BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beberapa tahun terakhir sangat berarti bagi profesi akuntan khususnya para auditor. Munculnya beberapa kasus mengenai profesi auditor di awal abad ini mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Seperti yang diketahui tugas akuntan publik yaitu untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan dan memberikan informasi yang akurat serta dapat dipercaya bagi pengambilan keputusan oleh para pengguna. Namun dengan munculnya kasus skandal keuangan,seperti kasus terbesar yang pernah terjadi yaitu skandal yang dilakukan Enron dan KAP Arthur Andersen yang terjadi di Amerika Serikat. Dimana KAP Arthur Andersen bekerja diluar kode etik profesi auditor dengan ikut memanipulasi laporan keuangan, mengabaikan praktik akuntansi dan bisnis yang tidak sehat serta menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan kasus skandal Enron. Hal ini menyebabkan KAP Arthur Andersen kehilangan prinsip dasar etika profesi akuntan publik yang mengakibatkan turunnya tingkat kredibilitas auditor di mata publik. Kasus yang menyangkut profesi auditor juga terjadi di Indonesia, yaitu kasus Telkom yang melibatkan KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan dengan KAP Eddy Pianto. Di dalam kasus Telkom, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pemeriksaan dan menyusun putusan terhadap perkara No: 08/KPPU- L/2003 yaitu dugaan pelanggaran UU No: 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek 1

2 Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dilakukan oleh KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan. Pelanggaran kode etik terjadi karena KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan tidak memiliki kewenangan mempermasalahkan keraguan kelayakan hak berpraktek KAP EDDY Pianto di hadapan United States Securities Exchange Commission (US SEC). Kasus Enron dan Telkom menggambarkan bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 2008). Karena tidak dapat dipastikan apakah didalam laporan keuangan sudah disajikan secara wajar atau sebaliknya, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan mengandung kemungkinan adanya pengaruh kepentingan pribadi, ketidakjujuran maupun kecurangan dalam menyajikan informasi hasil usaha entitas dan posisi keuangan yang menguntungkan bagi mereka. Di dalam Qualitative Characteristic of Accounting Information yang diterbitkan Financial Accounting Standard Board (FASB) menyebutkan bahwa agar laporan keuangan relevan maka informasi yang terkandung didalam laporan keuangan tersebut harus memiliki nilai prediksi dan kemampuan umpan balik serta tepat waktu. Dengan demikian informasi laporan keuangan akan dapat dipercaya, sehingga akan mempermudah manajemen perusahaan (internal) maupun pihak luar (eksternal) memprediksi dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan pada hakikatnya menyediakan informasi-informasi yang diperlukan manajemen dalam sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak

3 internal maupun eksternal. Sehingga sebuah manajemen didalam perusahaan memerlukan jasa akuntan publik untuk menjamin laporan keuangan perusahaan relevan dan dapat diandalkan. Karena tugas akuntan publik melakukan audit atas laporan keuangan dan memberikan opini apakah laporan keuangan sudah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha entitas yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Dengan demikian perusahaan akan semakin mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam menjalankan operasi perusahaannya. Namun, di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus mempertahankan eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan seprofesinya. Perusahaan menginginkan Unqualified Opinion sebagai hasil dari laporan audit, agar performanya terlihat bagus di mata publik sehingga ia dapat menjalankan operasinya dengan lancar (Singgih dan Bawono, 2010:2). Laporan keuangan merupakan laporan yang disajikan oleh klien, auditor bertanggung jawab dalam penentuan kecermatan pencatatan data yang menjadi dasar laporan keuangan tersebut. Ia bertanggung jawab atas terjadinya ketidakcermatan di dalam laporan keuangan itu. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berlawanan dalam situasi yang diuraikan seperti yang diatas. Disatu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar, sedangkan pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen

4 perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan (Mulyadi, 2008). Ardini (2010), para pemakai laporan keuangan akan selalu melakukan pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan perusahaan. Cara yang umum dapat ditempuh untuk mendapatkan informasi yang handal adalah dengan mengharuskan dilakukan audit secara independen agar informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan lengkap, akurat, dan tidak bias. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan (Elfarini, 2007 dalam Tjun et al, 2012).

5 Para pengguna jasa KAP tentunya mengharapkan agar para auditor didalam memberikan opininya secara tepat sehingga akan menghasilkan laporan keuangan auditan yang berkualitas. Karena dengan menghasilkan kualitas audit yang baik, maka informasi yang terkandung didalamnya akan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi para penggunanya. Febriningtyas (2012) didalam penelitiannya untuk memenuhi kualitas audit yang baik maka seorang auditor harus melaksanakan audit menurut ketentuan yang ada pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), memperhatikan dan berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Kode etik yang harus dipatuhi yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehatihatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, serta standar teknis. Semua itu harus diperhatikan dan diterapkan agar dapat menghasilkan suatu laporan tertulis yang berisi opini atau pendapat dengan kualitas yang tinggi. Di dalam SPAP 2011, SA Seksi 220 Standar umum kedua berbunyi Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Anggapan masyarakat terhadap

6 independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. Untuk meningkatkan kualitas audit, selain indpendensi auditor juga dituntut memiliki pengalaman didalam melaksanakan tugasnya. Dalam SPAP 2011, SA Seksi 210 dijelaskan bahwa auditor bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Di dalam penelitiannya Badjuri (2011), seorang auditor harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang diterapkan oleh organisasi profesi. Dengan bertambahnya pengalaman seorang auditor maka keahlian yang dimiliki auditor juga semakin berkembang. Selain independensi dan pengalaman, di dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga dijelaskan mengenai due professional care yang merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki seorang auditor. Di dalam SPAP 2011, SA Seksi 230 standar umum ketiga dijelaskan mengenai kemahiran professional dengan cermat dan saksama yang mengacu kepada due professional care yang berbunyi Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama. Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama. Auditor dituntut melaksanakan skeptisme profesional di dalam

7 penggunaan kemahiran profesional. Skeptisme professional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Perbedaan jenis kelamin apakah mempengaruhi kualitas audit dari seorang auditor. Menurut Jamilah (2007:2) dalam Salsabila dan Prayudiawan (2011), gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Sedangkan menurut hasil penelitian Trisnaningsih (2003:1045) dalam Salsabila dan Prayudiawan (2011), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau kesetaraan komitmen organisasional, komitmen professional, motivasi dan kesempatan kerja antara auditor pria dan wanita. Tetapi untuk kepuasan kerja, menunjukkan adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita. Artinya antara auditor pria dan wanita memiliki komitmen yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan audit tetapi memiliki kepuasan yang berbeda dalam menghasilkan sebuah hasil kerja yang berkualitas. Singgih dan Bawono (2010), maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Dan yang menjadi pertanyaan besar dalam masyarakat adalah mengapa justru semua kasus tersebut melibatkan

8 profesi akuntan publik yang seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen yang memberikan jaminan atas relevansi dan keandalan sebuah laporan keuangan. Oleh karena itu dibutuhkan rasa tanggungjawab di dalam diri auditor. Menurut Mardisar dan Sari (2007) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Sedangkan didalam penelitian Dea Arisanti et al. (2013) akuntabilitas menunjukkan kemampuan dari seorang auditor dalam menjalankan dan melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang auditor, semakin tinggi akuntabilitas yang dimiliki auditor akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada lokasi penelitian yaitu di Kantor Akuntan Publik Big Four yang ada di Indonesia dan penambahan variabel gender di dalam instrumen penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Perbedaan yang lainnya terletak pada responden penelitian yang tidak dibatasi oleh jabatan auditor pada KAP. Pada penelitian sebelumnya, responden yang mengisi kuesioner sebagian besar merupakan staf auditor, sedangkan pada penelitian ini, responden berasal dari semua jenjang mulai dari partner, manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior.

9 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh antara independensi terhadap kualitas audit? 2. Apakah ada pengaruh antara pengalaman terhadap kualitas audit? 3. Apakah ada pengaruh antara due professional care terhadap kualitas audit? 4. Apakah ada pengaruh antara gender terhadap kualitas audit? 5. Apakah ada pengaruh antara akuntabilitas terhadap kualitas audit? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Untuk mengetahui apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas. 4. Untuk mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap kualitas audit. 5. Untuk mengetahui apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang diperoleh dai penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman di bidang akuntansi khususnya berhubungan dengan audit.

10 2. Bagi Kantor Akuntan Publik Memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik agar menghasilkan kualitas audit yang sesuai dengan standar profesional. 3. Bagi Pihak Internal dan Eksternal Memberikan gambaran kepada pihak internal maupun eksternal mengenai dinamika yang terjadi terhadap auditor dalam menghasilkan sebuah hasil audit. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi maupun referensi untuk penelitian dalam bidang ini. E. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam skripsi ini untuk memperoleh gambaran singkat dan memudahkan pemahaman, maka disusunlah sistematika pembahasan yang terdiri atas lima bab. Masing-masing urutan yang secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah penelitian, meliputi teori dasar yang digunakan, pengertian kualitas audit, pengertian independensi, pengertian pengalaman, pengertian due professional care,

11 pengertian gender, pengertian akuntabilitas, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan sebagai acuan analisis ilmiah dalam mewujudkan hasil penelitian yang mencangkup, jenis penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil-hasil pengolahan data penelitian, sekaligus pembahasannya. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik berdasar hasil pengolahan dan analisis data, keterbatasan dalam penelitian, dan saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis di masa mendatang.