar nilai CBR maka akan meningkatkan daya dukung tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya nilai CBR tanah asli sebesar 4.3. Pada variasi campuran 4 nilai CBR naik menjadi 6, pada variasi 6 nilai CBR menjadi 8.3, pada variasi 8 nilai CBR berkurang menjadi 6 dan pada variasi 1 nilai CBR turun menjadi 4.6. Dari hasil tersebut menunjukkan nilai CBR yang tertinggi pada variasi 6 dengan nilai CBR sebesar 8.3. Dengan kata lain semakin banyak penambahan persentase lebih dari 6 abu cangkang kelapa sawit maka nilai CBR akan berkurang. Untuk itu dapat disimpulkan bahwasanya penambahan campuran abu maksimal hanya pada penambahan 6 abu dengan nilai CBR sebesar 8.3 dan nilai daya dukung tanah (DDT) sebesar 5.65 Kata-kata Kunci: Tanah (Clay), Abu Cangkang, CBR. I. Pendahuluan Permasalahan daya dukung sering muncul saat struktur dibangun diatas tanah lempung. Tanah lempung (Clay) adalah suatu tanah yang berbutir halus, yang memiliki sifat kohesif dan plastis, sedangkan pasir tidak memiliki sifat kohesif dan plastis. Jenis tanah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan tanah lainnya. Tekanan mengembang (Swell Pressure) yang terjadi pada tanah lempung (Clay) diakibatkan terdapatnya kandungan air yang cukup banyak didalamnya. walaupun memiliki tekanan mengembang yang cukup besar, namun daya dukung tanah terhadap struktur yang dibangun diatasnya sangat rendah. Hal ini sangat berbahaya karena akan terjadi pergeseran struktur tersebut, bahkan kemungkinan akan terjadi keruntuhan total. Oleh karena itu, sebelum membangun konstruksi, tanah lempung tersebut harus terlebih dahulu di stabilisasi. Dalam penelitian ini tanah lempung yang di gunakan diambil dari Desa Melati 2 Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Dengan melakukan stabilisasi tanah lempung (Clay) dengan abu akan dilihat bagaimana karakteristik tanah tersebut dan juga pengaruhnya terhadap kekuatan tanah lempung setelah distabilisasi. II. Identifikasi Tanah Lempung Berdasarkan pengelompokan jenis material pembentuk tanah lempung, sifat ekspansif adalah kelompok Montmorillonite. Ukuran gugus kristalmontmorillonite ini sangat kecil dan sangat kuat menarik air (Nelson, dkk, 1992). Konsistensi dari tanah lempung dan tanah kohesif lainnya sangat dipengaruhi oleh kadar air. Indeks plastisitas dan batas cair dapat digunakan untuk menentukan karakteristik pengembangan. Karakteristik pengembangan hanya dapat diperkirakan dengan menggunakan indeks plastisitas, (Holtz dan Gibbs, 1962). Secara umum sifat kembang susut tanah lempung tergantung pada sifat plastisitasnya. Semakin plastis mineral lempung semakin potensial untuk menyusut dan mengembang. Hubungan antara Indeks Plastisitas dengan potensi mengembang (Swell Potensial), (Chen, 1988) dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Tingkat Pengembangan Potensi Pengembang an SgtTingi Tinggi Sedang Rendah Persen Lolos Saring an no. 2 >95 6 95 3 6 <3 Batas Cair (LL) () >6 4 6 3 4 <3 N SPT >3 2 3 1 2 <1 Sumber : Hardiyatmo,H.C, Mekanika Tanah I Kemungk inan Ekspansi () >1 3 1 1 5 <1 Tekanan Pengemba ngan (kpa) >1 25 1 15 25 5 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217 55

Aktivitas sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh air yang terserap disekeliling permukaan partikel lempung (Adsorbed Water), maka dapat diharapkan bahwa tipe dan jumlah mineral lempung yang dikandung di dalam suatu tanah akan mempengaruhi batas plastis dan batas cair tanah yang bersangkutan. Abu Cangkang merupakan salah satu limbah dari pengolahan kelapa sawit. Abu sawit merupakan sisa dari pembakaran cangkang kelapa sawit dalam dapur atau tungku pembakaran dengan suhu 7 o c 8 c c. Abu sawit berasal dari unit pengolahan kelapa sawit yang penanganan limbah tersebut ditangani secara baik. Abu Cangkang merupakan limbah hasil pembakaran cangkang sawit yang mengandung banyak silikat. Selain itu, Abu Cangkang juga mengandung Kation Anorganik seperti Kalium dan Natrium. Hayward (1995) menyatakan, dalam bahan pozzolan ada 2 senyawa utama yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan semen yaitu SiO 2 dan Al 2O 3 dan melebur menjadikan kedua senyawa tersebut reaktif terhadap kapur bebas (Ca(OH 2)). Abu Cangkang merupakan bahan pozzolanic, yaitu material yang tidak mengikat seperti semen, namun mengandung senyawa Silika Oksida (SiO 2) aktif yang apabila bereaksi dengan kapur bebas atau kalsium hidroksida (Ca(OH 2)) dan air akan membentuk material seperti semen yaitu kalsium Silika Hidrat. Aplikasi dalam ilmu teknik (Graille dkk 1985), abu dimanfaatkan berbagai bidang antara lain : a. Sebagai bahan tambahan pengganti semen dalam desain beton mutu tingi. b. Bahan pengisi ( Filler ) dan lapisan perkerasan jalan raya. c. Bahan stabilisasi campuran tanah lempung dan dasar pada lapisan jalan raya. d. Bahan tambah pengganti semen dalam campuran material paving blok serta juga merupakan bahan material yang bersifat pozzolan. Tabel 2. Komposisi hasil pembakaran abu cangkang sawit Parameter Satu Hasil an uji Metode Uji K 2O (Kalium) 7,4 SNI 2.283.2 MgO (Magnesium) 3,19 SNI 2.284.25 CaO (Calcium) 5,32 SNI.2.284.25 SiO 2 (Silika) 52,2 SNI.2.284.25 Sumber : Laboratorium Pusat Penelitian (PPKS) Jl. Brigjen katamso III. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut : ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) 3.1 Kadar Air (Water Content) Berdasarkan hasil pengujian kadar air tanah asli maka diperoleh hasil seperti Tabel 3 berikut ini : Nomor Tin Box Tabel 3. Kadar air tanah asli Dari hasil penelitian dapat diketahui kadar air rata-rata adalah 32.96. 3.2 Berat Jenis (Specific Gravity) Berdasarkan hasil pengujian berat jenis tanah asli maka didapatkan hasil seperti Tabel 4. Tabel 4. Berat jenis tanah (Spesific Grafity) Tanah Asli Tanah Asli + 4 Abu Cangkang Tanah Asli + 6 Abu Cangkang Tanah Asli + 8 Abu Cangkang Tanah Asli + 1 Abu Cangkang Berat Jenis Tanah 2.71 2.85 2.93 3.3 3.13 3.3 Berat Isi (Density Test) Berdasarkan hasil pengujian berat isi tanah asli maka didapatkan hasil seperti Tabel 5. Tabel 5. Berat isi tanah Satuan Berat Isi Tanah Tanah Asli gr/cm 3 1.775 Tanah Asli + 4 Abu Cangkang Satu an Tanah Asli + 6 Abu Cangkang Tanah Asli + 8 Abu Cangkang Tanah Asli + 1 Abu Cangkang I II III Berat Tin Box gr 3.27 3.15 3.2 Berat Tin Box + Tanah Basah Berat Tin Box + Tanah Kering gr 13.12 14.56 2.36 gr 1.65 11.83 16.1 Berat Air gr 2.47 2.73 4.35 Berat Contoh Kering gr 7.38 8.68 12.81 Kadar Air Tanah 33.47 31.45 33.96 Kadar Air Rata- Rata 32.96 gr/cm 3 1.79 gr/cm 3 1.75 gr/cm 3 1.8 gr/cm 3 1.825 3.4 Batas Batas Atterberg(Atterberg Limit) Berdasarkan hasil pengujian batas batas Atterberg maka dapat diketahui hasil pada Tabel 6 sebagai berikut : 56 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217

Tabel 6. Batas-batas Atterberg campuran tanah dengan abu 3.5 Pemadatan (Compaction) Uji pemadatan ini dilakukan untuk mengetahui berat kering maksimum dan kadar air optimum. Hasil uji pemadatan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini : 3.6 CBR Laboratorium Pada pengujian ini, pemeriksaan CBR dilakukan pada masing masing variasi campuran Abu Cangkang yaitu, 4, 6, 8 dan 1. Hasil pengujian CBR dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8. Nilai CBR terhadap campuran abu cangkang kelapa sawit dengan tanah lempung Tanah Asli Tanah + 4 abu Tanah + 6 abu Batas Cair (LL) Penetrasi (inchi) Batas Plastis (PL) CBR Nilai CBR ().1 4.3.2 5.6.1 6.2 7.7.1 8.3.2 1.9 Plastis Indeks (PI) Tanah Asli 52.16 25.77 26.39 Tanah + 4 Abu Cangkang Tanah + 6 Abu Cangkang Tanah + 8 Abu Cangkang Tanah + 1 Abu Cangkang 42.68 29.45 13.23 39.86 32.54 7.32 39.5 34.2 5.3 38.59 36.13 2.46 Tabel 7. Kadar air optimum & berat isi kering Berat Isi Kering (gr/cm 3 ) Kadar Air Optimum () Tanah Asli 1.515 14.4 Tanah + 4 Abu Cangkang 1.53 14.5 Tanah + 6 Abu Cangkang 1.54 14.8 Tanah + 8 Abu Cangkang 1.55 15.9 Tanah + 1 Abu Cangkang 1.6 17.8 ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) 3.7 Daya Dukung Tanah Nilai daya dukung tanah pada kontruksi jalan raya dapat diketahui dari hasil pengujian CBR pada setiap variasi yang telah didapat, ditunjukan pada Tabel 9 berikut : Tabel 9. Hubungan nilai CBR terhadap nilai DDT Nilai DDT Tanah Asli 4.42 Tanah + 4 Abu Cangkang 5.5 Tanah + 6 Abu Cangkang 5.65 Tanah + 8 Abu Cangkang 5.5 Tanah + 1 Abu Cangkang 4.6 3.8 Analisis Tanah Asli Dari hasil penelitian mengenai sifat sifat fisik dan mekanik dari sampel tanah yang diuji di laboratorium, diperoleh karakteristik tanah asli yang dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Karakteristik tanah asli Nama Pengujian Hasil Pengujian Kadar Air 32.96 Berat Jenis 2.71 Berat Isi 1.78 gr/cm 3 Batas Batas Atterberg : 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Plastis Indeks Pemadatan : 1. Berat Isi Kering 2. Kadar Air Optimum 52.16 25.77 26.39 1.515 gr/cm 3 14.4 CBR 4.3 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diketahui sifat sifat konsistensi tanah asli yaitu dengan indeks plastisitas diatas 11 dan nilai batas cair diatas 41 maka tanah tersebut dalam kelompok A-7-6 seperti pada Gambar 1. Dalam hal ini tanah dapat dikategorikan sebagai tanah berlempung dengan gradasi sedang sampai buruk. Tanah + 8 abu Tanah + 1 abu.1 6.2 5.8.1 4.7.2 6.2 Gambar 1. Klasifikasi tanah asli menurut Aastho Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217 57

Berat Isi Kering (g/cm3) Batas - Batas Atterberg () Kadar Air Optimum (Woptimum) Berdasarkan sistem klasifikasi ini dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut adalah tanah berlempung yang bergradasi sedang sampai buruk yang tidak baik digunakan sebagai bahan dasar pondasi jalan raya dan dasar pondasi bangunan gedung. 3.9 Analisis Batas Cair, Batas Plastis danindeks Plastis Batas cair merupakan kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, sedangkan batas plastis kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. Dengan melakukan penambahan Abu Cangkang terhadap tanah lempung, nilai nilai batas cair, batas plastis dan indeks plastis akan mengalami perubahan. Pada batas cair mengalami penurunan, dan pada batas plastis mengalami kenaikan, sedangkan pada plastis indeks mengalami kenaikan. Nilai batas batas Atterberg dapat dilihat pada tabel 5, dan selanjutnya hasil tersebut dihubungkan dengan nilai penambahan variasi campuran cangkang kelapa sawit dengan tanah lempung terhadap nilai batas cair, batas plastis dan indeks plastis dapat dilihat pada Gambar 2. 6 5 4 3 2 1 5 1 15 Variasi Abu Cangkang Gambar 2. Grafik hubungan antara batas-batas Atterberg terhadap variasi campuran 3.1 Analisa Pemadatan (Compaction Analysis) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat isi kering tanah dan kadar air optimum dari tanah. Dari Gambar 3 di bawah ini dapat diketahui nilai berat isi kering terhadap penambahan variasi campuran abu. 1.65 1.6 1.55 1.5 1.45 4 6 8 1 Series1 1.511.531.541.55 1.6 Gambar 3. Hubungan antara penambahan abu cangkang kelapa sawit dengan berat isi kering LL PL PI ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) Dari grafik di atas dapat diperoleh nilai berat isi kering maksimum untuk tanah asli γ maks = 1.43 gr/cm 3 dan pada penambahan Abu Cangkang 1 nilai berat isi kering maksimum γ maks = 1.5 gr/cm 3. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai kadar air maksimum cenderung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya nilai variasi setiap campuran maka akan bertambah material stabilisasi yang digunakan sehingga nilai kadar air akan bertambah juga. Untuk nilai kadar air optimum, penambahan Abu Cangkang tidak terlalu berpengaruh. Nilai kadar air optimum dicari hanya untuk mengetahui jumlah air yang paling tepat untuk dicampurkan dengan tanah yang akan digunakan pada saat dilakukan pemadatan lapangan. 19 14 9 4 4 6 8 1 Series1 14.4 14.5 14.8 15.9 17.8 Gambar 4. Grafik hubungan antara penambahan abu dengan kadar air optimum 3.11 Analisis Nilai CBR Kekuatan tanah dapat diukur dengan salah satu cara diantaranya dengan nilai CBR. Hasil yang didapat diwujudkan dalam bentuk persen hasil perbandingan antara beban yang diperlukan untuk menembus suatu jenis bahan, terhadap beban yang diperlukan untuk menembus beban standar. Nilai kekuatan tanah suatu bahan jalan akan dipengaruhi oleh kualitas tanah, ikatan antara butir dan kepadatannya. Bahan keras dan kuat artinya tidak mudah dihancurkan dan menjadi butir butir yang lebih kecil atau berubah bentuk akibat adanya pengaruh beban maupun air. Gradasi yang baik atau yang menghasilkan nilai CBR yang tinggi adalah gradasi yang rapat. Artinya, apabila jenis gradasi butiran ini dipadatkan angka pori yang terjadi akan sangat kecil. Gradasi yang rapat akan lebih stabil apabila menerima beban dan deformasi butiran yang terjadi relatif kecil. Tanah lempung semula memiliki kekuatan bahan yang jelek ditandai dengan nilai indeks plastisitas tinggi, memiliki daya rekat yang baik dan butirannya termasuk butiran halus dengan gradasi buruk. Pencampuran denganabu cangkang kelapa sawit yang mampu bereaksi dengan tanah sehingga 58 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217

Nilai DDT Nilai CBR () membentuk gumpalan gumpalan menjadikan butiran tanah lempung menjadi besar, tekstur yang kasar dan sifatnya nonkohesif dapat mempengaruhi gradasi butirannya dengan demikian dapat meningkatkan nilai CBRnya. Hasil penelitian dapat dilihat dalam Gambar 5 sebagai berikut : 8.5 7.5 6.5 5.5 4.5 3.5 2.5 1.5.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 6 8 1 Series1 4.3 6 8.3 6 4.7 Gambar 5. Grafik hubungan antara penambahan abu cangkang sawit dengan nilai CBR Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai CBR mengalami peningkatan daya dukung tanah pada variasi 6 setelah dilakukan pencampuran Abu Cangkang. Hal ini disebabkan karena adanya penggumpalan butiran tanah lempung yang memiliki gradasi tanah buruk sehingga menyebabkan butiran tanah lempung menjadi lebih besar. Dengan adanya perbaikan gradasi butir tanah lempung ini maka nilai CBR akan mengalami peningkatan. 3.12 Analisa Nilai Daya Dukung Tanah Nilai daya dukung tanah pada kontruksi jalan raya dapat diketahui dengan pengujian CBR yang telah dilakukan sebelumnya. Dari Gambar 6 ini dapat diketahui nilai daya dukung tanah terhadap penambahan variasi abu. 5.5 6 4.5 5 3.5 4 2.5 3 1.5 2.5 1 4 6 8 1 Series1 4.42 5.5 5.65 5.5 4.6 Gambar 6. Grafik hubungan antara penambahan abu cangkang sawit dengan nilai DDT Dari Gambar 6 di atas dapat dilihat terjadinya penambahan nilai daya dukung tanah terhadap penambahan campuran Abu Cangkang Kelapa Sawit. Ini disebabkan oleh berubahnya kualitas tanah yang menjadi lebih baik setelah di stabilisasi dengan Abu Cangkang. Hingga kemampuan tanah memikul beban yang ada diatasnya menjadi lebih besar. Nilai daya dukung tanah juga dapat mempengaruhi pemilihan material ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) pada kontruksi jalan raya. Karena bertambahnya nilai Daya Dukung Tanah pemilihan material akan menjadi lebih mudah, sehingga tebal pada setiap perkerasan jalan raya dapat diminimalisasikan. IV. Analisis Hasil Tanah lempung yang distabilisasikan dengan campuran Abu Cangkang dapat memperbaiki sifat sifat fisik tanah tersebut menjadi lebih baik. Hal ini dapat diketahui dari pengujian pengujian yang telah dilakukan dari setiap variasi campuran. Pada pengujian batas batas Atterberg dapat menurunkan nilai indeks plastis dari tanah tersebut. Oleh karena itu sifat plastis yang ada pada tanah ini mengalami penurunan dari keadaan awal yang disebabkan nilai batas cair lebih besar dari pada nilai batas plastis setelah pencampuran abu cangkang kelapasawit. Dapat dilihat bahwa dengan abu cangkang kelapa sawit, karakteristik tanah yang awalnya buruk dapat menunjukkan perubahan yang baik setelah distabilisasikan dengan abu cangkang kelapa sawit. Secara tidak langsung dengan abu cangkang kelapa sawit juga dapat menaikkan nilai daya dukung tanah tersebut. Untuk mengetahui nilai daya dukung tanah harus terlebih dahulu diperoleh nilai CBR. Sebelum melakukan pengujian CBR harus mendapatkan nilai kadar air optimum. Nilai kadar air optimum ini dicari untuk mengetahui jumlah air yang paling tepat untuk dicampurkan dengan tanah pada saat dilakukan pemadatan. Karena jika kadar air yang tinggi maka nilai CBR akan kecil, tetapi belum tentu juga jika nilai kadar air yang kecil nilai CBR akan tinggi. Maka dari itu nilai kadar air optimum harus dicari terlebih dahulu pada setiap variasi campuran. Dari pengujian CBR yang telah dilakukan menunjukkan kenaikan pada variasi 6, hal ini dikarenakan oleh kualitas tanah, ikatan antar butir tanah dan kepadatan tanah. Sehingga, jika nilai CBR naik pada variasi 6 maka nilai Daya Dukung Tanah pada variasi 6 juga akan naik. Nilai CBR tanah asli sebesar 4.3 stelah diadakan penambahan Abu Cangkang menunjukkan sampai pada pencampuran 6 yaitu dengan nilai CBR 8.3, untuk penambahan seterusnya nilai CBR menurun. Dari analisis diatas penambahan Abu Cangkang yang paling baik adalah pada saat 6. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil data baik sifat fisik maupun sifat mekanik tanah, serta analisis berdasarkan grafik pembahasan contoh tanah asli dibandingkan dengan campuran abu yang dipakai sebagai bahan stabilisasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217 59

1. Tanah di daerah Perbaungan yang digunakan sebagai sampel tanah dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menurut sistem AASHTO sampel tanah termasuk dalam kelompok A-7-6 yaitu tanah lempung yang bergradasi sedang sampai buruk. 2. Sampel tanah yang diteliti tidak baik untuk digunakan sebagai kontruksi tanah dasar (Sub Grade) pada konstruksi jalan raya. 3. Penambahan abu Cangkang tehadap tanah lempung sebagai bahan stabilisasi tanah pada variasi 4, 6, 8, dan 1 juga dapat meningkatkan nilai CBR. Semakain besar nilai CBR maka akan meningkatkan daya dukung tanah. Nilai CBR naik pada campuran 6 dengan nilai CBR 8.3. 4. Maka dapat dikatakan, bahwa stabilisasi tanah lempung dengan abu pada penelitian ini mempunyai dampak yang cukup baik pada saat campuran 6. Daftar Pustaka ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) [1] Das, Braja. M., 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Erlangga, Jakarta. [2] Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah, 23, Badan Penelitian Dan Pengembangan), Jalan Raden Patah 1 No. 1, Jakarta Selatan. [3] Hardiyatmo, Hary Christady, 1992, Mekanika Tanah 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [4] Hardiyatmo, H. C., 26, Mekanika Tanah 1 Edisi Keempat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [5] Junaidi, R., 29, Pengaruh Pemeraman Terhadap Nilai Kohesi Tanah Lempung Mengembang Yang Dicampur Dengan Cangkang Sawit, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan ITM, Medan. [6] Pusat Penelitian, 211, Indonesian Oil Palm Research Institute, Jalan Brigjen Katamso, Medan. 6 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217

ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 217 61