KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN BERDASARKAN PP NO. 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

KEBIJAKAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PADA OPD YANG MENANGANI BUMD, BLUD, DAN BARANG MILIK DAERAH DAN ARAH PERUBAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA CIREBON

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

oleh : Dra. Rahajeng Purwianti, M.Si Direktorat Fasilitasi kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah

PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI NIAS BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NIAS BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2016

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2016

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI TUBAN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

BUPATI BENGKULU SELATAN PROVINSI BENGKULU

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

2017, No Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

SEMANGAT DESENTRALISASI

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

oleh : Dr. NURDIN, S.Sos, M.Si.

ARAH KEBIJAKAN DAN PENGATURAN KELEMBAGAAN DAERAH BERDASARKAN UU NO 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

-1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA IMPLIKASI PELAKSANAAN UU NO.23 TAHUN 2014 TERHADAP EKSISTENSI LEMBAGA PANGAN DAERAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR I(ALIMANTAN TIMUR

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA AMBON

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENATAAN KELEMBAGAAN BERDASARKAN PP NO. 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Drs. MAKMUR MARBUN, M.Si DIREKTUR FASILITASI KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH Jakarta, 19 Desember 2017 1

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 PUSAT LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF KPU BANK SENTRAL DPR MPR DPD PRESIDEN/ WAPRES Kementerian Negara dewan pertimbangan MA MK KY BPK TNI/POLRI DAERAH PROVINSI KDH DPRD Lingkungan Peradilan Umum Agama PERWAKILAN BPK PROV KAB/KOTA Militer TUN KDH DPRD 2

KEBIJAKAN DESENTRALISASI DARI MASA KE MASA MASA REFORMASI UU 32 / 04 mencari keseimbangan UU 22 / 1999 Dominan Desentralisasi MASA KEMERDEKAAN/ORDE BARU UU 5 / 1974 Dominan Sentralisasi UU 18 / 1965 Dominan Desentralisasi Presidential Edict 6 / 1959 Dominan Sentralisasi UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi MASA KOLONIAL DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi 3

TUJUAN OTDA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH TUJUAN OTDA ADMINISTRASI POLITIK MEMPERPENDEK RENTANG PELAYANAN PADA MASYARAKAT. MENGHADIRKAN PEMERINTAHAN YANG LEBIH RESPONSIF DAN AKUNTABEL MENINGKATKAN KUALITAS DAN MEMPERCEPAT DEMOKRATISASI DI DAERAH MENINGKATKAN PERAN-SERTA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEPEMERINTAHAN PERANGKAT DAERAH URUSAN OTDA TATA KELOLA PARTISIPASI MASYARAKAT ASN PADA PERANGKAT DAERAH

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam lampiran UU sehingga memberikan status otonomi yang lebih kuat kepada daerah otonom; P E N A T A A N U R U S A N P E M E R I N T A H A N Ditentukan suatu pola pembagian urusan pemerintahan antar tingkatan/susunan pemerintahan sehingga terhindar dari tumpang-tindih dan ketidakjelasan kewenangan; Terdapat keseimbangan beban urusan berdasarkan kriteria dan prinsip pembagian urusan pemerintahan yang sudah ditentukan; Urusan yang mempunyai dampak ekologis yang serius hanya diotonomikan sampai ke daerah provinsi (kehutanan, kelautan dan pertambangan) sehingga relatif mudah dikendalikan. Memperkuat status urusan otonomi daerah mencegah tumpang tindih kewenangan 5

URUSAN WAJIB & PILIHAN Diwadahi dalam DINAS URUSAN PEMERINTAHAN TIDAK SETIAP URUSAN DIBENTUK DALAM ORGANISASI TERSENDIRI URUSAN PENUNJANG Diwadahi dalam BADAN UPT DINAS UPT BADAN Nomenklatur Perangkat Daerah berpedoman pada Peraturan Menteri K/L yang membidangi Urusan Pemerintahan tersebut. (Pasal 211 Ayat 2 UU 23/2014) 6

DASAR HUKUM DAN TUJUAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH 1. UU No 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan daerah DASAR HUKUM PENATAAN PERANGKAT DAERAH 2. PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah 3. Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan UPT Daerah Tujuan Penataan Perangkat Daerah 1. Membentuk perangkat daerah yang rasional, proporsional, efektif dan efisien, sehingga tepat fungsi dan tepat ukuran; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik, melalui pengurangan belanja pegawai dan memperbesar belanja modal. 7

URUSAN PEMERINTAHAN ( Pasal 9 s.d Pasal 26) ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM Sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat 6 Urusan politik luar negeri pertahanan keamanan yustisi moneter dan fiskal nasional Agama Pemerintah Pusat: melaksanakan sendiri melimpahkan kpd Instansi Vertikal di Daerah atau Gubernur sebagai wakil Pemerintah Dibagi antara Pemerintah Pusat & provinsi & kab/kota. 6 Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar 18 Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar 8 Urusan Pemerintahan Pilihan. Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan Meliputi: pembinaan wawasan kebangsaan & ketahanan nasional pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa pembinaan kerukunan antarsuku & antar suku, umat beragama, ras, dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas kemanan lokal, regional, dan nasional Konflik sosial koordinasi pelaksanaan tugas pengembangan kehidupan demokrasi pelaksanaan semua Urusan pemerintahan yg bukan merupakan kewenangan Daerah 8

URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ( Pasal 11 UU 23/2014) Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar Urusan Pemerintahan Pilihan 6 URUSAN: pendidikan kesehatan pekerjaan umum dan penataan ruang perumahan rakyat dan kawasan permukiman ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan Masyarakat sosial. 18 URUSAN Tenaga kerja pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak pangan pertanahan lingkungan hidup administrasi kependudukan dan pencatatan sipil pemberdayaan masyarakat dan Desa pengendalian penduduk dan keluarga berencana perhubungan; komunikasi & informatika koperasi, usaha kecil, dan menengah penanaman modal kepemudaan dan olah raga statistik persandian kebudayaan; perpustakaan; kearsipan. 8 URUSAN: kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi. 9

PERBEDAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (PP 41/2007 dan PP 18/2016) Lama UU 32/2004 UU 23/2014 Psl. 120 s.d Psl. 128 Psl. 209 Perangkat Daerah Provinsi: a. Sekretariat Daerah; b. Sekretariat DPRD; c. Dinas Daerah; d. Lembaga Teknis Daerah; Perangkat Daerah Kab/Kota: a. Sekretariat Daerah; b. Sekretariat DPRD; c. Dinas Daerah; d. Lembaga Teknis Daerah; e. Kecamatan; f. Kelurahan. PP 41 / 2007 Baru Perangkat Daerah Provinsi: a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; dan e. badan. Perangkat Daerah Kab/Kota: a. sekretariat daerah; b. sekretariat DPRD; c. inspektorat; d. dinas; e. badan; dan f. Kecamatan. PP 18/2016 Perubahan Mendasar Tidak ada lagi SKPD yang berupa LTD Perangkat daerah dibedakan dalam 3 Tipologi (A, B, C) Rumah Sakit menjadi UPT Dinas Kesehatan Pembentukan Cabang Dinas bersifat khusus (hanya yg diotonomikan ke Provinsi) (Kehutanan, Pendidikan Menengah, Kelautan dan ESDM) Kelurahan tidak menjadi Perangkat Kab/Kota, tetapi menjadi Perangkat Kecamatan 10

PENATAAN PERANGKAT DAERAH Daerah Otonom Urusan Pemerintahan Program Pengembangan Kompetensi ASN Pemda Perangkat Daerah Tipe A Tipe B Tipe C Nomenklatur berdasarkan pendekatan fungsi pada setiap sub urusan dan kewenangan dari Urusan Pemerintahan Pemetaan Pimpinan PD (Kewenangan, Tugas&Fungsi) Kabid/Kabag (Kewenangan, Tugas&Fungsi) Kasi/Kasubbag (Kewenangan, Tugas&Fungsi) Pelaksana (Kewenangan, Tugas, Fungsi) Jabatan Fungsional S k j S k j S k j S k j berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan yang dimiliki oleh pegawai. Pengisian PEGAWAI ASN DALAM JABATAN Formasi Pegawai ASN Analisis Jabatan & Beban Kerja

PENGGUNAAN HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN LAYANAN PEMERINTAHAN DAERAH PELAYANAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH RPP PUPK SOP MASYARAKAT Maklumat Layanan: 1. Standar Layanan 2. SOP Layanan

Komponen Penataan Perangkat Daerah Meliputi: 1 Pemetaan Urusan Pemerintahan 2 Penentuan Susunan Perangkat Daerah Berdasarkan Hasil Pemetaan 3 Penyunan Perkada tentang Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja Perangkat Daerah 4 Pelaksanaan Analisis Jabatan dan Analsis Beban Kerja Perangkat Daerah beserta Unit Kerja di bawahnya 5 Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan (Kompetensi Teknis, Pemerintahan, Sosisokultural dan Manajerial) 6 Penyusunan SOP Perangkat Daerah 7 Evaluasi Kelembagaan Perangkat Daerah

INDIKATOR PENGUKURAN ORGANISASI FAKTOR UMUM jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD. Bobot 20 % (persen) FAKTOR TEKNIS 1. beban tugas utama pada masing-masing urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pada setiap susunan pemerintahan; dan 2. unsur penunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan Bobot 80 % (persen) 14

PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH 1. Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri Dalam Negeri bagi Perangkat Daerah Provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota. 2. Persetujuan tersebut diberikan berdasarkan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan. 3. Ketentuan mengenai kedudukan, susunan organisasi, perincian tugas dan fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada. 15

PRINSIP PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH 2 tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing) berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata di masing-masing Daerah. 3 rasional, proporsional, efektif dan efisien. 5 (lima) elemen, yaitu : 1. kepala Daerah (strategic apex); 2. sekretaris Daerah (middle line); 3. dinas Daerah (operating core); 4. badan/fungsi penunjang (technostructure); dan 5. staf pendukung (supporting staff). 1 faktor keuangan, jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah serta besaran beban tugas sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah 4 16

FUNGSI PERANGKAT DAERAH Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus sesuai bidang Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan Badan Daerah melaksanakan fungsi penunjang (technostructure) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus untuk menunjang kelancaran pelaksanaan fungsi inti (operating core). 17

tugas : DINAS PROVINSI membantu gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi fungsi: a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas Daerah provinsi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya. 18

tugas : DINAS KAB/KOTA membantu bupati/wali kota melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten/kota. fungsi: a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya. 19

BADAN PROVINSI tugas : membantu gubernur melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. 20

BADAN KAB/KOTA tugas : membantu bupati/wali kota dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota. fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup b. tugasnya; c. b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan d. lingkup tugasnya; e. c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas f. dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; g. d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsifungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah sesuai dengan h. lingkup tugasnya; dan i. e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali j. kota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 21

JABATAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI kepala dinas Daerah provinsi / eselon IIa atau jabatan pimpinan tinggi pratama sekretaris dinas Daerah provinsi tipe A dan tipe B, kepala bidang,/eselon IIIa atau jabatan administrator. Kepala cabang dinas Daerah provinsi tipe A, kepala UPT dinas provinsi tipe A/ eselon IIIb atau jabatan administrator. Kepala subbagian, kepala seksi, kepala cabang dinas Daerah provinsi, dan kepala UPT dinas tipe B/eselon IV atau jabatan pengawas. KAB/KOTA kepala dinas Daerah kab/kota / eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi pratama sekretaris dinas Daerah kab/kota tipe A dan tipe B//eselon IIIa atau jabatan administrator. Kepala Bidang/ eselon IIIb atau jabatan administrator. Kepala subbagian, kepala seksi, dan kepala UPT dinas/eselon IV atau jabatan pengawas. 22

KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Fungsi Penunjang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 23

NOMENKLATUR DAN TUGAS 1. Nomenklatur a. Balitbangda Provinsi; dan b. Balitbangda kabupaten/kota 2. Bidang a. Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan; b. Sosial dan Kependudukan; c. Ekonomi dan Pembangunan; d. Inovasi dan Teknologi 3. Tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan 24

FUNGSI 4. Fungsi a. Penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota; b. Penyusunan program dan anggaran penelitian dan pengembangan pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota; c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota; d. Pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota; e. Fasilitasi dan pelaksanaan inovasi daerah; f. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan atas pelaksanaan penelitian dan pengembangan di provinsi, kabupaten, dan kota; g. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan lingkup pemerintahan provinsi, kabupaten, dan kota; h. Pelaksanaan administrasi penelitian dan pengembangan daerah provinsi, kabupaten, 25 dan kota;

REKAPITULASI HASIL PEMETAAN LITBANG 1. Provinsi a. Tipe A 25 b. Tipe B 8 c. Tipe C 1 2. Kabupaten/Kota a. Tipe A 48 b. Tipe B 217 c. Tipe C 198 d. Setingkat Bidang 20 e. Setingkat sub bidang 1 26

EVALUASI PERANGKAT DAERAH (2018) 1. Kesesuaian Perangkat Daerah yang dibentuk dengan hasil pemetaan; 2. Keseuaian Departementasi (nomenklatur dan uraian tugas) Perangkat Daerah dengan fungsi yang harus dilaksanakan berdasarkan kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan; 3. Efektivitas Perangkat Daerah, dengan melakukan evaluasi beban kerja dan efektivitas layanan publik masing-masing Perangkat Daerah; 4. Pemenuhan ASN pada perangkat daerah dalam jumlah yang cukup dengan kompetensi yang sesuai. 27

PENGUATAN KELEMBAGAAN LITBANG DI DAERAH 1. Mendorong agar hasil pemetaan unsur penunjang bidang litbang dapat disesuaikan dengan penetapan perangkat daerahnya 2. Apabila dilakukan penggabungan fungsi penelitian dan pengembangan pada Bappeda, maka harus terdapat Bidang yang melaksanakan fungsi Balitbangda dengan menggunakan perumpunan dan tugas sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 5 Tahun 2017 3. Menyusun standar kompetensi Jabatan yang melaksanakan fungsi Kelitbangan daerah; 4. Pemenuhan pejabat fungsional peneliti dengan memfasilitasi akreditasinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan memberikan pembinaan kompetensi peneliti di daerah; 5. Pemenuhan jumlah ASN non peneliti dan kompetensi yang sesuai; 6. Mendorong penggunaan sistem informasi kelembagaan dan kepegawaian daerah dalam mendukung penataan lembaga yang melaksanakan fungsi Kelitbangan Daerah; 28

PERMENDAGRI NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2018 29

PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH WAS PEMDA MENDAGRI -Pengawasan Umum dan teknis -Penjatuhan sanksi administrasi Secara Nasional dikoordinasikan MENDAGRI MENTERI (K/L) Pengawasan Teknis KDH DPRD GWPP MASYARAKAT Pengendalian Pemda Pengawasan Perangkat Daerah Pelaksanaan Perda/Perkada Peraturan perundangundangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD oleh BPK Pengawasan Umum & teknis Kab/ Kota serta sanksi Sbg bentuk partisipasi dalam pemerintahan Pengawasan pelayanan publik

PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah PENGAWASAN UMUM A. Pembagian Urusan Pemerintahan, dengan sasaran: Evaluasi penyerahan Personil, Perlengkapan, Pembiayaan dan Dokumen (P3D) sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu berupa evaluasi P3D terhadap sub urusan pemerintahan yang dialihkan antar tingkatan pemerintahan, dengan fokus sasaran penyerahan aset. B. Kelembagaan Daerah, dengan sasaran: 1. Pelaksanaan/tindaklanjut hasil evaluasi organisasi perangkat daerah; dan 2. Evaluasi penjabaran uraian jabatan sesuai dengan Perkada SOTK. Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018

PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah PENGAWASAN UMUM C. Kepegawaian Daerah, dengan sasaran: 1. Penerapan sistem seleksi terbuka untuk Jabatan Pimpinan Tinggi; 2. Penempatan PNS dalam Jabatan Administrasi dan Pengawas. 3. Pendidikan dan pelatihan bagi Kepala Daerah, DPRD, dan PNS; dan 4. Pembinaan Jabatan Fungsional khususnya binaan Kementerian Dalam Negeri. D. Keuangan Daerah, dengan sasaran: 1. Penerapan sistem aplikasi e-budgeting dan sistem aplikasi e-reporting; 2. Kebijakan pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah untuk menunjang Pendapatan Asli Daerah; 3. Kebijakan transparansi Pengelolaan Hibah dan Bantuan Sosial; 4. Kebijakan transparansi Pengadaan Barang dan Jasa; 5. Kebijakan pengalokasian Belanja Perjalanan Dinas; dan 6. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap tindak lanjut hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)/Perubahan APBD dan pelaksanaannya. E. Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan sasaran: 1. Penerapan sistem aplikasi e-planning; 2. Penyusunan/penetapan dan perubahan dokumen rencana pembangunan daerah (RPJMD dan RKPD) dan rencana kerja Perangkat Daerah (Renstra PD dan Renja PD) tepat waktu; 3. Konsistensi program dan kegiatan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran; dan 4. Kepatuhan Pemerintah Daerah terhadap tindak lanjut hasil klarifikasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), hasil reviu APIP dan pelaksanaannya. Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018

PRIORITAS KEGIATAN PENGAWASAN Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah PENGAWASAN UMUM F. Pelayanan Publik Daerah, dengan sasaran: 1. Informasi, standar dan maklumat pelayanan publik; 2. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP); 3. Pembinaan dan Pengawasan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat terhadap Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN); 4. Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan 5. Pelaksanaan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD). G. Kebijakan Daerah, dengan sasaran: 1. Pembentukan produk hukum daerah; dan 2. Pelaksanaan kebijakan inovasi daerah guna peningkatan kinerja pemerintahan daerah. H. Pengawasan Lainnya, dengan sasaran: 1. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Keuangan Desa; 2. Koordinasi, supervisi dan pencegahan korupsi; 3. Verifikasi Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Daerah/Anti Korupsi; dan 4. Pengawasan Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah. Permendagri Nomor 110 Tahun 2017 tentang Kebijakan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2018

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 34