PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA ASPEK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

Instructional Design

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

ABSTRACT. Kata kunci: Pengaruh, Media Objek Langsung, Menulis, Teks Laporan Hasil Observasi

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Hal

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara negosiasi, diskusi dan musyawarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 956) dijelaskan bahwa negosiasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

STANDAR NASIONAL KURIKULUM 2013

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 GADINGREJO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

PENGGUNAAN INSTRUMEN TES UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK NASIONAL 2x11 KAYUTANAM ARTIKEL DEWI FIOLINDA

PEMBELAJARAN MENGABSTRAKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMAN 1 BANDAR LAMPUNG. Oleh

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian. Mengamati. Menanya. Mengumpulkan data/eksplorasi.

PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GEDONG TATAAN. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 METRO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03)

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA. 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI LAMA DAN PUISI BARU DI KELAS VII. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARANMENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA ASPEK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TEKS NEGOSIASI DI KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 PADANG Oleh: Suci elvianto 1, Nursaid 2, Zulfikarni 3 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail: suci_elvianto@yahoo.co.id ABSTRACT This study aims to describe the application of scientific approach on the aspect of assessment in learning the text of the negotiation in class X SMK Muhammadiyahh 1 Padang. This study used descriptive qualitative method. The results of the study show the learning appraisal tool used by the teacher, ie practice/performance assessment, observation, project and investigation assessment, journal assessment, diary, open response questions, and portfolio. Learning learning activities are conducted through observing, questioning, trying, and communicating activities. Assessment of the teacher, namely penilian on aspects of attitude, knowledge and skills. Kata kunci: proses pembelajaran, teks negosiasi, saintifik A. Pendahuluan Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu membuat input yang biasa menjadi output yang bagus sehingga memiliki keterampilan dan dapat menjawab tantangan global. Sejalan dengan pendapat tersebut, di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2013 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kualitas pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya (Mardiana dan Sumiyatun, 2017: 45). Pendidikan haruslah menjadi perioritas utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia dengan melakukan pembaharuanpembaharuan pada kurikulum yang ada. Dalam dunia pendidikan, kurikulum bukanlah kata yang asing. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah tersebut karena kurikulum adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum, proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Keberhasilan sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum yang digunakan. Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran di samping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Hal ini juga didukung oleh pendapat Ngadip (2009:1) yang mengemukakan bahwa perkembangan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan 1 Mahasiswa Penulis Skripsi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia untuk wisuda periode Maret 2018 2Pembimbing I, dosen FBS Universitas Negeri Padang 3Pembimbing II, dosen FBS Universitas Negeri Padang 230

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Aspek Penilaian dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang- Suci Elvianto, Nursaid, dan Zulfikarni. dengan perkembangan kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Untuk mengukur kadar ketercapaian kurikulum di jenjang sekolah, khususnya yang mencakup tujuan dan isi, penilaian terhadap capaian hasil pembelajaran harus dilakukan. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Dalam Permendikbud No. 68, 69, dan 70 Tahun 2013 dikemukakan tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Di dalam Permendikbud itu, tidak hanya dinyatakan secara tegas tujuan setiap mata pelajaran yang dapat dilihat pada rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Hal tersebut sesuai dengan lampiran Permendikbud No. 23 Tahun 2016 dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur semua kompetensi pengetahuan hanya berdasarkan hasil), menuju penilaian autentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Siswa tidak hanya dinilai pengetahuannya saja, tetapi siswa juga dinilai keterampilan dan sikap siswa sehari-hari. Siswa yang pintar secara pengetahuan belum tentu memiliki keterampilan dan sikap yang baik di kehidupan sehari-hari, begitu juga sebaliknya. Salah satu bentuk penilaian yang menekankan ketiga kompetensi di atas melalui sebuah penilaian yang menitikberatkan pada proses pembelajaran adalah penilaian autentik. Penilaian autentik memiliki relevansi yang kuat terhadap pendekatan scientific (ilmiah) dalam pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Hal ini didukung oleh pendapat Atmazaki (2013:18) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 menganjurkan agar menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Dengan pendekatan ini, diharapkan hasil pembelajaran lebih melekat pada pikiran siswa karena mereka melakukannya dengan prosedur berbasis fakta. Meskipun bukan satu-satunya pendekatan terbaik dalam pembelajaran bahasa, tetapi dapat diyakini bahwa pendekatan ilmiah dapat membawa sukses karena dilakukan dengan sistematis seperti para ilmuwan mencari tahu. Penilaian autentik menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata untuk peserta didik. Selain itu, penilaian autentik memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Guru dalam penilaian autentik ini harus memiliki wawasan yang luas tentang pengalaman maupun permasalahan-permasalahan kehidupan nyata. Melalui pengalaman dan permasalahan tersebut guru dapat memberikan contoh-contoh yang mungkin dapat dipecahkan oleh peserta didik. Apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian autentik. Hal ini didukung dengan pendapat yang dikemukakan oleh Absari, dkk. (2015:3) bahwa penilaian autentik bersifat kompleks dan komprehensif, sehingga sangat memungkinkan terjadinya permasalahan atau kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Penerapan pendekekatan saintifik pada aspek penilaian dalam pembelajaran teks negosisasi di kelas X, pada umumnya aspek penilaian merupakan aspek yang paling rumit dilaksanakan dari semua aspek yang ada. Pihak sekolah, terutama guru banyak mengalami kendala dalam pelaksanaan penilaian yang ada pada Kurikulum 2013. Oleh karena semua aspek penilaian yang ada harus terlihat secara nyata bentuk penilaiannya. Guru mengetahui tentang 231

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 7 Maret 2018; Seri C 230-238 penilaian, tetapi kurang memahami, sebagian yang memahami juga belum terbiasa mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran. Penilaian autentik sangat relevan dengan pembelajaran bahasa Indonesia karena kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia lebih terfokus pada sikap berbahasa dan keterampilan berbahasa. Sesuai dengan konsep penilaian autentik tersebut yaitu penilaian yang lebih terfokus pada kemampuan melakukan ketimbang kemampuan menjelaskan. Berkaitan dengan pembelajaran dengan pendektan saintifik diketahui bahwa pembelajaran di sekolah memiliki dua materi untuk dipelajari, yaitu teks sastra dan nonsastra. Salah satu pembelajaran teks nonsastra adalah teks negosiasi. Pembelajaran teks negosiasi dilaksanakan untuk di kelas X semester genap. Teks negosiasi tertera pada silabus Bahasa Indonesia, yaitu Kompetensi Inti 3 (KI 3) dan Kompetensi Inti 4 (KI 4). KI3: memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya, tentang pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI4: mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori Kompetensi Dasar (KD) 3.5 4.5 dan 3.6 4.6. Negosiasi secara umum adalah suatu bentuk interaksi sosial antara dua pihak atau lebih yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda dan bertentangan demi mencari jalan keluar dan kesepakatan bersama (Kemendikbud, 2014: 121). Sejalan dengan pendapat di tersebut Kosasih (2016:182) mendefinisikan bahwa negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial untuk mengompromosikan keinginan yang berbeda atau bertentangan. Menurut Nahari (dalam Kosasih, 2016: 185 ), negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan diantara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Dalam negosiasi, pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan berdialog. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang, penerapan pendekatan saintifik di lapangan memang belum terlaksana secara maksimal. Guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi masih ada kendala yang dialami guru saat melakukan penerapannya. Kendala yang dialami guru khususnya guru bahasa Indonesia yaitu pengelolaan waktu penerapan pendektan saintifik tersebut. Oleh karena masing-masing peserta didik harus diperhatiakan secara rinci yang menuntut tiga aspek mulai dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal inilah yang membuat guru bingung dalam proses penerapannya. Ketersediaan waktu untuk melakukan penerapan secara utuh belum ada gambarannya, sehingga belum dapat memberikan penerapan yang utuh mengenai penerapan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Kemudian, sosialisasi tentang penerapan pendekatan saintifik juga masih kurang sehingga guru juga kurang memahami penerapan pendektan saintifik yang sebenarnya sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Secara teori guru-guru memang sudah mengetahui konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran, tetapi dalam pelaksanaannya guru-guru masih bingung tentang pelaksanaan yang seharusnya dilakukan dalam proses pembelajaran. Selain pengelolaan waktu dan sosialisasi tentang penerapan pendekatan saintifik yang masih kurang, sarana dan prasarana yang digunakan guru dalam pembelajaran masih belum mencukupi. Guru kurang maksimal menilai siswa karena sarana dan prasarana yang harus digunakan dalam menerapkan pendekatan saintifik, belum terpenuhi di sekolah secara menyeluruh. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik pada aspek penilaian dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. 232

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Aspek Penilaian dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang- Suci Elvianto, Nursaid, dan Zulfikarni. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2012:4) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian ini merupakan penelitian yang didasarkan pada data alamiah yang berupa kata-kata dalam mendeskripsikan objek yang diteliti. Instrumen penelitian kualitaif adalah peneliti sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:8) yang menyatakan bahwa instrumen penelitian kualitatif adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. Selain itu, peneliti dibantu oleh instrumen tambahan yaitu pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dalam penelitian ini adalah hasil pengumpulan data tentang penerapan pendekatan saintifik pada aspek penilaian dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang yang dilakukan guru bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang yang diperoleh dari sumber data. Teknik yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu identifikasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. C. Hasil dan Pembahasan 1. Alat Penilaian yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang Alat penilian yang digunakan guru adalah sebagai berikut. Pertama, alat penilaian pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang pada aspek sikap, yaitu dengan teknik observasi dan jurnal. Kedua, alat penilaian pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi untuk penilaian pengetahuan digunakan tes tulis, tes lisan dan penugasan. Ketiga, alat penilaian pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi untuk penilaian keterampilan, yaitu jenis penilaian produk dan portofolio. 2. Pengembangan Alat Penilaian yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang Deksripsi tentang pengembangan alat penilaian yang digunakan guru dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang adalah sebagai berikut. Pertama, pengembangan alat penilaian keterampilan sikap yang digunakan guru dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Dalam penilaian sikap pada Kurikulum 2013 revisi, guru bahasa Indonesia tidak lagi menilai sikap siswa dengan lembar penilaian yang rumit. Guru bahasa Indonesia hanya menilai siswa dengan lembar penilaian jurnal. Kemudian, untuk KI-1 dan KI-2 tidak dicantumkan lagi dalam RPP guru bahasa Indonesia. KI-1 dan KI-2 yang membuat hanya guru PPKN dan guru PAI. Kedua, pengembangan alat penilaian keterampilan pengetahuan yang digunakan guru dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Dalam penilaian keterampilan pengetahuan guru sudah memahami penilaian pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pengembangan alat Penilaian pengetahuan dilakukan guru pada kegiatan pembelajaran teks negosiasi dengan pendekatan saintifik. Penilaian pengetahuan yang sering dilakukan guru yaitu pada tes tulis dan penugasan, sedangkan tes lisan jarang dilaksanakan. Ketiga, pengembangan alat penilaian kompetensi keterampilan yang digunakan guru dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Guru sudah memahai pengembangan alat penilaian kompetensi keterampilan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Muhammadiyah 1 padang dalam pembelajaran teks negosiasi. Kunandar (2015:263) menyatakan bahwa guru dapat melakukan penilaian kompetensi keterampilan 233

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 7 Maret 2018; Seri C 230-238 siswa melalui penilaian berupa: (a) penilaian kinerja dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan, (b) penilaian proyek dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (c) penilaian portofolio dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen portofolio, dan (d) penilaian produk dengan menggunakan instrumen lembar penilaian produk. Penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan guru dalam pembelajaran teks negosiasi paling banyak dilakukan pada penilaian produk dan penilaian portofolio. 3. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang Pelaksanaan penilaian pembelajaran teks negosiasi dilakukan dalam tiga aspek penilaian, yaitu keterampilan sikap, keterampilan pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Deksripsi tentang penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang adalah sebagai berikut. Pertama, penerapan pendekatan saintifik dalam proses pelaksanaan kompetensi sikap, penilaian pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Secara umum, penilaian kompetensi sikap sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhamamdiyah 1 Padang. Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan lembar penilaian jurnal dengan teknik observasi. Aspek yang dinilai oleh guru dalam penilaian sikap yaitu sikap religius dan sikap sosial. Kedua, penerapan pendekatan saintifik dalam proses keterampilan pengetahuan. Secara umum, penilaian kompetensi pengetahuan sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Ketiga, penerapan pendekatan saintifik dalam proses kompetensi keterampilan, pelaksanaan penilaian pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Secara umum, penilaian kompetensi keterampilan sebagian sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi. Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi dengan penilaian kinerja/praktik, proyek, produk, dan portofolio. 4. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pengolahan Penilaian Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang Berdasarkan hasil penelitian penerapan pendekatan saintifik dalam proses pengolahan penilaian pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dapat diketahui bahwa guru sudah melaksanakan pengolahan penilaian berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Pengolahn penilian dilakukan dalam tiga aspek penilaian, yaitu keterampilan sikap, keterampilan pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Deksripsi tentang penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang adalah sebagai berikut. Pertama, secara umum pengolahan penilaian kompetensi sikap sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhamamdiyah 1 Padang berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Poses pengolahan penilaian kompetensi sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan lembar penilaian jurnal dengan teknik observasi. Aspek yang dinilai oleh guru dalam penilaian sikap yaitu sikap religius dan sikap sosial. 234

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Aspek Penilaian dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang- Suci Elvianto, Nursaid, dan Zulfikarni. Kedua, Secara umum, pengolahan penilaian kompetensi pengetahuan sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Ketiga, Secara umum proses pengolahan penilaian kompetensi keterampilan sebagian sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Proses pengolahan penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi dengan penilaian kinerja/praktik, proyek, produk, dan portofolio. a. Proses Pengolahan Penilaian Kompetensi Sikap Secara umum, proses pengolahan penilaian kompetensi sikap sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhamamdiyah 1 Padang. Poses pengolahan penilaian kompetensi sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan lembar penilaian jurnal dengan teknik observasi. Aspek yang dinilai oleh guru dalam penilaian sikap yaitu sikap religius dan sikap sosial. Informasi mengenai teknik penilaian yang digunakan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam menilai sikap siswa tidak hanya didapat dari hasil wawancara. Namun, juga berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Menurut Kemendikbud (2017: 38) Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester, sebagai berikut. Pertama, guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai). Kedua, guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik. Ketiga, wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik. Keempat, pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang, terjadi kesenjangan antara teori pengolahan penilaian yang terjadi di lapangan. Pada langkah yang pertama, guru seharusnya memiliki jurnal penilaian sikap. Akan tetapi, pada data hasil temuan, guru tidak menggunakan jurnal penilaian sikap. Dalam pengolahan penilaian sikap, dilakukan guru dengan memberikan tanda pada nama siswa berdasarkan buku nilai yang dimiliki guru. Langkah yang kedua, pengolahan penilaian pembelajaran, wali kelas dan guru BK masingmasing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik. Langkah yang ke dua, dilakukan guru dengan memberikan daftar nama siswa kepada wali kelas dan guru BK. Deksripsi sikap spritual san sikap sosial berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki guru untuk setiap nama peserta didik. Pengolahannya dilakukan tanpa menggunakan jurnal. Langkah yang ketiga, wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial siswa selama pembelajaran teks negosiasi akan diberikan kepada wali kelas dan guru BK. Deskripsi tersebut diberikan pada akhir semester. 235

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 7 Maret 2018; Seri C 230-238 Langkah yang keempat, pelaporan hasil pengolahan penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi. Selanjutnya, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, memberikan predikat dan deskripsi sikap sosial selama pembelajaran teks negosiasi. Predikat dan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial digabungkan dengan pembelajaran selama satu semester. Gabungan dari predikat dan deskripsi tersebut yang akan menjadi predikat dan deskripsi akhir yang didapat siswa selama pembelajaran bahasa Indonesia. b. Proses Pengolahan Penilaian Kompetensi Pengetahuan Secara umum, proses pengolahan penilaian kompetensi pengetahuan sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang. Pelaksanaan penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang menggunakan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar (KD). Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 100 dan deskripsi (Kemendikbud, 2017: 52). Pengolahan penilaian pengetahuan yang dilakukan dalam pembelajaran teks negosiasi dilakukan dengan tiga tahap berikut. Pertama, guru mengumpilkan nilai pengetahuan yang diperoleh dari hasil penilaian harian selama pembelajaran teks negosiasi. Kedua, guru melaksanakan penilaian tengah semester tentang teks negosiasi. Penilaian tengah semester yang dilakukan guru yaitu, berkaitan dengan memahami teks negosiasi: (1) pengertian teks negosiasi, (b) struktur teks negosiasi dan (c) karakteristik kebahasaan teks negosiasi. Ketiga, penilaian akhir semester. Berdasarkan observasi dan wawancara, guru belum melakukan penilaian akhir semester karena pembelajaran teks negosiasi dilaksanakan di awal semester dua. Oleh karena itu, guru belum melakukan penilaian akhir semeseter. Ketiga proses pengolahan penilaian yang dilakukan, mulai dari nilai harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai akhir semester, akan didapatkan nilai akhir yang didapatkan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kompetesni Pengetahuan tentang teks negosiasi yang diolah guru bahasa Indonesia nanti akan digabungkan dengan nilai selama satu semester pembelajaran bahasa Indonesia. Nilai akhir yang didapatkan peserta didik itulah yang menjadi nilai akhir yang didapatkan peserta didik. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang sudah melaksanakan pengolahan penilaian kompetensi pengetahuan dalam pembelajaran teks negosiasi berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi sudah terbiasa dengan penilaian pengetahuan yang ada pada kurikulum sebelumnya, sehingga pada Kurikulum 2013 guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang hanya tinggal memantapkan dan menyesuaikan dengan penilaian yang ada sekarang. Hal tersebut karena penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan guru sangat sederhana karena berkisar hanya pada itu saja. Seharusnya, guru dapat mencari alternatif lain untuk memberikan tugas tidak hanya seperti yang sudah-sudah. Jadi, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelass X SMK Muhammadiyah 1 Padang sudah melaksanakan penilaian pengetahuan pada kompetensi pengetahuan, tetapi pelaksanaanya masih sederhana dan belum terlaksana dengan baik. c. Proses Pengolahan Penilaian Kompetensi Keterampilan Secara umum, proses pengolahan penilaian kompetensi keterampilan sebagian sudah dilaksanakan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi. Proses pengolahan penilaian kompetensi keterampilan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang dalam pembelajaran teks negosiasi dengan penilaian kinerja/praktik, proyek, produk, dan portofolio. 236

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Aspek Penilaian dalam Pembelajaran Teks Negosiasi di Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang- Suci Elvianto, Nursaid, dan Zulfikarni. Pengolahan penilaian keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 100 dan deskripsi (Kemendikbud, 2017: 69). Dalam pengolahan penilaian pembelajaran teks negosiasi, guru lebih banyak melaksanakan penilaian praktik, produk dan proyek sedangkan penilaian portofolio tidak begitu sering dilaksanakan guru. Guru memberikan nilai terhadap tes keterampilan memproduksi teks negosiasi siswa rentangan 70-90. Dalam penilaian, guru tidak pernah memberikan nilai 100 untuk kerja siswa. Setelah guru selesai melakukan pengolahan terhadap kompetensi keterampilan. Guru memberikan deskripsi terhadap hasil capaian yang didapatkan siswa. Dalam memberikan deskripsi guru harus memperhatikan hal berikut. Pertama, deskripsi keterampilan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya:... tetapi masihperlu peningkatan dalam... atau... namun masih perlu peningkatan dalam hal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap guru bahasa Indonesia tidak ditemukan halhal yang tidak sesui dengan penggunaan kalimat yang seharunsya tidak digunakan. Kedua, deskripsi berisi beberapa keterampilan yang sangat baik dan baik dikuasai oleh siswa dan yang penguasaannya mulai meningkat. Dalam hal tersebut, tidak ditemukan bahwa guru memberikan mendeskripsikan beberapa keterampilan yangg sangat bai dan baik yang dikuasi siswa. Ketiga, Deskripsi capaian keterampilan didasarkan pada bukti-bukti karya siswa yang didokumentasikan dalam portofolio keterampilan. Apabila KD tertentu tidak memiliki karya yang dimasukkan ke dalam portofolio, deskripsi KD tersebut didasarkan pada skor angka yang dicapai. Portofolio tidak dinilai (lagi) dalam bentuk angka. Dalam hal ini, guru sudah melakukan deksripsi capaian keterampilan. Bukti-bukti karya siswa tentang teks negosiasi selalu dikumpulkan guru untuk bukti bagi guru ketika guru melakukan pengolahan penilaian teks negosiasi. Guru juga memberikan skor dan angka terhadap kompetensi siswa. Selanjutnya skor dan angka tersebut yang akan diolah guru dan menjadi nilai akhir peserta didik. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan pendekatan saintifik pada aspek penilaian dalam pembelajaran teks negosiasi di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Padang, dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru secara umum sudah melaksanakan penilaian pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Penerapan pendekatan saintifik ditemukan pada tiga ranah kompetensi, yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Guru hendaknya harus bisa mengalokasikan waktu dalam melaksanakan penilaian autentik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khusunya dalam pembelajaran teks negosiasi. Guru-guru hendaknya meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan penilaian autentik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran teks negosiasi. Untuk itu, dapat ditingkatkan berbagai pelatihan dan workshop tentang penilaian autentik. Sarana dan prasarana perlu dilengkapi agar proses penilaian autentik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia bisa terlaksana dengan baik. Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Drs. Nursaid, M.Pd., dan Pembimbing II Zulfikarni, M.Pd. 237

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 7 Maret 2018; Seri C 230-238 Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Atmazaki. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia: Pola Pikir, Pendekatan Ilmiah, Teks (Genre), dan Penilaian Otentik. Proceeding of The International Seminar on Languages and Arts, ISBN: 978-602-17017-2-0. Lampiran Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. Lampiran Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud. Lampiran Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud. Lampiran Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud. Lampiran Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud. Mardiana, Safitri dan Sumiyatun. 2017. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Sejarah di Sma Negeri 1 Metro. Jurnal Historia, Vol, 5, No. 1, 2017. Ngadip. 2009. Konsep dan Jenis Penilaian Autentik (Authentic Assessment). Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 1, ISSN: 2337-3253. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. (Buku Siswa). Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga. Moleong, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 238