BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap tatanan sosial, politik, ekonomi, seni budaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan ketat sejak di Hollandsch Inlandsche Scholl (HIS) dan Meer

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI BASIC LEARNING DI SMP NEGERI 17 SURABAYA. Oleh: VINA NUR INDAH SARI NIM:

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tumbuh sikap apresiatif dan kreatif dalam jiwa peserta didik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan bekerjasama yang efektif. Informasi yang terus-menerus itu idealnya dapat diterima dan diterapkan pada kondisi yang sesuai dengan alam, sosial, dan budaya Indonesia. Dalam era globalisasi dan teknologi sekarang ini, seni dan budaya yang datang dari luar sangat berpengaruh terhadap perkembangan seni dan budaya Indonesia. Pengaruh yang masuk diharapkan tidak berdampak negatif, tetapi justru sebaliknya dengan masuknya seni dan budaya asing diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya seni dan budaya Indonesia. Salah satu upaya untuk menghindari dampak negatif akibat pengaruh tersebut, pendidikan seni dan budaya di sekolah mutlak menjadi bagian yang sangat penting untuk diberikan pada siswa, sehingga siswa benar-benar mengenal dan menghormati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam seni dan budaya Indonesia. Perangkat ini diperlukan siswa sebagai filter budaya saat dihadapkan pada budaya lain. Filter 1

2 budaya tidak hanya digunakan untuk menyaring budaya luar yang masuk, namun dibutuhkan pula untuk menghindari fanatisme terhadap budaya sendiri yang berlebihan. Tujuan pembelajaran kesenian di sekolah dalam arti luas tidak hanya membekali keterampilan yang spesifik kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu adalah mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh siswa mencakup kepekaan estetik yang berkaitan dengan pengetahuan artistik, sensitivitas terhadap lingkungan (alam, sosial, dan budaya), rasa kemanusiaan (toleran, apresiatif), konsep perseptual dan kemauan dalam penilaian estetik. Perubahan yang terjadi pada pembelajaran kesenian di sekolah khususnya pembelajaran seni tari menitikberatkan pada perubahan situasi guru mengajar, menjadi situasi murid belajar. Agar situasi ini tercapai, maka guru dapat menggunakan berbagai strategi mengajar secara fleksibel. Keberhasilan pembelajaran seni tari dapat terwujud apabila kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi belajar dan bermakna bagi peserta didik. Pemilihan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat penting karena strategi yang dipilih akan berkaitan dengan penentuan metode mengajar dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai. Pada pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan berbagai macam model pembelajaran. Terdapat bermacam-macam model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar seni tari. Guru sebagai penanggung jawab utama dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu memilih metode mengajar yang dapat menciptakan suasana belajar

3 yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru kesenian agar menjadi guru yang profesional adalah mampu mendemonstrasikan dan menerapkan bermacam-macam metode dan teknik mengajar. Seorang guru harus dapat memilih model mengajar yang dapat melibatkan siswa belajar dengan aktif, kreatif, bersemangat, gembira dan senang belajar kesenian. Kondisi di lapangan menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar seni tari yang dilakukan kebanyakan masih didominasi oleh guru. Guru berperan sangat dominan dalam menciptakan iklim belajar. Akibatnya siswa pasif karena kegiatan yang dilakukan oleh siswa hanya datang, duduk, nonton, berlatih dan akhirnya lupa. Guru memberikan konsep, sementara itu siswa hanya menerima bahan jadi, sehingga ruang untuk menumbuhkan kemampuan berkreasi tidak terjadi. Akibatnya, suasana pembelajaran yang monoton, muncul dalam pikiran siswa perasaan bosan, jenuh dan tidak menarik, apalagi jika pembelajarannya dilakukan dengan ceramah dan hanya melihat demonstrasi guru menari dan siswa disuruh meniru semua gerakan yang diperagakan oleh guru. Idealnya, guru merupakan ujung tombak dari keberhasilan pembelajaran. Kenyataan menunjukan guru banyak mendapat kendala yang mereka tidak sadari yaitu kompetensi penguasaan metodologi pembelajaran, inovasi dalam mencari sumber belajar, kreativitas sesuai tuntutan kurikulum dan pelayanan terhadap kondisi siswa pada saat ini. Metode pembelajaran praktek dengan metode peniruan ataupun pembelajaran teoretis yang menekankan pada penguasaan keterampilan dan hapalan lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan praktik apresiasi dan kreativitas yang dapat menumbuhkan kepekaan dan apresiasi siswa.

4 Seorang guru perlu memiliki pemahaman metodologi yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik khususnya ketika guru mengolah dan menyampaikan materi seni tari secara aktif dan kreatif. Guru harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang memuat prosedur pembelajaran yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menumbuhkan minat belajar siswa. Oleh karena itu persiapan guru dalam mengajar sangat dibutuhkan persiapan yang matang, materi, media, dan berbagai peralatan yang harus sudah terorganisir, agar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai tujuan belajar. Dalam rancangan pembelajaran seni tari, penggunaan media sangat diperlukan, karena media dapat berfungsi membantu mempercepat pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar serta menimbulkan gairah belajar. Melalui media, pembelajaran seni tari lebih komunikatif dan produktif. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar harus berfungsi dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu media yang digunakan dalam pembelajaran seni tari harus dipilih dan disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Kondisi di lapangan menunjukan bahwa pada umumnya guru dalam membuat rencana pembelajaran tari jarang menggunakan media pembelajaran. Selain itu, ketersediaan buku-buku sumber sebagai bahan ajar yang menjadi acuan guru dan siswa dirasakan masih terbatas yang menyediakan media audiovisual sebagai pendukung buku ajar. Tentu saja bahan ajar ini kurang menumbuhkan kemampuan kreasi dan apresiasi siswa. Namun demikian belum tentu pula pembelajaran yang menggunakan media audiovisual lebih berhasil dibandingkan

5 pembelajaran yang tidak menggunakan media. Kenyataan di lapangan menunjukan pula bahwa penggunaan media audiovisual di kelas cenderung hanya menggantikan fungsi guru. Artinya saat pembelajaran guru dapat dengan leluasa meninggalkan kelas. Semestinya guru tetap hadir di dalam kelas untuk memandu kegiatan apresiasi ini. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran tari dapat berfungsi dengan efektif apabila metode dan teknik pembelajarannya direncanakan dengan baik. Menurut Pupuh Fathurrohman (2007:72) ada enam langkah yang bisa ditempuh guru dalam mengajar yang menggunakan media, yakni: 1) merumuskan tujuan pembelajaran; (2) memilih dan menetapkan media; (3) memberi motivasi kepada siswa; (4) langkah penyajian dan pemanfaatan media; (5) langkah kegiatan belajar siswa; dan (6) evaluasi pengajaran untuk menilai sejauhmana tujuan pengajaran tercapai dan sejauhmana penggunaan media dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. Dari teori di atas, maka media pembelajaran tari yang digunakan oleh guru harus dipilih dan disesuaikan berdasarkan tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang tidak tepat dapat menyebabkan siswa menjadi bingung, terutama jika media tersebut disajikan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan media pembelajaran juga dapat menyita waktu, jika persiapannya kurang matang atau penjelasannya berbelit-belit, sehingga hasil pengajaran dengan menggunakan media akan jauh dari sasaran. Oleh karena itu guru harus memiliki kemahiran, baik dalam hal mendesain teknik pembelajaran, maupun dalam menggunakan media pembelajaran. Teknik pembelajaran dalam pembelajaran tari dengan

6 menggunakan media audiovisual harus dapat berfungsi dan memenuhi sasaran yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Maka dalam melakukan teknik pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru, mencakup; 1) awal pembelajaran, melihat pengetahuan awal siswa tentang seni tari mancanegara; 2) melalui media audiovisual, siswa ditugaskan untuk mengapresiasi seni tari; 3) mengarahkan siswa untuk melakukan eksplorasi gerak tari berdasarkan apresiasi; 4) mengevaluasi kreativitas siswa dalam mengeksplorasi gerak tari. Selain itu, pembelajaran tari dengan menggunakan media akan memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan, karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tari dengan bantuan media, konsentrasi belajar lebih meningkat, siswa mendapat kesempatan terlibat dalam proses pengamatan melalui media, maka diharapkan akan tumbuh minat belajar dan meningkatkan kemampuan berapresiasi. Selain tumbuhnya minat, siswa juga dapat dibangkitkan motivasinya. Melalui demonstrasi media, guru dapat merangsang munculnya motivasi dalam diri siswa untuk mempelajari materi lebih lanjut. Siswa merasa penasaran dan ingin tahu lebih jauh tentang materi yang dipelajarinya, dan akan terus berusaha mempelajari materi itu lebih mendalam, sehingga diharapkan timbul kreativitas dalam mengembangkan bentuk tarian yang diinginkan oleh siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengangkat permasalahan tersebut sebagai bahan penelitian dengan judul Pembelajaran Seni Tari dengan

7 Menggunakan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa terhadap Seni Tari Mancanegara pada Kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan. Penelitian dilakukan pada siswa Kelas IX-C SMP Negeri 2 Kuningan dengan materi pembelajaran tari mancanegara. B. Rumusan Masalah Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini yakni proses belajar mengajar seni tari, khususnya dalam mempelajari tari kreasi. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di sekolah proses pembelajaran didominasi oleh guru, siswa hanya melihat guru menari kemudian siswa menirukan gerakan guru. Siswa tidak melihat bentuk pertunjukan tarian yang utuh, sehingga siswa tidak banyak mengenal berbagai informasi dari jenis tarian tersebut, seperti; latar belakang tarian, jenis dan bentuk kostum, atau properti apa saja yang dipakai. Sehingga siswa mendapat kesulitan untuk menemukan ide atau gagasan dalam menciptakan gerak tari yang diinginkannya. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini, akibatnya siswa tidak memiliki motivasi belajar, karena merasa jenuh, monoton dan tidak menarik. Melihat kondisi proses belajar mengajar tersebut, peneliti memberikan alternatif model pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual untuk mendorong siswa aktif, kreatif, dan senang belajar seni tari. Dengan melakukan apresiasi melalui media audiovisual, siswa memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengapresiasi, sehingga timbul ide dalam menciptakan sebuah bentuk tarian yang kreatif.

8 Berdasarkan uraian masalah tersebut, dalam penelitian ini peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan terhadap seni tari mancanegara? 2. Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran tari dengan menggunakan media audiovisual untuk meningkatkan apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan? 3. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan dalam mengapresiasi tari mancanegara melalui media audio visual? C. Tujuan Penelitian Atas dasar rumusan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh data bagaimana kemampuan apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan terhadap Seni Tari Mancanegara. 2. Untuk memperoleh data tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dalam meningkatkan apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan. 3. Untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi apresiasi siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kuningan dalam mengapresiasi tari mancanegara melalui media audio visual.

9 D. Asumsi Pembelajaran seni tari melalui media audiovisual dapat membantu mempercepat pemahaman konsep tari mancanegara sehingga kemampuan apresiasi siswa meningkat. E. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas, dimana peneliti berupaya melakukan perbaikan praktik pembelajaran dengan materi tari mancanegara dengan menggunakan media audio visual. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Studi pustaka : mengkaji teori-teori yang mendukung terhadap masalah penelitian. b. Wawancara : alat pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dijadikan sebagai rumusan masalah c. Observasi dan angket : digunakan untuk menilai proses belajar mengajar seni tari siswa kelas IX-C SMP Negeri 2 Kuningan dengan teknik pembelajaran menggunakan media audiovisual. d. Tes praktek : untuk mengukur kemampuan apresiasi siswa hasil proses belajar mengajar teknik pembelajaran seni tari dengan menggunakan media audiovisual.

10 e. Dokumentasi : untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, foto-foto kegiatan, data yang relevan penelitian. 3. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang valid, maka instrumen yang dirumuskan dan digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pedoman wawancara b. Pedoman observasi c. Pedoman tes praktek 4. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini akan dilakukan teknik pengolahan data secara kuantitatif dan kualitatif. Adapun data kuantitatif dengan prosentase digunakan untuk menjelaskan data-data kualitatif. F. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 2 Kuningan bertempat di Jl. Otista No. 136 Kuningan. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Kuningan ini karena sekolah tersebut merupakan tempat peneliti bertugas. Sehingga akan memudahkan peneliti melakukan penelitian.

11 2. Populasi Penelitian akan dilakukan terhadap siswa kelas IX sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa 375 siswa. Sedangkan jumlah kelas seluruhnya 25 kelas terdiri atas kelas VII = 8 kelas, kelas VIII = 9 kelas, dan kelas IX = 8 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 1.194 siswa. 3. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Dari kedelapan kelas yang ada, peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak satu kelas dengan jumlah siswa 46 siswa.