BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari faktor intern dan faktor eksternnya. Faktor-faktor tersebut harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran dapat diketahui dengan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan dunia pendidikan adalah mengenai efektivitas pembelajaran peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu aspek yang akan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dan salah satu upaya peningkatannya yaitu melalui

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan jangkauan luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia di era globalisasi saat ini menjadi promotor utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi. Tuntutan masyarakat semakin. memperoleh ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.

I. PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

I. PENDAHULUAN. dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi dalam arti yang luas diciptakan oleh dunia pendidikan akan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

STUDI TENTANG EFEKTIFAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini berkembangnya ilmu pendidikan dan teknologi yang menuntut kualitas sumber daya manusia yang unggul. Persaingan global semakin ketat, agar dapat bersaing maka peningkatan sumber daya manusia salah satunya diusahakan dalam pendidikan. Peningkatan tersebut harus dilakukan secara terarah. Pendidikan merupakan suatu investasi bangsa, dimana pendidikan pun dijadikan tolak ukur kesuksesan suatu bangsa. Tanpa pendidikan suatu Negara akan tertinggal jauh dari Negara lain. Sejalan dengan itu menurut Slameto (2010:54) bahwa : Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi banyak digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa dapat dilihat dari faktor intern dan faktor eksternnya. Faktor-faktor tersebut harus dapat diatasi agar prestasi belajar siswa dapat meningkat, dengan adanya upayaupaya yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau pun dari luar. Karena hal tersebut sangat menunjang prestasi siswa. Bertitik tolak dari permasalahan di atas, berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, yaitu pada kelas X Administrasi perkantoran di SMK Pasundan 3 1

2 Bandung menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang diperoleh pada Ujian Akhir Sekolah (UAS) tahun ajaran 2012-2013 ternyata sebagian siswa masih ada yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), data tersebut mengenai prestasi belajar siswa kelas X yang ada di program keahlian Administrasi Perkantoran dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1. 1. Nilai Rata-rata UAS Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Kelas X AP Semester Ganjil di SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 NO Standar Kompetensi Jumlah Siswa KKM Rata-rata nilai UAS Jumlah siswa yang belum memenuhi KKM Rincian 1 Dasar Komunikasi 63.2 29 72,5% 2 Membuat Dokumen 55.2 31 77,5% 3 MPA 59.2 34 85% 40 75 4 MPD 56.1 30 75% 5 MPK 58.8 25 62,5% 6 PPAP 66.8 32 80% Sumber :SMK Pasundan 3 Bandung (data diolah) Keterangan : MPA : Melakukan Prosedur Administrasi MPD : Menangani Penggandaan Dokumen MPK : Mengelola Peralatan Kantor PPAP : Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Berdasarkan data tabel 1.1 dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa mata pelajaran kompetensi kejuruan untuk rata-rata kelas banyak yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yaitu 75. Dalam mata pelajaran dasar komunikasi siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 29 siswa atau

3 72,5%, mata pelajaran membuat dokumen siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 31 siswa atau 77,5%, mata pelajaran melakukan prosedur administrasi (MPA) siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 34 siswa atau 85%, mata pelajaran menangani penggandaan dokumen (MPD) siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 30 siswa atau 75%, mata pelajaran mengelola peralatan kantor (MPK) siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 25 siswa atau 62,5%, dan mata pelajaran Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 32 siswa atau 80%. Data diatas menunjukkan bahwa terdapat masalah dimana siswa-siswa masih banyak yang belum mencapai nilai Kriteria ketuntasan minimal. Nilai tersebut dijadikan tolok ukur pengetahuan siswa, setelah mereka mengikuti pelajaran selama satu semester. Untuk mengetahui minat belajar siswa data konkrit yang dapat dilihat yaitu tabel kehadiran siswa. Dalam tabel kehadiran siswa dapat terlihat tinggi rendahnya kehadiran siswa-siswa tersebut. Jika kehadiran mereka baik maka dapat dikatakan bahwa mereka memiliki minat belajar yang tinggi, dan jika ketidakhadiran yang tinggi maka minat yang mereka miliki rendah. Minat timbul dikarenakan adanya dorongan dari diri sendiri untuk mencapai kenginan yang mereka harapkan atau melakukan hal-hal yang mereka sukai. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai data ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran produktif administrasi perkantoran selama satu semester.

4 Tabel 1. 2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Siswa Administrasi Perkantoran Semester Ganjil di SMK Pasudan 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 Bulan Jumlah murid Ketidakhadiran Persentasi ketidakhadiran /bulan Persentasi kehadiran /bulan Juli - - Agustus 13 13,54% 86,46% September 40 8 8,33% 91,67% Oktober 11 11,45% 88,55% November 28 29,1% 70,9% Sumber :Bidang layanan dan konseling (diolah) Persentasi ketidakhadiran keseluruhan 12,49% Berdasarkan data rekapitulasi ketidakhadiran siswa pada tabel 1.2 di atas terlihat kurangnya minat belajar dari sebagian siswa. Hal ini terlihat dari hasil rekapitulasi ketidakhadiran siswa yang peneliti uraikan dalam tabel 1.2 yang menggambarkan tingginya ketidakhadiran siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk ketidakhadiran siswa di SMK Pasundan 3 Bandung belum terdapat standar ksusus yang ditetapkan oleh sekolah. Namu sekolah selalu mengawasi dan memberikan tindakan kepada siswa yang sering tidak masuk sekolah, mungkin untuk siswa yang sakit dan ijin masih diberikan toleransi oleh sekolah itu pun harus disertai surat sakit dari dokter dan surat ijin dari orang tua yang bersangkutan. Dan siswayang tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan maka pihak sekolah pasti mengundang orang tua anak tersebut untuk datang ke sekolah memberikan keterangan mengenai ketidakhadiran anaknya di sekolah, dan pasti pihak sekolah menindaklanjutinya dan memberikan peringatan kepada siswa tersebut.

5 Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi adalah minat. Syaiful Bahri Djamarah (2011:157) mengungkapkan bahwa Minat belajar yang besar akan menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya kurangnya minat belajar akan menghasilkan prestasi yang rendah. Jika dikaitkan dengan tabel ketidakhadiran di atas maka terlihat jelas bahwa ketidakhadiran siswa yang merupakan gambaran minat belajar mereka memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mereka. Semakain siswa tersebut memiliki minat yang besar maka semakin besar pula peluang untuk meraih prestasi yang lebih unggul. Tetapi sebaliknya semakin minat siswa tersebut rendah maka peluang untuk meraih prestasi yang tinggi pun semakin sempit. Jika mereka hadir dalam pelajaran maka akan memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti pelajaran tersebut. Jika membandingkan siswa yang hadir dan siswa yang tidk hadir maka pengetahuan yang diterima siswa akan berbeda. Dimana pengetahuan tersebut akan dijadikan tolok ukur untuk meraih prestasi. Dilihat dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa minat memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswa, maka dari itu guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Dimana proses pembelajaran yang menarik akan menciptakan peningkatan minat belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tdak hanya minat belajar siswa, tetapi fasilitas belajar siswa pun sangatlah berpengaruh. Fasilitas menunjang berjalannya proses belajar mengajar, jika fasilitas yang tersedia kurang memadai maka proses belajar belajar tidak akan optimal. Untuk mengetahui fasilitas belajar yang akan diteliti akan dipaparkan dibawah ini yaitu :

6 Tabel 1. 3 Fasilitas Belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran Semester Ganjil di SMK Pasudan 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 No Fasilitas Jumlah Fasilitas 1 Mesin Tik 41 2 LCD Proyektor 3 3 Komputer 22 4 Kursi + meja 40 Jumlah Siswa 40 Keterangan Yang bisa dipakai 20 Di Lab 1, di ruang kelas XII 1, 1 lagi dipakai bersama Yang bisa dipakai 20, dan 1 komputer digunakan untuk 2 orang Kursi dan meja yang digunakan menyatu 6 Perpustakaan 1 2,5 m X 4 m (Jarang dipakai) 7 Lab Praktek AP 1 7 m X 8 m 8 Ruang Kelas 1 7 m X 8 m (kurang luas karena muridnya 40 orang) 9 BK 1 3 m X 3 m Dilihat dari data diatas bahwa fasilitas yang ada di sekolah SMK Pasundan 3 Bandung belum memenuhi kebutuhan siswa. mesin tik yang ada di SMK Pasundan 3 Bandung terdapat 41 sedangkan yang dapat digunakan hanya 20 jadi mesin tik yang dibutuhkan masih kurang. Yang layak digunakan hanya setengah dari jumlah murid kelas X AP. LCD Proyektor yang dimiliki oleh Administrasi Perkantoran hanya 3, LCD Proyektor tersebut yang 1 merupakan fasilitas Lab Administrasi Perkantoran, yang 1 digunakan di ruang kelas XII, dan yang 1 lagi dipergunakan oleh seluruh angkatan siswa Administrasi Perkantoran jadi pemakaian LCD Proyektor tersebut bergiliran tidak semua kelas memiliki fasilitas LCD Proyektor. Komputer yang tersedia di Lab Administrasi Perkantoran hanya 22, sedangkan siswa kelas X Administrasi Perkantoran sebanyak 40 siswa,

7 fasilitas komputer tersebut hanya setengah dari jumlah murid dimana 1 komputer digunakan oleh 2 murid. Kursi dan meja yang digunakan tidak seperti meja dan kursi yang digunakan di kelas lain, yang digunakan oleh siswa kelas X Administrasi Perkantoran yaitu kursi yang menyatu dengan meja, hal tersebut membuat ruang gerak siswa terbatas karena berdesakan. Lab Administrasi Perkantoran yang tersedia kurang luas dikarenakan jumlah siswa yang cukup banyak yaitu 40 siswa. Perpustakaan yang ada tempatnya kurang strategis, tidak ada meja dan kursi yang disediakan untuk siswa membaca buku di perpustakaan karena ruangan perpustakaan tersebut cukup sempit. Untuk kelengkapan fasilitas di sekolah SMK Pasundan 3 Bandung dapat di katakana cukup lengkap hanya penggunaannya kurang optimal dengan banyaknya alat yang masih bisa dipergunakan sebagaimana mestinya. Dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa sangat erat kaitannya dengan fasilitas belajar. Proses belajar mengajar akan terselenggara dengan baik dengan adanya fasilitas belajar yang menunjang, namun fasilitas belajar yang menunjang tidak menjamin prestasi yang tinggi. Seperti pernyataan menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:249) mengatakan bahwa Lengkapnya fasilitas pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya fasilitas menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Jika disangkutpautkan dengan tabel di atas maka ketersediaan fasilitas belajar memang tidak menjamin siswa tersebut akan berprestasi, namun

8 fasilitas belajar yang memadai dapat membantu proses belajar tersebut menjadi lebih optimal. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui pemecahan masalah mengenai prestasi belajar siswa tersebutmaka penulis mengambil judul PengaruhMinat dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi BelajarSiswa Kelas X Administrasi Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif di SMK Pasundan 3 Bandung. 1.2. Perumusan Masalah Ada pun rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah tersebut diuraikan dalam pernyataan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran tingkat minat belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung? 2. Bagaimana gambaran kelengkapan fasilitas belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung? 3. Bagaimana gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung? 4. Seberapa besarpengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung? 5. Seberapa besarpengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung?

9 6. Seberapa besar pengaruh minat belajar dan fasilitas belajar terhadapprestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui gambaran tingkatminat belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung 2. Untuk mengetahui gambaran kelengkapan fasiilitasbelajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung 3. Untuk mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh minat belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 3 Bandung

10 1.4. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a.) Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang minat dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan : a.) Bagi Sekolah dapat dipergunakan sebagai bahan masukan guna meningkatkan kualitas pendidikan b.) Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai minat belajar dan fasilitas belajar dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya

Perkantoran Pada Mata Pelajaran Produktif Di SMK Pasundan 3 Bandung 11