GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2015

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8.C TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN UANG DUKA BAGI KELUARGA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN SUKOHARJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2014

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BEASISWA KEPADA ANAK YATIM, PIATU DAN YATIM PIATU DALAM WILAYAH ACEH

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2014 SERI A.5...

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI CERDAS

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 014 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 080 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKABUMI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2018 TENTANG PENGALOKASIAN DAN TATA CARA PENYALURAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2018

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 46.1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENDIDIKAN BAGI MAHASISWA MISKIN UNTUK PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA (PTKIS) TAHUN 2015

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 09

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

[ GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN SEKOLAH BAGI SISWA KURANG MAMPU PADA SMA, MA, SMALB DAN SMK SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan dan memperoleh layanan pendidikan Sekolah Lanjutan Atas yang lebih berkualitas, bermutu, serta memberi kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang miskin, dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil serta mencegah dampak negatif krisis ekonomi, maka perlu diberi bantuan beasiswa kurang mampu pada SMA, MA, SMALB dan SMK Se-Provinsi Kepulauan Riau; b. bahwa untuk tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan dan pertanggungjawabannya secara baik, efisien dan tepat sasaran dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat bagi masyarakat perlu adanya pengaturan atau pedoman dalam pemberian bantuan biaya pendidikan sekolah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Bantuan Biaya Pendidikan Sekolah Bagi Siswa Kurang Mampu Pada SMA, MA, SMALB dan SMK Se- Provinsi Kepulauan Riau; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 9. Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2010 tentang Pengesahan Pengangkatan Drs. H. MUHAMMAD SANI dan Dr. H.M. SOERYA RESPATIONO, SH., MH sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Masa Jabatan Tahun 2010-2015; 10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 Nomor 6); 11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 14);

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN SEKOLAH BAGI SISWA KURANG MAMPU PADA SMA, MA, SMALB DAN SMK SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau. 4. Wakil Gubernur adalah Wakil Gubernur Kepulauan Riau. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 6. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau. 7. Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah yang selanjutnya disingkat BPKKD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 8. Inspektorat Daerah adalah Inspektorat Provinsi Kepulauan Riau. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 10. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 11. Bantuan bagi siswa miskin yang selanjutnya disebut Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan dari pemerintah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin. 12. Siswa adalah peserta didik yang belajar di SMA, MA, SMALB dan SMK baik negeri maupun swasta. 13. Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan selanjutnya disebut SMA/MA/SMK/MAK adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) baik sekolah negeri atau swasta yang berada di Provinsi Kepulauan Riau. 14. Kelas X, XI dan XII adalah kelas yang berada pada satuan pendidikan SMA, MA, SMALB dan SMK di Kabupaten/Kota se-provinsi Kepulauan Riau, yang memiliki izin penyelenggaraan yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.

15. Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu adalah bantuan sejumlah dana oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang diberikan untuk siswa kelas kelas X (sepuluh), kelas XI (sebelas) dan kelas XII (dua belas) yang tidak mampu pada SMA, MA, SMALB dan SMK untuk keperluan kebutuhan personil dalam pembelajaran. 16. Siswa yang berhak menerima bantuan siswa kurang mampu adalah siswa yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau yang belajar di SMA, MA, SMALB dan SMK di Kabupaten/Kota. BAB II Bagian Kesatu Maksud dan Tujuan Pasal 2 (1) Pemberian bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan biaya personal pendidikan siswa dalam menyelesaikan pendidikan disemua jenjang pendidikan sampai dengan selesai. (2) Pemberian bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu bertujuan untuk : a. memotivasi semangat belajar dan mendorong prestasi siswa SMA/MA/SMK/MAK yang berasal dari kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau; b. menghilangkan halangan siswa kurang mampu untuk akses pelayanan pendidikan; c. mencegah angka putus sekolah dan menarik siswa kurang mampu untuk bersekolah kembali; d. membantu siswa kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan personil dalam kegiatan pembelajaran; dan e. mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan menengah. Bagian Kedua Kebijakan Umum Pasal 3 (1) Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan anggaran yang tersedia serta disalurkan secara selektif, transparan dan akuntabel. (2) Sekolah yang bermaksud meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah untuk biaya pendidikannya diwajibkan membuat proposal permohonan. (3) Anggaran belanja bantuan biaya pendidikan merupakan anggaran Dinas Pendidikan yang dikelola oleh BPKKD melalui Bendahara Pengeluaran Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 4 (1) Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu adalah bantuan dari pemerintah daerah berupa sejumlah uang tunai yang diberikan langsung kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin. (2) Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu dapat diberikan kepada siswa kelas X (sepuluh), XI (sebelas) dan XII (dua belas) yang kurang mampu dari Kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau yang sedang aktif sekolah di SMA, MA, SMALB dan SMK. (3) Penerima Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu adalah siswa yang ditetapkan Pemerintah daearah berdasarkan mekanisme yang telah ditetapkan. (4) Siswa Kurang Mampu adalah siswa SMA, MA, SMALB dan SMK yang orang tuanya kurang mampu membiayai pendidikan anaknya, orang tua miskin atau rumah tangga miskin sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. (5) Lembaga penyalur adalah Bank yang sudah ditunjuk oleh sekolah yang akan menerima dana bantuan siswa kurang mampu. (6) Rekening penampung yang dibuka oleh sekolah atas permintaan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu. (7) Rekening Tabungan Penerima adalah rekening tabungan atas nama sekolah yang dibuka di unit kerja penyalur yang digunakan untuk menerima dana Bantuan Siswa Kurang Mampu sesuai dengan ketentuan. (8) Besaran bantuan yang akan diberikan disesuaikan dengan kebutuhan biaya pendidikan siswa dan kemampuan keuangan daerah. BAB III PRINSIP PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDDIKAN Pasal 5 (1) Bantuan biaya pendidikan dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. transparan; b. kontinuitas; c. akuntabel; d. kepastian hukum; e. tepat sasaran; f. tepat jumlah; dan g. tepat waktu.

(2) Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dimaksudkan bahwa bantuan biaya pendidikan yang disalurkan dikelola secara terbuka mulai dari proses seleksi, penetapan, hingga penyaluran biaya pendidikan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. (3) Kontinuitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dimaksudkan bahwa bantuan biaya pendidikan diberikan secara berkesinambungan atau berkelanjutan setiap tahun yang penganggarannya ditetapkan dalam APBD. (4) Akuntabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dimaksudkan bahwa bantuan biaya pendidikan yang disalurkan dapat dipertanggungjawabkan baik dari aspek keuangan, out put, maupun manajemen pengelolaan. (5) Kepastian hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dimaksudkan bahwa bantuan biaya pendidikan yang disalurkan dilakukan secara konsisten dan ada jaminan kepastian bahwa semua unsur masyarakat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi dapat memperoleh bantuan biaya pendidikan (6) Tepat sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dimaksudkan bahwa bantuan biaya pendidikan disalurkan kepada calon mahasiswa dan mahasiswa yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. (7) Tepat jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dimaksudkan bahwa besarnya bantuan biaya pendidikan yang diterima sesuai dengan yang ditetapkan. (8) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dimaksudkan bahwa biaya pendidikan disalurkan sesuai dengan jadwal waktu dan mekanisme penyaluran. BAB IV TATA KERJA PELAKSANA TEKNIS DAN PROSEDUR PENGAJUAN Bagian Kesatu Gubernur Pasal 6 Gubernur karena jabatannya sebagai pemegang kekuasan pengelolaan keuangan mempunyai kewenangan : a. menetapkan tim pengelola bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu; b. meneruskan proposal yang disampaikan oleh pemohon kepada tim sesuai dengan Peraturan Gubernur; c. menandatangani Surat Keputusan untuk bantuan biaya pendidikan yang diusulkan oleh tim seleksi; d. menetapkan, menambah dan mengurangi jumlah bantuan atau membatalkan pemberian bantuan yang diusulkan oleh tim;

e. sewaktu-waktu dapat meminta kepada tim untuk melakukan rapat koordinasi dalam rangka mengetahui perkembangan pemberian bantuan biaya pendidikan untuk siswa kurang mampu pada SMA, MA, SMALB dan SMK; dan f. membina dan mengevaluasi kinerja tim pengelola bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu. Bagian Kedua Sekretaris Daerah Pasal 7 Sekretaris Daerah karena jabatannya mempunyai kewenangan : a. mengusulkan pembentukan tim bantuan biaya pendidikan kepada Gubernur untuk selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur; b. mengkoordinasikan penyiapan bahan dalam penyusunan pedoman pengelolaan bantuan biaya pendidikan; c. memberikan masukan kepada tim pengelola bantuan biaya pendidikan dalam rangka percepatan pelaksanaan tugas; d. meneliti dan membubuhkan paraf pada surat keputusan Gubernur yang selanjutnya akan ditandatangani oleh Gubernur; dan e. melakukan pembinaan pengelolaan keuangan bantuan biaya pendidikan dalam rangka penyampaian pertanggungjawaban yang disampaikan oleh pengguna anggaran kepada Gubernur. Bagian Ketiga Pengguna Anggaran Pasal 8 (1) Pengguna Anggaran bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu, bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (2) Pengguna Anggaran mempunyai tugas : a. menandatangani nota dinas persetujuan bantuan dana yang diusulkan oleh Dinas Pendidikan kepada Gubernur; dan b. bersama tim menyampaikan nota dinas kepada Gubernur untuk mendapatkan persetujuan Gubernur. Bagian Keempat Dinas Pendidikan Pasal 9 Tugas dan peran Dinas Pendidikan dalam pemberian bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu adalah : a. mengusulkan kepada Gubernur jumlah siswa yang akan mendapatkan bantuan biaya pendidikan sesuai dengan ketersediaan anggaran yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD;

b. mengusulkan kepada Gubernur jumlah kuota untuk beberapa penyelenggara pendidikan SMA, MA, SMALB dan SMK yang ada di Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan ketersediaan anggaran; c. meneliti persyaratan pengajuan bantuan biaya pendidikan untuk siswa kurang mampu pada SMA, MA, SMALB dan SMK dari proposal yang diajukan oleh sekolah; d. melakukan evaluasi terhadap proposal kebenaran rencana kegiatan bantuan keuangan meliputi kebenaran data identitas pemohon bantuan, kewajaran isi proposal, kelengkapan persyaratan proposal serta ketersediaan dana dalam rekening pos belanja bantuan pendidikan/beasiswa; dan e. mengusulkan nama-nama calon siswa penerima bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu dan besaran jumah dana yang wajar diberikan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kelima Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Pasal 10 Tugas dan peran BPKKD dalam pemberian bantuan biaya pendidikan siswa kurang mampu ini adalah : a. meneliti persyaratan pengajuan berkas bantuan biaya pendidikan; b. memproses pencairan pengajuan usulan bantuan biaya pendidikan sekolah dari Dinas Pendidikan kepada penerima bantuan yang telah disetujui oleh Gubernur; c. menerima lampiran bukti penggunaan dana bantuan bantuan biaya pendidikan dari siswa penerima bantuan; d. melaksanakan pembinaan terhadap administrasi belanja bantuan biaya pendidikan; e. melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan belanja bantuan kepada sekretaris daerah; dan f. mempertanggungjawabkan semua pengeluaran belanja bantuan pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku kepada Gubernur. Bagian Keenam Bendahara Pengeluaran Pasal 11 Bendahara Pengeluaran Belanja Bantuan Pendidikan/Beasiswa mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. menyiapkan proses administrasi belanja bantuan pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku kemudian melaksanakan pembukuan setiap transaksi keuangan pada buku pembantu; b. membuat laporan bulanan pertanggungjawaban pengelolaan belanja bantuan pendidikan sekolah untuk siswa untuk disampaikan pada Pengguna Anggaran; c. dalam melaksanakan tugasnya, secara fungsional Bendahara pengeluaran bertanggungjawab pada Pengguna Anggaran;

d. meneliti dan mengkoreksi laporan pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan oleh penerima bantuan dan membuat catatan bahwa laporan pertanggungjawaban telah lengkap sebagai dasar pencairan dana selanjutnya; dan e. memelihara dokumentasi belanja bantuan pendidikan/beasiswa berupa surat pernyataan penerima bantuan, laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan dari penerima bantuan, kwitansi penerimaan uang, Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM), serta bukti lainnya yang terkait. Bagian Ketujuh SMA, MA, SMALB dan SMK Pasal 12 Sekolah (SMA, MA, SMALB dan SMK) bertugas dan bertanggungjawab : a. mengumumkan kepada siswa di Satuan Pendidikan/Penyelenggara Sekolah masing-masing tentang bantuan biaya pendidikan sesuai dengan jumlah kuota yang diberikan Pemerintah Daerah; b. membuat proposal yang diajukan oleh sekolah dan menyeleksi sesuai dengan persyaratan yang berlaku; dan c. mengirimkan nama-nama yang berhak menerima bantuan biaya pendidikan kepada Gubernur melalui Dinas Pendidikan. Bagian Kedelapan Kriteria dan Prosedur Penerima Bantuan Pendidikan Siswa Kurang Mampu Pasal 13 Kriteria Penerima Bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu antara lain sebagai berikut : a. orangtua siswa penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS); b. siswa penerima Kartu Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin; c. orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH); d. siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya; e. siswa yatim, piatu atau yatim piatu; f. siswa berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga sangat Miskin; dan g. siswa yang tidak mampu secara ekonomi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari lurah/desa atau pejabat yang berwenang mengeluarkannya. Pasal 14 Prosedur Penerima Bantuan Siswa Kurang Mampu : a. proposal usulan calon siswa penerima bantuan siswa kurang mampu diajukan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Pendidikan; b. proposal usulan wajib melampirkan persyaratan yang telah ditentukan;

c. proposal dilampiri nomor rekening atas nama sekolah calon penerima bantuan; d. proposal usulan calon penerima bantuan siswa kurang mampu hanya diperuntukkan 1 (satu) nama sekolah (SMA, MA, SMALB dan SMK);dan e. proposal permohonan bantuan siswa kurang mampu yang diajukan atas nama organisasi sekolah penyelenggara satuan pendidikan. Bagian Kesembilan Jangka Waktu dan Persyaratan Pemberian Bantuan Siswa Kurang Mampu Pasal 15 (1) Jangka waktu penerimaan dana bantuan beasiswa siswa kurang mampu diatur sebagai berikut : a. bantuan beasiswa siswa kurang mampu ini diperuntukkan hanya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan APBD dan tidak secara otomatis tahun berikutnya mendapat bantuan dengan jumlah yang sama sesuai dengan kemampuan keuangan daerah; b. jangka waktu pemberian bantuan beasiswa siswa kurang mampu adalah sebagaimana berikut : 1. Kelas X (sepuluh) minimal semester I. 2. Kelas XI (sebelas) minimal semester III. 3. Kelas XII (dua belas) minimal semester V. (2) Persyaratan : a. permohonan bantuan siswa kurang mampu dibuat dalam bentuk proposal yang ditujukan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Pendidikan; b. proposal diajukan atas nama organisasi sekolah dengan melampirkan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini di jilid rapi; c. setiap proposal pemohon hanya memuat 1 (satu) nama sekolah penyelenggara pendidikan; d. proposal harus menyebutkan jalur yang dipilih yaitu : Jalur siswa kurang mampu; e. proposal yang telah diajukan tidak dapat ditarik kembali; f. proposal wajib melampirkan : 1. Profil sekolah yang dilengkapi kondisi sekolah data guru dan siswa. 2. Surat Keputusan (SK) tentang penetapan nama-nama siswa kurang mampu kelas X, XI dan XII yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah. 3. Fotocopy Rekening Bank sekolah yang masih aktif. 4. Surat Keterangan Siswa Kurang Mampu (SKTM) yang dikeluarkan dari lurah/kepala Desa atau pejabat yang berwenang mengeluarkannya.

Bagian Kesebelas Alur Pengajuan Proposal Pasal 16 Alur pengajuan proposal melalui penyelenggara Satuan Pendidikan SMA, MA, SMALB dan SMK adalah sebagai berikut : a. pemerintah Daerah menyurati masing-masing sekolah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Riau untuk menyampaikan rencana pemberian bantuan biaya pendidikan secara kolektif melalui Dinas Pendidikan; b. pada tahap awal masing-masing penyelenggara satuan pendidikan SMA, MA, SMALB dan SMK melakukan seleksi dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur ini; dan c. hasil seleksi dari masing-masing penyelenggara satuan pendidikan SMA, MA, SMALB dan SMK disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Pendidikan. BAB V BESARAN BANTUAN Pasal 17 (1) Besaran bantuan biaya pendidikan untuk siswa kurang mampu ditentukan dengan mempertimbangkan indeks kemahalan harga di daerah tempat sekolah yang bersangkutan yang meliputi : a. biaya pendidikan di Sekolah; b. biaya kebutuhan personil dalam kegiatan pembelajaran Sekolah; dan c. biaya konsumsi, transportasi disekolah. (2) Besaran bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar Rp. 1.080.000,- (satu juta delapan puluh ribu rupiah). BAB VI PERSYARATAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN BANTUAN Pasal 18 Proposal yang telah mendapat persetujuan pembayaran oleh Gubernur dan pengguna anggaran, dana bantuannya dapat diambil oleh pemohon pada bendahara pengeluaran PPKD dengan persyaratan sebagai berikut : a. menandatangani kwitansi pembayaran dan surat peryataan kesanggupan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan atas penggunaan dana bantuan yang telah diterima; b. membawa dan menunjukkan KTP Asli; dan c. membawa Materai 6000 sebanyak 2 lembar (untuk surat pernyataan dan kwitansi pembayaran).

Pasal 19 (1) Penerima bantuan biaya pendidikan sekolah untuk siswa kurang mampu memberikan fotokopi rekening bank atas nama sekolah sesuai dengan nama yang tercantum pada pengajuan proposal. (2) Pembayaran kepada penerima bantuan biaya pendidikan sekolah dilakukan dengan cara mentransfer ke rekening bank penerima bantuan. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 20 (1) Penerima bantuan biaya pendidikan sekolah bagi siswa kurang mampu wajib melampirkan penggunaan dana yang diterima dengan melampirkan bukti-bukti yang sah. (2) Bukti penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kwitansi atau slip pembayaran uang semester terakhir BAB VIII PELIMPAHAN KEWENANGAN Pasal 21 Dalam keadaan tertentu Gubernur dapat melimpahkan kewenangannya kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan disposisi terhadap proposal yang masuk yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. BAB IX PENGAWASAN BELANJA BANTUAN Pasal 22 (1) Gubernur melakukan pengawasan terhadap pengelola dana bantuan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui Inspektorat Daerah. (3) Inspektorat Daerah melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dana bantuan biaya pendidikan. (4) Monitoring dan evaluasi kegiatan bantuan biaya pendidikan dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan BPKKD.

BAB X PENUTUP Pasal 23 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Ditetapkan di Tanjungpinang pada tanggal 5 Januari 2015 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Dto MUHAMMAD SANI Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 6 Januari 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU, dto ROBERT IWAN LORIAUX BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 NOMOR 255