Nomor Lamp Perihal : 007/PP SERBUPRI/IV/2017 : 01 (satu) Berkas : Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Ketenagakerjaan Kab. Batu Bara, 06 April 2017 Kepada Yth; Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara c.q Pegawai Pengawas Ketenagakerjaa Di - Tempat Dengan Hormat, Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa atas semua nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita semua. Semoga kita selalu berada dalam kondisi sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan-nya. Amin Bersama ini kami dari Pengurus Pusat Federasi Serikat Buruh Patriotik Republik Indonesia (SERBUPRI) yang merupakan afiliasi (induk organisasi) dari Serikat Buruh Patriotik Republik Indonesia (SE RBUPRI) PT. Auto Padu, dengan ini menyampaikan Pengaduan Dugaaan Tindak Pidana Ketenagakerjaan yang diduga dilakukan PT. AUTO PADU. Adapun dugaan tindak pidana yang dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Dugaan Pelanggaran ketentuan UU Ketenagakerjaan Pasal 90 ayat (1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ; 1.1 Bahwa, Upah minimum Kab. Batu Bara yang ditetapkan Gubernur SUMUT dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut : a. Tahun 2015 sebesar Rp. 2.075.000,- b. Tahun 2016 sebesar Rp. 2.313.650,- c. Tahun 2017 sebesar Rp. 2.504.499,- 1.2 Bahwa, sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2016 pekerja/buruh PT. AUTO PADU dengan jabatan/posisi Kondektur, upah tetap diberikan dibawah ketentuan Upah minimum yaitu Rp. 2.000.000,-; 1.3 Bahwa, sejak Januari 2015 sampai dengan Desember 2016 pekerja/buruh dengan jabatan/posisi Kondektur dalam masa training (Masa Percobaan), upah tetap diberikan dibawah ketentuan Upah minimum yaitu Rp. 1.500.000,-; 1.4 Bahwa, berkaitan dengan pembayaran upah dibawah upah minimum tersebut bersama ini kami lampirkan bukti-bukti, sebagai berikut : a. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan OKTO VIANUS SEMBIRING tertanggal 01 Juli 2015 (Jangka Waktu 01 Juli 2015 s/d 30 Juni 2016) dimana upah tetap (Upah Kerja Bulanan) sebesar Rp. 2.000.000,- b. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan OKTO VIANUS SEMBIRING tertanggal 01 Juli 2016 (Jangka Waktu 01 Juli 2016 s/d 30 Juni 2017) dimana upah tetap (Upah Kerja Bulanan) sebesar Rp. 2.000.000,- 1 P a g e
c. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan ISMAGINTO tertanggal 01 September 2014 (Jangka Waktu 01 September 2014 s/d 31 Agustus 2016) dimana upah d. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan ISMAGINTO tertanggal 01 September 2015 (Jangka Waktu 01 September 2015 s/d 31 Agustus 2016) dimana upah e. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan ISMAGINTO tertanggal 01 November 2016 (Jangka Waktu 01 November 2016 s/d 31 Oktober 2017) dimana upah f. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan RIDUAN SYAHPUTRA tertanggal 01 Oktober 2014 (Jangka Waktu 01 Oktober 2014 s/d 30 September 2015) dimana upah g. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan RIDUAN SYAHPUTRA tertanggal 01 Oktober 2015 (Jangka Waktu 01 Oktober 2015 s/d 30 September 2016) dimana upah h. Perjanjian Kerja Kondektur Bus antara PT. AUTO PADU dan RIDUAN SYAHPUTRA tertanggal 01 Desember 2016 (Jangka Waktu 01 Desember 2016 s/d 30 November 2017) dimana upah i. Bukti Pembayaran gaji Bulan Februari 2017 atas nama Ridwan Syahputra Upah Bulanan (Upah Tetap) sebesar Rp. 2.000.000,-; j. Bukti Pembayaran gaji Bulan Februari 2017 atas nama Ismaginto Upah Bulanan (Upah Tetap) sebesar Rp. 2.000.000,-; 1.5 Bahwa, sampai dengan surat ini kami ajukan perusahaan tidak ada memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya tersebut. 2. Dugaan Pelanggaran ketentuan UU Ketenagakerjaan Pasal 78 ayat (2) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur ; 2.1 Bahwa, PT. AUTO PADU tidak membayar kekurangan kelebihan jam kerja normal yang ditetapkan perusahaan (Perusahaan tidak membayar upah kerja lembur) 2.2 Bahwa, berdasarkan schedule kerja yang ditetapkan dari Juni 2014 s/d Desember 2016 terdapat kelebihan jam kerja normal, namun kelebihan jam kerja tersebut tidak diikuti dengan pembayaran upah kerja lembur 2.3 Bahwa, berkaitan dengan hal tersebut bersama ini kami lampirkan bukti-bukti sebagai berikut : a. Schedule Kerja sejak Juni 2014 s/d Desember 2016 b. Tabel Perhitungan Lembur Kondektur sebagai pedoman menghitung total jam kerja pekerja/buruh Kondektur, karena dalam schedule kerja menggunakan kode, ditanda tangani oleh KOKALUM, PT. AUTO PADU dan PT. INALUM c. Tabel Perhitungan Over Time Pengemudi Bus sebagai sebagai pedoman menghitung total jam kerja pekerja/buruh Pengemudi Bus, karena dalam schedule kerja menggunakan kode, ditanda tangani oleh KOKALUM, PT. AUTO PADU dan PT. INALUM d. Rincian perhitungan upah lembur para pekerja/buruh yang tidak dibayar oleh perusahaan 2.4 Bahwa, Perhitungan Lembur Kondektur dan Perhitungan Over Time Pengemudi Bus tidak diikuti dengan praktek pembayaran upah kerja lemburnya pekerja/lembur. 2 P a g e
3. Dugaan Pelanggaran ketentuan UU Ketenagakerjaan Pasal 108 ayat (1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk; 3.1 Bahwa, sejak tahun 2014 sampai dengan saat ini PT. AUTO PADU telah mempekerjakan pekerja/buruh melebihi 10 (sepuluh) orang. 3.2 Bahwa, sampai hari ini belum pernah ada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di PT. AUTO PADU. 3.3 Bahwa, berdasarkan informasi, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara tidak pernah menerima pengesahan Peraturan Perusahaan dari PT. AUTO PADU 4. Dugaan Pelanggaran ketentuan UU Ketenagakerjaan Pasal 63 ayat (1) Dalam hal perjanjian kerja waktu tidak tertentu dibuat secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang bersangkutan ; 4.1 Bahwa, pada tanggal 09 Maret 2017 Direktur PT. AUTO PADU (Suhardi) telah menyatakan kesediannya untuk membuat Surat Pengangkatan (PKWTT) kepada para pekerja/buruh. Hal ini tercantum dalam Risalah Perundingan Bipartit yang juga telah ditandatangani oleh Direktur PT. AUTO PADU. 4.2 Bahwa, setelah perundingan tanggal 09 Maret 2017 tersebut pihak perusahaan justru melakukan intimidasi kepada pekerja/buruh untuk membuat surat pernyataan yang salah satu isinya tidak menuntut permanen (Artinya tidak menuntut surat pengangkatan). 5. Dugaan Pelanggaran ketentuan UU Serikat Pekerja/Serikat Buruh Pasal 28 Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh 5.1 Bahwa, setelah perundingan tanggal 09 Maret 2017 pihak perusahaan justru melakukan intimidasi kepada para pekerja/buruh yang bergabung dengan Serikat Buruh Patriotik Republik Indonesia (SERBUPRI) PT. AUTO PADU untuk mengundurkan diri dan diarahkan bergabung dengan SP-LEM 5.2 Bahwa, pada tanggal 30 Maret 2017 beberapa pekerja/buruh Serikat Buruh Patriotik Republik Indonesia (SERBUPRI) PT. AUTO PADU menyampaikan pernyataan kepada kami bahwa surat pembubaran diri kepada ketua SERBUPRI hanya untuk mengelabui PT. AUTO PADU agar tidak lagi ada penekanan anggota dan pengurus SERBUPRI PT. AUTO PADU 5.3 Bahwa, berdasarkan laporan yang kami terima bahwasanya HRD PT. AUTO PADU atas nama SUMBER SEMBIRING meminta para pekerja agar mengunduran diri dari keanggotaan SERBUPRI-KASBI jika masih ingin melanjutkan hubungan kerja dengan PT. AUTO PADU 5.4 Bahwa, berdasarkan bukti pengakuan dari pekerja/buruh PT. AUTO PADU yang kami miliki diduga intimidasi juga melibatkan beberapa oknum karyawan PT. INALUM salah satunya Mandor Bus PT. INALUM disebut sebut atas nama Suliadi dan seorang Manajer yang disebut sebut atas nama Sukur; 5.5 Bahwa, dugaan keterlibatan oknum karyawan PT. INALUM tersebut diduga karena adanya kemungkinan balas budi kepada salah satu Komisaris PT. AUTO PADU saat ini adalah merupakan pensiunan Direktur PT. INALUM Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas yang mana terdapat dugaan pelanggaran tindak pidana di bidang ketenagakerjaan, sesuai pasal 182 ayat (1) UU Ketenagakerjaan Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3 P a g e
Berdasarkan kewenangan yang telah diberikan tersebut maka dengan ini kami mohon kepada Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan untuk melakukan Pemeriksaan dan atau penyidikan terhadap dugaan pelanggaran tindak pidana ketentuan yang dilakukan oleh PT. AUTO PADU, jika terbukti bersalah kami menuntut agar dihukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Bahwa, selain dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh PT. AUTO PADU diatas terdapat juga pelanggaran ketenagakerjaan yang lain yaitu : 1. Bahwa, berdasarkan informasi dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara sejak tahun 2014 s/d Maret 2017 PT. AUTO PADU tidak pernah mendaftarkan Perjanjian Kerja antara PT. AUTO PADU dan PT. INALUM ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara, baik itu Perjanjian Pemborongan Pekerjaan dan atau Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja/Buruh. Padahal ini merupakan suatu kewajiban sebagaimana diatur dalam Permen 19 tahun 2012 pasal 10 dan Pasal 20 yang apabila tidak dilaksanakan akan terdapat sanksi yaitu Pencabutan Izin Operasional apabila Perjanjian Kerja tersebut adalah Perjanjian penyedia jasa pekerja/buruh sebagaimana disebut dalam pasal 23; Bahwa berkenaan dengan hal ini kami juga mohon kepada Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan untuk memeriksa Penyerahan Pekerjaan dari PT. INALUM kepada PT. AUTO PADU apakah menggunakan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan dan atau Perjanjian Penyedian jasa Pekerja/Buruh. Bahwa, Jika Penyerahaan pekerjaan kepada perusahaan lain menggunakan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan maka mohon kira juga memeriksa Perusahaan Pemberi Pekerjaan yaitu PT. INALUM apakah telah memiliki Bukti Pelaporan jenis pekerjaan penunjang dalam Permen 19 tahun 2012 Khususnya pasal 6 dan pasal 7 karena hal ini dapat berdampak pada peralihan hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan perusahaan penerima pemborongan beralih kepada perusahaan pemberi pekerjaan; Jika ditemukan pelanggaran maka kami mohon kiranya kami diberikan Nota Pemeriksaannya sehingga kami dapat mengajukan penetapan kepada Pengadilan Negeri berkenaan dengan peralihannya tersebut. sekedar mengingatkan bahwa penyerahan pekerjaan ini dimulai sekitar tahun 2014 Bahwa, Jika penyerahan pekerjaan kepada perusahaan lain menggunakan Perjanjian Penyedia Jasa Pekerja/Buruh dan terjadi pelanggaran ketentuan Permen 19 tahun 2012 Pasal 20 maka kami menuntut agar dilaksanakannya sanksi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 23 2. Bahwa, berdasarkan informasi dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara sejak tahun 2014 s/d Maret 2017 PT. AUTO PADU juga tidak pernah mencatatkan Perjanjian Kerja antara PT. AUTO PADU dengan pekerja/buruh ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara, sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (2) yang mana untuk itu kami menuntut agar dilasanakannya sanksi sebagaimana sanksi dalam pasal 27 ayat (3); 3. Bahwa, pada Pembayaran gaji bulan Maret 2017 PT. AUTO PADU justru melakukan pengurangan upah tetap Pengemudi Bus yang sebelumnya Rp. 2.800.000,- menjadi Rp. 2.505.000,- dengan alasan penyesuaian dengan Upah Minimum Kabupaten Batu Bara yang telah ditetapkan oleh Gubernur SUMUT. Hal ini merupakan pelanggaran Surat Keputusan Gubernur Sumut No. 188.44/733/KPTS/TAHUN 2016 bagian KEEMPAT. 4 P a g e
Demikian surat ini kami sampaikan dengan harapan dapat segera ditindak lanjuti. Atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terima kasih Hormat Kami, Federasi Serikat Buruh Patriotik Republik Indonesia ( SERBUPRI ) Ketuam Umum Sekretaris Umum Rizky Harahap H e r i a n t o 081210208885 081263108885 Tembusan, Kepada Yth : 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara 2. Pengurus Pusat Konfederasi KASBI di Jakarta 3. Arsip 5 P a g e