BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian peserta didik secara menyeluruh sehingga peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. atmadja (Agustiani, 2005:1) yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan atau mewujudkan pendidikan nasional yaitu menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. mereka untuk terlibat dalam proses pembelajaran. untuk menemukan pengetahuan melalui pangalaman-pengalaman belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan di berbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan perataan pendidikan dasar bagi setiap Warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, melalui sektor pendidikan pula dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa:

2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan manusia dalam kehidupannya untuk menghadapi perkembangan zaman. Menyadari akan hal tersebut, maka di perlukan upaya yang sangat serius dalam menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas yang mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Tantya Hisnu (2008, h. 4) Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplindisplin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.

3 Mata pelajaran IPS disusun secara sistemastis, kompheratif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan ( Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 ). Pendidikan karakter pada pembelajaran IPS yang dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) meliputi : disiplin, rasa hormat, dan perhatian, tekun, jujur, dan ketelitian,. Dengan demikian, diharapkan melalui pembelajaran IPS akan mampu membentuj siswa yang memiliki mental yang akan kuat sehingga dapat mengatasi permasalahan sosial yang dihadapinya dalm kehidupan sehari-hari. Sebagainetnaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi sekaligus gerbang menuju ke pembangunan yang terintregrasi. Untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa terutama pada pembelajaran IPS, langkah awal yang diambil oleh guru adalah dengan mempelajari peta kompetensi siswa sekolah dasar yang terutama dalam kurikulum 2006 bahwa mata pelajaran IPS perlu diberikan kepada siswa yang bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut menurut

4 Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP) 2006 : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social 3. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memilki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Alternatif untuk menumbuhkan kemampuan memecahan masalah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan merubah model pembelajaran yang bersifat konvensional dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran intelegensi dari dalam diri individu yag berada dalam sebuah kelompok orang, lingkungan atau memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual.

5 Pada zaman sekarang ini banyak dikembangkan bermacam-macam metode,model, strategi untuk memudahkan guru mengajar supaya pembelajaran di kelas tidak membosan kan melainkan menyenangkan. Salah satu model pembelajaran adalah Problem Based Learning. Tan (2003, h.229) menyatakan, Problem Based Learning adalah inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betulbetul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa diminta untuk memecahkan masalah dari materi yang akan dipelajari melalui pencarian kelompok secara bersama-sama. Dengan kata lain, model pembelajaran ini bisa menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah antar siswa untuk bersama-sama memecahkan masalah tentang pengetahuan yang diperoleh dari hasil diskusi bersama kelompoknya. Berdasarkan kegiatan observasi dan praktek mengajar yang telah dilakukan peneliti selama menjalani proses Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Februari sampai April tahun 2016 di SDN Muararajeun Kota Bandung saat observasi, terdapat masalah dalam hasil belajar siswa kelas IV terdapat 25 siswa pada mata pelajaran IPS. Pencapaian nilai ratarata siswa masih rendah ini mengindikasikan belum tercapaianya Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditentukan sekolah, yaitu 75. Selain

6 hasil belajar yang rendah ada satu hal yang kurang mendapatkan perhatian di dalam kelas yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah agar dapat mengembangkan potensi dirinya ketika melakukaan pembelajaran IPS dikelas. Hal ini masih sangat rendah, ketika dilihat langsung pada saat observasi di kelas IV. Kemampuan memecahkan masalah dalam mempelajari IPS perlu dibangun dan dikembangkan. Salah satu cara untuk membangun dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah siswa adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Triatno (2007, h. 10) yang mengatakan hendaknya guru mengubah model pembelajaran lama dengan menggunakan model pembelajaran yag inovatif-progresif. Hal ini karena model pembelajaran yang inovatif dapat mengembangkan potensi peserta didik karena proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dalam konteks ini guru seharusnya menjadi fasilitator penunjang ketercapaiannya hasil belajar siswa. Selain itu hal ini akan berdampak sangat besar kepada siswa karena metode pembelajaran yang seperti itu membuat siswa menjadi kurang bersosialisasi di dalam kelas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya komunikasi dalam kelas dan rasa takut siswa untuk bertanya kepada guru maupun siswa lainnya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa model yang digunakan oleh guru kurang tepat. Selain itu kurangnya penggunaan media

7 sebagai alat untuk membimbing siswa kepada tujuan pembelajaran juga tidak digunakan. Pada pembelajaran IPS, guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi, belum disesuaikan dengan karakter siswa. Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam kegiatan pembelajaran dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebaian besar dilakukan secara konvensional, maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Probelem Based Learning. Model pembelajaran ProbleM Based Learning merupakan model pembelajaran memecahkan suatu masalah yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan setempat. umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang digunakan ikut berpengaruh terhadap menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa. Hal ini menguatkan penulis untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning yang dapat membantu siswa kelas IV SDN Muararajen dalam menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Upaya Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada mata pelajaran IPS. (Penelitian Tindakan Kelas tentang materi Masalah Sosial di

8 Lingkungan Setempat Semester 2 Kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dapat teridentifikasi sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan penugasan, sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah (teacher center). 2. Rendahnya kemampuan memecahkan masalah siswa mengikuti mata pelajaran IPS dalam masalah sosial di Lingkungan Setempat mengakibatkan perolehan nilai belum memenuhi KKM. 3. Penggunaan metode konvensional menyebabkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dalam masalah sosial di Lingkungan Setempat kelas IV SDN Muararajen rendah. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Apakah penggunaan model Problem Based Learning dapat menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar

9 siswa kelas IV SD Negeri Muararajeun pada mata pelajaran IPS dalam materi masalah sosial di Lingkungan Setempat? 2. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusna masalah utama sebagaimana telah diuraikan di atas masih terlalu luas sehingga belum secara spesifikasi menunjukkan batas-batas mana yang harus diteliti, maka rumusan masalah utama tersebut kemudian di rinci dalam bentuk pertanyaan pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru tentang masalah sosial di lingkungan setempat dalam pembelajaran IPS dan penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tentang masalah sosial di lingkungan setempat dalam pembelajaran IPS melalui model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung? c. Bagaimana kemampuan memecahkan masalah siswa tentang masalah sosial di lingkungan setempat dalam pembelajaran IPS

10 dengan penerapan model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun? d. Bagaimana hasil belajar siswa tentang masalah sosial di lingkungan setempat dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun? D. Batasan Masalah Pembatasan Masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subjek penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning. 2. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Muararajen, Semester II Tahun pelajaran 2016/2017. 3. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah masalah sosial di Lingkungan Setempat. 4. Penelitian ini difokuskan pada upaya menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah dan Hasil belajar siswa. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini diunjukkan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa dengan model Problem Based Learning. Tujuan ini akan dijabarkan sebagai berikut:

11 1. Tujuan umum Penelitian ini penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penggunaan model Problem Based Leaning terhadap pembelajaran IPS materi masalah sosial di lingkungan setempat kelas IV SD Muararajeun. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui dan meningkatkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru tentang masalah sosial di lingkungan setempat pada pembelajaran IPS melalui model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung. b. Untuk mengetahui dan meningkatkan pelaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru tentang masalah sosial di lingkungan setempat pada pembelajaran IPS melalui model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung. c. Untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah tentang masalah sosial di lingkungan setempat pada pembelajaran IPS melalui penerapan model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung. d. Untuk mengetahui dan meningkatkan hasil belajar tentang masalah sosial di lingkungan setempat pada pembelajaran IPS melalui

12 penerapan model Problem Based Learning di kelas IV SD Negeri Muararajeun Kota Bandung. F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS khususnya di SDN Muararjen. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dan menambah karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan Konsep Pembelajaran. Selain itu, hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan langkah awal untuk dilakukan penelitian kembali yang lebih mendalam, sehingga Konsep Pembelajaran Pendidikan dilakukan dengan lebih tepat dan sistematis. 2. Secara Praktis Penelitian ini nantinya akan memberikan pengetahuan dalam penggunaan model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari peneliti ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Bagi Guru 1) Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu model pembelajaran

13 alternatif dalam menyampaikan meteri kepada siswa, khususnya jika berhubungan dengan kemampuan memecahkan masalah. 2) Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru dalam merumuskan teknik pemebelajaran terbaik untuk siswa. b. Bagi Siswa 1) Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dapat dijadikan sebagai alat dan cara belajar untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. 2) Memberikan motivasi belajar yang lebih bagi siswa agar hasil belajar dan pengalaman belajar lebih meningkat. 3) Dapat memberikan pengalaman yang baru bagi siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga rasa tanggung jawab bukan sekedar angan-angan tetapi dialami secara nyata. c. Bagi Sekolah Manfaat yang didapat dari penelitian ini dari sekolah adalah sekolah memilki referensi baru tentang teknik pembelajaran yang dapat diterapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. d. Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai masukan berharga dan bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan kurikulum

14 di lembaga Pendidikan Tingggi yang menangani kependidikan (LPTK) khususnya FKIP PGSD UNPAS. G. Kerangka Pemikiran Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling memberi pengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai- nilai, pengetahuan dsan keterampilan. Penggunaan model pembelajaran dapat mendorong siswa lebih aktif dan cepat dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat. Salah satunya model pembelajaran Problem Based Learning adalah merupakan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaan pembelajarannya berpegang pada sebuah masalah yang nantinya siswa itu sendiri atau bersama dengan lain mencoba memecahkan masalah yang diberikan untuk menumbuhkan sikap berfikir kritis dan jiwa sosialnyadalam melakukan diskusi dengan siswa lain. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

15 Kondisi Guru masih melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan model konvensional (ceramah dan penugasan). Rendahnya kemampuan memecahka masalah dan Hasil belajar siswa Tindakan Model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran memecahkan masalah ). Siklus I Penerapan Model pembelajaran Problem Bsed Learning (Pembelajaran memecahkan masalah). Kondisi Akhir Kemampuan memecahkan masalah dan Hasil Belajar Siswa Siklus II Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran memecahkan masalah) Gambar 1.1 Kerangka berfikir Uraian dari kerangka berfikir : Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan melakukan observasi di SDN Muararajen untuk mengetahui/ menemukan masalah pada mata pelajaran IPS materi masalah sosial di lingkungan setempat, kemudian dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran ini dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran

16 memecahkan masalah) dalam setiap siklus, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hanya penelitian ini meningkatkan upaya kemampuan memecahkan masalah dan Hasil belajar siswa. 1. Asumsi Asumsi merupakan suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas (Arikunto, 2006, h. 68). Asumsi yang dapat dirumuskan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Guru dapat menggunakan metode belajar yang bervariasi dalam proses pembelajaran. b. Hasil belajar IPS yang dicapai siswa bervariasi. c. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif belajar terutama dalam kemampuan memecahkan masalah. d. Dalam pembelajarn IPS di kelas IV SDN Muararejen menggunakan satuan kurikulum KTSP. 2. Hipotesis Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: a. Jika perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan model Proble Based Learning maka kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa dapat

17 meningkat dalam proses pembelajaran IPS pada materi masalah sosial di Lingkungan Setempat di kelas IV Sekolah dasar SD Negeri Muararjen Bandung Semester II tahun pelajaran 2016/2017. b. Jika pada pembelajaran IPS materi masalah sosial di Lingkungan Setempat dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada siswa di kelas IV Sekolah dasar SD Negeri Muararajen Bandung Semester II tahun pelajaran 2016/2017. H. Definisi Operasional 1. Model pembelajran Problem Based Learning adalah menggunakaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantanga dunia nyata, kemampua untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan, 2003, h.299) 2. Kemampuan memecahkan masalah adalah metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa (Baron 2003, h.95)

18 3. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subyek yang diteliti meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. (Hamalik 2011, h.37) 4. Lebih lanjut peneliti menyatakan bahwa model Problem Based Learning adalah suatu pembelajaran yang memecahkna suatu permasalahan dimana terdapat sebuah masalah yang harus diselesaikan dan di cari tahu bagimana solusinya dalam sebuah pembelajaaran. I. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bagian Pembuka Skripsi meliputi : 1). halaman sampul, 2). halaman pengesahan, 3). halaman moto dan persembahan, 4). halaman pernyataan,5). keaslian skripsi, 6). kata pengantar, 7). ucapan terima kasih, 8). abstrak, 9). daftar Isi, 10). daftar tabel (jika diperlukan),11). daftar gambar (jika diperlukan), 12). daftar lampiran (jika diperlukan) 2. Bagian Isi Skripsi Bagian isi skripsi disusun dengan urutan: a) Bab 1 Pendahuluan meliputi : a). latar belakang masalah (analisis dan sintesis terhadap variabel-variabel penelitian, landasan teori yang mendasarinya harus sampai melahirkan kerangka/paradigma penelitian, asumsi dan hipotesis, kalau tidak sebaiknya ketiga hal di atas disimpan di bab 2, setelah kajian teori), b). identifikasi masalah, c). rumusan masalah dan pernyataan

19 penelitian (peryataan penelitian hanya untuk penelitian kualitatif dan PTK), d). batasan masalah, e). tujuan penelitian, f). manfaat penelitian, g). kerangka pemikiran atau diagram/skema paradigma penelitian. asumsi dan hipotesis penelitian (untuk penelitian kualitatif dan PTK boleh tidak menggunakan hipotesis penelitian, kecuali akan diuji secara statistik), h). definisi operasional, i). struktur organisasi skripsi b) Bab II Kajian Teoretis meliputi : a). kajian teori (mengenai variable yang diteliti), b). analisis dan pengembangan materi pelajaran yang diteliti (meliputi: a) keluasan dan kedalaman materi, b) karakteristik materi. c) bahan dan media, d) strategi pembelajaran, dan e) sistem evaluasi). poin a dan b, harus didukung oleh sumber-sumber referensi mutakhir dan hasil-hasil penelitian yang relevan. c) Bab III Metode Penelitian meliputi : a). untuk penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi : 1) setting penelitian (tempat penelitian), 2) subjek penelitian, 3) metode penelitian, 4) desain penelitian, 5) tahapan pelaksanaan PTK, 6) rancangan pengumpulan data, 7) pengembangan instrumen penelitia, 8) rancangan analisis data, 9) indikator keberhasilan (proses dan output). d) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi : a) deskripsi hasil dan temuan penelitian (mendeskripsikan hasil dan temuan

20 penelitian sesuai dengan rumusan masalah dana tau pernyataan penelitian yang ditetapkan), b) pembahasan penelitian (membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagian sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan di Bab II) e) Bab V Simpulan dan Saran meliputi : a) simpulan, b) saran 3. Bagian Akhir Skripsi meliputi : 1). daftar pusaka, 2). lampiranlampiran, 3). daftar riwayat hidup