BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai makhluk individual dan sosial memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa dalam kehidupan manusia memiliki peranan yang sangat penting. Chaer dan Leonie Agustina (2010:14) menjelaskan bahwa bahasa merupakan alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, dalam arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan. Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok atau masyarakat untuk berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lain. Fungsi bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena tanpa adanya bahasa seseorang tidak akan dapat menyampaikan apa yang sedang dirasakan, dipikirkan dan diinginkan. Dalam kegiatan berbahasa, penutur dan lawan tutur berusaha saling memberikan pemahaman terhadap apa yang disampaikan oleh masing-masing individu tersebut. Wahab (1991:55) berpendapat bahwa bahasa dibedakan atas dua fungsi yang sangat penting, yaitu fungsi transaksional dan intraksional. Fungsi transaksional yaitu fungsi bahasa yang bersifat untuk menyatakan isi kalimat saja, artinya bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi faktual atau informasi proporsional. Fungsi intraksional yaitu fungsi bahasa yang melibatkan sosial dan individual. Hal ini dikarenakan sebagian besar interaksi manusia sehari-hari lebih 1
2 banyak diwarnai oleh hubungan antarmanusia dan tidak semata-mata berorientasi pada pesan. Dalam kegiatan komunikasi akan muncul berbagai macam tuturan dan di antaranya adalah tuturan imperatif. Lazimnya tuturan imperatif digunakan untuk menunjuk salah satu kalimat bahasa Indonesia, yaitu kalimat imperatif atau kalimat perintah. Kalimat imperatif merupakan suatu kalimat yang digunakan untuk menyuruh seseorang melakukan sesuatu. Menurut Alisjabana (dalam Rahardi, 2005:19) bahwa kalimat perintah sebagai ucapan yang isinya memerintah, memaksa, menyuruh, mengajak, meminta, agar orang yang diperintah melakukan apa yang dimaksudkan di dalam perintah itu. Lebih lanjut Rahardi (2005:79) menjelaskan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat memerintah atau meminta agar mitra melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berupa suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus dan santun. Secara singkat kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi lima macam, yakni (a) kalimat imperatif biasa, (b) kalimat imperatif permintaan,(c) kalimat imperatif pemberian izin, (d) kalimat imperatif ajakan, dan (e) kalimat imperatif suruhan. Tuturan imperatif dapat digunakan oleh siapapun dalam kegiatan komunikasi. Kalimat yang berupa perintah, menyuruh, dan memaksa biasanya dilakukan oleh atasan kepada bawahannya untuk melakukan sesuatu, sedangkan meminta lebih bersifat netral karena dapat dilakukan oleh semua kalangan tanpa harus
3 memperhatikan jenjang atau status orang yang dimintai sesuatu tersebut. Dalam kegiatan formal tuturan imperatif kerap kali digunakan oleh seorang guru kepada siswa, tidak terkecuali juga seorang presiden kepada bawahannya. Sebagai seorang kepala negara presiden memiliki kewenangan untuk memberikan perintah kepada rakyatnya maupun kepada jajaran pemerintahannya. Interaksi yang dilakukan oleh presiden dalam melakukan tuturan dengan rakyat atau jajaran pemerintahannya akan terlihat bentuk tuturan imperatif yang dilakukan oleh presiden. Berdasarkan hal tersebut, bentuk tuturan imperatif yang digunakan oleh seorang presiden akan berbeda dengan bentuk tuturan imperatif yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk tuturan imperatif yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Setiap individu pasti memiliki keunikan tersendiri dalam berkomunikasi terutama seorang pemimpin negara seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lazimnya dilihat dari kedudukannya, seorang presiden akan menata pemakaian bahasanya sedemikian rupa untuk menjaga kewibawaannya dan menimbulkan citra sebagai seorang kepala negara. Hal tersebut tentunya menarik untuk dikaji bagaimana tuturan yang digunakan oleh seorang kepala negara baik dalam situasi resmi maupun situasi santai. Bentuk tuturan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah tuturan yang berupa tuturan imperatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam melakukan interaksi dengan masyarakat maupun dengan para petinggi negara dalam rapat.
4 Tuturan yang dilakukan oleh presiden tentu akan sangat berbeda dengan tuturan yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini akan sangat menarik untuk dikaji dan didalami lebih jauh untuk memperdalam pengetahuan tentang bentuk tuturan yang digunakan oleh kalangan elit pemerintahan dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penelitian tentang tuturan imperatif sebelumnya pernah dilakukan oleh Dini Kurnia Hartanti dengan judul Karakteristik Bahasa pada Tuturan Imperatif Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar Kelas VIII A SMPN 18 Malang. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang bentuk-bentuk kalimat imperatif yang digunakan oleh seorang guru dengan muridnya dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu pada pembahasan dalam penelitian ini membahas tentang pola pada kalimat dan diksi dalam kalimat imperatif yang digunakan oleh guru tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat dari segi objek penelitiannya. Objek penelitian pada penelitian terdahulu adalah tuturan yang digunakan oleh guru, sedangkan pada penelitian ini adalah tuturan yang digunakan oleh kepala negara yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Tuturan yang digunakan oleh guru tentu sangat berbeda dengan tuturan yang digunakan oleh seorang kepala negara. Selain itu, penelitian ini menekankan wujud dan fungsi kalimat imperatif dengan menggunakan pendekatan pragmatik. Objek dari penelitian ini adalah tuturan imperatif yang digunakan oleh presiden yang ditulis dalam media massa. Saat ini peran media massa sangat penting
5 dalam kegiatan komunikasi atau penyampaian pesan. Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan media massapun semakin berkembang salah satunya adalah media online. Media online sangat mudah diakses oleh siapapun dan kapanpun. Kompas.com merupakan salah satu koran online yang selalu menyajikan berita-berita secara update. Sebagai salah satu media penyampai informasi, Kompas.com tentu menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dimengerti oleh pembaca terutama dalam hal ini adalah tuturan-tuturan presiden. Dalam tuturannya tentu presiden menggunakan berbagai macam tuturan salah satunya adalah tuturan imperatif. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul Analisis Tuturan Imperatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com, untuk mendalami wujud-wujud imperatif dalam tuturan yang digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 1.2 Fokus Penelitian Masalah pada penelitian ini difokuskan pada tuturan imperatif. Dalam penelitian ini akan membahas tentang tuturan imperatif yang digunakan oleh seorang kepala negara yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com. Kompas.com merupakan salah satu dari media online. Karena dalam tuturan terdapat tuturan langsung dan tidak langsung maka penelitian ini menekankan fokus penelitian pada tuturan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam koran online tersebut. Penelitian ini akan meneliti tentang wujud dan fungsi dari tuturan imperatif tersebut dengan menggunakan pendekatan pragmatik.
6 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana wujud tuturan imperatif yang digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com? 2) Bagaimana fungsi tuturan imperatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan tuturan imperatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam melakukan interaksi dengan masyarakat. Adapun tujuan khusus penelitian ini dapat dijabarkan sebagai bnerikut. 1) Mendeskripsikan wujud tuturan imperatif yang digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com 2) Mendeskripsikan fungsi tuturan imperatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Kompas.com 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk memahami bentuk tuturan imperatif, terutama bentuk-bentuk imperatif yang digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam berinteraksi dengan masayarakat dan bawahannya di pemerintahan. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman dalam pembelajaran
7 ilmu bahasa yang berkaitan dengan bentuk kalimat imperatif. Dalam hal ini, kalimatkalimat imperatif yang digunakan oleh seorang penutur bahasa dalam kegiatan berinteraksi atau berkomunikasi dengan lingkugannya.secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk penelitian-penelitian bahasa selanjutnya dan mampu memberikan sumbangan pemahaman untuk penelitian bahasa lainnya, sehingga penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda. 1.6 Penegasan Istilah 1) Tuturan Imperatif adalah tuturan perintah atau meminta yang dilakukan untuk mendapatkan respon atau tindakan dari lawan tutur sebagaimana yang diharapkan penutur (Rahardi, 200: 79) 2) Wujud imperatif adalah bentuk tuturan yang mengandung makna memerintah yang diungkapkan oleh seseorang 3) Fungsi imperatif adalah fungsi yang menandai penggunaan tuturan untuk memerintah, melarang, mengajak, meminta, mengharapkan, dan lain-lain. 4) Kompas.com merupakan koran online yang berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual dan juga memiliki koran Kompas dalam bentuk digital.