merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Waspada Keracunan. Akibat Kandungan Logam Berat pada Kosmetik

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Acara Serta Kendala Implementasinya. Cet.1(Jakarta: Kencana 2008). Hal.1.

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

Noor Aida 1, Erna Prihandiwati S.F., Apt 2, Amaliyah Wahyuni, S.Si., Apt 3

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif bagi yang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

INTISARI UJI KUALITATIF KANDUNGAN MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR TAPANDANG BERSERI PELAIHARI

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMUSNAHAN KOSMETIKA

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemer

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TANPA NOMOR REGISTRASI YANG DIJUAL DI PASAR TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

Universitas Sumatera Utara

Hidrokinon dalam Kosmetik

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

I. PENDAHULUAN. yang lalu (Iswari, 2007). Bahan yang dipakai dalam usaha mempercantik diri. maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

INTISARI ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG DIJUAL DI PASAR RANTAU KABUPATEN TAPIN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN KOSMETIKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PUBLIC WARNING / PERINGATAN. No : KH Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KECANTIKAN PADA VENICE PURE AESTETHIC CLINIC

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

ANALISIS UJI KUALITATIF MERKURI PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN. yang esensial dan vital (Tortora dan Derrickson, 2009). Warna kulit ditentukan oleh

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG

RANCANGAN, 28 SEPTEMBER 2017 NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya iklan di berbagai media yang menampilkan wanita berkulit cerah

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

BAB I. Pendahuluan. mendeskripsikan kata kosmetik selalu identik dengan peralatan make-up atau

MASUKAN KAMI TERIMA PALING LAMBAT TANGGAL 18 OKTOBER 2017

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

BERITA NEGARA. BADAN POM. Notifikasi Kosmetika. Prosedur. Pengajuan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

Medical Laboratory Technology Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

1. ATK. 2. Printer dan Komputer.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keywords : Lead (Pb), Registered and Unregistered Local Lipstick, Knowledge and Attitude of Consume

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan perundang-undangan. Izin menurut definisi yaitu perkenan atau

I. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

UJI KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA KOSMETIK PEMUTIH WAJAH YANG DIPASARKAN DI MEDIA ONLINE

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

Laboratorium Farmasetika

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN DOKUMEN INFORMASI PRODUK

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya. penambahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003). Kosmetik sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono dan Latifah, 2007). Menurut Maharani (2015), dahulu pembagian antara produk kosmetika dan obat jelas. Hampir semua kosmetika tidak lebih dari pelembab, pembersih dan produk pewarna. Saat ini batasan antara produk obat dan kosmetik untuk perawatan kulit menjadi samar-samar. Banyak kosmetik dipasarkan dengan pernyataan untuk mempercepat pembentukan sel-sel baru, membangun jaringan penunjang kulit, memperbaiki kerusakan kulit dan memperbaiki skin aging. Berdasarkan fungsinya kosmetik dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, memperbaiki penampilan dan kecantikan tujuannya adalah memperbaiki penampilan dengan menekankan pada bagian muka atau tubuh yang terlihat lebih baik supaya penglihatan orang terfokus pada bagian tersebut. Pada saat yang 1

2 bersamaan dibuat untuk menyamarkan bagian yang kurang menarik dan memperbaiki lesi kulit. Kategori ini termasuk makeup, pewarna rambut, cat kuku dan sebagainya. Kedua, perawatan kulit tujuannga adalah untuk mencapai dan mempertahankan kehalusan dan kelenturan kulit. Bahan yang termasuk disini adalah pelembab dan pencuci muka. Ketiga, pelindung kulit tujuannya adalah melindungi kulit dari matahari, angin, dingin dan lain-lain (Maharani, 2015). Salah satu kosmetik yang sering digunakan wanita adalah bedak. Bedak adalah bubuk yang digunakan sebagai kosmetik untuk mempercantik muka atau sebagai obat kulit. Bedak ditujukan untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit wajah, misalnya untuk menutupi kulit wajak yang mengilap (skin imperfection and shininess). Bedak membantu memberi rona pada wajah dan mempercantik penampilan. Bedak terbagi atas dua jenis yaitu bedak tabur dan bedak padat. Bedak tabur digunakan dengan cara ditabur pada kulit, sedangkan bedak padat digunakan dengan spons, kuas, atau kasur bedak. Adapun hal-hal yang menjadi syarat bedak adalah mudah disapukan pada kulit, bebas dari partikel keras dan tajam, tidak mudah menggumpal, tidak mengiritasi kulit, memenuhi derajat halus yang telah ditetapkan (Tranggono dan Latifah, 2007). Keberadaan logam berat dalam produk kosmetik dapat membahayakan manusia. Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat pengotor pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Kandungan logam berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang ditambahkan dengan sengaja atau tidak sengaja sangat tidak dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit secara langsung (BPOM RI, 2014).

3 Pemakaian merkuri dapat menimbulkan iritasi kulit, bintik-bintik hitam, penipisan kulit dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Merkuri pada kosmetik ini dapat diserap oleh kulit dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Efek toksisitas merkuri terutama pada organ ginjal dan susunan saraf pusat. Merkuri di dalam darah akan mengendap di dalam ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal. Merkuri juga akan menyerang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan gangguan sistem saraf seperti tremor, insomnia, pikun, gangguan penglihatan, ataksia (gerakan tangan tidak normal), gangguan emosi, dan depresi. Pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2007). Suatu produk kosmetik yang tidak memiliki nomor registrasi, kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan dengan kandungan merkuri yang terdapat pada produk kosmetik (BPOM RI, 2007). Merkuri atau air raksa (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) akan memadat pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri (Hg) memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/mol, titik beku -39º C, dan titik didih 356,6 ºC (Palar, 2008).

4 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor Hk.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika dilampirkan bahwa persyaratan merkuri dalam kosmetik tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/l (1 bpj). Penelitian Gusmaya (2005), menyatakan bahwa 10 kosmetik krim pemutih produksi China yang beredar di pasar Ramai kota Medan mengandung merkuri. Sembilan diantaranya melebihi baku mutu yang diperbolehkan yaitu 1mg/kg (1bpj) dan dikategorikan tidak aman. Selanjutnya penelitian Hafwenny (2015), melaporkan bahwa dari 15 krim pemutih yang dijual bebas di klinik kecantikan Kota Medan terdapat 14 sampel krim yang mengandung merkuri dan 11 diantaranya melebihi baku mutu yang diperbolehkan. Selain itu penelitian Melia (2009), diketahui dari tiga sampel bedak padat, diperoleh bahwa sampel bedak padat V tidak mengandung merkuri. Sementara itu bedak padat S mengandung Hg sebesar 3,00.10-4 % dan bedak padat M mengandung Hg sebesar 4,39.10-4 %. Hal ini menunjukkan bahwa bedak M dan S tidak memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Badan POM tentang kosmetik. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut diketahui bahwa kosmetik berpotensi mengandung merkuri yang dilarang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Badan POM. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kosmetik khususnya bedak padat yang mengandung merkuri.

5 Kota Sidikalang merupakan pusat pasar yang berada di kabupaten Dairi. Pasar tersebut satu-satunya pasar tradisional dan menjadi pusat jual beli kebutuhan masyarakat yang mudah dijangkau. Banyak bedak padat yang beredar di pasar Kota Sidikalang, mulai dari bedak padat lokal dan bedak padat impor. Tingkat pengetahuan dan sikap konsumen tentang bedak padat yang dijual perlu diketahui sebab bedak padat merupakan produk konsumen yang sangat sering digunakan khususnya bagi kaum wanita. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suau tindakan. Terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Notoadmodjo, 2011). Tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang mengenai bedak padat mengandung merkuri juga sangat diperlukan terutama dalam menentukan bedak padat yang akan dipakai untuk merias wajah. Berdasarkan hal-hal diatas, maka dilakukan penelitian tentang kandungan merkuri pada bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi badan pengawas obat dan makanan (BPOM) serta tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017.

6 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat kandungan logam merkuri pada bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat yang dijual di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui kandungan logam merkuri pada bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dijual di pusat pasar di kota Sidikalang. 2. Untuk mengetahui jumlah kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dijual di pusat pasar di kota Sidikalang. 3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat

7 dan Makanan (BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang 4. Untuk mengetahui sikap konsumen dan pedagang terhadap bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang 5. Untuk mengetahui tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah tentang kemungkinan kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor yang terdapat di kota Sidikalang sehingga dapat mengawasi peredaran produk bedak padat yang mengandung logam berat dan bahan berbahaya lainnya. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk pengayaan literatur tentang kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan import yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta perilaku konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017. 3. Sebagai bahan informasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya para kaum wanita sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor.

8 4. Untuk peneliti sendiri agar menambah wawasan dan dapat menemukan serta memecahkan permasalahan tentang kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017.