BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak pada permintaan atas audit laporan keuangan. Hal ini karena setiap perusahaan yang telah go public wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh auditor independen kepada Bapepam dan LK. Berdasarkan keputusan nomor KEP- 346/BL/2011, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK, dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan tahunan dapat menyebabkan berkurangnya manfaat laporan keuangan tersebut bagi para penggunanya. Suwardjono (2005) menjelaskan, ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan. Namun pada kenyataannya, perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit masih cukup banyak. Berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) nomor Peng-LK- 00043/BEI.PPR/04-2013 tentang penyampaian laporan keuangan auditan, terdapat 52 perusahaan dari 467 total perusahaan tercatat terlambat dalam penyampaian laporan keuangan auditan (www.idx.co.id). Artinya, masih terdapat kurang lebih 1
2 11% perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Proses audit oleh akuntan publik akan menghasilkan laporan audit yang berisi pendapat atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Proses audit yang berlangsung lama berdampak pada terlambatnya publikasi laporan keuangan. Semakin lama proses audit berlangsung menyebabkan semakin lamanya publikasi laporan keuangan. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor independen. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut dengan audit delay (Subekti dan Widiyanti, 2004). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya untuk menguji beberapa variabel yang mempengaruhi audit delay. Lestari (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI. Faktor-faktor yang digunakan antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor, dan opini auditor. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa faktor profitabilitas, solvabilitas, dan kualitas auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Rachmawati (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap audit delay dan timeliness. Faktor internal yang digunakan antara lain adalah profitablitas, solvabilitas, internal auditor, dan size perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang digunakan adalah ukuran KAP. Hasil penelitian yang dilakukan Rachmawati (2008) menjelaskan bahwa ukuran
3 KAP mempengaruhi audit delay. Savitri (2010) meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit dan kualitas audit secara statistik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Beberapa variabel independen yang akan diteliti kembali dalam penelitian ini adalah profitabilitas, solvabilitas, penerapan GCG, dan ukuran KAP terhadap audit delay. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 2010). Tingkat profitabilitas yang tinggi jika dihubungkan dengan total aset, menunjukkan bahwa perusahaan mampu memperoleh laba berdasarkan aset yang dimiliki. Tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan informasi yang dapat menambah keyakinan para investor untuk melakukan investasi. Sehingga, tingkat profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat mendorong perusahaan untuk segera mempublikasikan laporan keuangannya. Dengan semakin cepat publikasi laporan keuangan, maka audit delay perusahaan menjadi lebih singkat. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya (Hanafi dan Halim, 2009). Tingkat solvabilitas perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tidak solvabel. Perusahaan yang tidak solvabel menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel cenderung menunda publikasi laporan keuangannya karena hal ini
4 merupakan bad news bagi investor dan kreditor. Kondisi ini dapat membuat audit delay perusahaan menjadi semakin lama. Organization for Economic Cooperation an Development (OECD) dalam Solihin (2009) menjelaskan bahwa Corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of the right and responsibility among different participants is the corporation, such as the board, managers, shareholders, and other stakeholders. Good Corporate Governance dapat diterapkan oleh perusahaan melalui mekanisme corporate governance yang memuat asas GCG. Berdasarkan pedoman GCG KNKG (2006), dijelaskan bahwa terdapat 5 asas GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Peran organ perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi sangat penting dalam pencapaian GCG. Salah satu upaya yang dilakukan oleh organ perusahaan, terutama Dewan Komisaris untuk penerapan GCG adalah dengan membentuk komite audit. Tugas komite audit adalah membantu dewan komisaris untuk memastikan laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan PABU, sistem pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal dan eksternal telah dilakukan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Sehingga dengan keberadaan komite audit dalam perusahaan, diharapkan dapat mempercepat proses
5 audit oleh auditor independen dan audit delay pada perusahaan menjadi lebih singkat. Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam kategori the big four merupakan KAP yang berukuran besar. KAP yang termasuk dalam kategori the big four adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young Global, KPMG International, dan PricewaterhouseCoopers (Arens, dkk, 2011). KAP yang termasuk dalam kategori the big four memiliki kualitas yang lebih baik, baik dari segi jumlah partner dan staf, kompetensi auditor, fasilitas yang lengkap dalam menunjang pekerjaan audit, dan sistem penyelesaian audit yang lebih baik. Dengan kualitas yang dimiliki KAP kategori the big four dapat mempersingkat waktu penyelesaian audit pada perusahaan dan audit delay perusahaan menjadi lebih singkat. Industri pertambangan merupakan industri yang dinilai mampu menyelamatkan perekonomian Indonesia dari krisis ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari adanya revisi sementara atas Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Dengan adanya revisi peraturan ini, pemerintah kembali membebaskan industri pertambangan untuk melakukan ekspor tanpa ada pembatasan. Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada perusahaan pertambangan terkait dengan variabel-variabel independen yang diteliti terhadap audit delay. Dengan mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti, perusahaan dapat menentukan kebijakan sehingga laporan keuangan perusahaan dapat dipublikasikan dengan tepat waktu. Informasi yang tepat waktu
6 dan berkualitas akan bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki potensi tinggi seperti industri pertambangan, sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan investasinya. Kondisi tersebut dapat mendorong perusahaan pertambangan untuk berkembang dan pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Penerapan GCG, dan Ukuran KAP Terhadap Audit delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012). B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan permasalahan di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah solvabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah penerapan GCG berpengaruh terhadap audit delay? 4. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap audit delay? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diidentifikasi diatas, peneliti dapat menyampaikan beberapa tujuan, yaitu: 1. Memberikan bukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay 2. Memberikan bukti bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay
7 3. Memberikan bukti bahwa penerapan GCG berpengaruh terhadap audit delay 4. Memberikan bukti bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap audit delay D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa tambahan informasi bagi: 1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih wawasan dan ilmu pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Perusahaan Pertambangan yang Terrdaftar di BEI Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi bagi perusahaan terkait dengan faktor-faktor (profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, dan Penerapan GCG) yang mempengaruhi audit delay sehingga perusahaan mampu mempercepat publikasi laporan keuangan. Dengan semakin singkatnya audit delay, diharapkan perusahaan lebih mampu menarik para investor.